(F19.3 + F32.1)
Oleh
Luisa Vinadiya
NIM. I1A010051
Pembimbing
Banjarmasin
Juli, 2014
LAPORAN PEMERIKSAAN PSIKIATRI
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. AP
Usia : 20 tahun
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Diperoleh dari autoanamnesa pada tanggal 26 Juli 2014 pukul 17.05 WITA
pasien pada tanggal 26 Juli 2014 pukul 17.30 WITA di IGD RSUD Ulin
Banjarmasin.
A. KELUHAN UTAMA :
Nyeri dada
2
KELUHAN TAMBAHAN:
pekerjaan dan keahlian apa-apa. Tn.A kenal dengan os karena setiap malam, os
tidur di depan gudang yang dimandori oleh Tn.A sehingga Tn.A merasa iba dan
bukan pekerja yang rajin. Os sering malas-malasan dengan duduk saja dan minum
alkohol. Namun, os tidak pernah kasar terhadap Tn.A. Os jarang makan, kecuali
jika mendapat uang dari Tn.A. Os juga jarang terlihat mandi, tetapi os memiliki
tas yang berisi baju-baju. Os terkadang mencuci bajunya sendiri hanya dengan air
Minggu tanggal 6 Juli 2014, Tn.A mendapat laporan bahwa tadi malam os
untuk bermain judi dengan memeras beberapa pedagang di sore hari. Tn.A
menegur os dan meminta os untuk berhenti dari 3 hal tersebut. Os tidak menjawab
3
Tn.A mengaku sudah beberapa kali menegur os untuk berhenti tetapi os
tidak mau mendengar. Os tetap saja melakukannya. Namun, Tn.A tetap merasa
kasihan dengan os karena os tidak punya keluarga disini sehingga Tn.A tetap
membayar os jika os bekerja dan memberi os makan jika os tidak mau bekerja.
Menurut Tn.A, os tidak pernah bercerita tentang keluarganya. Sejak hari senin
tidak makan. Os juga sering muntah. Tn.A tetap membiarkan os sakit agar dia jera
dengan perilakunya dan juga karena Tn.A tidak punya biaya jika os dirawat di
rumah sakit. Namun, pada hari jumat malam os muntah darah. Tn.A mengetahui
hal ini karena Tn.A datang ke pasar dan ingin mengajak os ke pagatan untuk
Autoanamnesis:
Os merupakan orang asli makasar. Tiga tahun yang lalu yaitu tahun 2010 os
menggunakan sabu-sabu sebanyak 5 gram per hari, tidak tentu berapa kali sehari
orang tuanya tidak menyayangi os. Os merasa dibedakan dan selalu dibilang
mengonsumsi alkohol sejak berumur 17 tahun. Rata-rata 2 botol per hari diminum
terutama saat malam. Setelah diketahui oleh kakak os, akhirnya os diusir dari
rumah. Os pergi ke samarinda dan bekerja sebagai buruh aspal disana. Selama di
4
samarinda, os mengaku berhenti memakan sabu-sabu tetapi os tetap mengonsumsi
samarinda karena merasa tidak kuat lagi bekerja sebagai buruh aspal. Os merasa
sangat lelah dan ingin pulang ke makasar, tetapi os tidak memiliki biaya sehingga
akhirnya os pergi ke banjarmasin dengan harapan bisa mendapat uang dan segera
kembali ke makasar.
Os tiba di banjarmasin satu bulan yang lalu tetapi os lupa tanggal tepatnya.
Os naik bus dari samarinda. Os menginap satu hari di pal 6 kemudian os naik taksi
dan tiba di terminal jalan jati. Os melihat pasar yaitu ramayana dan berniat bekerja
kerdus. Walaupun pekerjaan ini bukan harapan os. Pekerjaan ini hanya cukup
tidak berguna. Os merasa tidak akan bisa kembali ke makasar sehingga os merasa
sangat sedih sepanjang waktu. Hingga akhirnya sabtu sore tanggal 5 juli os diajak
senang dengan cara yang murah. Teman os menyaratkan os untuk berjudi terlebih
dahulu tetapi os berkata tidak memiliki uang. Maka os mencari uang dengan
5
minuman keras tanpa merk yang ditawarkan temannya. Os minum sebanyak 4
dekstro ditambah mixagrip 6 biji, dan obat gila yang berwarna merah dan hijau.
