Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN KASUS

I IDENTITAS PASIEN
Tn. DJ, umur 25 tahun, jenis kelamin laki-laki, pendidikan terakhir D3
STMIK, bekerja sebagai pegawai bagian informasi dan teknologi (IT) di
Dinas Pendidikan Pemda Tanggamus, agama Islam, suku Lampung, alamat
Kagungan, Kota Agung, Kabupaten Tanggamus, belum menikah, nomor
rekam medis 018XXX, pasien rawat inap ruang Cendrawasih, dilakukan
pemeriksaan pada tanggal 4 Mei 2017 pukul 13:05 WIB.

II PEMERIKSAAN PSIKIATRI
Diperoleh dari autoanamnesis pada tanggal 4 Mei 2017 dan alloanamnesis
dari Ny. I yang merupakan ibu kandung os, usia 47 tahun, perempuan,
pekerjaan sebagai guru, alamat Kagungan, Kota Agung, Kab. Tanggamus
(tinggal serumah dengan pasien). Alloanamnesis dilakukan melalui telpon
pada tanggal 5 Mei 2017.

A Keluhan Utama
Mengamuk dan marah-marah sejak 2 hari smrs.
B Riwayat Penyakit Sekarang
Alloanamnesis
Os diantar keluarganya ke UGD Rumah Sakit Jiwa (RSJ) pada tanggal 1
Mei 2017 karena tiba-tiba os mengamuk akibat tidak dipinjamkan motor
oleh temannya ketika sedang bermain di pantai bersama teman-temannya
pada malam hari. Pada awalnya teman os tidak mau meminjamkan
motornya kepada os, namun karena os terus memaksa kemudian teman os
pun meminjamkan motor tersebut kepada os, lalu os mengendarai motor
tersebut dengan ugal-ugalan dan akhirnya os terjatuh dari motor dan
mengalami sedikit luka lecet pada kedua kakinya, lalu teman os pun
membawa os pulang ke rumahnya. Keluarga os pun langsung membawa os
ke RSJ kembali.

1
Menurut Ny. I yang merupakan ibu kandung os, os memang sudah
seminggu ini tidak meminum obat yang dibawakan dari RSJ, karena os
selalu mengeluh ngantuk dan sering bengong sehingga mengganggu
pekerjaaanya. Ibu os juga mengaku 2 hari ini pasien sering marah-marah di
rumah karena tidak dibelikan mobil atau motor baru. Padahal menurut
pengakuan Ny. I, os sudah memiliki motor yang cukup bagus dan masih
dalam kondisi baik.

Keluhan pertama kali dialami os pada tahun 2011, keluarga os merasakan


os memang sudah sering marah-marah dan mengamuk pada keluarga
ketika di nasehati ataupun jika permintanya tidak diturutin seperti meminta
uang, motor baru ataupun mobil. Menurut pengakuan teman os, os juga
sering meminta uang ke orang-orang dipasar dan marah-marah jika tidak
diberikan. Namun ibu os menyangkal pernah melihat os berkomat-kamit
sendiri, maupun merusak properti rumah. Os masih bisa melakukan
kegiatan sehari-hari sendiri namun belakangan ini os sulit tidur dan
berkeluyuran pada malam hari. Keluarga os mengaku sulit memantau
keadaan os sejak dari pendidikan SMK karena os tinggal di rumah kost
dan tidak tinggal serumah dengan keluarga maupun saudara. Keluarga os
juga sudah membawa os ke RSJ namun pada saat itu tempat penuh dan
akhirnya keluarga os membawa os berobat ke Pak Kisno yang merupakan
perawat RSJ.

Ibu os juga menerangkan os pernah memakai obat berupa pil koplo dan
menggunakan sabu. Ibu os juga pernah menemukan alat hisap sabu di
kamar os. Ibu menduga bahwa os masih mengkonsumsi obat-obatan
tersebut karena melihat os sering pergi malam hari bersama teman-
temannya.

Keluarga pasien mengaku os sempat bekerja menjadi pegawai Indomaret


daerah Wonosobo tahun 2010 dan bekerja selama 2 tahun. Kemudian
pasien mengundurkan diri lalu bekerja menjadi POL PP Sekda Tanggamus
selama 1,5 tahun dan terakhir os bekerja sebagai pegawai bagian informasi
dan teknologi (IT) di Dinas Pendidikan Pemda Tanggamus sampai saat ini.

2
Autoanamnesis
Menurut pasien, pasien dibawa oleh keluarganya (ayah, ibu, adik, dan
teman os) ke RSJ tiga hari yang lalu karena mengaku ingin mengganti obat
yang dikonsumsinya yang sering membuatnya bengong sehingga
mengganggu kegiatannya. Os mengaku sudah sering dibawa ke RSJ sejak
tahun 2011, dan setiap tahun selalu dirawat di RSJ sebanyak 1 kali setahun
dan terakhir kali masuk ke RSJ pada bulan April kemarin sebelum
akhirnya masuk kembali pada bulan ini. Os mengaku bahwa os juga sering
ngamuk-ngamuk dan marah apabila tidak dibelikan motor baru, walaupun
os menjelaskan bahwa motor yang dia punya sekarang ini sudah
merupakan motor merk terbaru dengan harga yang mahal, namun os selalu
ingin mempunyai motor baru yang lebih keren untuk dipakainya balapan
dan free style di jalanan. Os bahkan pernah kabur dari rumah selama
seminggu karena permintaannya tidak dituruti. Os mengaku harus selalu
membeli motor keluaran terbaru dan harus punya motor seperti yang orang
lain miliki, dan os tidak merasa khawatir apabila motor os rusak karena
pertunjukkan free style nya karena os merasa dirinya kaya dan memiliki
banyak uang untuk membeli motor lagi.

Os juga menjelaskan bahwa dirinya dulu merupakan pecandu obat-obatan


terlarang seperti mengkonsumsi obat batuk Dextromethorpan sebanyak 30
butir sehari, shabu, dan komix yang diakui sudah berhenti sejak tahun
2014. Os juga mengatakan mengkonsumsi alkohol yang diakuinya sudah
berhenti konsumsi sejak 1 tahun terakhir. Os juga merokok sampai
sekarang ini.

Os mengaku semua yang dibelinya, merupakan hasil uang sendiri dan os


mendapatkan penghasilan dari pekerjaan dan dari bonus uang yang ia
dapatkannya di kantor.

Os mengatakan bahwa dirinya dibawa ke RSJ ini karena sakit jiwa, dan
masih ingat bahwa sebelumnya ia juga pernah dibawa ke RSJ ini, yang

3
menurut keluarga dirinya sakit jiwa, namun os menyangkal dan tidak
merasa dirinya sakit. Os juga menyangkal pernah memiliki riwayat kejang,
asma, dan nyeri kepala hebat sebelumnya. Os memiliki riwayat terjatuh
dari motor ketika os sedang ngebut dan free style kemudian os terjatuh dan
terdapat lecet di paha dan tangannya.

Os menyangkal pernah mendengar bisik-bisikan atau perintah-perintah


dari makhluk tak kasat mata, karena menurut os, dia terlindung dari hal-hal
semacam itu karena memperdalam ilmu pelindung kehidupan yang mampu
membuat os terlindung dari gangguan setan, jin, dan iblis yang
didapatkannya dari seorang biasa yang bernama Surman Efendi di suatu
tempat yang bernama Batu Tegih, yang dipercaya oleh os merupakan Nabi
Isa yang menyelamatkan kehidupan manusia ketika hari kiamat yang
menurut os sebentar lagi akan tiba. Os mengaku dirinya adalah Imam
Mahdi yang akan membunuh Dajjal, dan os memperlihatkan kedua
pedangnya (halusinasi os) yang digunakan untuk membunuh Dajjal yang
dibawanya kemana-mana. Os mengatakan untuk mempelajari ilmu ini, os
tidak perlu belajar, karena dengan membayar sejumlah uang, mereka akan
mendapatkan kekuatan dengan cuma-cuma seperti kebal terhadap senjata
dan bom. Os mengaku dirinya kebal terhadap bom dan tidak akan tembus
apabila ditusuk dengan pisau. Os juga mengatakan bahwa dia dapat
melihat setan, jin, dan malaikat, dan pada saat wawancara os dapat
menunjuk lokasi malaikat Jibril yang menurutnya dapat berkomunikasi
kepadanya lewat telepati. Os menyangkal merasa dikendalikan atau dibisik
bisikkan untuk melakukan kejahatan oleh suara-suara di kepalanya. Os
juga menyangkal bahwa orang-orang di sekitarnya akan berniat buruk
untuk mencelakakan os. Os juga menyangkal merasa fikirannya dapat
didengar orang lain maupun fikiran orang lain yang masuk ke dalam
fikirannya. Os merasa yakin dengan apa yang os lihat dan dengar. Os
mengatakan bahwa dirinya merasakan kondisi seperti ini sejak tahun 2011
ketika pertama kali dibawa ke RSJ.

4
Os mengatakan bahwa sekarang dirinya dalam kondisi senang dan
hubungan dengan pasien lainnya baik. Os tidak menyadari bahwa dirinya
sakit dan menurutnya kedatangannya ke RSJ ini atas kemauannya karena
ingin mengganti obat saja. Ketika ditanyakan mengenai nama-nama yang
dituliskan os di tubuhnya, os mengaku bahwa nama-nama tersebut adalah
nama mantan pacar os, dimana pacar yang terakhir diputuskannya karena
os merasa dirinya sering diatur-atur oleh mantan pacarnya dan merasa
disalahkan dan os merasa tidak dihargai atas kerjanya selama ini, yang
membuat os sampai menampar pacarnya. Ketika menceritakan hal ini os
sampai menangis dan sedih. Namun, os kemudian kembali membaik dan
mengatakan bahwa sekarang dirinya tidak sedih lagi. Ketika digali lebih
lanjut, os mengatakan bahwa semua mantannya sudah pernah disetubuhi
dan menurut os merupakan hal yang wajar karena hal yang menyenangkan
dan os juga menyimpan banyak video porno di laptopnya. Os merasa
bahwa dirinya banyak disukai perempuan dan selalu diterima oleh semua
perempuan yang disukainya.

Os juga mengatakan bahwa dirinya lebih baik dari presiden habibi, dan
merasa lebih hebat, os juga mengaku bahwa dirinya adalah anak dari
Bambang Kurniawan, seorang bupati.

Os sudah dirawat di RSJ 4 kali sebelum perawatan terakhir dan os


mengaku tidak pernah putus obat yang diberikan oleh rumah sakit. Os juga
mengaku beribadah dengan cukup dan tidak pernah merusak barang-
barang atau berniat menyakiti orang-orang sekitarnya, maupun niat untuk
menyakiti dirinya sendiri apalagi niatan ingin bunuh diri. Os masih dapat
mengurus dirinya sendiri untuk kebutuhan sehari-hari.

