DASAR TEORI
1. Gangguan Psikotik Akut (F23)
1.1 Definisi
Psikotik adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidak mampuan individu
menilai kenyataan yang terjadi, misalnya terdapat halusinasi, waham atau perilaku
kacau/aneh.
1.2 Pedoman Diagnostik
Menggunakan urutan diagnosis yang mencerminka urutan prioritas yang
diberikan untuk ciri-ciri utama terpilih dari gangguan ini. Urutan prioritas yang
dipakai ialah:
a. Onset yang akut (dalam masa 2 minggu atau kurang = jangka waktu gejalagejala psikotik menjadinyata dan mengganggu sedikitnya beberapa aspek
kehidupan dan pekerjaan sehari-hari, tidak termasuk periode prodromal yang
gejalanya sering tidak jelas) sebagai cirri khas yang menentukan seluruh
kelompok
b. Adanya sindrom yang khas (berupa polimormif = beraneka ragam dan
berubah cepat, atau schizophrenia-like = gejala yang khas)
c. Adanya stress akut yang berkaitan (tidak selalu ada, sehingga dispesifikan
dengan karakter ke 5;0 .x0=Tanpa penyerta stress akut; .xi=Dengan penyerta
stress akut). Kesulitan atau problem yang berkepanjangan tidak boleh
a. Onset harus akut (dari suatu keadaan non psikotik sampai keadaan psikotik
yang jelas dalam kurun waktu 2 minggu atau kurang);
b. Harus ada beberapa jenis halusinasi atau waham yang berubah dalam jenis
dan intensitasnya dari hari ke hari atau dalam hari yang sama ;
c. Harus ada keadaan emosional yang beranekaragamnya ;
d. Walaupun gejala-gejalanya beraneka ragam, tidak satupun dari gejala itu ada
secara cukup konsisten dapat memenuhi kriteria skizofrenia atau episode
manik atau episode depresif.
2. Gangguan Psikotik Polimorfik Akut dengan Gejala Skizofrenia (F23.1)
i. Memenuhi kriteria yang khas untuk gangguan psikotik polimorfik akut.
ii. Disertai gejala-gejala yang memenuhi kriteria untuk diagnosis Skizofrenia
yang harus sudah ada untuk sebagian besar waktu sejak munculnya gambaran
klinis psikotik itu secara jelas.
iii. Apabila gejala-gejala skizofrenia menetap untuk lebih dari 1 bulan maka
diagnosis harus diubah menjadi skizofrenia.
3. Gangguan Psikotik Lir Skizofrenia Akut (F23.2)
Suatu gangguan psikotik akut dengan gejala yang stabil dan memenuhi kriteria
skizofrenia, tetapi hanya berlangsung kurang dari satu bulan lamanya.
Pedoman Diagnosis ;
1) Onset psikotiknya akut (dua minggu atau kurang)
2) Memenuhi kriteria skizofrenia, tetapi lamanya kurang 1 bulan.
3) Tidak memenuhi kriteria psikosis pilimorfik akut.
4. Gangguan Psikotik Akut Lainnya dengan Predominan Waham (F23.3)
Gambaran klinis berupa waham dan halusinasi yang cukup stabil, tetapi tidak
memenuhi skizofrenia. Sering berupa waham kejaran dan waham rujukan, dan
halusinasi pendengaran.
1.4 Penanganan Gangguan Psikotik Akut
Farmakoterapi
Obat utama Antipsikotik untuk mengurangi gejala psikotik :
Haloperidol 2-5 mg, 1 sampai 3 kali sehari, atau Chlorpromazine
100-200 mg, 1 sampai 3 kali sehari
Dosis harus diberikan serendah mungkin untuk mengurangi efek
samping, walaupun beberapa pasien mungkin memerlukan dosis
yang lebih tinggi
sehari)
Lanjutkan obat antipsikotik selama sekurang-kurangnya 3 bulan sesudah
gejala hilang.
Kekakuan otot (Distonia atau spasme akut), bisa ditanggulangi dengan
menetap
Mulai dengan dosis rendah anti psikotik (Haloperidol 2 mg) dan
naikan bertahap.
Dosis maintenance biasanya rendah
Bila gagal dengan anti psikotik, maka dihentikan
Psikoterapi
afektif.
Bina hubungan dan kepercayaan
Hindari membicarakan waham pasien, dan tidak boleh meremehkan
ataupun mendukung isi waham tersebut.
Terapi Keluarga
OBAT ANTIPSIKOSIS
1. Haloperidol
Berguna untuk menenangkan keadaan mania pasien psikosis yang karena hal
tertentu tidak dapat diberi fenotiazin. Reaksi ekstrapiramidal timbul pada 80%
pasien yang diobati haloperidol. Oksipertin merupakan derivate butirofenon yang
berbeda
dengan
fenotiazin,
tetapi
butirofenon
memperlihatkan banyk sifat fenotiazin. Pada orang normal, efek haloperidol mirip
fenotiazin piperazin. Haloperidol memperlihatkan antipsikosis yang kuat dan
efektif untuk fase mania penyakit manic dan manic depresif dan schizophrenia.
Efek fenotiazin piperazin dan butirofenon berbed secara kuantitatif karena
butirofenon selain menghambat efek dopamine, juga meningkatkan turn over
ratenya.
Indikasi
Skizofrenia akut & kronik, status ansietas, gelisah & psikis labil disertai dengan
mudah marah, menyerng, astenia, delusi, halusinasi.
Dosis
Dewasa dan anak <12 tahun; gejala sedang 0.5-2mg/hr 2-3x/hr, gejala berat 3-5
mg/hr 2-3x/hr.
Efek Samping
Hipertonia, gemetar pd otot, gerakan mata yang tak terkendali, hipotensi
ortostatik, galaktore.
2. Chlorpromazine
Indikasi
Skizofrenia & kondisi yang berhubungan dg psikosis, trankuilisasi & kontrol
darurat untuk gangguan perilaku, terapi tambahan untuk gangguan perilku karena
retardasi mental.
Dosis
Dewasa 10-25 mg tiap 4-6 jam. Psikosis 200-800 mg/hr. anak 0,5 mg/kgBB tiap
4-6 jam
Efek Samping
Ikterus, hipotensi postural & depresi pernapasan, diskrasia darah, distonia akut,
diskinesia tardiv, gangguan penglihatan, reaksi ekstrapiramidal (dosis tinggi)
3. Antipsikotik Atipikal ; Flufenazin Dekanoat, Trifluoperazin, Perfenazin,
Risperidon, Klozapin, Sulpirida, Olanzapin, Quetiapin fumarat.
LAPORAN KASUS
I.
II.
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. A
Usia
: 45 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Pendidikan terakhir
: SMA
Suku / warganegara
: Jawa/ Indonesia
Alamat
Status perkawinan
: Menikah
Pekerjaan
: Wiraswasta
Tanggal pemeriksaan
: 1 Februari 2012
RIWAYAT PSIKIATRI
Riwayat psikiatri diperoleh dari hasil autoanamnesa dan alloanamnesa.
Alloanamnesis diperoleh dari: ( 01/02/2012)
Nama
Alamat
Pekerjaan
Pendidikan
Umur
Agama
Hubungan
Lama kenal
Sifat perkenalan
A.
Ny. Sinta
Batu
IRT
SMA
44 tahun
Islam
Istri pasien
19 Tahun
Hubungan suami-istri
C.
D.
Riwayat Premorbid
5.
Masa Dewasa
Pasien bukan termasuk pribadi yang emosional dan lekas marah. Pasien
jarang menceritakan masalah pribadinya.
a. Riwayat Pekerjaan
Saat ini pasien bekerja disebuah perusahaan wiraswasta penghasilan
dirasakan kurang memenuhi kebutuhan keluarga.
b. Riwayat Keagamaan
Pasien beragama islam sholat dijalankan 5 waktu.
c. Riwayat Perkawinan
Pasien sudah menikah.
d. Riwayat Militer
Penampilan
Kulit sawo matang, tampak lebih tua dari umurnya, kebersihan cukup dan
kerapihan kurang.
9
2.
3.
4.
: labil
Afek
B. Pembicaraan
Jelas dan cukup spontan, berusaha menjawab semua pertanyaan pemeriksa
kadang logorhhea, intonasi suara cukup, volume suara kadang-kadang
menurun kadang meningkat tanpa penyebab yang jelas, nada suara seperti
ketakutan, artikulasi jelas. Kuantitas lebih, kualitas kurang.
C. Gangguan Persepsi
Ilusi (+)
Riwayat halusinasi auditorik (+), yaitu berupa suara didalam hatinya yang
menyuruhnya untuk mati.
D. Pikiran
1. Bentuk pikir
: non realistik
2. Arus pikir
Retardasi
: tidak ada
Blocking
: tidak ada
Flight of ideas
: tidak ada
Perseverasi
: tidak ada
Verbigerasi
: tidak ada
Asosiasi longgar
: ada
Inkoherensi
: tidak ada
Jawaban irelevan
: ada
: tidak ada
Fobia
: tidak ada
3. Isi pikir
Pola sentral
10
Obsesi
: tidak ada
Konfabulasi
: tidak ada
Pikiran bermusuhan
: tidak ada
Rasa takut
: ada
Pikiran bersalah
: tidak ada
Hipokondri
: tidak ada
: tidak ada
Preokupasi
: tidak ada
: tidak ada
Waham
Thought of echo
: tidak ada
Thought of insertion
: tidak ada
Thought of withdrawl
: tidak ada
: tidak ada
Delusion of influence
: tidak ada
Delusion of passivity
: tidak ada
: tidak ada
Waham curiga
: tidak ada
Waham dikejar
: ada
Waham erotomania
: tidak ada
Waham cemburu
: tidak ada
Waham hipochondri
: tidak ada
: tidak ada
Waham somatik
: tidak ada
: jernih
2. Orientasi
Personal
Tempat
Waktu
: baik
: kurang
: kurang
11
Situasional
: kurang
3. Daya ingat
Segera
: kurang
Jangka Pendek
: cukup
Panjang / jauh
: cukup
: konsentrasi kurang
Perhatian : Distraktibilitas
F.
: cukup
6. Kemampuan visuospasial
: cukup
7. Pikiran abstrak
: kurang
Pengendalian impuls
: baik
G. Tilikan
: derajat 1
dan
pada
saat
yang
bersamaan
pasien
sekaligus
menyangkalnya
3. Pasien menyadari dirinya sakit namun menyalahkan orang lain atau
penyebab eksternal atau faktor organik sebagai penyebabnya
4. Pasien menyadari dirinya sakit yang penyebabnya adalah sesuatu yang
tidak diketahui dari diri pasien.
5. Intellectual insight : pasien menerima kondisi dan gejala-gejala sebagai
bagian dari penyakitnya dan hal ini disebabkan oleh gangguan yang ada
dalam diri pasien, namun tidak menerapkan pemahamannya ini untuk
melakukan sesuatu selanjutnya (misalnya perubahan gaya hidup)
6. Emotional insight: pasien memahami kondisi yang ada dalam dirinya
seperti tilikan derajat 5, namun pasien juga memahami perasaan dan
12
tujuan yang ada pada diri pasien sendiri dan orang yang penting dalam
kehidupan pasien. Hal ini membuat perubahan perilaku pada pasien.
H. Pertimbangan
: cukup
: dapat dipercaya
: baik
2. Berat/tinggi badan
: 60 kg /170 cm
3. Kesadaran
: kompos mentis
5. Pernafasan / suhu
: 20 x / mnt / 36,7oC
6. Kepala
7. Leher
8. Toraks
9. Abdomen
10.Ekstremitas
11.Lain-lain
B. Status Neurologi
1. GCS: E4 M6 V5
2. Gejala rangsang selaput otak
: Negatif
: Negatif
: Negatif
: Negatif
: Normal
: Baik
13
- Rigiditas
4. Motorik
5. Sensorik
: Negatif
: Kekuatan baik
555
555
555
555
: Baik
: jernih
Kontak
Perilaku
: normoaktif
Verbalisasi
Mood
: labil
Afek
14
Isi pikir
Hendaya
Aksis II
Aksis III
Aksis IV
Aksis V
VIII. PROGNOSIS
: GAF mutakhir
: 60
15
Genetik ada
Onset akut
Onset kronik
Usia tua
Usia muda
Menikah
Tidak menikah
Tilikan baik
Tilikan buruk
X.
PENATALAKSANAAN
A. Farmakoterapi
16
B. Usul
C. Psikoterapi
Terapi individual lebih efektif dari terapi kelompok
Terapi suportif berorientasi tilikan, kognitif, dan perilaku sering
afektif.
Bina hubungan dan kepercayaan
Hindari membicarakan waham pasien, dan tidak boleh meremehkan
DAFTAR PUSTAKA
1. Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa edisi ke-III, Depkes RI,
Jakarta, 1993
17
2. Maramis W.E. Ilmu Kedokteran Jiwa. Penerbit bagian Ilmu Kedokteran Jiwa
FK- Universitas Airlangga. Surabaya, 1980.
3. Sinaga BR. Skizofrenia dan Diagnosis Banding. Balai Penerbit FKUI, Jakarta,
2007.
18