Perceptor
Oleh
Andrian Rivanda
1518012222
BANDAR LAMPUNG
2017
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang senantiasa memberikan kekuatan dan kemampuan kepada
penyusun sehingga penyusunan Jurnal ini dapat diselesaikan. Jurnal ini disusun untuk memenuhi
syarat dalam mengikuti dan menyelesaikan kepaniteraan klinik SMF Radiologi di RSUD Dr. H.
Abdul Moeloek. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya Jurnal ini tidak lepas dari bantuan
dan dorongan banyak pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dr.
Segala daya upaya telah di optimalkan untuk menghasilkan Jurnal yang baik dan bermanfaat, dan
terbatas sepenuhnya pada kemampuan dan wawasan berpikir penulis. Pada akhirnya penulis
menyadari bahwa Jurnal ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran
dan kritik dari para pembaca agar dapat menghasilkan Jurnal yang lebih baik di kemudian hari.
Penulis
Mendiagnosis penyakit jantung selama kehamilan: Modalitas pencitraan
Ntobeko AB Ntusi, Petronella Samuels, Sulaiman Moosa, Ana O Mocumbi
Abstrak
Wanita hamil yang diketahui atau dicurigai memiliki penyakit kardiovaskular (cardiovascular
disease/CVD) seringkali membutuhkan pencitraan kardiovaskular selama kehamilan. Batas
maksimum paparan radiasi ion yang diterima janin selama kehamilan adalah dosis kumulatif 5
rad. Kekhawatiran terkait modalitas pencitraan yang melibatkan radiasi ion meliputi
teratogenesis, mutagenesis dan keganasan di masa kanak-kanak. Penting untuk diketahui bahwa
tidak ada satupun pemeriksaan pencitraan yang mendekati dosis bahaya 5 rad (50 mSv atau 50
mGy). Prosedur pencitraan diagnostik yang bisa digunakan pada kehamilan antara lain radiografi
dada, fluoroskopi, ekokardiografi, angiografi invasif, CT kardiovaskular, CT pulmonary
angiography, cardiovascular magnetic resonance (CMR) dan teknik kedokteran nuklir.
Ekokardiografi dan CMR tampak benar-benar aman pada kehamilan dan tidak terkait
dengan efek merugikan pada janin, asalkan tidak ada kontra indikasi umum terhadap MRI.
Kekhawatiran terkait keamanan pemeriksaan radiologi harus diseimbangkan terhadap pentingnya
diagnosis yang akurat dan penilaian menyeluruh terhadap kondisi patologis. Keputusan terhadap
pencitraan pada kehamilan didasarkan pada pemahaman fisiologi kehamilan, memahami konsep
dasar radiasi ion, manifestasi klinis CVD (yang sudah ada sebelumnya) dalam kehamilan dan
karakteristik CVD baru. Ahli kardiologi / dokter harus mengerti indikasi dan batasannya, dan
efek berbahaya yang potensial dari setiap pemeriksaan selama kehamilan. Bukti terbaru
menunjukkan bahwa satu pemeriksaan radiologis kardiovaskular selama kehamilan aman
dilakukan, dan harus dilakukan setiap saat bila diperlukan secara klinis. Pada artikel ini,
modalitas pencitraan yang berbeda ditinjau dari segi cara kerjanya, keamanan dan kegunaan
klinisnya masing-masing dalam kehamilan. Selain itu, keamanan agen kontras dalam kehamilan
juga ditinjau.