Os mengetahui itu obat gila dari temannya. Teman os mendapatkan itu dari bak
sampah di pasar ramayana. Kelima macam obat itu ditumbuk dan dibagi
kemudian diminum dengan cara dicolek dan dijilat. Os mengaku merasa melayang
saat menggunakan obat tersebut. Os juga merasa senang dan lebih kuat. Os tidak
ada melihat bayangan atau seperti berada di daerah tertentu, os juga tidak
lagi tetapi kepala os sangat pusing dan os merasa sangat mengantuk. Os tidak ada
setiap malam sejak hari sabtu tersebut karena os merasa nyaman dan senang saat
obat tersebut dan merasa ada dorongan dari dalam dirinya untuk menggunakan
obat itu lagi. Os merasa tidak berdaya, merasa lemah, dan putus asa saat tidak
meminum obat tersebut. Os mengaku tidak ada peningkatan jumlah tablet setiap
tersebut tidak baik tapi os tetap menggunakannya karena takut merasa lemah,
os hanya meminta dari temannya karena tidak punya uang. Os bersamaan minum
6
alkohol dengan temannya dari botol yang sama sehingga sulit menentukan berapa
gelas. Alkohol yang diminum juga selalu tidak bermerk. Os tidak pernah bertanya
apakah itu alkohol oplosan atau alkohol sebenarnya. Menurut os, botolnya tidak
merah hati dengan bercampur lendir. Darah yang keluar kira-kira satu gelas kecil
yaitu sekitar 100-150cc. Setelah itu, os juga 2 kali memuntahkan isi perutnya yang
pertama berupa air asam. Yang kedua berupa makanan karena Tn.A memberi os
makan. Pada hari kamis os mengeluh nyeri kepala di belakang telinga kiri,
menjalar hingga belakang kepala dan leher. Os merasa kepalanya juga berputar.
Nyeri seperti dijerat dan dibebani benda berat sehingga os tidak mampu bangun.
Os merasa nyeri seharian dan tidak berkurang walaupun dibawa beristirahat. Pada
hari jumat, os menyeluh nyeri dada seperti ditusuk di bagian tengah dada. Os juga
sulit merasa bernapas. Os mengaku pergi ke jembatan mitra dan loncat untuk
bunuh diri, tetapi os bisa menyelamatkan diri. Saat Tn.A datang, os diberi
makanan. Tn. A tidak tahu os terjun ke sungai. Os terjun ke sungai karena tidak
tahan lagi dengan sakit kepala yang os rasakan. Setelah makan, os muntah darah
tapi hanya bercak kira-kira 1 sendok makan. Malam harinya os merasa sangat
kesakitan dada sehingga meminum dekstro lagi sebanyak 20 biji. Sabtu pagi sesak
napas os menghilang tapi nyeri kepala, nyeri dada, dan mual masih ada. Os malah
berjejer. Akhirnya karena muntah lagi sebanyak 3 kali yang berupa makanan,
7
Sepanjang hari sabtu, os hanya makan 1 kali dan semuanya dimuntahkan. Os
Buang air kecil 2 kali dalam hari sabtu ini. Berkemih lancar, warna kemih kuning
pekat dan aliran kemih tetap deras. Setelah ditangani, os merasa mualnya
berkurang tapi nyeri kepala dan nyeri dadanya masih ada. Os juga sedikit
- Os tidak pernah MRS karena gejala serupa atau gejala lainnya akibat
obat-obatan.
8
Os jarang dibelikan mainan oleh orang tuanya. Os selalu dimarahi jika
anak nakal oleh orang tua dan gurunya. Os merasa gurunya adalah
7. Riwayat Pendidikan
8. Riwayat Pekerjaan
9. Riwayat Perkawinan
9
E. RIWAYAT KELUARGA
Herediter (-)
Keterangan :
= Pasien
= Laki-laki
= Wanita
= Meninggal
Os memiliki 6 pasang baju dan 2 pasang celana jins. Os makan tidak teratur,
jika ada uang os makan, jika tidak ada os tidak makan. Os mengaku teratur
10
G. PERSEPSI PASIEN TENTANG DIRI DAN LINGKUNGANNYA
pertanyaan. Os merasa dirinya lemah dan perasaannya selalu sedih karena rindu
dengan makasar. Os merasa sebatang kara dan tidak punya harapan untuk kembali
ke makasar. Os merasa ditolak oleh makasar. Os merasa dibenci oleh semua orang
di makasar. Os merasa hanya orang Banjarmasin yang mau menerima os, tetapi os
2. Os senang bolos
5. Os mabuk-mabukan
pekerjaaan tetap
Ambang karena
1) Os memiliki keinginan bunuh diri walaupun baru satu kali
2) Os memiliki konflik jati diri antara kembali ke makasar atau
bersenang-senang di banjarmasin
3) Os merasa kehampaan sebatang kara di Banjarmasin
4) Os mudah bosan yaitu os bosa dengan pekerjaannya di samarinda.
11
Berdasarkan wawancara dengan os melalui kuesioner skala tipe kepribadian oleh
Jung, os mendapat nilai 74 yang artinya os memiliki kepribadian introvert.
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
2. Kesadaran
Jernih
12
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Normoaktif
4. Pembicaraan
kooperatif
6. Kontak psikis
1. Afek : Tension
2. Ekspresi Afektif :
Stabilitas: stabil
Sungguh-sungguh: ya
3. Keserasian : Appropriate
C. Fungsi Kognitif
1. Kesadaran : Jernih
2. Orientasi
13
- Waktu : Baik
- Tempat : Baik
- Orang : Baik
- Situasional : Baik
3. Konsentrasi : Terganggu
4. Daya Ingat
Segera : Terganggu
D. Gangguan Persepsi
Ilusi : (-)
E. Proses Pikir
2. Arus Pikir
Produktivitas : spontan
Kontinuitas : koheren
Hendaya berbahasa :
14
Flight of idea : tidak ada
3. Isi Pikir :
Over valued
idea : tidak ada
F. Pengendalian Impuls
Baik
G. Daya Nilai
15
H. Tilikan
Tilikan 5
1. Status Internus
Nadi : 88 X/menit
Respirasi : 32 X/menit
Suhu : 36,7 oC
16
Kulit : Sawo matang, tidak sianosis, turgor cepat kembali,
Kepala :
sekret
kering.
Thoraks :
Pulmo :
Auskultasi : Wheezing + -
- -
- -
Cor :
17
Perkusi : batas jantung kanan ICS V line sternalis dekstra,
midklavikula sinistra
Auskultasi : S1 S2 tunggal
Abdomen :
Inspeksi : Cekung
2. Status Neurologis :
18
V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Alloanamnesis: Os nyeri
kepala dan
Os muntah nyeri dada
darah sehingga
Os terlihat dibawa ke
tidur- IGD
Os mabuk- tiduran saja
mabukan, dan tampak
berjudi & sakit
minum
Os sering
dextro
bolos kerja
Os datang ke dan melamun
Bjm dan tidur
di emperan
toko
Autoanamnesis Penglihatan
kabur (+)
Os konsumsi Nyeri dada +
sabu-sabu (+) Gejala
selama 1 Percobaan lainnya
bulan Nyeri bunuh diri
kepala + (+)
Os pindah Vertigo Sesak
ke + napas (+)
Os
samarinda munt
& tidak ah
konsumsi darah
apa-apa Os
1. alkohol
2. dextro +
Os pindah campuran
ke
banjarmasi
Os mulai
n&
minum
menggelan
alkohol
dang
19
Os tidak naik kelas selama 3 kali di SD sehingga IQ antara 70-89.
kepribadian introvert.
diragukan.
Afek: tension
Konsentrasi: terganggu
20
Waham: percobaan bunuh diri di tempat ramai dan selamat
Tilikan: 5
1. ORGANOBIOLOGIK
2. PSIKOLOGIK
21
Os sadar meminum dekstro membawa dampak buruk tapi os
hidupnya
3. SOSIAL/KELUARGA
VIII. PROGNOSIS
Ekonomi : ad malam
22
IX. RENCANA TERAPI
1. Psikoterapi
semua pola pikir dan perilaku negatif dan menata ulang dengan pola
baik pula.
