Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN

SKIZOFRENIA PARANOID

KELOMPOK 4
Anggota Kelompok

M. Ikhsan Fath Rafsanjani


Noor Melina Wati
Abdul Bari Setiawan
Adellia Thia Wahyunie
Aditya Dwi Saputra

Ahmad Rifqi
Aisyah
Ahmad Maulidina Noor R
Anisa Maidawati
Astri Maulida
Deni Akhmad Rijaldi
DEFINISI

Skizofrenia merupakan sindrom klinis yang paling membingungkan dan


melumpuhkan. Skizofrenia merupakan gangguan psikologis yang paling
berhubungan dengan pandangan populer tentang gila atau sakit mental.
Hal ini sering menimbulkan rasa takut, kesalahpahaman, dan
penghukuman, bukannya simpati dan perhatian.
ETIOLOGI

Sudut Pandang Biologis Pada pasien Skizofrenia ditemukan adanya


kerusakan pada bagian otak tertentu. Namun sampai saat ini belum
diketahui bagaimana hubungan antara kerusakan pada bagian otak
tertentu dengan munculnya skizofrenia.

Sudut Pandang Genetik Penelitian yang luas tentang genetik


menunjukkan bukti kuat adanya komponen genetik yang berperan pada
skizofrenia. Predisposisi genetic pada pasien skizofrenia, telah terbukti
melalui beberapa penelitian tentang keluarga dengan skizofrenia.
GEJALA SKIZOFRENIA
PARANOID
Dibagi jadi 2 kelompok :
Gejala positif
Gejala negatif
GEJALA POSITIF

• Delusi atau waham


• Halusinasi
• Kekacauan alam pikiran
• Gelisah
• merasa serba mampu dan sejenisnya.
• Pikirannya penuh dengan kecurigaan atau seakan-akan ada ancaman
terhadap dirinya.
• Menyimpan rasa permusuhan.
GEJALA NEGATIF

• Alam perasaan (affect) ”tumpul” dan ”mendatar” Gambaran alam


perasaan ini dapat terlihat dari wajahnya yang tidak menunjukkan
ekspresi.
• Menarik diri atau mengasingkan diri, tidak mau bergaul atau kontak
dengan orang lain dan suka melamun.
• Kontak emosional amat sedikit, sukar diajak bicara dan pendiam.
• Pasif dan apatis serta menarik diri dari pergaulan sosial
• Sulit dalam berpikir nyata.
• Tidak ada/ kehilangan dorongan kehendak dan tidak ada inisiatif.
PENATALAKSANAAN

Psikofarma
• Chlorpromazine (CPZ)
• Haloperidol (HLP)
• Trihexypenidil (THP)
Psikoterapi dan Intervensi Psikososial
Terhadap pasien

• Memberikan edukasi dan support terhadap pasien agar memahami


gangguannya lebih lanjut, cara pengobatannya, efeksamping yang
kemungkinan muncul, serta pentingnya kepatuhan dan keteraturan
minum obat.
• Memberikan dukungan kepada pasien untuk meningkatkan
memberikan rasa percaya diri,perbaikan fungsi sosial dan pencapaian
kualitas hidup yang baik
• Memotivasi dan memberikan dukungan kepada pasien agar pasien
tidak merasa putus asa dan semangat juangnya dalam menghadapi
hidup ini tidak menurun
Terhadap keluarga pasien

• Meminta keluarga untuk tetap memastikan pasien tetap berada dalam


pengawasan keluarga
• Memberikan pengertian dan dukungan kepada keluarga
akan pentingnya peran keluarga pada perjalanan penyakit
• Meminta keluarga untuk tetap memberikan perhatian penuhterhadap
pasien dan mengawasi pasien dalam meminum obatteratur serta
mengenali gejala-gejala kekambuhan.
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
• Identitas klien
• Alasan masuk
• Keluhan / keadaan klien saat ini
• Faktor presipitasi
• Faktor predisposisi
• Pemeriksaan fisik
• Psikososial
• Status mental
• Mekanisme koping
• Masalah psikososial dan lingkungan
• Kurang pengetahuan
Data Etiologi Masalah