Tabel 1. Dasar penggunaan dan indikasi untuk pencitraan CVD pada kehamilan
Evaluasi struktur, ukuran dan fungsi biventrikular
Evaluasi penyakit katup bawaan dan prostetik
Evaluasi hipertensi yang diinduksi kehamilan dan gagal jantung hipertensi pada kehamilan
Evaluasi penyakit jantung bawaan
Evaluasi miokarditis
Evaluasi kardiomiopati spesifik
Kardiomiopati dilatasi
Kardiomiopati peripartum
Kardiomiopati hipertrofik
Kardiomiopati ventrikel kanan aritmogenik
Kardiomiopati overload besi
Kardiomiopati restriktif
Infiltrasi miokard (misalnya sarkoidosis)
Left ventricular non-compaction
Penyakit rematik sistemik (misalnya rheumatoid arthritis, lupus eritematosus sistemik,
sklerosis sistemik)
Penyakit yang kurang umum lainnya (misalnya penyakit Chagas, Sindroma Churg-
Strauss)
Evaluasi penyakit perikardial
Perikarditis
Efusi perikardial
Tumor perikardial
Sindrom efusif-konstriktif perikardial
Penyempitan perikardial
Evaluasi pembuluh darah besar dan vena pulmonal
Evaluasi massa jantung (membedakan tumor dari trombus)
Evaluasi endokarditis infektif
Evaluasi penyakit jantung iskemik
Diagnosis infark miokard dan sekuele
Penilaian viabilitas miokard
Penilaian iskemia inducible
Pencitraan koroner
Penilaian kecurigaan fistula arteri koroner
Penilaian kecurigaan asal-usul anomali koroner
Membedakan kardiomiopati iskemik dengan non-iskemik
Evaluasi dis-sinkronisasi mekanik
Evaluasi gagal jantung atau stroke yang tidak dapat dijelaskan
Efek merugikan dari radiasi ion yang mungkin terjadi meliputi (1) konsekuensi genetik,
yang risikonya hanya bisa dinilai dari penelitian hewan; (2) karsinogenesis, yang dapat dinilai
dari orang yang selamat dari pemboman nuklir dan pasien yang terpapar karena alasan medis;
dan (3) efek teratogenik pada perkembangan embrio atau fetus.2 Sebagian besar prosedur
diagnostik kardiovaskular memberikan paparan terhadap embrio dan janin kurang dari 50
mSv,5 yang tidak meningkatkan risiko reproduksi (baik cacat lahir atau keguguran).6
Dosis radiasi yang dilaporkan meningkatkam insidensi cacat lahir atau keguguran adalah di
atas 200 mSv.7 Terminasi kehamilan dengan alasan paparan radiasi ion tidak disarankan kecuali
terdapat cukup bukti bahwa perkiraan dosis fetus melebihi 15 rad (150 mSv).8
Suatu penentu penting akibat radiasi paparan pada kehamilan adalah tahap di manpaparan
radiasi terjadi.1,9 Dalam dua minggu pertama setelah konsepsi atau dua minggu kedua dari
periode menstruasi terakhir, embrio yang berkembang tahan terhadap efek malformasi sinar X.
Namun, perkembangan embrio ini sensitif terhadap efek lethal sinar-X, meski dosis yang jauh
lebih tinggi dari 5 rad (50 mSv) diperlukan untuk menyebabkan keguguran.10 Dari minggu ketiga
sampai kedelapan kehamilan, di awal masa perkembangan embrio, embrio hampir tidak
terpengaruh, dalam hal cacat lahir, keguguran, atau retardasi pertumbuhan, kecuali paparan di
atas 200 mSv.11 Dari minggu kedelapan sampai ke 15 kehamilan, embrio atau janin sensitif
terhadap efek radiasi, terutama pada sistem saraf pusat (SSP). Namun, untuk perkembangan
mikrosefal dan malformasi SSP lainnya, paparan radiasi harus cukup tinggi. Ambang batas untuk
efek pada tingkat kecerdasan diperkirakan lebih dari 30 rad (300 mSv).12
Pemeriksaan diagnostik kardiovaskular tidak mencapai tingkat dosis ini dan, oleh karena
itu, efek ini jarang menjadi perhatian pasien. Periode yang paling sensitif untuk terjadinya
teratogenesis SSP adalah antara 8 - 15 minggu masa kehamilan sehingga pemeriksaan radiologis
yang tidak mendesak harus dihindari selama masa ini. Konsekuensi yang jarang dari paparan
radiasi prenatal mencakup sedikit peningkatan pada kejadian leukemia masa kanak-kanak dan,
mungkin, sedikit perubahan dalam frekuensi mutasi genetik.13 Namun, paparan semacam itu
bukanlah indikasi untuk terminasi kehamilan,.
