Anda di halaman 1dari 27

Laporan Kasus

Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik


Dengan Gejala Psikotik (F 31.2)





Oleh
Annisa Halida Husna I1A010019
Luisa Vinadiya I1A010051
Bima Baikuni I1A010059


Pembimbing
dr. Siti Khairiah, Sp.KJ

Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa
Fakultas Kedokteran UNLAM/RSUD Ulin
Banjarmasin
Juli, 2014
2
LAPORAN PEMERIKSAAN PSIKIATRI

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.SH
Usia : 52 tahun
Jenis Kelamin : Wanita
Alamat : Jl. Pekapuran RT 9 No.42
Pendidikan : Perguruan Tinggi (S1)
Pekerjaan : Tidak bekerja
Agama : Islam
Suku : Banjar
Bangsa : Indonesia
Status Perkawinan : Menikah
Tanggal Berobat : 7 juni 2014

II. RIWAYAT PSIKIATRI
Diperoleh dari autoanamnesa pada tanggal 9 Juli 2014 pukul 11.00 WITA di
bangsal Giok RSUD Ansari Saleh dan alloanamnesa dengan Ny. Supriatin,
adik kandung pasien pada tanggal 8 Juli 2014, pukul 15.30 WITA di bangsal
Giok RSUD Ansari Saleh.

A. KELUHAN UTAMA :
Mengancam akan membunuh
3

KELUHAN TAMBAHAN:
Suka keluyuran, suka belanja, meminta uang dengan paksa pada keluarga
B. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Alloanamnesis
Menurut adik os, os sering keluyuran kurang lebih sekitar 23 hari yang
lalu. Namun, keluarga merawat sendiri os di rumah dengan rawat jalan
bersama dr.Hera. Os tidak minum obat selama 3 hari karena merasa sehat.
Saat 2 hari tidak minum obat keadaannya baik, tapi saat hari ketiga os pergi
tarawih sendirian di Mesjid Hasanuddin Majedi dan bertemu dengan teman
baru. Os mengaku curhat tentang keadaan keluarganya dan teman baru itu
yang memanasi untuk bercerai. Setelah bertemu dengan teman baru itu, adik
os memaparkan os terlihat linglung sering pergi keluar tanpa kenal waktu.
Adik dan keluarga os mengurung os di kamar karena khawatir dengan
perilaku os. Namun os mengamuk, berteriak-teriak dan mengamcam akan
membunuh adik-adiknya.
Puncak keluhan ini terjadi pada hari Kamis malam saat suami os
memutuskan untuk mengantar os ke rumah ibunya. Saat di jalan di depan
hotel blue atlantic, os mengamuk dan tidak mau diantar. OS bertahan di
depan hotel blue atlantic. Suami os menjemput adik os untuk mengajak os
pulang. Namun, saat bertemu dengan adik-adiknya os tambah mengamuk
dan meminta diambilkan obat. Saat dibawakan obat, os mengancam akan
bunuh diri dengan meminum semua obat yang dia miliki. Saat dilarang,os
4
menyetop pick up di pinggir jalan. Os berpegangan pada bak mobil pick up
dan terluka karena terseret aspal.
Pada hari Minggu, adik tidak tahu bahwa os pergi sendiri ke rumah dr
Hera. Adik hanya dihubungi oleh dr.Hera saat os tidak mau keluar dari
rumah dr.Hera. Adik menyatakan os sudah kumat-kumatan selama 7 tahun.
Awal muncul keanehan berupa suka keluyuran sendiri tanpa pamit keluarga
dan tidak kenal waktu. Menurut adik os, os dan suaminya cukup harmonis
didepan keluarga. Suami os tetap merawat os walaupun keadaan os seperti
ini. Namun, os memiliki prediksi bahwa suami os kawin lagi. Os selalu
curiga suami os menikah lagi tapi os tidak memiliki prediksi siapa yang
dinikahi suaminya.
Keluarga tidak pernah melihat os melakukan percobaan bunuh diri
seperti menyayat tangannya atau gantung diri. Menurut keluarga, sebelum
sakit os tidak ada terlibat masalah baik dalam keluarga, teman atau yang
lainnya. Saat ini os bermasalah dengan adik-adiknya karena adik-adiknya
menghalangi keinginan sidin. Menurut adik, os marah karna dibilangi gila.
Os sebelumnya berobat jalan dengan psikiater pertama selama 5 tahun
dan dengan psikiater 2 tahun. Rawat inap 5 kali tapi di Anshari Saleh
semua. Terdapat 4 macam obat, sizoril, CTM, dan dua obat lain yang
dikonsumsi os 2 kali 1 sehari. Os mendapat pengobatan karena kurang lebih
7 tahun yang lalu os cenderung terlihat sering keluyuran tidak jelas dan
banyak bicara. Keluarga besar os dan suami os tidak ada yang memiliki
masalah dalam keluarga. Tetangga os juga tidak ada yang memiliki masalah
5
keluarga. Saat anak-anak sampai menuju dewasa os tidak memiliki kelainan,
aktivitas dan perilaku layaknya anak normal lainnya.
Autoanamnesis:
Os mengaku tangan dan kakinya sakit karena diikat. Os menjawab
tidak mengerti saat ditanya alasannya diikat. Os merasa dibohongi oleh
keluarga saat dibawa ke anshari saleh. Os bilang awalnya keluarga bilang
ingin dibawa ke suaka insan, tapi ternyata dibawa ke anshari saleh. Os sadar
ia dibawa oleh keluarga. Os mengaku selalu dibilang gila jika berkelahi adu
mulut dengan keluarganya. Os mengakui emosinya labil sehingga cepat
marah. Os gampang tersinggung jika dihina oleh keluarganya. Namun os
merasa dirinya tidak sakit jiwa. Os merasa dirinya normal, hanya
keluarganya yang berlebihan. Walaupun menolak penyakitnya, os tetap
meminum obat dan mau dibawa berobat ke psikiater.
Os mengaku sudah 7 tahun pengobatan ke psikiater. Os dibawa ke
psikiater oleh keluarganya. Menurut os, keluarga marah karena os lebih pro
keluar daripada keluarga sendiri. Os mengakui sering pergi ke luar rumah
jam 8 pagi sampai jam 8 malam. Os biasanya pergi ke orang-orang yang
memerlukan bantuan, rumah keluaga, dan rumah teman. Os mengaku
dirinya orang yang sangat peduli dengan sosial. Os sangat senang membagi-
bagi barang yang sudah tidak terpakai kepada pengemis di pinggir jalan. Os
mengakui keluarga tidak senang os keluyuran. Os juga mengiyakan cerita
bahwa os pernah dikurung oleh keluarga os. Tapi os merasa os memiliki
banyak kunci cadangan sehingga os tetap bisa kabur.
6
Lima tahun dirawat di psikiater pertama os merasakan keluhan kaku di
punggung, serta kesemutan pada seluruh badan jika terlalu lama naik motor.
Akhirnya os pindah ke psikiater kedua atas keinginan sendiri. Os jarang
pergi ke psikiater kecuali ada keluhan atau keluarga yang membawa karena
os dibilang kumat.
Os mengakui cerita adiknya bahwa dia berkenalan dengan teman,
seorang pengusaha catering di mesjid tempat dia tarawih. Namun os
menyangkal menceritakan masalah keluarga os terhadap teman baru itu. Os
hanya bercerita tentang masalah keluarganya kepada teman dekatnya
seorang nasrani. Teman os itu memberikan saran bahwa os tetap harus
bertahan dengan suaminya.
Os memiliki dugaan bahwa suaminya menikah lagi. Os sudah lama
mencurigai suaminya berselingkuh yaitu sekitar 10 tahun pasca menikah. Os
merasakan ada perubahan dalam diri suaminya. Os merasa suaminya puber
kedua. Os juga pernah menemukan sms bertuliskan kangen... di hape
suaminya. Namun, suami os menyangkal semua tuduhan itu. Suami os
hanya berkata sms itu dari anak kecil. Satu bulan yang lalu os mendapat
laporan dari temannya bahwa dia melihat suami os berboncengan dengan
cewek lain dan anak berusia 12 tahun masuk ke hotel rattan inn. Os segera
pergi ke tempat tersebut dan menungggu di lobi, tapi os tidak menemukan
suaminya. Os juga tidak melihat mobil suaminya. Os juga pernah menelpon
suami os dan yang mengangkat adalah perempuan. Saat itu os sangat marah.
7
Tapi os menyangkal ada mendengar bisikan yang mempengaruhi
pikirannya.
C. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
- Os tidak pernah ada riwayat demam dengan penurunan kesadaran
- Os tidak ada riwayat kejang

D. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI
1. Riwayat Antenatal dan Prenatal
Os kurang begitu mengerti apakah dia anak yang diharapkan atau
tidak karena zaman dulu tidak ada program KB. Selama os dalam
kandungan, ibu os tidak pernah mengalami masalah kesehatan yang
serius. Ibu os tidak ada mendapat masalah yang dapat membuatnya
gelisah atau sedih. Os lahir cukup bulan, saat ibu os berumur 20an
tahun, os lahir di rumah, di Banjarmasin dengan bantuan bidan.
2. Infancy (0 - 1,5 tahun) Basic Trust vs. Mistrust
Menurut adik os, semua saudaranya mendapatkan air susu ibu (ASI)
tapi kurang tau sampai umur berapa. Tumbuh kembang normal seperti
bayi seusianya. Tidak ada riwayat demam tinggi dan kejang pada os.
3. Early Childhood (1,5 3 tahun) Autonomy vs. Shame & Doubt
Os berperilaku seperti anak normal seusianya. Tidak hiperaktif dan
masih merespon saat diberi stimulus oleh lingkungan sekitarnya.
Orang tua os tidak melarang os melakukan hal-hal yang diinginkan
oleh os.
8
4. Preschool Age (3 6 tahun) Inisiative vs. Guilt
Os berteman baik dengan teman di lingkungan rumah os. Os sering
bermain dengan tetangga os.
5. School Age (6 12 tahun) Industry vs. Inferiority
Os memiliki banyak teman selama sekolah. Tidak ada memori tentang
teman yang merendahkan os atau guru yang jahat kepada os. Os
sekolah selalu sesuai umur dan selalu bisa naik kelas.
6. Adolescence (12 20 tahun) Identity vs. Role Diffusion
Saat remaja, os mengaku memiliki banyak pacar. Seusai lulus sarjana,
os bekerja serabutan.
7. Riwayat Pendidikan
Os sekolah di SD Kenanga kemudian lulus sesuai waktu dan
meneruskan ke SMP 3 Banjarmasin. Os melanjutkan ke SMAN 3
Banjarmasin setelah lulus dari SMP. Os berkuliah di UNLAM
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik.
8. Riwayat Pekerjaan
Os langsung bekerja seusai selesai sarjana. Os pernah bekerja sebagai
honorer, menjaga toko baju, dan resepsionis hotel. Os tidak
menjelaskan kenapa sering berganti-ganti pekerjaan. Setelah 3 tahun
bekerja, os bertemu suami dan menikah. Setelah menikah, os tidak
pernah bekerja lagi.

9
9. Riwayat Perkawinan
Os menikah satu kali diumur 25 tahun. Os bertemu suami saat disuruh
bos untuk mengantar surat ke kantor pemerintah. Pernikahan os
merupakan pernikahan yang direstui oleh keluarga kedua belah pihak.
Os jarang bertengkar di rumah, tapi sejak 10 tahun pasca menikah os
merasakan ada perubahan pada diri suaminya.

E. RIWAYAT KELUARGA






Herediter (-)
Keterangan :
= Pasien
= Laki-laki
= Wanita
= Meninggal

Di keluarga os, tidak ada yang menderita penyakit gangguan jiwa.

F. RIWAYAT SITUASI SEKARANG
Os tinggal dengan suami dan dua anaknya sebelum sakit. Namun, setelah
pergi ke psikiater, suami os menyekelohkan kedua anaknya di luar kota. Os
10
sekarang tidak bekerja. Kehidupan sehari-hari os dibiayai oleh suami os.
Dulu suami adalah PNS, kemudian pensiun dini dan berwirausaha.

G. PERSEPSI PASIEN TENTANG DIRI DAN LINGKUNGANNYA
Os sangat koperatif saat diwawancara. Os sangat suka bercerita tentang diri
dan keluarganya. Os tidak merasa memiliki gangguan jiwa. Os hanya
merasa memiliki emosi yang meledak-ledak. Os memiliki hubungan sangat
baik dengan tetangga dan teman-temannya. Semua yang mengenal os
mengatakan os sangat ramah dan murah senyum. Os hanya memiliki
hubungan yang tidak harmonis dengan adik-adik dan kakak os setelah kakak
os yaitu siswanto memasukkan os ke rumah sakit Anshari Saleh.
III. STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Os tampak tidak merawat kerapihan rambutnya. Namun os
menggunakan anting-anting. Os datang dengan menggunakan baju
wayang berwarna coklat dan celana panjang berwarna hitam. Os selalu
tertidur di kamarnya walaupun teman-temannya di luar menonton TV
karena os diberi anti psikotik dosis tinggi. Terlihat luka goresan
infraorbita kiri disertai edem pada telapak tangan kanan.
2. Kesadaran
Berkabut/Menurun

11
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Hipoaktif akibat obat-obatan antipsikotik
4. Pembicaraan
Os berbicara lancar, penuh bersemangat.
5. Sikap terhadap pemeriksa
Sangat kooperatif
6. Kontak psikis
Kontak ada, wajar, lancar tapi irelevan.
B. Keadaan Afektif, Perasaan, Ekspresi Afektif serta Empati
1. Afek : Hiperthyme
2. Ekspresi Afektif : Mampu bertatap mata dengan dokter muda,
menunjukkan mimik sedih, senang, terkadang marah, dan bingung.
3. Keserasian : Appropriate
4. Empati : Dapat berempati ketika dokter muda menanyakan
soal anaknya.

C. Fungsi Kognitif
Os memiliki daya ingat segera, jangka pendek, dan jangka panjang
yang baik. Orientasi os terhadap waktu, tempat, objek, dan situasi baik. Os
dapat mengenali hari, rumah sakit tempat dia dirawat, siapa yang
mengantarnya, dan situasi rumah sakit. Intelegensia os sesuai dengan umur
dan pendidikannya. Daya konsentrasi os baik. Kemauan untuk sembuh
pada os baik.
12
D. Gangguan Persepsi
Halusinasi auditorik/visual/olfaktorik/gustatorik/taktil : (-/-/-/-/-)
Ilusi : (-)
Depersonalisasi / derealisasi : -/-

E. Proses Pikir
1. Bentuk Pikir : tidak realistik
2. Arus Pikir : flight of ideas,
3. Isi Pikir :
a. Waham cemburu terhadap suami os
b. Waham curiga terhadap saudara kandung os.

F. Pengendalian Impuls
Sulit terkendali

G. Daya Nilai
1. Daya nilai sosial : baik
2. Uji daya nilai : terhadap keluarga terganggu
3. Penilaian realitas : terganggu

H. Tilikan
Tilikan 2 : Agak sadar dirinya sakit dan perlu bantuan, tetapi juga
menyangkal hal itu.
13
I. Taraf dapat dipercaya
Benar-benar sakit jiwa.

IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT
1. Status Internus
Keadaan Umum : Tampak sehat, kesadaran kompos mentis
Tanda Vital : Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 88 X/menit
Respirasi : 18 X/menit
Suhu : 36,7
o
C
Bentuk badan : Ideal
Kulit : Sawo matang, tidak sianosis, turgor cepat kembali,
kelembaban cukup, tidak anemis. edem pada
telapak tangan kanan.
Kepala : Terdapat luka gores di infra-orbita kiri
Mata : Palpebra tidak edema, konjungtiva tidak anemis,
sklera tidak ikterik, pupil isokor
Hidung : Bentuk normal, tidak ada epistaksis, tidak ada
sekret
Mulut : Bentuk normal dan simetris, mukosa bibir terlihat
kering.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
Thoraks :
14
Pulmo :
Inspeksi : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada
Palpasi : Fremitus raba simetris kanan dan kiri all regio
Perkusi : sonor di semua regio
Cor :
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba di ICS V line axilaris anterior
Perkusi : batas jantung kanan ICS V line sternalis dekstra,
batas jantung kiri sesuai ictus di ICS V linea
axilaris anterior
Auskultasi : S1 S2 tunggal
Abdomen :
Inspeksi : Simetris, cembung
Auskultasi : Peristaltik usus normal, 8x/menit
Palpasi : Hepar/Lien tidak teraba, nyeri tekan (-)
Perkusi : Timpani di semua regio kecuali hipokondriaka
kanan, asites (-), nyeri ketuk (-)
Ektremitas : pergerakan tidak bebas, terdapat nyeri pergerakan
pada tangan kanan dan edem pada pergelangan
tangan kiri. Terdapat edem pada kedua ekstrimitas
bawah.
2. Status Neurologis :
Nervus I-XII : tidak ada kelainan
15
Gejala rangsang meningeal : tidak ada
Gejala TIK meningkat : tidak ada
Refleks fisiologis : normal
Refleks patologis : tidak ada

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Alloanamnesis:

Os makin sering keluyuran 23 hari terakhir
Os marah ketika dikurung dan mengancam untuk membunuh
Os nekat berpegangan pada truk sehingga melukai diri sendiri
Os pernah mengancam bunuh diri dengan meminum semua obat.
Os rutin berobat ke psikiater sejak 7 tahun yang lalu.
Os menganggap suaminya menikah lagi, tapi dari keluarga tidak ada bukti
tentang hal itu.
Autoanamnesis
Os tidak merasa dirinya sakit jiwa
Os tidak merasa pernah mencoba bunuh diri
Os tidak merasa pernah mengancam dibunuh
Os menyadari bahwa memiliki emosi yang labil dan cepat marah. Jika
marah, os sering mengeluarkan kata kasar
Os memang sering keluar rumah jam 8 pagi hingga 8 malam
Os yakin suaminya menikah lagi
16
Os tidak ada mendengar bisikan maupun melihat hal yang tidak dilihat
orang lain.
Resume Pemeriksaan Psikiatri :
Deskripsi umum : os memiliki rambut yang acak-acakan tampak
tidak disisir. Os memakai anting-anting. Kontak psikis : ada , wajar, lancar
tapi tidak relevan.
Sensorium dan kognitif: os tidak dapat menggunakan baju sendiri dan
tidak malu untuk keluar dari kamar mandi dengan bertelanjang.
Mood dan afek: hiperthyme, serasi
Gangguan persepsi tidak ada
Pola berpikir: terdapat gangguan pada isi pikiran yaitu waham curiga dan
waham cemburu
Daya nilai sosial: baik. Tilikan 2
Taraf dapat dipercaya: benar-benar sakit jiwa

VI. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : Ganguan afektif bipolar, kini dengan episode manik
(F31.2)
Aksis II : ciri kepribadian maniakal
Aksis III : trauma post KLLD
Aksis IV : Masalah berkaitan dengan hubungan dengan suami yang
tidak harmonis
17
Aksis V : GAF SCALE 50-41 (Gejala berat (serious), disabilitas
berat)

VII. PROGNOSIS
Diagnosis penyakit : dubia ad bonam
Perjalanan penyakit : dubia ad bonam
Ciri kepribadian : dubia ad malam
Riwayat herediter : ad malam
Usia saat menderita : dubia ad malam
Pola keluarga : dubia ad bonam
Pendidikan : dubia ad bonam
Aktivitas pekerjaan : dubia ad malam
Ekonomi : ad bonam
Lingkungan sosial : dubia ad bonam
Organobiologi : dubia ad bonam
Pengobatan psikiatri : dubia ad malam
Kesimpulan : dubia ad malam
VIII. RENCANA TERAPI
1. Psikoterapi
Psikoterapi merupakan salah satu komponen penting dari pengobatan
gangguan jiwa bipolar. Psikoterapi untuk gangguan jiwa bipolar meliputi
(Tirto: 2012):
18
Cognitive behavior therapy (CBT) (terapi perilaku kognitif). CBT
merupakan salah stau model psikoterapi yang sering diterapkan pada
penderita gangguan jiwa bipolar. Fokus dari CBT adalah
mengidentifikasi semua pola pikir dan perilaku negatif dan menata
ulang dengan pola pikir dan perilaku yang positif (sehat). CBT bisa
mengidentifikasi pemicu gangguan bipolar dan memperkuat
kemampuan dalam mengatasi stress dan hal hal yang tidak
menyenangkan hati.
Psychoeducation. Penyuluhan tentang gangguan bipolar sehingga si
penderita dan keluarganya bisa memahami gangguan bipolar secara
lebih baik sehingga bisa bekerja sama dalam pemulihan penyakit
dengan lebih baik pula.
Family therapy (terapi keluarga). Terapi keluarga diberikan kepada
keluarga sebagai keseluruhan utamanya untuk menciptakan suasana
yang tidak menekan (stress). Dalam terapi keluarga diajarkan
bagaimana komunikasi yang baik, menyelesaikan konflik dan
memecahkan masalah.
Group therapy (terapi kelompok). Terapi dalam kelompok sesama penderita
depresi. Dalam terapi ini sesama penderita bisa saling belajar.
2. Terapi Religi : pasien harus diajarkan untuk lebih mendekatkan diri
kepada Tuhan, lebih sering ke pengajian untuk
menambah ilmu keagamaan
19
3. Mondok di rumah sakit: Kadang penderita bipolar perlu dirawat di rumah sakit,
utamanya bila si penderita tidak bisa merawat dirinya
sendiri atau membahayakan diri sendiri atau orang orang
dekatnya. Perawatan di rumah sakit akan membuat
penderita tenang, bisa mengendalikan suasana hatinya.
4. Psikofarmaka :
Atipikal antipsikotik: Clozapin 2x 25mg/hari
Mood stabilizer: Carbamazepin (antiepileptic) 7-15mg/kg/hr
DIvalproat sodium (Depakote): 15mg/kg/hr
Konvensional antipsikotik pada keadaan akut:
o Chlorpromazine 200mg-1 gr/hari oral
o Haloperidol 0,5-5 mg 2-3x/hari
IX. DISKUSI
Gangguan afektif bipolar merupakan peringkat kedua terbanyak sebagai
penyebab disabilitas. Sebanyak 4% dari populasi menderita gangguan bipolar.
Bahaya kematian bisa terjadi pada penderita bipolar. Salah satu penyebab
kematian pada penderita bipolar mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.
Populasi diperkirakan antara 10-15 per 100000 di antara manusia. Prevalensi
serupa pada pria dan wanita pada semua kelompok budaya dan etnis. Gangguan
ini dimulai sejak awal masa dewasa, tetapi pada kasus gangguan bipolar lainnya
sudah terjadi pada masa remaja maupun pada masa kanak-kanak. (Chawla, 2006).
Gangguan bipolar terdiri dari afek yang meningkat, dan juga aktivitas yang
berlebih (mania atau hipomania), dan dalam waktu yang berbeda terjadi
20
penurunan mood yang diikuti dengan penurunan energi maupun penurunan
aktivitas (depresi). (Rusdi M, 2003). Sebagian besar orang yang mengalami
manik, setidaknya sekali dalam hidup mereka di lain waktu akan memiliki
gangguan depresi. Kombinasi dari dua episode, yang berada di kutub yang
berlawanan dari suasana hati, disebut gangguan bipolar atau gangguan afektif
bipolar. Jarang terjadi, beberapa orang menunjukkan fitur dari kedua manik dan
depresi pada saat yang sama. Mereka hiperaktif sementara juga mengalami
suasana hati yang depresi. Pasien tersebut dikatakan memiliki gangguan afektif
campuran. (DellOsso L, dkk. 2006) Jumlah kejadian setiap tahun dari gangguan
bipolar dalam populasi diperkirakan antara 10-15 per 100000 di antara manusia.
Angka ini lebih tinggi di kalangan wanita dan bahkan dapat mencapai 30 per
100000 . Kondisi ini dapat mempengaruhi orang dari hampir semua usia, dari
anak-anak sampai usia lanjut. Prevalensi serupa terjadi pada pria maupun wanita.
(Ketter, 2010).
Diagnosis gangguan afektif bipolar, episode kini manik dengan gejala
psikotik harus memenuhi (Rusdi: 2003):
a. Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania dengan
gejala psikotik (F30.2); dan
b. Harus ada sekurang-kurangna satu episode afektif lain (hipomanik,
manik, depresif, atau campuran di masa lampau).
Manik dengan gejala psikotik harus memenuhi:
21
1. Episode harus berlangsung sekurang-kurangnya satu minggu, dan cukup
berat sampai mengacaukan seluruh atau hampir seluruh pekerjaan dan
aktivitas sosial yang biasa dilakukan
2. Perubahan afek harus disertai dengan energi yang bertambah sehingga
terjadi aktivitas berlebihan, percepatan dan kebanyakan bicara,
kebutuhan tidur yang berkurang, ide-ide perihal kebesaran dan terlalu
optimistik
3. Harga diri yang membumbung dan gagasan kebesaran dapat berkembang
menjadi waham kebesaran, iritabilitas dan kecurigaan menjadi waham
kejar. Waham dan halusinasi sesuai dengan keadaan afek tersebut.
Pada os, diagnosis mania didasarkan atas aktivitas sosial luar biasa yang
dkerjakan oleh os yaitu keluyuran dari jam 8 pagi hingga jam 8 malam dan terjadi
selama 23 hari sejak awal muncul. Gejala psikotik didapatkan yaitu waham kejar
akibat iritabilitas dan kecurigaan os terhadap suami. Waham ini muncul ketika
pasien beraktivitas sangat banya artinya sesuai dengan keadaan afek. Terbukti dari
os hanya 1 kali mendapat sms dari temannya bahwa suaminya ada di hotel
bersama wanita lain. Os didiagnosis gangguan afektif bipolar atas dasar keluhan
ini sudah berulang selama 7 tahun terakhir. Hilang timbul dan timbul sebagai
episode manik. Berdasarkan alloanamnesa, os belum memiliki episode depresif.
Gangguan bipolar yang berdasarkan pada Pedoman Penggolongan dan
Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) III ini sifatnya berulang dimana pasien
memperlihatkan bagaimana perasaannya, gangguan ini terjadi meningkatnya
suasana pemikiran, aktivitas, perilaku dan pada saat yang berbeda berupa afek
22
menurun juga rendahnya perilaku, energi dan kegiatan (depresi). Pada gangguan
ini spesialnya adalah ada penyembuhan total yang sempurna di setiap episode.
Seperti halnya pada os, os terlihat normal jika tidak terkena serangan. Os dapat
bersosialisasi secara normal dan tidak terlihat memiliki gangguan jiwa. Episode
manik biasanya terjadi tak terduga dan berlangsung paling cepat dua minggu
sampai dengan lima bulan, lain halnya jika depresi yang cenderung lebih lama
(Rusdi M, 2003).
Etiologi gangguan bipolar, belum diketahui secara pasti. Bisa terjadi
karena berbagai faktor seperti faktor genetika dan psikososial. Para peneliti juga
berpendapat bahwa disregulasi heterogen terjadi dari neurotransmitter di otak.
Gangguan jiwa bipolar adalah penyakit gangguan jiwa yang bukan disebabkan
tekanan psikologis, melainkan karena terjadinya gangguan keseimbangan pada
otak.(Barbara D.Ingersol, Ph.D dan Sam Goldstain,1993) Bipolar terjadi secara
biologis berupa gangguan di neurotransmitter otak yang berfungsi mengatur
keseimbangan. (Barbara D.Ingersol, Ph.D dan Sam Goldstain,1993). Faktor
genetika dianggap sebagai mekanisme gen yang saling bergantung, sedangkan
aktivitas dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekitar merupakan faktor dari
segi psikososial biasanya mendahului episode awal dari gangguan bipolar. Ada
10-12% kasus pada gangguan jiwa bipolar yang semakin memburuk setelah
mengkonsumsi NAPZA. (Barbara D.Ingersol, Ph.D dan Sam Goldstain,1993)
Litium karbonat merupakan obat pilihan utama untuk meredakan sindrom
mania akut atau profilaksis terhadap serangan sindrom mania yang kambuhan
pada gangguan afektif bipolar. Efek anti mania dari lithium disebabkan
23
kemampuan mengurangi dopamine receptor supersensitivity, dengan
meningkatkan cholinergic muscarinic activity, dan menghambat Cyclic AMP
(adenosine monophosphate) & phosphoinositides. (Rusdi M, 2003). Tapi bukan
berarti lithium tanpa cela. Indeks terapi sempit dan perlu pengawasan ketat kadar
lithium saat berada dalam darah. Penggunaan lithium kontraindikasi pada
gangguan ginjal karena akan menghambat proses ekskresi yang nantinya dapat
menghasilkan toksik. Dilaporkan juga lithium dapat merusak ginjal bila
digunakan dalam jangka waktu yang lama. Karena kontraindikasi itulah,
penggunaan lithium mulai ditinggalkan pemakaiannya. (Soreff S, 2008).
Pasien pada gangguan bipolar episode manik mendapatkan hasil yang
lebih buruk. Dua tahun pertama setelah peristiwa pertama, hampir 50%, pasien
mengalami gangguan manik lain. (Soreff S, 2008). Sekitar 60% pasien dengan
serangan bipolar episode manik bisa disembuhkan gejalanya dengan
menggunakan lithium. 7% pasien tidak lagi mengalami serangan bipolar. 45%
pasien mengalami kekambuhan lebih dari sekali dan lebih dari 40% gejalanya
menetap. (Soreff S, 2008).
Sudah lebih dari 50 tahun Lithium digunakan sebagai terapi gangguan
Bipolar. Keefektifitasananya telah terbukti dalam mengobati 60-80 % pasien.
Pamornya semakin berkibar karena dapat menekan ongkos perawatan dan
angka kematian akibat bunuh diri. Tapi bukan tanpa cela. Teradapat segelintir
orang yang kurang memberi respon terhadap Lithium di antaranya penderita
dengan riwayat cidera kepala, mania derajat berat (dengan gejala psikotik), dan
yang disertai dengan komorbid. Bila penggunaannya dientikan tiba-tiba, penderita
24
cepat mengalami relaps. Selain itu indeks terapinya sempit dan perlu monitor
ketat kadar Lithium dalam darah. Gangguan ginjal menjadi kontraindikasi
pengguanaan lithium karena akan menghambat proses eliminasi sehingga
menghasilkan kadar toksik. Disamping itu, pernah juga dilaporkan lithium dapat
merusak ginjal bila digunakan dalam jangka lama. Karena itulah,penggunaan
Lithium mulai ditinggalkan.
Antipsikotik mulai digunakan sebagai anti manik sejak tahun 1950-an.
Antipsikotik lebih baik daripada lithium pada penderita Bipolar dengan agitasi
psikomotor. Perhatian ekstra harus dilakukan bila hendak merencanakan
pemberian antipsikotik jangka panjang terutama generasi pertama (golongan
tipikal) sebab dpat menimbulkan beberapa efek samping seperti ekstrapiramidal,
sindrom neurotik malingna, dan tardive dyskinesia.
Valproat menjadi pilihan ketika pasien Bipolar tidak memberi respon
terhadap Lithium. Bahkan Valproat mulai menggeser dominasi Lithium sebagai
regimen lini pertama. Salah satu kelebihan Valproat adalah memberikan respon
yang baik pada kelompok rapid cycler. Penderita Bipolar digolongkan rapid cycler
bila dalam 1 tahun mengalami 4 atau lebih episode manik atau depresi. Efek
terapeutik tercapai pada kadar optimal dalam darah yaitu 60-90 mg/L. Efek
samping dapat timbul ketika kadar melebihi 125 mg/L, diantaranya mual, berat
badan meningkat, gangguan fungsi hati, tremor, sedasi, dan rambut rontok. Dosis
akselerasi Valproat yang dianjurkan adalah loading dose 30 mg/kg pada 2 hari
pertama dilanjutkan dengan 20 mg/kg pada 7 hari selanjutnya.
25
Pencarian obat alternative terus diupayakan. Salah satunya adalah
Lamotrigine. Lamotrigine merupakan antikonvulsan yang digunakan untuk
mengobati epilepsy. Beberapa studi acak double-blind telah menyimpulkan,
Lamotrigine efektif sebagai terapi akut pada gangguan Bipolar episode kini
depresi dan kelompik dapid cycler. Sayangnya Laotrigine kurang baik pada
episode manik.
Panduan Obat-Obatan Bipolar berdasarkan British Association of
Psychopharmacology (Journal of Psychopharmacology 2003):
Lithium. Dosis : dosis tunggal 250-500 mg, malam hari. Dosis
direndahkan pada pasien diatas 65 tahun dan yang mempunyai gangguan ginjal.
Valproat (Divalproate Semisoodium). Dosis : - rawat inap : dosis inisial
20-30 mg/kg/hari. Rawat jalan dosis inisial 3 x 250 mg, titrasi 250 mg/hari. Dosis
maksimum 60 mg/kg/hari.
Karbamazepin. Dosis : Dosis inisial 400-600 mg diberikan 2-3 kali per
hari. Dosis maintenance 200-1600 mg/hari.
Lamotrigine. Dosis : dosis inisial 25 mg/hari pada 2 minggu pertama,
lalu 50 mg pada minggu kedua dan ketiga. Dosis juga diturunkan setengahnya bila
pasien juga mendapat Valproate.
Gangguan Bipolar harus diobati secara kontinyu, tidak boleh putus. Bila
putus, fase normal akan memendek sehingga kekambuhan akan semakin sering.
Adanya fase normal pada gangguan Bipolar sering menngakibatkan buruknya
compliance untuk berobat karena dikira sudah sembuh. Oleh karena itu edukasi
sangat penting agar penderita dapat ditangani lebih dini (Kaplan: 1997).
26
Faktor-faktor yang semakin memperburuk prognosis yaitu kemiskinan,
pekerjaan yang buruk, jenis kelamin laki-laki, menyalahgunakan konsumsi
minuman keras dan alkohol, gejala psikotik, dan pada keadaan depresi yang lama.
Prognosis akan menjadi lebih baik pada pasien bila gejala masih berada dalam
episode manik, tidak ada keinginan untuk mengakhiri hidup, tanpa atau minimal
adanya gejala psikotik, usia lanjut, dan jika tidak ada masalah yang serius dengan
kesehatan medis. Pada os didapatkan gejala psikotik ringan dan minimal, jenis
kelami perempuan, os tidak bekerja, os tidak meminum alkohol dan merokok, os
juga belum menunjukkan gejala psikotik. Berdasarkan fakta-fakta ini os memiliki
prognosis yang baik.

27
DAFTAR PUSTAKA

Barbara D.Ingersol, Ph.D dan Sam Goldstain. 1993. Attention Deficit
Disorder. Main street books.
Chawla, J.M., Singh-Balhara, Y.P., Mohan, I. and Sagar, R. 2006. Chronic
mania: an unexpectedly long episode. Indian Journal of Medical Science,
60(5).
DellOsso, L., Pini, S., Cassano, G.B., Mastrocinque, C., Seckinger, R.A.,
Saettoni, M. et al. 2002. Insight into illness in patients with mania, mixed
mania, bipolar depression and major depression with psychotic features.
Bipolar Disorders, 4, 315-322.
DeIlOsso, L., Pith, S., Tundo, A., Samo, N., Musetti, L. and Cassano, G.B.
2000. Clinical characteristics of mania, mixed mania and bipolar depression
with psychotic features. Comprehensive Psychiatry, 41, 242-247.
Kaplan I. H, Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis,
Edisi Ketujuh, Wiguna M. S; Jakarta, 1997. Hal:799-806.
Ketter TA. Diagnostic features, prevalence, and impact of bipolar disorder. J
Clin Psychiatry. Jun 2010;71(6):e14
Rusdi Maslim. 2003. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ III.
Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya.
Rusdi Maslim. 2007. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Jakarta: Bagian
Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya.
Soreff S. Bipolar affective disorder treatment & management. 2011. Diunduh
dari: http://emedicine.medscape.com/article/2 86342-Treatment.
Tirto J. Mengenal Kelainan Bipolar. Materi Kuliah online Juni 2012. Diakses
tanggal 9 Juli 2014

Anda mungkin juga menyukai