C Riwayat Penyakit Sebelumnya


1 Riwayat Penyakit Psikiatri
Menurut keluarga os, os telah mengalami keluhan gangguan jiwa
seperti ini sejak 6 tahun yang lalu yang dimulai ketika os berusia 19

5
tahun, dan pernah dirawat sebelumnya pada bulan November 2011
dengan keluhan banyak bicara sembarangan dan juga minum miras
dan pil koplo. Kemudian os pernah dirawat juga pada bulan Juni 2012
dengan keluhan bingung, gelisah, mengamuk, berbicara kasar dan
berbicara sendiri dan diketahui tidak minum obat dari rumah sakit
pada perawatan sebelumnya kurang lebih 3 bulan. Os kemudian
masuk RSJ kembali pada bulan Januari 2014 dengan keluhan emosi
yang labil serta bertingkah aneh dan kembali putus obat sejak 6 bulan
terakhir pada saat itu. Kemudian os masuk kembali pada bulan April
2017 dengan keluhan gelisah, sulit tidur, mengamuk, marah-marah
dan kembali putus obat. Os sudah pernah mengikuti rehabilitasi
sebelumnya di RSJD.

2 Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif


Menurut pengakuan os, os pernah mengkonsumsi obat
dextromethorpan dengan dosis tinggi pada tahun 2011 serta
mengkonsumsi shabu yang didapatkan dari temannya, sampai dengan
1G (1/4 gram) yang dikonsumsi 2-3 kali sehari, yang menurut
pengakuan os sudah berhenti pada tahun 2014. Os juga mengkonsumsi
komix sampai saat ini. Os juga mengkonsumsi alkohol dari bir hitam
yang berhenti dikonsumsi pada tahun 2016. Namun, keluarga os
percaya bahwa os masih mengkonsumsi NAPZA sampai sekarang
karena menemukan alat penghisap di dalam kamarnya. Os mengaku
tidak pernah berobat ke poli NAPZA sebelumnya dan tidak pernah
direhabilitasi terkait NAPZA di RSJD maupun tempat rehabilitasi
lainnya.

3 Riwayat Penyakit Medis Umum


Menurut pasien dan ibunya, pasien tidak memiliki riwayat hipertensi,
asma, dan diabetes mellitus. Os juga tidak memiliki riwayat kejang,
trauma kepala atau sakit berat yang sampai terjadi penurunan
kesadaran.

6
D Riwayat Tumbuh Kembang
1 Periode Prenatal dan Perinatal
Pasien anak kedua dari 4 bersaudara. Kehamilan dan kelahiran
direncanakan dan diinginkan. Pasien lahir di bidan secara normal dan
cukup bulan.

2 Periode Bayi dan Balita


Pasien diberi ASI oleh ibu pasien sampai usia 2 tahun. Dalam
pengasuhan dan perawatan sepenuhnya oleh ibu dan keluarga.
Keluarga pasien mengaku pasien dapat berbicara dan berjalan pada
usia kira-kira 1,5 tahun.

3 Priode usia (6-12tahun)


Menurut keluarga pasien, masa kanak-kanak pasien tidak berbeda dari
anak-anak yang lainnya.pasien tinggal bersama orang tua pasien sejak
pasien kecil hingga SMP. Pasien tidak pernah tinggal kelas, nilai-nilai
pasien biasanya sama dengan nilai rata-rata. Pasien memiliki banyak
teman dan sering bermai bersama.

4 Periode Usia Remaja (12-18 tahun)


Hubungan interaksi eksternal (teman-teman) dan internal (keluarga)
pasien terkesan baik. Pasien memiliki banyak teman di rumah dan
sekolahnya.

E Riwayat Pendidikan
Pasien menyelesaikan pendidikan SD, SMP, SMA dan D3 tepat waktu dan
tidak pernah tinggal kelas.

F Riwayat Pekerjaan
Pasien sebelumnya bekerja sebagai pegawai indomaret selama 2 tahun,
lalu pasien juga bekerja di POL PP sekda Tanggamus selama 1,5 tahun dan
terakhir sampai saat ini pasien bekerja di bagian administrasi keuangan
dinas pendidikan Kota Agung.

G Riwayat Hukum

7
Menurut ayah pasien dan pasien, pasien tidak pernah terkait atau
bermasalah dengan hukum yang berlaku di Indonesia.

H Riwayat Perkawinan
Pasien belum menikah dan mengatakan dirinya masih mengumpulkan
modal untuk menikah.

IRiwayat Kehidupan Beragama


Pasien beragama islam. Menurut pasien belajar pelajaraan tentang agama
oleh orang tuanya

J Riwayat Keluarga

Gambar 1. Skema Genogram


Keterangan:

: Laki-laki :Telah
meninggal

: Wanita : Tinggal

serumah

: Pasien

K Riwayat Sosial Ekonomi Keluarga

8
Pasien tinggal bersama keluarganya. Dalam kehidupan ekonomi di
keluarganya pasien bukan tulang punggung keluarganya. Pasien memiliki
tingkat ekonomi yang cukup.

L Situasi Kehidupan Sekarang


Pasien tinggal bersama orang tua dan dua orang adik laki-laki pasien.
Pasien bekerja sebagai staff bagian keuangan lampung. Hubungan dalam
keluarga menurut pasien tidak ada masalah.

M Mimpi, Fantasi dan Nilai-Nilai


Pasien memiliki penilaian tentang agama, sosial, dan budaya yang cukup
baik. Pasien mengatakan tujuan hidupnya adalah kehidupan yang bahagia
dengan cukup secara ekonomi.

9
III STATUS MENTAL
A Deskripsi Umum
1 Penampilan
Seorang laki-laki sesuai dengan usianya, memakai singlet berbahan
kaos dan celana pendek, perawatan diri baik, perawakan sedang,
gemuk, berambut dicat berwarna kuning jagung, rambut sedikit
panjang, tubuhnya di tato dengan henna, dan terdapat luka lecet di
siku dan lutut. Warna kulit sawo matang, kuku bersih.
2 Sikap Terhadap Pemeriksa
Cukup kooperatif, perhatian dan mata terfokus pada pemeriksa
3 Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Selama wawancara pasien dalam keadaan tenang. Pasien dapat
duduk tenang. Kontak mata dengan pemeriksa cukup baik. Gerakan
involunter tidak ada.
B Keadaan Afektif
Mood : fluktuatif dan cenderung irritable
Afek : fluktuatif
Keserasian : Appropriate

C Pembicaraan
Selama wawancara, pembicaraan pasien spontan, volume kuat, artikulasi
cukup jelas, intonasi sedang, kualitas cukup, kuantitas banyak.

D Gangguan Persepsi :
1. Halusinasi
Halusinasi auditorik (yang dibingkai dalam keadaan wahamnya,
bahwa os bisa mendengar telepati dari malaikat jibril dan
mendengar seruan dari orang yang dianggap Nabi Isa untuk
menyelamatkan kehidupan manusia dari ancaman Dajjal).
Halusinasi visual (os dapat melihat sosok Surman Efendi (Nabi
Isa), malaikat jibril, jin, dan iblis.

2. Ilusi
Tidak ditemukan ilusi pada pasien ini
3. Derealisasi
Tidak ditemukan derealisasi pada pasien ini
4. Depersonalisasi
Tidak ditemukan depersonalisasi pada pasien ini
E Proses Berpikir :
1 Proses dan Bentuk Fikir

10
Cukup, pasien dapat menjawab dengan spontan bila diajukan
pertanyaan. Terdapat proses fikir yang nihilistik dengan mengatakan
bahwa dunia akan segera berakhir.
2 Arus Pikiran
Produktivitas : banyak
Kontinuitas : relevan
Hendaya berbahasa : tidak ditemukan
Terdapat arus fikir yang sirkumstansial pada os
3 Isi pikiran
Pasien memiliki waham bizzare (mengatakan bahwa orang biasa
diutus menjadi Nabi Isa yang turun ke bumi dan kemudian diangkat
kembali sebelum kiamat, dapat telepati dengan malaikat dan jin) dan
mengatakan bahwa dirinya merupakan Imam Mahdi. Pasien juga
memiliki waham nihilistik yang mengatakan bahwa dunia akan segera
berakhir (kiamat) dan sudah munculnya anak-anak Dajjal. Seluruh
Indonesia akan hancur. Waham Kebesaran dengan mengatakan bahwa
dirinya lebih hebat dari presiden habibi, dan merendahkan orang lain
dan mengaku sebagai anak dari bupati dan mampu menjadi presiden.

F Sensorium dan Kognisi


Kesadaran : Compos mentis.
Orientasi tempat baik, orientasi orang baik dan orientasi waktu baik
Daya ingat segera, jangka pendek, jangka menengah, dan jangka
panjang baik.
Konsentrasi dan perhatian: baik
Kemampuan visuospasial: baik
Abstraksi : cukup
Intelegensi : baik

G Pengendalian Impuls
Pengontrolan impuls saat ini baik dan tidak berpotensi membahayakan diri
sendiri maupun orang lain.
H Daya Nilai
Nilai sosial : buruk
Uji daya nilai : buruk
Penilaian realitas : buruk

I Tilikan
Tilikan derajat 1. Menyangkal secara total terhadap penyakitnya.

J Taraf Dapat Dipercaya

11
Kesan dapat dipercaya

IV PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT


A Status Internus
Keadaan umum baik. Fungsi pernafasan, kardiovaskular, dan
gastrointestinal dalam batas normal.

B Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg, nadi :84x/menit, RR:20x/menit, suhu:
36,5C

C Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan mata, hidung, telinga, paru, jantung, dan ekstremitas tidak
ditemukan kelainan. Pada abdomen ditemukan bekas operasi (sikatrik)
yang memanjang di daerah umbilikal ke hipogastrium dan bagian lumbal
sinistra.

D Status Neurologis
Sistem sensorik, motorik dan fungsi luhur dalam batas normal.

V IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Tn. DJ, umur 25 tahun, jenis kelamin laki-laki, pendidikan terakhir D3
STMIK (ilmu komputer), bekerja sebagai pegawai dibagian informasi dan
teknologi (IT) Dinas Pendidikan, alamat Kagungan, Kotabumi, Kabupaten
Tanggamus, belum menikah, nomor rekam medis 018XXX, pasien rawat inap
Cendrawasih dilakukan pemeriksaan pada tanggal 4 Mei 2017 pukul 13.05
WIB secara heteroanamnesis.