23
atau orang orang dekatnya. Perawatan di rumah sakit
obatan.
4. Psikofarmaka :
o Sucralfat syr 3x 1C
o Amitriptilin 3x1
NAPZA).
24
X. DISKUSI
merujuk pada kriteria diagnostik dari PPDGJ III, penderita dalam kasus ini
pekerja, atau sebagai orang tua), menempatkan diri dalam situasi di mana
25
terletak pada obat-obatan tersebut, tapi pada cara orang yang memakai obat-
obatan tersebut.
ini (2):
Suatu pola pengguanaan zat yang maladaptif mengarah pada gangguan atau
penderitaan yang bermakna klinis, bermanifestasi sebagai 3 (tiga) atau lebih hal-
hal berikut yang terjadi pada tiap saat dalam periode 12 bulan:
1. Toleransi yang didefinisikan sebagai berikut:
a. peningkatan nyata jumlah kebutuhan zat untuk mendapatkan efek yang
didamba atau mencapai intoksikasi.
b. Penurunan efek yang nyata dengan penggunaan kontinyu jumlah yang
sama dari zat.
2. Withdrawal, bermanifestasi sebagai salah satu dari:
a. sindroma withdrawal khas untuk zat penyebab ( kriteria A dan B dari
gejala withdrawal zat).
b. Zat yang sama atau sejenis digunakan untuk menghilangkan atau
menghindari gejala-gejala withdrawal.
3. Zat yang dimaksud sering digunakan dalam jumlah yang besar atau melewati
batas pemakaiannya.
4. Adanya hasrat menetap atau ketidakberhasilan mengurangi atau
mengendalikan pemakaian zat.
5. Adanya aktivitas yang menyita waktu untuk mendapatkan zat (mis. mendatangi
berbagai dokter atau sampai melakukan perjalan jauh), untuk menggunakan zat
(merokok tiada sela) atau untuk pulih dari efek-efeknya.
26
6. Kegiatan-kegiatan sosial yang penting, pekerjaan atau rekreasi dilalaikan atau
dikurangi karena penggunaan zat.
7. Penggunaan zat tetap berlanjut meskipun mengetahui bahwa problem-problem
fisik dan fisiologis menetap atau berulang disebabkan oleh penggunaan zat
tersebut.
Pada pasien ini didapatkan tiga gejala berdasarkan PPDSJ III yaitu:
putus zat
Namun, tiga gejala ini baru menetap selama 1 minggu, sehingga belum
meliputi (3):
27
Stimulasi kognitif tampak pada individu yang selalu membayangkan,
pasien akan merasa mual, muntah dan gejala putus zat lainnya.
meliputi:
28
1. Keadaan putus zat merupakan salah satu indikator dari sindrom
turut dipertimbangkan
putus zat ini. Yang khas ialah pasien akan melaporkan bahwa
Pada pasien mengaku setiap malam selalu memikirkan obat tersebut dan
merasa ada dorongan dari dalam dirinya untuk menggunakan obat itu lagi. Pasien
merasa tidak berdaya, merasa lemah, dan putus asa saat tidak meminum obat
tersebut. Pasien merasa sesak napas jika tidak mengonsumsi dekstro secara rutin.
Dari hasil anamnesa di atas, dapat disimpulkan pasien mendapat gejala fisik dan
gangguan psikologik jika tidak meminum dextro dan gejala ini menghilang jika
obat-obat batuk. Obat ini sering disalahgunakan karena efek disosiatif yang
dimilikinya. Obat ini hampir tidak memiliki efek psikoaktif pada dosis yang
29
penyalahgunaannya di pasaran. Namun dosis maksimal parasetamol (4000 mg)
peningkkatan mood, disosiasi pikiran dari tubuh dan peningkatan sensasi taktil
dengan efek withdrawal SSRI yaitu depresi, iritabilitas, sakit pada otot, perasaan
menimbulkan efek euforia. Jika dosis ditingkatkan (sekitar 400 mg) euforia akan
semakin meningkat disertai halusinasi. Pada dosis tinggi (600 mg) penurunan
kesadaran dapat muncul disertai gejala psikotik sementara dan penurunan respon
sensoris (11,12). Pasien mengonsumsi 20 tablet tanpa kita ketahui dosis per
30
7,5 mg 20 tablet 150mg
keseimbangan tubuh.