DO : - Kurang informasi Defisiensi pengetahuan


DS :
- Pasien mengatakan
tidak tahu obat apa
yang diminumnya
DO :   Gangguan proses pikir : Waham
- Pasien ditemuka di jalan raya dalam
kondisi terlihat bingung, pembicaraannya
inkoheren, arus fikir flight of idea, dan
marah-marah tanpa sebab.
DS :
- Pasien mengingkari penyakit yang
dideritanya, pasien mengatakan tidak sakit
apa-apa dan tidak tau mengapa dia harus
berada di rumah sakit jiwa.
- Berulang kali pasien mengatakan bahwa
dia tahu tetangganya akan menghancurkan
hidupnya karena tetangganya iri akan
kesuksesan pasien.
- Pasien dapat berulang-ulang membuka dan
menutup toko meubel 5 kali dalam 1 hari
(interval waktu 09.00-16.00 WITA)
DO : -   Gangguan persepsi sensori :
DS : Halusinasi
- Ds Pasien mengatakan ia
seorang pengusaha dan
kabur dari rumahnya
karena mendengar
rencana tetangganya
yang akan membakar
toko meubel miliknya
Diagnosa NIC NOC Rasional
Defisiensi Pengetahuan: pengobatan Pengajaran : peresepan obat-obatan Pengajaran : peresepan obat-obatan
pengetahuan Setelah di lakukan tindakan sebanyak 2 - Instruksikan pasien untuk mengenali - Dengan mengenali karakteristik obat
x pertemuan ( 30 menit) klien dapat karakteristik dari obat klien juga akan mampu menentukan
mengetahui dan memahami fungsi dari - Informasikan ke pasien tentang cara menggunakan obat tersebut
obat yang di gunakan. generik obat dan nama pasarannya - Dengan mengetahui nama generic dan
Kriteria hasil: - Instruksikan ke pasien tujuan dan nama pasarannya klien akan mudah
1. Nama obat yang benar (2-5) indikasi dari setiap obat mendapatkan obat tersebut, dan juga
2. Efek terapeutik 0bat (2-5) - Instruksikan ke pasien tentang dosis, mencegah diskomunikasi antara kilen
3. Efek samping obat (2-5) rute/cara pemberian, dan waktu dan apoteker
4. Penggunaan yang benar dari obat meminum obat, efek sekunder obat, - Pasien harus mengetahui indikasi dan
yang diresepkan (3-5) dan efek sampingnya tujuan pengunaan obat untuk mencegah
  - Ajarkan kepada keluarga tentang penyalah gunaan
Keterangan: metode pengobatan yang akan - Klien harus mengetahu dises yang
1: tidak ada pengetahuan diberikan harus di gunakan untuk mencegah
2: pengetahuan terbatas - Review kembali pengetahuan pasien penyalahan penggunaan dosis
3: pengetahuan sedang tentang pengobatan - Dengan mengajarkan metode yang
4: pengetahuan banyak akan diberikan klien dapat mengetahui
5:pengetahuan sangat banyak metode yang akan dilakukan
- Merivew pengetahuan pasien untuk
memastikan bahwa klien sudah paham
betul dengan penggunaan obat.
Strategi pelaksanaan Gangguan Proses Pikir : Waham
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Pasien mampu : Setelah 1 kali pertemuan, pasien dapat SP 1
memenuhi kebutuhannya
- Berorientasi kepada realitas secara - Identifikasi tanda dan gejala waham
bertahap - Bantu orientasi realita : panggil
- Mampu berinteraksi dengan orang nama, orientasi waktu, orang dan
lain dan lingkungan tempat / lingkungan.
- Menggunakan obat dengan prinsip 6 - Diskusikan kebutuhan yang tidak
benar terpenuhi
Keluarga mampu : - Bantu pasien memenuhi kebutuhan
realistis
- Mengidentifikasi waham pasien
- Masukkan pada jadwal kegiatan
- Memfasilitasi pasien untuk
pemenuhan kebutuhan
memenuhi kebutuhannya
- Mempertahankan program
pengobatan pasien secara optimal
Setelah 1 kali pertemuan, pasien dapat : SP 2

- Menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan - Evaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan pasien
- Mampu menyebutkan serta memilih kemmapuan dan berikan pujian.
yang dimiliki - Diskusikan kemampuan yang dimiliki
- Latih kemampuan yang dipilih, berikan pujian
- Masukkan pada jadwal kegiatan pemenuhan dan
kegiatan yang telah dilatih
 

Setelah 1 kali pertemuan, pasien dapat : SP 3

Menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan dan - Evaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan pasien,
mampu mengunakan obat sesuai prinsip 6 benar obat kegiatan yang dilakukan pasien, dan berikan pujian
- Jelaskan tentang obat yang diminum (jelaskan 6
benar obat, jenis, guna, dosis, frekuensi,
kontinuitas minum obat) dan tanyakan manfaat
yang dirasakan pasien.
- Masukan pada jadwal pemenuhan kebutuhan dan
kegiatan yang telah dilatih serta obat
Setelah 1 kali pertemuan, pasien dapat : SP 4

Menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan dan mampu - Evaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan, kegiatan yang
mememilih kegiatan yang akan di latih telah dilatih dan minum obat, beri pujian.
- Diskusikan kebutuhan lain dan cara memenuhinya.
- Diskusikan kemampuan yang dimiliki dan memilih yang
akan dilatih. Kemudian latih
- Masukan pada jadwal pemenuhan kebutuhan, kegiatan
yang telah dilatih, dan minum obat.

Setelah 1 kali pertemuan, pasien dapat : SP 5

Menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan - Evaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan, kegiatan yang
dilatih, dan minum obat. Beri pujian.
- Nilai kemampuan yang telah mandiri
- Nilai apakah frekuensi munculnya waham bekurang.
Apakah waham terkontrol.
Setelah 1 kali pertemuan, keluarga dapat : SP 1

Mengidentifikasi massalah dan menjelaskan cara merawat pasien - Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
- Jelaskan pengertian waham, tanda dan gejala serta proses terjadinya
waham (gunakan booklet)
- Jelaskan cara merawat : tidak disangkal, tidak diikuti / diterima
(netral)
- Latih cara mengetahui kebutuhan pasien dan mengetahui
kemampuan pasien.
- Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberi pujian.

Setelah 1 kali pertemuan, keluarga dapat : SP 2

- Menyebutkan kegiatan sesuai dilakukan - Evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing pasien memenuhi
- Mampu memperagakan cara memenuhi kebutuhan pasien kebutuhannya, beri pujian.
- Mampu melatih kemampuan yang dimiliki pasien - Latih cara memenuhi kebutuhan pasien
- Latih cara melatih kemampuan yang dimiliki pasien
- Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan beri pujian.
Setelah 1 kali pertemuan, keluarga dapat : SP 3

Mengidentifikasi masalah dan mampu membimbing pasien minum obat - Evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing pasien memenuhi
kebutuhan pasien dan membimbing pasien melaksanakan kegiatan
yang telah dilatih, beri pujian.
- Jelaskan obat yang diminum oleh pasien dan cara membimbingnya
- Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan pujian

Setelah 1 kali pertemuan, keluarga dapat : SP 4

Mengidentifikasi masalah dan mampu memfollow up ke RSJ / PKM jika - Evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing pasien memenuhi
gejala kambuh kebutuhan pasien, membimbing pasien melaksanakan kegiatan yang
telah dilatih dan minum obat, berikan pujian
- Jelaskan follow up ke RSJ / PKM, tanda kambuh dan rujukan
- Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan pujian.

