KELOMPOK 7
Kelas B18
Sis Sukarno (22020118183016)
Dicky Zulfikar (22020118183019)
Ibnu Foyas H (22020118183022)
Zaenal Arifin (22020118183028)
Benediktus A Buu (22020118183032)
A. Latar Belakang
Kesejahteraan merupakan tujuan dari setiap keluarga. Kesejahteraan dapat
dimaknai sebagai kemampuan keluarga untuk dapat memenuhi semua kebutuhan agar
memiliki kehidupan yang layak, sehat serta produktif. Berdasarkan data Badan Pusat
Statistik (BPS) per September 2018, masih terdapat 25,67 juta penduduk yang tinggal
di bawah garis kemiskinan atau mereka yang tidak memiliki kemampuan untuk
memenuhi semua kebutuhan pokoknya. Penduduk miskin ini sebagian besar tinggal di
wilayah pedesaan yang erat kaitannya dengan usaha pertanian. Tingkat
penghasilan/pendapatan seseorang akan berpengaruh besar terhadap ketenangan atau
kesejahteraan, orang bisa menjadi tidak sejahtera dalam rumah tangganya karena
tidak tenang jiwanya dalam menyesuaikan diri.
Program pembagunan keluarga sejahtera mulai digalakkan dengan dibuat UU
No 10 tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga
sejahtera. Kemudian pada 29 juni 1993 presiden mencanangkan bahwa setiap tanggal
29 juni sebagai “Hari Keluarga Nasional (Harganas)” sebagai symbol bahwa keluarga
dikembangkan menjadi wahana pembangunan bangsa. Dengan penetapan ini, maka
dikembangkan kebijakan strategis yang diperlukan untuk mengembangkan
keberhasilan Gerakan Keluarga Berencana lebih lanjut menjadi “Gerakan
Pembangunan Keluarga Sejahtera” secara lengkap. Keluarga merupakan unit
pelayanan kesehatan yang terdepan dalam meningkatkan derajat kesehatan komunitas.
Apabila setiap keluarga sehat akan tercipta komunitas keluarga yang sehat.
Dalam memahami realitas tingkat kesejahteraan, pada dasarnya terdapat
beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kesenjangan tingkat kesejahteraan
antara lain social ekonomi rumah tangga atau masyarakat, struktur kegiatan ekonomi
sektoral yang menjadi dasar kegiatan produksi rumah tangga atau masyarakat, potensi
regional (sumberdaya alam, lingkungan dan insfrastruktur) yang mempengaruhi
perkembangan struktur kegiatan produksi dan kondisi kelembagaan yang membentuk
jaringan kerja produksi dan pemasaran pada skala lokal, regional dan global (Sururi,
2017).
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui Defisini Kesejahteraan Keluarga
2. Mengetahui Indikator Keluarga Sejahtera
3. Mengetahui Tingkat Kesejahteraan Keluarga
4. Mengetahui Faktor-Faktor yang mempengaruhi kesejahteraan keluarga.
BAB II
TinjauanTeori
b. Tempat tinggal
Suasana tempat tinggal sangat mempengaruhi kesejahteraan keluarga.
Keadaan tempat tinggal yang diatur sesuai dengan selera keindahan
penghuninya, akan lebih menimbulkan suasana yang tenang dan
mengembirakan serta menyejukan hati. Sebaliknya tempat tinggal yang tidak
teratur, tidak jarang meninbulkan kebosanan untuk menempati. Kadang-
kadang sering terjadi ketegangan antara anggota keluarga yang disebabkan
kekacauan pikiran karena tidak memperoleh rasa nyaman dan tentram akibat
tidak teraturnya sasaran dan keadaan tempat tinggal.
c. Keadaan sosial ekonomi kelurga.
Untuk mendapatkan kesejahteraan kelurga alasan yang paling kuat
adalah keadaan sosial dalam keluarga. Keadaan sosial dalam keluarga dapat
dikatakan baik atau harmonis, bilamana ada hubungan yang baik dan benar-
benar didasari ketulusan hati dan rasa kasih sayang antara anggota
keluarga.manifestasi daripada hubungan yang benar-benar didasari ketulusan
hati dan rasa penuh kasih sayang, nampak dengan adanya saling hormat,
menghormati, toleransi, bantu-membantu dan saling mempercayai.
d. Keadaan ekonomi keluarga
Ekonomi dalam keluarga meliputi keuangan dan sumber-sumber yang
dapat meningkatkan taraf hidup anggota kelurga makin terang pula cahaya
kehidupan keluarga. Jadi semakin banyak sumber-sumber keuangan/
pendapatan yang diterima, maka akan meningkatkan taraf hidup keluarga.
Adapun sumber-sumber keuangan/ pendapatan dapat diperoleh dari
menyewakan tanah, pekerjaan lain diluar berdagang, dan sebagainya.
2. Faktor ekstern
Kesejahteraan keluarga perlu dipelihara dan terus dikembangan terjadinya
kegoncangan dan ketegangan jiwa diantara anggota keluarga perlu dihindarkan,
karena hal ini dapat mengganggu ketentraman dan kenyamanan kehidupan dan
kesejahteraan keluarga. Faktor yang dapat mengakibatkan kegoncangan jiwa dan
ketentraman batin anggota keluarga dari luar lingkungan keluarga antara lain:
a. Faktor manusia: iri hati, dan fitnah, ancaman fisik, pelanggaran norma.
b. Faktor alam: bahaya alam, kerusuhan dan berbagai macam virus penyakit.
c. Faktor ekonomi negara: pendapatan tiap penduduk atau income perkapita
rendah, inflasi (BKKBN, 2011).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keluarga sejahtera merupakan keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan
anggotannya baik kebutuhan sandang, pangan, perumahan, sosial dan agama. Rumah
tangga dapat dikategorikan sejahtera apabila proporsi pengeluaran untuk kebutuhan
pokok sebanding atau lebih rendah dari proporsi pengeluaran untuk kebutuhan bukan
pokok.
Menurut para pakar sosiologi, aspek keluarga sejahtera dikelompokkan
berdasarkan 21 indikator dengan mengetahui faktor‐faktor dominan yang menjadi
kebutuhan setiap keluarga. Tingkat kesejahteraan keluarga sendiri dibagi menjadi 5,
yaitu: Tahapan keluarga pra sejahtera, keluarga sejahtera I, keluarga sejatera II,
keluarga sejahtera III dan keluarga sejahtera III plus. Sedangkan menurut setiadi
(2008) faktor yang mempengaruhi kesejateraan dibagi menjadi dua yaitu faktor
internal keluarga dan faktor eksternal keluarga.
DAFTAR PUSTAKA