Plateu kedua : 2,5-7,5 mg/kgBB menimbulkan efek yang sama dengan plateu
terhadap tubuh, delusi, peningkatan denyut jantung, kebutaan total dan gejala
31
Plateau Sigma: 2.5-7.5 mg/kgBB setiap 3 jam selama 9-12 jam. Gejala psikotik
diri.
yang diakibatkannya.
32
2. Fase krusial ditandai dengan hilangnya kendali terhadap kebiasaan
pekerjaan.
serta halusinasi.
oplosan, maka intoksikasi akibat penggunaannya yang jangka lama juga bisa
untuk merawat dan memulangkan pasien, hasil yang diharapkan, sumber daya
manusia yang akan memberikan pelayanan, dan sikap terhadap perilaku pasien.
Dibawah ini akan diuraikan beberapa model yang popular dilaksanakan pada
nyata dan ketat yang diyakinkan dan diperkuat dengan memberikan reward
33
dengan peran yang hirarki, diberikan juga keistimewaan (privileges) dan
perawatan inap dengan periode perawatan dari dua belas sampai delapan
5. Model Medik, model ini berbasis pada biologik dan genetik atau fisiologik
perilaku. Program ini dirancang berbasis rumah sakit dengan program rawat
inap sampai kondisi bebas dari rawat inap atau kembali ke fasilitas di
masyarakat.
Johnson Institute. Model ini fokus pada abstinen atau bebas NAPZA sebagai
yang berlangsung selama tiga sampai enam minggu rawat inap dengan
34
7. Model Eklektik, model ini menerapkan pendekatan secara holistik dalam
pendekatan perilaku, hal ini sesuai dengan jumlah dan variasi masalah yang
hal-hal praktis dan keyakinan yang selama ini sudah dijalankan. Program
bersifat jangka pendek dengan aftercare singkat atau tidak sama sekali.
10. Faith Based Model, sama dengan model tradisional hanya pengobatan
tidak
menggunakan farmakoterapi
35
Pada fase gawat darurat NAPZA, hal yang umumnya dilakukan adalah
datang dengan gejala intoksikasi alkohol dan halusinogen. Pada fase ini
diberikan terapi suportif pada pasien hingga keadaanya stabil. Untuk intoksikasi
darurat dapat dilanjutkan dengan parawatan rawat inap atau detoksifikasi untuk
kasus putus NAPZA atau berobat jalan untuk kondisi yang sudah
Pada fase rawat jalan, terapi yang digunakan umumnya berfungsi untuk
putus zat. Lama fase ini berkisar 1-3 minggu tergantung jenis zat dan gejala
pasien. Khusus untuk detoksifikasi heroin (opioida) selain simtomatis juga ada
pendek (1-3 bulan) dengan fokus penanganan masalah medis, psikologis dan
Pedoman diagnostik untuk episode depresi menurut PPDGJ III, antara lain:
36
Gejala Utama ( pada depresi derajat ringan, sedang, berat):
- afek depresi,
lelah ( rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya
aktivitas.
Gejala lainnya :
f. Tidur terganggu
tetapi periode lebih pendek dapat dibenarkan jika gejala luar biasa
37
Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya sekitar 2
minggu.
energi yang menuju meningkatnya mudah lelah dan menurunnya aktivitas. Pasien
merasa bekerja tidak membahagiakannya, pasien juga lebih sering bolos kerja
karena merasa hampa dan lebih memilih melamun. Empat dari gejala lainnya juga
didapatkan yaitu
2. harga diri dan kepercayaan diri berkurang karena pasien merasa tidak
3. Pandangan masa depan yang surat dan pesimistis bahwa rakyat makasar
tidak bisa menerima pasien dan pasien tidak akan pernah punya
percobaan bunuh diri dengan loncat dari jembatan tetapi pasien berhasil
menyelamatkan diri
38
Depresi adalah gangguan mood yang dikarakteristikkan dengan kesedihan
yang intens, berlangsung dalam waktu lama, dan mengganggu kehidupan normal.
ini mengenai 20% wanita dan 12% pria pada suatu waktu dalam kehidupan.2
urutan keempat penyakit di dunia pada tahun 2000. Pada tahun 2020, depresi
merupakan penyakit kedua yang terjadi pada pria dan wanita umur 15-44 tahun.
fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala
penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotor,
konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya, serta bunuh
diri.
penderitaan berat. Mood adalah keadaan emosional internal yang meresap dari
seseorang, dan bukan afek, yaitu ekspresi dari isi emosional saat itu ( Kaplan,
2010). Depresi dapat terjadi pada keadaan normal sebagai bagian dalam
perjalanan proses kematangan dari emosi sehingga definisi depresi adalah sebagai
patah semangat) yang ditandai dengan perasaan tidak pas, menurunnya kegiatan,
dan pesimisme menghadapi masa yang akan datang, (2) pada kasus patologis,
39
merupakan ketidakmauan ekstrim untuk bereaksi terhadap rangsangan disertai
menurunnya nilai diri, delusi ketidakpuasan, tidak mampu, dan putus asa.
pesimis, putus asa, kurang konsentrasi), keluhan somatik (sakit kepala, keluhan
(gangguan tidur, makan dan fungsi seksual). Kaplan menyatakan bahwa faktor
penyebab depresi dapat secara buatan dibagi menjadi faktor biologi, faktor
a. Faktor biologi
dapat mencetuskan depresi, dan pada pasien bunuh diri, beberapa pasien memiliki
serotonin yang rendah. Pada terapi despiran mendukung teori bahwa norepineprin
berperan dalam patofisiologi depresi (Kaplan, 2010). Selain itu aktivitas dopamin
pada depresi menurun, hal tersebut tampak pada pengobatan yang menurunkan
40
konsentrasi dopamin, seperti tyrosin, amphetamine, dan bupropion dapat
kelainan fungsi neuron yang mengandung amin biogenik. Sebaliknya, stres kronik
paling sering terganggu yaitu adrenal, tiroid, dan aksis hormon pertumbuhan.
Aksis HPA merupakan aksis yang paling banyak diteliti (Landefeld et al, 2004).
Hipersekresi CRH merupakan gangguan aksis HPA yang sangat fundamental pada
pasien depresi. Hipersekresi yang terjadi diduga akibat adanya defek pada sistem
umpan balik kortisol di sistem limpik atau adanya kelainan pada sistem
Sekresi CRH dipengaruhi oleh emosi. Emosi seperti perasaan takut dan marah
utama pada sistem endokrin dan fungsinya diatur oleh sistem limbik. Emosi
(Landefeld, 2004). Pada orang lanjut usia terjadi penurunan produksi hormon
41
Sistem saraf pusat mengalami kehilangan secara selektif pada sel sel
saraf selama proses menua. Walaupun ada kehilangan sel saraf yang konstan pada
seluruh otak selama rentang hidup, degenerasi neuronal korteks dan kehilangan
yang lebih besar pada sel-sel di dalam lokus seroleus, substansia nigra, serebelum
menurun menjadi setengah pada umur 80-an tahun dibandingkan dengan umur 60-
an tahun.
b. Faktor Genetik
antara anggota keluarga tingkat pertama dari individu yang menderita depresi
keselarasan sekitar 11% pada kembar dizigot dan 40% pada kembar monozigot
(Davies, 1999). Oleh Lesler (2001), Pengaruh genetik terhadap depresi tidak
genetik.
c. Faktor Psikososial
kehilangan objek yang dicintai (Kaplan, 2010). Ada sejumlah faktor psikososial
42
adalah hilangnya peranan sosial, hilangnya otonomi, kematian teman atau sanak
(Kaplan, 2010).
depresi. Stressor lingkungan yang paling berhubungan dengan onset suatu episode
bersifat akut, seperti kehilangan orang yang dicintai, atau stressor kronis misalnya
43
negatif tentang pengalaman hidup, penilaian diri yang negatif, pesimisme dan
(Kaplan, 2010).
SSP khususnya sistem limbic sehingga aktivitas reseptor serotonin menurun. Pada
serotonin. Mengingat os baru pertama kali berobat jalan dan mengingat keadaan
pada pasien saat ini sebaiknya pertama-tama meggunakan golongan trisiklik tetapi
apabila dalam jangka waktu yang cukup ( sekitar 3 bulan) tidak efektif, dapat
beralih ke golongan SSRI dan jika pilihan kedua belum berhasil dapat beralih
dengan cara psikoterapi berupa terapi keluarga dan masyarakat agar bisa
kesembuhan pasien.
44
DAFTAR PUSTAKA
45
12. Dodds A, Revai E (1967). "Toxic psychosis due to dextromethorphan".
Med J Aust 2: 231. Bornstein, S; Czermak, M; Postel, J., (1968). "Apropos
of a case of voluntary medicinal intoxication with dextromethorphan
hydrobromide". Annales Medico-Psychologiques 1 (3): 447451. PMID
5670018.
13. White E.W. DXM FAQ. Retreived may 9, 2013 at http://www.erowid.org/
chemicals/dxm/faq/dxm_experience.shtml
14. Sadock BJ, 2007. Kaplan & Sadocks Synopsis of Psychiatry 10th ed..
Philadelpia: Lippincott Williams and Wilkins
15. Daives T dan Craig TKJ. 2009. ABC of Mental Health. Jakarta: EGC.
16. Joewana, Satya. 2005. Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan
Zat Psikoaktif. Jakarta: EGC.
17. Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, 2010. Keputusan Menteri Kesehatan Republik.
Indonesia Nomor 420/Menkes/Sk/Iii/2010 Tentang Pedoman Layanan
Terapi dan Rehabilitasi Komprehensif pada Gangguan Penggunaan
NAPZA Berbasis Rumah Sakit.
18. Maslim Rusdi. 2007. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Jakarta: PT.
Nuh Jaya.
46
Lampiran 1
Skala Tipe Kepribadian
PETUNJUK: Berilah tanda paraf () pada pernyataan yang paling sesuai dengan
diri anda.
Keterangan :
1. Selalu
2. Sering
3. Jarang
4. Tidak Pernah
No Pertanyaan 1 2 3 4
1 Saya merasa senang bila dapat berkenalan dengan v
orang lain
2 Saya senang ketika berinteraksi langsung dengan v
orang lain
3 Saya cenderung memikirkan diri sendiri v
4 Saya merahasiakan apa yang saya rasakan v
5 Saya tidak menyukai acara-acara yang melibatkan v
orang banyak
6 Saya suka menyendiri v
7 Saya lebih suka istirahat di rumah daripada V
melakukan kegiatan dengan orang lain
8 Saya menghindari ketika bertemu orang yang belum v
saya kenal
9 Saya tidak menyukai berbincang dengan orang lain v
10 Saya cenderung menilai sesuatu secara subjektif v
11 Saya membutuhkan waktu lama untuk mengenal v
orang lain
12 Saya sulit untuk membuka pertanyaan dengan orang v
yang baru saya kenal atau saya jumpai
47
13 Saya menyimpan informasi baru untuk diri saya v
sendiri
14 Saya mengikuti kegiatan yang melibatkan orang banyak V
(organisasi)
15 Saya merasa tidak mengenal lelah untuk beraktivitas v
16 Ketika hari libur saya menghabiskan waktu sendirian v
17 Saya merasa lebih nyaman ketika menyendiri v
18 Saya lebih suka menjadi pendengar daripada v
berbicara
19 Saya menceritakan kehidupan pribadi saya kepada V
orang lain
20 Saya cenderung meminta bantuan untuk V
menyelesaikan masalah yang sedang saya hadapi
21 Saya merasa malu untuk tampil di hadapan orang v
banyak
22 Saya disebut pendiam oleh orang lain v
23 Saya hanya bercerita pada orang yang saya percayai v
24 Saya menggunakan komunikasi non verbal ketika V
berbincang dengan orang lain
25 Saya merasa diri saya tidak dihargai v
26 Saya lebih menyukai suasana sepi daripada v
keramaian
27 Saya suka bekerja sendiri v
28 Saya sulit untuk melakukan pendekatan pada orang v
yang belum saya kenal
29 Saya lebih suka berkomunikasi lewat internet V
daripada bertatap muka langsung
30 Internet memudahkan saya berkomunikasi v
48