Konseling terhadap pasien yang tepat sebelum pemeriksaan radiologis dilakukan sangatlah
penting. Setelah 20 minggu masa kehamilan, fetus berkembang sepenuhnya dan sekali lagi
menjadi resisten terhadap efek paparan radiasi. Pada tahap akhir ini, tidak ada bukti peningkatan
risiko cacat lahir atau keguguran dari pemeriksaan diagnostik radiologis.14
Radiografi dada
X-ray dada adalah pemeriksaan radiografi kardiovaskular diagnostik yang paling sering
dilakukan, dan mampu menghasilkan gambaran yang akurat dari jantung, paru, jalan napas,
pembuluh darah dan tulang vertebrae dan toraks. Rontgen dada menggunakan sejumlah kecil m
(0,00002 sampai 0,00007 rad)4,9 saat fokus sinar radiasi dilewatkan ke seluruh tubuh,
menghasilkan gambar hitam-putih yang direkam pada film khusus atau komputer.
Sinar-X mampu membedakan jaringan dalam tubuh karena dari berbagai kepadatan (setiap
jaringan memungkinkan jumlah radiasi yang berbeda untuk melewati dan tertangkap oleh film
yang sensitif sinar-X).26 Tulang padat menyerap sebagian besar radiasi sementara jaringan lunak,
seperti otot jantung, memungkinkan lebih banyak sinar-X melewatinya. Akibatnya tulang
tampak putih pada sinar-X, jaringan lunak menunjukkan bayangan abu-abu dan udara tampak
hitam.
Pemeriksaan radiografi dada diagnostik yang diindikasikan secara medis dapat dilakukan
dengan aman pada kehamilan (Gambar 1), asalkan peralatan bekerja dengan baik dan perut
pasien cukup terlindung. Resiko tidak melakukan pemeriksaan diagnosis jauh melampaui risiko
radiasi dalam kasus seperti itu.27
Gambar 1. Radiografi dada dari seorang wanita hamil dengan kardiomiopati peripartum. (A)
proyeksi lateral posterior, (B) proyeksi lateral.
Tabel 3. Pendekatan untuk meminimalkan radiasi janin selama pencitraan kardiovaskular
pada kehamilan
Membatasi ukuran sinar X sekecil yang diperlukan
Memilih arah sinar primer sehingga jaraknya sejauh mungkin dari janin
Memastikan bahwa keseluruhan waktu paparan sesingkat mungkin
Memilih faktor pemaparan yang sesuai
Menunda pemeriksaan abdomen jika memungkinkan; pemeriksaan radiologis toraks dikaitkan
dengan risiko yang dapat diabaikan terhadap konsepsi
Bila memungkinkan, ultrasound adalah modalitas yang lebih dipilih untuk pencitraan abdomen
pada kehamilan
MRI sebagai alternatif di senter-senter kesehatan dimana peralatan ini tersedia secara luas
Menggunakan apron timbal di atas meja untuk menghalangi sinar primer dari tabung sinar-X
mencapai janin
Perhitungan dosis oleh ahli fisika medis jika diperlukan
Dosis radiasi harus dijaga serendah mungkin (Prinsip ALARA)
Ekokardiografi
Ekokardiografi adalah modalitas pencitraan yang menggunakan gelombang suara berfrekuensi
tinggi (2-10 MHz) untuk menggambarkan struktur jantung dan memberikan informasi tentang
struktur dan fungsi jantung. Ultrasound dihasilkan saat kristal piezo-listrik, yang dipasang di
transduser, dirangsang oleh arus listrik.30
Gelombang ultrasonik tidak terdengar dan tidak berbahaya terhadap jaringan pada
intensitas yang digunakan dalam pencitraan diagnostik. Bagian dari gelombang suara yang dapat
menembus jaringan bergantung pada impedansi akustik jaringan. Sebagian besar gelombang
ultrasound melewati jaringan ke struktur yang lebih dalam dari permukaan, namun suara
pantulan kembali untuk menghantam kristal, merusaknya dan menghasilkan sinyal listrik, yang
sesuai dengan tingkat perubahan bentuk.30 Informasi listrik ini ditransformasikan sehingga bisa
ditampilkan di cathoderay tube sebagai getaran cahaya. Karena kecepatan suara dalam tubuh
yang relatif konstan, kedalaman antarmuka jaringan dapat dihitung, dan echo pantulan
ditampilkan di layar pada skala kedalaman.31
Darah memantulkan sedikit suara dan tampak relatif hitam/hypoechoic dibandingkan
dengan miokardium, yang mencerminkan lebih banyak ultrasound dan tampak relatif
putih/hyperechoic. Katup jantung bahkan lebih ekogenik. Baik tulang maupun udara bukan
merupakan media transmisi yang baik untuk gelombang ultrasound; sehingga karena jantung
dikelilingi oleh paru-paru dan rongga toraks, sinar ultrasound harus diarahkan melalui celah
tertentu, yang dikenal sebagai jendela akustik (misalnya parasternal, apikal, subkostal dan
suprasternal), untuk menghasilkan gambaran jantung dan pembuluh darah.31 Mengingat
kurangnya radiasi ion, ekokardiografi adalah pemeriksaan lini pertama untuk sebagian besar
bentuk CVD yang ditemui pada kehamilan.
Ekokardiografi M-mode dan dua dimensi (2D) menyediakan pemeriksaan real-time dari
struktur jantung di seluruh siklus jantung; Baru-baru ini, ekokardiografi tiga dimensi (3D) telah
dikembangkan.32 Ekokardiografi Doppler menyediakan informasi tentang pergerakan darah di
dalam struktur jantung dan pada hemodinamik33 (Gambar 2). Tissue Doppler Imaging (TDI)
memberikan informasi tentang pergerakan struktur jantung.33 Hubungan antara dinamika struktur
jantung dan hemodinamika darah di dalam struktur ini memberikan informasi tentang fungsi
diastolik dan sistolik jantung.33 Ekokardiografi terus berkembang dan terus berlanjut ditambah
dengan modalitas yang lebih baru, seperti harmonika jaringan, speckle tracking, tissue Doppler
strain dan karakterisasi jaringan.34
Sampai saat ini, belum ada laporan efek yang merugikan pada janin dari prosedur
ultrasound diagnostik, termasuk duplex Doppler imaging.1 Tidak ada kontra indikasi
ekokardiografi selama kehamilan, dan ultrasound lebih diutamakan daripada sinar-X sebagai
metode utama pencitraan janin selama kehamilan.35 Paparan energi dari ultrasonografi telah
dipastikan terbatas pada 94 mW/cm2 oleh Food and Drug AS Administration (FDA).36
Doppler dan colour echocardiographic scans bekerja dengan memusatkan berkas suara di
suatu area yang kecil, dan dengan demikian dapat menyebabkan pemanasan jaringan lokal jika
diposisikan di tempat yang sama dalam waktu lama.37 Sebagian besar pemindaian secara
otomatis mengurangi kekuatan ultrasound saat Doppler digunakan, untuk menurunkan intensitas.
Saat ini kebanyakan mesin ekokardiografi memiliki indeks termal yang rendah sehingga
menimbulkan risiko yang sangat kecil. Dobutamine disukai pada kehamilan dibandingkan
dengan adenosin untuk stress echocardiography.38
Gambar 2. Ekokardiografi pada wanita hamil dengan stenosis mitral. (A) Gambaran aksis
panjang parasternal menunjukkan katup mitral yang mengalami restriksi, deformitas dan
kalsifikasi dengan deformitas hockey-stick klasik dari daun katup mitral anterior dan atrium
kiri yang dilatasi. (B) Pemeriksaan Doppler kontinyu menunjukkan gradien rerata 15,5 mmHGg,
mnegindikasikan stenosis mitral berat.
Agen kontras
Berbagai agen kontras oral dan intravaskular digunakan pada prosedur sinar-X dan MRI. Agen
radiopak yang digunakan pada CT dan radiografi konvensional mengandung turunan yodium dan
belum pernah dipelajari secara komprehensif dalam kehamilan manusia. Namun, ioheksol,
iopamidol, iothalamate, ioversol, ioxaglate dan metrizamide telah dipelajari pada hewan dan
tidak tampak bersifat teratogenik.67
Hipotiroidisme neonatal telah dikaitkan dengan beberapa agen yodium yang diberikan
selama kehamilan.68 Oleh karena itu, agen kontras berbahan dasar yodium merupakan kontra-
indikasi relatif dalam kehamilan, kecuali jika benar-benar penting untuk diagnosis. Pemeriksaan
yang membutuhkan pandangan sebelum dan sesudah pemberian agen kontras tentu akan
memiliki paparan radiasi yang lebih besar. Walaupun kebanyakan agen kontras masuk ke dalam
ASI, tidak ada kaitannya dengan masalah pada bayi yang menyusui.67 Meskipun menjadi
perhatian secara in vitro, agen kontras yodium tampaknya aman digunakan dalam kehamilan.69
Isotop radioaktif yodium bersifat mutagenik dan dikontraindikasikan secara absolut selama
kehamilan.70
Agen kontras paramagnetik yang digunakan selama CMR belum dipelajari secara
sistematis pada wanita hamil. Penelitian hewan telah menunjukkan peningkatan tingkat aborsi
spontan, kelainan skeletal, dan kelainan viseral saat diberikan pada dua sampai tujuh kali dosis
manusia yang direkomendasikan.71 Tidak jelas apakah agen kontras berbasis gadolinium
diekskresikan ke dalam ASI manusia. Penting untuk menekankan bahwa agen kontras berbasis
gadolinium belum dikaitkan dengan bahaya apapun pada kehamilan manusia.72,73
Panduan American College of Radiology (ACR) 2007 untuk Praktik MR yang aman
(diperluas dan diperbarui pada tahun 2013) merekomendasikan bahwa gadolinium intravena
harus dihindari pada kehamilan dan sebaiknya hanya digunakan jika benar-benar penting, sampai
ada lagi informasi tentang agen ini.74,75 Akibatnya, FDA mengklasifikasikan gadolinium sebagai
obat kategori C, artinya bisa dipertimbangkan dalam kehamilan 'jika potensi manfaatnya
melebihi potensi risiko pada janin'.
Konseling keselamatan
Saat ibu hamil memperhatikan paparan radiasi, pertanyaan paling menonjol dalam
benaknya adalah, 'Apakah ini aman untuk bayiku?' Untuk menjawab pertanyaan ini, dokter harus
secara hati-hati memilih kata-kata yang akan membantu pasien memahami kondisi yang
sebenarnya, meski risiko paparannya sangat kecil. Risiko total aborsi spontan, malformasi utama,
retardasi mental dan keganasan masa kanak-kanak dalam populasi umum sekitar 286 per 1.000
persalinan. Paparan terhadap janin sampai 0,50 rad meningkatkan hanya sekitar 0,17 kasus per
1.000 persalinan ke tingkat dasar ini, atau sekitar satu kasus tambahan dalam 6.000
persalinan.6 Angka seperti itu seringkali tidak begitu masuk akal untuk pasien, dan adalah
kewajiban dokter untuk menghilangkan ketakutan, memastikan komunikasi yang baik dan jelas
selama konseling.