Setelah 1 kali pertemuan, keluarga dapat : SP 5

Mengidentifikasi masalah dari klien - Evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing pasien memenuhi
kebutuhan pasien, membimbing pasien melaksanakan kegiatan yang
telah dilatih dan minum obat, berikan pujian
- Nilai kemampuan keluarga merawat pasien
- Nilai kemampuan keluarga melakukan kontrol ke RSJ / PKM
Strategi pelaksanaan Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Pasien mampu : Setelah 1 kali pertemuan, pasien SP 1
dapat menyebutkan:
- Mengenali halusinasi yang - Identifikasi halusinasi : dengan
dialaminya - Isi, waktu, frekuensi, situasi mendiskusikan isi, frekuensi,
- Mengontrol halusinasinya pencetus, perasaan waktu terjadi situasi pencetus,
- Mengikuti program pengobatan - Mampu memperagakan cara perasaan dan respon
mengontrol halusinasi - Jelaskan cara mengontrol
halusinasi : hardik, obat,
bercakap-cakap, melakukan
kegiatan.
- Latih cara mengontrol
halusinasi dengan menghardik
- Masukan pada jadwal kegiatan
untuk latihan menghardik.
Setelah 1 kali pertemuan, pasien dapat : SP 2

- Menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan - Evaluasi kegiatan menghardik. Beri pujian
- Mampu mengontrol halusinasi dengan obat - Latih cara mengontrol halusinasi dengan obat (jelaskan 6
  benar obat, jenis, guna, dosis, frekuensi, kontinuitas
minum obat)
- Jelaskan pentingnya penggunaan obat pada gangguan
jiwa
- Jelaskan akibat jika obat tidak diminum sesuai program
- Jelaskan akibat putus obat
- Jelaskan cara berobat
- Masukan pada jadwal kegiatan kegiatan untuk latihan
menghardik dan beri pujian.

Setelah 2 kali pertemuan, pasien dapat : SP 3

- Menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan - Evaluasi kegiatan latihan menghardik dan obat. Beri
- Mampu melakukan control halusinasi dengan cara pujian.
bercakap-cakap - Latih cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap
- Membuat jadwal kegiatan sehari-hari dan mampu ketika halusinasi muncul
memperagakannya - Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik,
minum obat, dan bercakap-cakap.
Setelah 1 kali pertemuan, pasien dapat : SP 4

- Menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan - Evaluasi kegiatan latihan menghardik, penggunaan
- Mampu melakukan kegiatan harian obat dan bercakap-cakap. Beri pujian
- Latih cara mengontrol halusinasi dengan
melakukan kegiatan harian (mulai 2 kegiatan)
- Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan
menghardik, minum obat, bercakap-cakap dan
kegiatan harian.

Setelah 1 kali pertemuan, pasien dapat : SP 5

- Menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan - Evaluasi kegiatan latihan menghardik, minum
- Mampu melakukan kegiatan harian obat, bercakap-cakap, dan melakukan kegiatan
harian. Beri pujian
- Latih kegiatan harian
- Nilai kemampuan yang telah mandiri
- Nilai apakah halusinasi terkontrol
Waktu Diagnosa Evaluasi Paraf
  Defisiensi Pengetahuan S: Pasien mengatakan pasien sudah mengetahui jenis obat,  
indikasi, dosis, rute, dan efek sampingnya
O: Pasien terlihat sudah bias meminum obat dengan benar
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan

  Waham S: Pasien mengatakan dapat menyebutkan perbedaan antara  


pengalaman nyata dengan pengalaman wahamnya, dan
terkadang pengalaman wahamnya bisa muncul kembali
O: Pasien terlihat sering menguap dan susah tidur
A: Masalah tidak teratasi
P: Lanjutkan SP 2,3,4, dan 5

  Halusinasi S: Pasien mengatakan menyebutkan isi dari halusinasi yang  


dialami, perasaan, dan respon yang muncul ketika halusinasi
terjadi
O: Pasien terlihat sering melamun ketika diajak berbicara
A: Masalah tidak teratasi
P: Lanjutkan SP 2,3,4, dan 5
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai