Anda di halaman 1dari 7

12

BAB III
METODE PENELITIAN

A. KERANGKA KONSEP

Variabel independen Variabel dependen

Kelompok perlakuan:

Spiritual Healing dengan


Komunikasi Terapeutik Penurunan Halusinasi

Kelompok control:

Strategi pelaksanaan
halusinasi

Gambar 4.1 Kerangka Konsep

B. HIPOTESIS
Ada pengaruh yang bermakna antara pengaruh spiritual healing dengan
komunikasi terapeutik terhadap penurunan halusinasi di RSJD Dr. Amino Gondohutomo
Semarang.

C. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN


Jenis penelitian ini adalah quasi eksperiment pre test dan post test. Rancangan
penelitian:

O1 X O2
O3 O4
Gambar 4.2 Jenis dan Rancangan Penelitian
Keterangan :
O1 : Assessment halusinasi responden sebelum perlakuan kelompok perlakuan
O2 : Assessment halusinasi responden setelah perlakuan kelompok perlakuan
X : Perlakuan spiritual healing dengan komunikasi terapeutik
1112
O3 : Assessment halusinasi responden pada awal penelitian kelompok kontrol.
O4 : Assessment halusinasi responden pada akhir penelitian kelompok kontrol.

D. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN


1. Waktu
13

Penelitian ini dilaksanakan selama dua minggu. Pada penelitian ini, setiap
responden akan mendapatkan perlakuan spiritual healing dengan komunikasi
terapeutik. Sedangkan kelompok control mendapat strategi pelaksanaan seperti pada
umumnya
2. Tempat
Penelitian ini dilakukan di RSJD Amino Gondo Utomo Semarang.

E. POPULASI DAN SAMPEL


1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien halusinasi di RSJD
Amino Gondo Utomo, Semarang.
2. Sampel
Sampel dari penelitian ini adalah pasien halusinasi pendengaran dengan
kriteria sebagai berikut:
a. Kriteria inklusi
1) Pasien dengan halusinasi pendengaran kelas 3 di RSJD Amino Gondo
Utomo, Semarang.
2) Mampu berinteraksi dengan baik terhadap perawat atau peneliti.
3) Masih memiliki gangguan halusinasi.
4) Pasien yang beragama (islam, Kristen, khatolik, hindu, atau budha).
5) Bersedia mengikuti penelitian sampai akhir.
6) Mengikuti prosedur penelitian sampai akhir.
b. Kriteria eksklusi
1) Pasien yang tidak mampu berinteraksi dengan orang lain.
2) Pasien dengan halusinasi ringan dan sudah di bangsal rehabilitasi.
3. Teknik pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah non
probabiliy sampling dengan metode purposive sampling. Pengambilan sampel
secara purposive sampling didasarkan pada pertimbangan tertentu yang dibuat oleh
peneliti sendiri berdasarkan ciri atau sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya
(Notoatmodjo, 2010).
4. Besaran sampel
Besar sampel penelitian ditentukan dengan menggunakan rumus
berdasarkan Nursalam, 2003 yaitu:

Keterangan :
n : Perkiraan jumlah sampel.
N : Perkiraan besar populasi.
z : Nilai standar normal untuk 0,1 nilai z= 1,64
p : Perkiraan proporsi, jika tidak diketahui diangap 50%.
14

q : 1-p (100%-p)
d : Tingkat kesalahan yang dipilih (pada penelitian ini d= 0,1)
Dari penghitungan tersebut didapatkan jumlah sampel sebanyak 30 responden,
dimana jumlah tersebut dibagi menjadi dua kelompok yaitu 15 responden untuk
kelompok perlakuan dan 15 responden untuk kelompok control.

F. VARIABEL PENELITIAN
Variabel pada penelitain ini terdapat variabel independen dan variabel
dependen, yang dapat dilihat pada skema di bawah:

Variabel Independen
Variabel Dependen
Spiritual Healing dengan
Penurunan Halusinasi
Komunikasi Terapeutik Gambar 4.3 Variabel Penelitian

Keterangan :

Variabel yang memengaruhi


Arah pengaruh
Variabel yang diteliti

G. DEFINISI OPERASIONAL
Tabel 4.1 Definisi Operasional Penelitian
No Variabel DO Satuan Ukur Alat Ukur Skala
Ukur
1 Independen Spiritual healing - Standar Kategorik
Spiritual dengan komunikasi Operational
healing terapeutik merupakan Spiritual
dengan salah satu teknik Healing
komunikasi terapi pada penderita
terapeutik halusinasi yang
menekankan
pendekatan pasien
akan keberadaan
tuhan atau
memunculkan sisi
spiritualitas pasien,
sehingga akan
muncul segi positif
dari diri pasien untuk
mengatasi depresi
ataupun faktor-faktor
lain penyebab
15

halusinasi. Teknik ini


dilakukan dengan
menggunakan
komunikasi
terapeutik.
2 Dependen Penurunan halusinasi Jumlah total Hallutinatio Numerik
Penurunan adalah penurunan skor 64 n Eliciting
halusinasi intensitas gangguan Question
pada pendengaran,
penglihatan, peraba,
pengecap sehingga
membuat pasien
dapat membedakan
hal yang nyata atau
hanya imajinasi.

H. TEKNIK PENGAMBILAN DATA DAN ALAT PENGUMPUL DATA


1. Teknik pengambilan data
a. Peneliti akan mengajukan surat permohonan untuk melakukan study pendahuluan
dari institusi kepada RSJD Amino Gondo Utomo. Setelah surat permohonan
study pendahuluan disetujui oleh direktur Rumah Sakit, peneliti akan melakukan
study pendahuluan mengenai jumlah pasien halusinasi pendengaran di Rumah
Sakit selama kurun satu tahun terakhir.
b. Peneliti akan mengajukan surat permohonan ijin untuk melakukan penelitian dari
institusi kepada RSJD Amino Gondo Utomo. Peneliti kemudian menuju ke
bagian pendidikan dan pelatihan rumah sakit untuk mengurus permohonan ijin
penelitian.
c. Setelah mendapatkan ijin untuk melakukan penelitian, peneliti mencari
enumerator yang berfungsi untuk membantu pengambilan data penelitian. Kriteria
enumerator yang digunakan peneliti yaitu:
1) Lulusan D3 Keperawatan.
2) Paham mengenai teknik spiritual healing.
3) Paham mengenai prosedur penelitian ini.
d. Peneliti mencari responden dengan melihat pada rekam medis klien. Calon
responden yang dikaji lagi adalah klien yang menderita halusinasi pendengaran.
Kemudian setiap calon responden dikaji halusinasinya. Calon responden yang
memenuhi kriteria inklusi dijelaskan mengenai penelitian yang dilakukan oleh
peneliti. Kemudian calon responden dimintai persetujuannya dengan memberikan
16

tanda tangan pada lembar informed consent. Permintaan persetujuan ini dilakukan
tanpa adanya unsur pemaksaan dari pihak peneliti kepada pihak responden. Calon
responden yang menyetujui informed consent, akan menjadi responden dalam
penelitian ini.
e. Peneliti membagi responden menjadi dua kelompok kemudian melakukan uji
homogenitas terhadap masing-masing kelompok.
f. Setiap responden akan dilakukan pengkajian halusinasi mereka menggunakan
Hallutination-Eliciting Question. Jenis questioner yang digunakan adalah
questioner tertutup.
g. Selanjutnya responden diberikan spiritual healing dengan komunikasi terapeutik.
h. Setelah pemberian spiritual healing, responden akan dikaji kembali menggunakan
Hallutination-Eliciting Question
i. Data Hallutination-Eliciting Question post test yang telah diisi lengkap oleh
responden kemudian dimasukkan dalam SPSS untuk dianalisa.
2. Alat pengumpulan data
Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini berupa
kuesioner Hallutination-Eliciting Question.

I. PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA


1. Metode pengolahan data
Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Editing
Pada tahap ini peneliti memeriksa seluruh jawaban yang diberikan oleh
responen. Peneliti memastikan kelengkapan isi kuesioner. Apabila terdapat
pertanyaan yang belum terjawab, peneliti mengkonfirmasi pada responden.
b. Coding
Pada penelitian ini, peneliti melakukan pengkodingan tertentu pada
jawaban yang diberikan oleh responden.
c. Entri data
Peneliti memasukkan data sesuai dengan kode data yang ditentukan ke
dalam program SPSS.
d. Cleaning
Pada tahap ini peneliti meneliti kembali kelengkapan data yang telah
peneliti masukkan ke dalam program SPSS.
2. Analisa data
a. Analisa univariat
17

Analisa univariat digunakan untuk menggambarkan karakteristik dari


sampel responden. Analisa univariat yang akan digunakan peneliti adalah umur,
jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan dan lama menderita halusinasi.
Analisis univariat akan menggunakan nilai pemusatan data dan nilai penyebaran
data berupa mean dan sandar deviasi data tersebut.
b. Analisa bivariat
Analisa bivariat digunakan untuk menganalisa efektivitas spiritual healing
terhadap pasien halusinasi pendengaran. Analisa ini menggunakan SPSS dengan
uji dependent t-test. Sebelum dilakkukan uji dependent t-test, dilakukan uji
normalitas menggunakan uji shapiro wilk apabila responden yang digunakan
kurang dari 50 responden dan uji kolmogoro smirnov apabila responden lebih
dari 50 responden. Pada hasil uji shapiro wilk dan kolmogoro smirnov, apabila
didapatkan nilai p value lebih dari 0,05 berarti kedua data tersebut bernilai
normal sehingga analisa bivariat menggunakan uji dependent t-test dapat
dilakukan. Uji dependent t-test merupakan uji dari suatu sampel yang
berpasangan. Sampel berpasangan adalah sebuah kelompok sampel dengan
subyek yang sama namun mengalami dua perlakuan atau pengukuran yang
berbeda. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan uji dengan SPSS, maka cara
menginterpretasikannya adalah dengan melihat p value hasil uji parametrik
dependent t-test. Berdasarkan uji statistik dapat disimpulkan nilai p value <0,05
maka hipotesis alternatif (Ha) diterima.

J. ETIKA PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan harus sesuai dengan etika penelitian menurut
Notoatmodjo (2010) yang meliputi :
1. Informed concent
Merupakan cara persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian
dengan menggunakan lembar persetujuan (Informed concent). Tujuan Informed
concent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui
dampaknya, jika subjek yang bersedia kemudian harus menandatangani lembar
persetujuan dan jika responden tidak bersedia maka peneliti harus menghormati hak
responden. Seluruh responden pada penelitian ini telah mendapat informed concent,
18

yang ditunjukkan dengan telah menandatangani surat persetujuan menjadi


responden.
2. Anonym (tanpa nama)
Merupakan masalah etika dalam penelitian dengan cara tidak memberikan
nama responden pada data penelitian.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Merupakan masalah etika dengan menjamin kerahasian dari hasil penelitian
baik informasi maupun masalah-masalah lainnya, semua informasi yang telah
dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya data tertentu yang akan
dilaporkan pada hasil riset.

Anda mungkin juga menyukai