Pasien berpenampilan sesuai dengan usianya, cara berpakaian cukup rapi dan
perawatan diri baik. Pasien dibawa dengan keluhan mengamuk dan marah-
marah sejak 2 hari smrs. Keluhan ini sebenarnya sudah pernah dialami pasien
sebelumnya dan sempat masuk RSJD 4 kali sebelumnya dimulai sejak tahun
2011. Menurut pengakuan keluarga dan pasien, pasien biasa marah-marah

12
apabila tidak mendapatkan apa yang dia inginkan, seperti minta uang, minta
dibelikan motor atau mobil kepada keluarga maupun orang-orang di sekitar.
Pasien merasa memiliki ilmu pelindung kehidupan dari seorang yang diyakini
Nabi Isa, dan pasien sendiri mengaku dirinya adalah Imam Mahdi, yang akan
melawan Dajjal, pasien juga dapat melihat malaikat, jin, dan iblis. Pasien juga
mengatakan bahwa dia dirinya kebal dari senjata, merasa lebih hebat, dan
dapat mengalahkan presiden habibi, yang artinya terdapat waham nihilistik,
waham kebesaran, dan waham aneh disertai halusinasi visual dan auditorik
yang dikemas di dalam waham pada isi fikir pasien. Pasien juga memiliki
riwayat menggunakan NAPZA jenis shabu dan juga memakai obat-obatan
seperti pil koplo, komix, dan dextromethorpan dalam jumlah yang banyak,
serta mengkonsumsi alkohol yang menurut pengakuan pasien sudah berhenti
dan tidak dikonsumsi lagi, namun ibu pasien masih yakin os masih
mengkonsumsi zat-zat tersebut. Pasien mengaku belum pernah berobat ke
poli NAPZA maupun rehabilitasi terkait zat adiktif. Pasien juga mengalami
putus obat yang berkali-kali yang mengakibatkan pasien beberapa kali
dirawat sejak 6 tahun terakhir.

Saat wawancara pasien dalam keadaan tidak terikat, kontak mata baik dan
pasien tenang. Pembicaraan spontan, lancar, intonasi cukup, volume kuat,
kualitas cukup, kuantitas banyak. Sikap pasien kooperatif. Pasien menjalani
pendidikan sampai lulus jenjang D3. Pada pasien ditemukan gangguan
persepsi berupa halusinasi auditorik dan halusinasi visual dan gangguan isi
fikir berupa waham kebesaran, waham aneh (bizzare) dan waham nihilistik.
Daya konsentrasi baik, abstraksi dan intelegensi baik, dan memori segera,
jangka pendek, menengah dan panjang baik. Orientasi tempat, waktu dan
orang baik. Mood dan afek fluktuatif ditandai dengan periode pembicaraan
yang sempat tertangkap mood hipotim dan pasien sampai menangis dan sedih
kemudian secara cepat dan signifikan pasien langsung kembali ceria dan
banyak bercerita bahkan tertawa dengan pemeriksa.

VI FORMULASI DIAGNOSIS

13
Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan persepsi dan isi fikir yang
bermakna serta menimbulkan suatu distress (penderitaan) dan disability
(hendaya) dalam pekerjaan dan kehidupan sosial pasien, sehingga dapat
disimpulkan bahwa pasien ini mengalami gangguan jiwa.

Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan rekam medik, tidak ditemukan


riwayat trauma kepala, demam tinggi, atau kejang sebelumnya ataupun
kelainan organik lain yang menjadi dasar untuk menyingkirkan diagnosa
gangguan mental organik (F.0). Pada pasien didapatkan riwayat pemakaian
NAPZA berupa zat stimulansia (shabu) dan alkohol kronik yang belum dapat
disingkirkan dan dapat diarahkan menjadi kriteria diagnostik F.1x5
(Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat dengan gangguan
psikotik). Namun, diagnosis belum dapat ditegakkan karena berdasarkan
autoanamnesis pasien belum pernah diperiksakan ke poli NAPZA dan tidak
ada pemeriksaan urin terkait zat psikoaktif saat ini.

Pada pasien didapatkan halusinasi visual dan auditorik, waham bizzare,


waham kebesaran, dan waham nihilistik, gaduh gelisah, marah-marah,
mengamuk dengan riwayat gejala negatif seperti sering melamun, kurang
tidur, mengamuk, bicara kacau sejak 6 tahun yang lalu. Kemudian pasien
memiliki afek dan mood yang fluktuatif disertai dengan pembicaraan yang
banyak, dan kedua jenis suasana perasaan ini muncul saat wawancara dan
baik kondisi skizofrenia dan gangguan mood sama-sama menonjol dengan
suasana perasaan mania lebih mendominasi yang menjadi dasar diagnosis
pada Gangguan Skizoafektif Tipe Campuran (F25.2) sebagai aksis I.

Pasien menyelesaikan pendidikan sampai ke jenjang D3 sampai selesai dan


sempat bekerja. Hal ini menyingkirkan diagnosis retardasi mental (F.70).
Selain itu pada pasien tidak ditemukan tanda-tanda gangguan kepribadian
sehingga sampai saat ini belum ada diagnosis pada Aksis II.

14
Pada anamnesis dan pemeriksaan fisik tidak ditemukan riwayat penyakit fisik
sejak pasien kecil. Oleh karena itu Aksis III sampai saat ini tidak ada
diagnosis.

Pasien memiliki permasalahan dalam kondisi hubungan pasien dengan


mantan pacar pasien yang pasien sudah merencakan pernikahan, namun
karena pasien merasa sering diatur-atur oleh mantan pacarnya. Pasien juga
memiliki masalah dalam kepatuhan berobat dan kepatuhan dalam minum
obat, disamping itu pasien suka menyimpan video porno dan selalu
berhubungan badan dengan semua perempuan yang dipacarinya sehingga
pada Aksis IV dituliskan masalah putus obat, psikososial dan psikoseksual.