Tabel 4. Dosis pada janin dari pemeriksaan radiologis dan kedokteran nuklir
Pemeriksaan Perkiraan dosis janin (MGy)
Radiografi dada <0,0001
Pulmonary CTA 0,01-0,66
CCTA (prospective gating) 1.0
CCTA (retrospective gating) 3.0
CTA Abdominopelvic 6.7-56.0
Fluoroscopy langsung (jalur kateter inguinal ke jantung) 0.094-0.244 mGy / min
Angiografi koroner
Prosedur elektrofisiologi 0,074
Perfusi paru 0.0023-0.012 mGy / min
Ventilasi paru 0,6
Perfusi miokard 0.005-0.09
Gated blood pool 5.3-17
Viabilitas PET 6.0
Perfusi PET 6.3-8.1
Dosis maksimum yang dianjurkan 2.0
5 rad atau 50 mGy
'Aman' adalah istilah relatif tapi sesuatu yang tidak seharusnya takut dokter lakukan. Bila
pemeriksaan radiografi diperlukan untuk manajemen pasien hamil, ACR merekomendasikan
bahwa 'petugas layanan kesehatan harus memberi tahu pasien bahwa sinar-X aman dan
memberikan pasien penjelasan yang jelas tentang manfaat pemeriksaan sinar-X.'74 Salah satu alat
yang mungkin dipertimbangkan oleh dokter untuk meyakinkan pasien adalah Tabel 3, yang
membandingkan dosis Radiasi yang diberikan oleh berbagai pemeriksaan diagnostik umum
dengan batas yang diterima seebsar 5 rad (50 mSv). Pemeriksaan khusus pasien bisa juga
direncanakan pada grafik ini, menunjukkan margin keamanan yang jelas yang ada untuk semua
pemeriksaan diagnostik tunggal.
Kesimpulan
Wanita hamil yang diketahui atau dicurigai memiliki penyakit kardiovaskular seringkali
membutuhkan pencitraan kardiovaskular. Batas maksimum paparan radiasi ion yang diterima
pada janin selama kehamilan adalah dosis kumulatif 5 rad (50 mSv atau 50 mGy). Kekhawatiran
terkait dengan modalitas pencitraan yang melibatkan radiasi ion termasuk teratogenesis,
mutagenesis dan keganasan masa kanak-kanak. Tidak ada satupun pemeriksaan radiologis yang
mendekati dosis peringatan 5 rad ini (Tabel 4). Pemeriksaan elektif dapat ditunda sampai masa
kehamilan berakhir atau masa gestasi berada lebih dari 20 minggu, dan ada beberapa strategi
yang bisa digunakan untuk meminimalkan radiasi ke janin (Tabel 3). Ekokardiografi dan CMR
benar-benar aman dalam kehamilan dan tidak berhubungan dengan efek samping yang
merugikan pada janin, asalkan tidak ada kontraindikasi umum untuk pemeriksaan MRI. Bukti
terkini menunjukkan bahwa pemeriksaan radiologi kardiovaskular tunggal selama kehamilan
adalah aman dan harus dilakukan setiap saat bila diperlukan secara klinis.
Sebagai panduan umum, senter-senter dimana pencitraan medis dilakukan harus memiliki
tanda untuk mengingatkan ibu dalam memberitahukan staf jika mereka hamil. Risiko potensial
masing-masing modalitas pencitraan harus didiskusikan dengan ibu sebelum menjalani
pemeriksaan radiologis. Wanita hamil harus diberikan pemahaman bahwa paparan dari satu
prosedur diagnostik tidak mengakibatkan efek yang berbahaya pada janin. Secara khusus,
paparan kurang dari 5 rad belum dikaitkan dengan peningkatan anomali janin atau kehilangan
kehamilan. Oleh karena itu, kekhawatiran tentang kemungkinan dampak paparan radiasi ion
dosis tinggi seharusnya tidak mencegah prosedur sinar-X diagnostik yang ditunjukkan secara
medis pada wanita hamil. Konsultasi dengan ahli radiologi dalam perhitungan dosimetri dapat
membantu dalam perhitungan dosis janin yang diperkirakan saat beberapa prosedur diagnostik
sinar-X dilakukan pada kehamilan.
Secara umum, prinsip keselamatan radiasi, ALARA (as low as reasonably achievable/serendah
mungkin), untuk meminimalkan radiasi dan pelepasan bBahan radioaktif harus digunakan setiap
saat. Selain itu, penggunaan agen kontras berbasis yodium untuk sinar-X, fluoroskopi dan CT
Scan, dan penggunaan agen kontras gadolinium untuk CMR aman dalam kehamilan dan
seharusnya digunakan bila manfaat keuntungan lebih besar dari potensi risiko janin. Namun,
penggunaan isotop radioaktif yodium dikontra-indikasikan untuk penggunaan terapeutik selama
kehamilan.