Penilaian terhadap kemampuan pasien untuk berfungsi dalam kehidupannya


menggunakan skala GAF (Global Assessment of Functioning). Pada pasien
ini didapatkan Aksis V, pada saat dilakukan wawancara, skor GAF 70-61
(beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara
umum masih baik). Hal ini ditandai dengan pasien mampu melakukan
aktivitas sehari-hari secara mandiri disertai gejala psikotik yang ringan. GAF
tertinggi selama satu tahun terakhir adalah 30-21 (disabilitas berat dalam
komunikasi dan daya nilai, tidak mampu berfungsi hampir semua bidang).
Hal ini ditandai dengan pasien tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari
secara mandiri, cenderung menarik diri, tidak bekerja, dengan gejala psikotik
yang berat.

VII EVALUASI MULTIAKSIAL


Aksis I : F25.2 Skizoafektif Tipe Campuran
Aksis II : Sampai saat ini belum ada diagnosis
Aksis III : Sampai saat ini belum ada diagnosis
Aksis IV : masalah putus obat dan psikoseksual
Aksis V : GAF 30 21 (HLPY)
GAF 70 61 (recent)

VIII DAFTAR MASALAH

15
Organobiologik: Tidak ditemukan adanya kelainan fisik yang
bermakna tetapi diduga terdapat ketidakseimbangan neurotransmitter.
Psikologik: Pada pasien ditemukan hendaya dalam menilai realita
berupa halusinasi auditorik dan visual, waham bizzare, waham
kebesaran, dan waham nihilistik sehingga pasien membutuhkan
psikoterapi
Sosiologik: ditemukan adanya hendaya dalam bidang sosial, kondisi
seksual dan kepatuhan berobat sehingga pasien membutuhkan
psikoedukasi

IX PROGNOSIS

1 Quo ad vitam : Bonam


2 Quo ad functionam : Dubia ad malam
3 Quo ad sanationam : Dubia ad malam

X RENCANA TERAPI
1. Psikofarmaka
Risperidone 2x2 mg/ hari tablet oral
Triheksifenidil 2x2 mg/hari tablet oral
Sodium Valproat 3x250 mg tablet oral
Lorazepam 3x1 mg tablet oral
2. Psikoterapi
Ventilasi: Memberikan kesempatan kepada pasien untuk menceritakan
keluhan dan isi hati sehingga pasien menjadi legah.
Konseling: Memberikan pengertian kepada pasien tentang penyakitnya
dan memahami kondisinya lebih baik serta menganjurkan untuk
berobat teratur.

16
Psikoedukasi: Memberikan penjelasan pada pasien dan orang sekitar
pasien untuk memberikan dorongan dan menciptakan lingkungan
yang kondusif.

XI DISKUSI
Penegakan diagnosis pada pasien ini dilakukan dengan cara anamnesis dan
pemeriksaan psikiatri. Pada pasien ini mengalami gangguan jiwa karena,
ditemukan adanya gangguan persepsi dan isi pikir yang bermakna serta
menimbulkan suatu distress (penderitaan) dan disability (hendaya) dalam
pekerjaan dan kehidupan sosial pasien, sesuai dengan pengertian gangguan jiwa.

Pada pasien ini ditemukan gejala yang menonjol adanya halusinasi auditorik dan
halusinasi visual, selain itu pada pasien terdapat adanya gangguan penilaian realita
berupa waham kebesaran, waham nihilistik, dan waham bizzare yang dirasakan
oleh pasien. Gejala tersebut dirasakan oleh pasien selama 6 tahun lalu yang
disertai juga dengan gangguan suasana perasaan yang sama menonjolnya pada
wawancara yaitu episode manik berupa peningkatan energi dan aktivitas fisik,
adanya ide-ide kebesaran atau grandiose ideas, peningkatan kuantitas bicara
(logohorrea), mood yang elasi dan cenderung iritabel dan juga gambaran depresi
yang resesif dengan kondisi mood yang hipotimik disertai dengan perasaan yang
sedih akibat putus dari pacar yang akan dinikahinya, menurunnya kegembiraan
sesaat ketika wawancara dan kembali lagi dalam kondisi yang elasi, maka
disimpulkan pasien mengalami mood yang fluktuatif disertai dengan kriteria
skizofrenia yang juga menonjol yang muncul sejak 6 tahun yang disertai dengan
gejala negatif yaitu marah-marah, mengamuk, perilaku kacau, dan lain-lain.
Pasien kembali lagi ke RSJ karena timbulnya gejala negatif kembali dengan
keluhan halusinasi dan waham yang masih ada akibat putusnya pengobatan. Dari
data ini menjadi dasar diagnosis bahwa pasien menderita skizoafektif tipe
campuran (F25.2) sekaligus menyingkirkan diagnosis psikotik akut (F.23), namun
Skizofrenia paranoid (F20.0) masih dapat dipertimbangkan sebagai diagnosis
banding karena adanya halusinasi auditorik dan waham-waham menetap jenis
lainnya yang berkaitan dengan kekuatan atau kemampuan di atas manusia biasa

17
(pada kondisi ini pasien mengaku sebagai imam mahdi yang dengan kedua
pedangnya mampu melawan Dajjal), namun pada pasien tidak terdapat waham
yang khas paranoid seperti delution of control, delution of influnece, atau delution
of passivity. Selain itu, adanya riwayat penggunaan NAPZA menjadikan diagnosis
F1x5 (Gangguan Mental dan Perilaku akibat Zat dengan Gejala Psikotik) masih
belum dapat disingkirkan. Perlu adanya pembuktian berdasarkan pemeriksaan
laboratorium sebagai penunjang.

Gambaran utama gangguan skizoafektif adalah adanya episode depresi mayor,


manik, atau campuran yang terdapat bersamaan dengan gejala skizofrenia
(memenuhi kriteria A skizofrenia). Kriteria A skizofrenia tersebut yaitu adanya
waham, halusinasi, perilaku aneh, atau gejala negatif. Gejala-gejala ini
berlangsung paling sedikit satu bulan.

Kriteria episode depresi mayor yaitu mood yang terdepresi yang pervasif. Tidak
cukup hanya kehilangan minat (anhedonia) dan paling sedikit berlangsung selama
dua minggu. Episode manik ditandai dengan adanya suasana perasaan yang
melambung (elasi), meningkat, ekspansif atau iritabel yang berlangsung paling
sedikit satu minggu. Episode campuran ditandai dengan campuran kedua suasana
perasaan tersebut yang berlangsung paling sedikit satu minggu.

Gambaran utama harus terjadi dalam periode tunggal yang terus menerus (tidak
terputus-putus) atau pada suatu periode waktu yang individunya terus-menerus
nemperlihatkan gejala aktif atau residual psikosis. Skizoafektif berlangsung paling
sedikit satu bulan. Pada individu tertentu gejala-gejala ini dapat berlangsung
bertahun-tahun.

Klinikus harus mendapatkan informasi yang rinci mengenai awitan dan hilangnya
gejala mood dan psikosis. Tanpa mengetahui lamanya gehala psikosis dan mood,
sulit menetukan kriteria B (gejala psikosis tanpa adanya gejala mood) atau kriteria
C (gejala mood terjadi dalam waktu yang cukup lama) atau memenuhi substantial
portion of time yaitu durasi gejala mood sekitar 15%-30% dari total durasi lama

18
penyakit. Bila gejala mood muncul dalam periode waktu yang sangat pendek,
diagnosisnya adalah skizofrenia.

Manifestasi klinis dari anamnesis ditemukan adanya perasaan sedih dan hilangnya
minat, berlangsung paling sedikit dua minggu atau rasa senang berlebihan
berlangsung paling sedikit 1 minggu. Gejala-gejala tersebut muncul bersamaan
dengan pembicaraan kacau, waham, halusinasi, perilaku kacau, atau gejala
negatif. Pada pemeriksaan terdapat tanda-tanda gangguan mood depresi (misalnya
hipotim atau isolasi sosial) atau tanda-tanda mania (misalnya mood hipertim,
banyak bicara, meningkatnya aktivitas motorik) atau campuran.

Kriteria Diagnosis PPDGJ III

F25. Gangguan Skizoafektif


Pedoman Diagnosis
Diagnosis gangguan skizoafektif dibuat apabila gejala-gejala definitif
adanya skizofrenia dan gangguan afektif sama sama menonjol pada saat
yang bersamaan (simultan), atau dalam beberapa hari yang satu sesudah
yang lain, dalam satu episode penyakit yang sama, dan bilamana sebagai
konsekuensi dari ini, episode penyakit tidak memenuhi kriteria baik
skizofrenia maupun episode manik atau depresif.
Tidak dapat digunakan untuk pasien yang menampilkan gejala skizofrenia
dan gangguan afek pada episode penyakit yang berbeda.

Kriteria Diagnosis (DSM-IV-TR)


Selama periode penyakit (tidak terputus-putus), pada suatu saat, episode
depresif mayor atau episode manik campuran terdapat bersamaan dengan
gejala-gejala yang memenuhi kriteria A skizofrenia.
Selama periode penyakit, terdapat waham atau halusinasi paling sedikit
dua minggu tanpa adanya simptom mood yang menonjol.
Dari total durasi periode aktif dan residual penyakit, gejala yang
memenuhi kriteria episode mood mempunyai porsi durasi yang relatif
cukup lama atau substantial portion of time

19
Gangguan bukan akibat langsung pengaruh fisiologik zat (penyalahgunaan
zat atau medikasi) atau kondisi medik umum.

Subtipe
Ada dua subtipe gangguan skizoafektif yaitu :
1. Tipe Bipolar yaitu bila terdapat episode manik atau campuran. Selain itu juga
ditemukan episode depresi mayor
2. Tipe Depresi yaitu bila hanya ada episode depresi mayor.

Kriteria Diagnostik F25.2 menurut PPDGJ III


Gangguan dengan gejala-gejala skizofrenia (F20.-) berada secara bersama-sama
dengan gejala-gejala afektif bipolar campuran (F31.6).

Pada pasien diberikan obat APG II dengan THP. Risperidone merupakan


antipsikotika pertama, setelah clozapin, yang mendapat persetujuan FDA.
Risperidone termasuk ke dalam kelompok benzisoxazole. Risperidone dengan
nama dagang Risperdal tersedia dalam bentuk tablet yaitu 1 mg, 2 mg dan 3
mg. Dosis berkisar antara 4-16 mg tetapi dosis yang diberikan berkisar 4-8
mg. Risperidone merupakan antagonis kuat baik terhadap serotonin (terutama
5-HT2A) dan reseptor D2. Risperidone juga mempunyai afinitas kuat terhadap
a1 dan a2 tetapi afinitas terhadap -reseptor dan muskariik rendah. Walaupun
dikatakan ia merupakan antagonis D2 kuat, kekuatannya jauh lebih rendah bila
dibandingkan dengan haloperidol. Akibatnya, efek samping
ekstrapiramidalnya lebih rendah bila dibandingkan dengan haloperidol.
Aktivitasnya melawan gejala negatif dikaitkan dengan aktivitas terhadap
5HT2 yang juga tinggi.

Pada umumnya pemberian obat anti-psikosis sebaiknya dipertahankan selama


3 bulan sampai 1 tahun setelah semua gejala psikosis mereda sama sekali.
Untuk Psikosis Reaktif Singkat penurunan obat secara bertahap setelah
hilangnya gejala dalam kurun waktu 2 minggu 2 bulan. Obat anti psikosis
tidak menimbulkan gejala lepas obat yang hebat walaupun diberikan dalam
jangka waktu lama, sehingga potensi ketergantungan obat kecil sekali.

20
Menurut penelitian pengobatan tidak cukup hanya dengan pengobatan secara
farmakologi tetapi harus diiringi dengan lingkungan keluarga yang
mendukung. Pada pasien ini diperlukan dorongan dari keluarga dan
lingkungan untuk mengurangi faktor pencetus.6,7

Metode terapi psikososial berorientasi suportif sangat bermanfaat pada terapi


jangka panjang skizofrenia. Pasien skizofrenia harus didekati secara baik
dengan penuh empati. Selama dirawat, biarkan pasien sebebas mungkin tetapi
dibatasi pada lingkungan yang aman. Lingkungan terapeutik (misalnya
komunitas terapeutik, token ekonomi dll) semua bergantung dari dukungan
masyarakat.

Pada pasien juga diberikan mood stabilizer berupa asam valproat. Obat ini
merupakan suatu agen untuk epilepsi dan telah terbukti memiliki efek
antimania. Valproate manjur untuk pasien-pasien yang gagal memberikan
respon terhadap lithium. Secara keseluruhan, valroate menunjukkan
keberhasilan yang setara dengan lithium pada awal minggu pengobatan.
Kombinasi valproate dengan obat-obatan psikotropik lainnya mungkin dapat
digunakan dalampengelolaan fase kedua pada penyakit bipolar yang
umumnya dapat ditoleransi dengan baik. Valproate telah diakui sebagai
pengobatan lini pertama untuk mania. Banyak dokter tidak setuju untuk
menggabungkan valproate dengan lithium pada pasien yang respon terhadap
salah satu agen.
Preparat yang Tersedia
Valproic acid (generik, Depakene)
Oral: 250 mg kapsul, 250 mg/5 mL sirup
Dosis: 3 x 250 mg/hari

Pada pasien juga diberikan Lorazepam 3x1 mg bila diperlukan. Lorazepam


merupakan obat hipnotik sedasi golongan benzodiazepin. Mekanisme kerja
obat ini berfokus di SSP. Bekerja pada sistem GABA, yaitu dengan
memperkuat fungsi hambatan neuron GABA. Dengan adanya interaksi
benzodiazepin akan bekerja sebagai agonis yang meningkatkan afinitas

21
GABA terhadap reseptornya di SSP sehingga ion clorida lebih banyak
mengalir ke dalam sel dan kemampuan sel untuk dirangsang berkurang.
Biasanya untuk anxiolitik, obat hipnosis, antikonvulsi, dan muscle relaxant
serta dapat juga diberikan pada pasien yang insomnia dan penenang pasien
agresif atau depresi terkait cemas. Lorazepam bertahan pada kadar terapeutik
selama 24 sampai 48 jam, efek sedasi intravena sekitar 6-10 jam.

Pada pasien ini berdasarkan tatalaksana di buku psikiatri UI dijelaskan terapi


psikofarmaka antara lain :

Injeksi :
Olanzapin 2x5-10 mg/hari dengan diazepam 2x10 mg/hari

Oral :
Terapi kombinasi:
1. Olanzapin 1x10-30 mg/hari atau risperidone 2x1-3 mg/hari atau
quetiapin hari I (200mg), hari II (400 mg), hari III (600 mg) dan
seterusnya atau aripirazol 1x10-30 mg/hari
2. Litium karbonat 2x400 mg, dinaikkan sampai kisaran terapeutik 0,8-1,2
mEq/L atau divalproat dengan dosis 3x250 mg/hari
3. Lorazepam 3x1-2 mg/hari kalau perlu

ECT : 3x per minggu (untuk pasien refrakter)


Psikoterapi : 2x / minggu
Edukasi keluarga : 1x/ minggu

22
DAFTAR PUSTAKA

1. Maslim R. 2011.
Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ. Jakarta : Bagian
Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Unika Atmajaya.
2. Hendarsyah F. 2016.
Diagnosis Dan Tatalaksana Skizofrenia Paranoid Dengan Gejala-Gejala
Positif Dan Negatif. J Medula Unila. Lampung : Fakultas Kedokteran,
Universitas Lampung;4(3); Hal 58-63.
3. Hirjak D, Hochlehnert
A, Thomann PA, Kubera KM, Knut S. 2016. Evidence For Distinguishable
Treatment Costs Among Paranoid Schizophrenia And Schizoaffective
Disorder. Germany : Center For Psychosocial Medicine, Department Of
General Psychiatry, University Of Heidelberg
4. Kusumawardhani A,
Husain AB, dkk. 2013. Buku Ajar Psikiatrik. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
5. Lieberman JA. 2005.
Effectiveness of antipsychotic drugs in patients with chronic schizophrenia. N
Engl J Med.; 353:1209-23.
6. Maramis WF. 2010.
Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Edisi II. Surabaya: FK Unair.
7. Kaplan, H.I.,
Saddock, B.J., dan Grebb J.A., 2010. Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Ilmu
Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis Jilid 2. Jakarta: Binanupa Aksara

23

Anda mungkin juga menyukai