Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN KASUS

Sindrom Dispepsia et Causa Abses Hepar

Oleh : Luisa Vinadiya (I1A010051)

Pembimbing:
dr. Serina Citra Iswari, Sp.PD

BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT DALAM


FAKULTAS KEDOKTERAN UNLAM/RSUD ULIN
BANJARMASIN
Mei, 2014
Pendahuluan
Abses hati merupakan penyakit yang secara histopatologi ditandai dengan pembentukan
pus yang terdiri dari jaringan hati nekrotik, sel-sel inflamasi atau sel darah dalam suatu
rongga patologis yang dapat bersifat soliter atau multipel pada parenkim hati akibat infeksi
bakteri, parasit, jamur maupun nekrosis steril yang bersumber dari sistem gastrointestinal

Insidens abses hati jarang, berkisar antara 15-20 kasus per 100.000
populasi.
Mortalitas abses hati yang masih tinggi yaitu berkisar antara 10-40%

Abses hati dikelompokkan berdasarkan etiologi yang memberikan gambaran


klinis hampir sama 3,4, yaitu abses hati amuboik (AHA) dan abses hati piogenik
(AHP).
SULIT UNTUK DIDIAGNOSIS SECARA KLINIS
LAPORAN KASUS
• Nama : Ny. L
• Umur : 30 tahun
• Agama : Islam
• Suku : Dayak
• Pendidikan : SMP
• Pekerjaan : Ibu rumah tangga
• Alamat : Sungai Pinang Kapuas
• MRS : 29 April 2014 pukul 22.30
WITA
Anamnesis
RPS RPS

• Pasien datang dengan keluhan nyeri • Mual (+)


ulu hati • Muntah (+ 1x) air dan encer, tidak ada
• Sejak satu minggu yang lalu. darah dan tidak ada lendir.
• Nyeri bersifat hilang timbul, dan jika • Nafsu makan ()
muncul tidak tentu berapa lamanya. • Demam hingga menggigil (Temp tidak
• Nyeri muncul mendadak, tidak diukur)
tergantung dengan kebiasaan makan. • Penurunan BB 1kg
• Nyeri seperti ditusuk dan tembus • BAB normal
sampai ke belakang. Pasien berobat ke • BAK (+) lancar, air kencing warna
Banjarmasin karena bingung nyerinya kuning
tidak mau hilang walaupun sudah
diobati selama satu minggu. • Riwayat pengobatan di rumah: infus,
ciprofloxacin injeksi, tramadol injeksi
• Nyeri tidak berkurang dengan usaha
apapun
• Nyeri tidak menjalar ke bagian perut
yang lain.
Anamnesis

RPD RPK
• Gastritis(-) • Gastritis(-)
• Hipertensi (-) • Hipertensi (-)
• Diabetes • Diabetes
melitus (-) melitus (-)
• Alergi (-) • Alergi (-)
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
• Kesan gizi : Kurang
• Berat badan : 40 kg
• Tinggi : 155 cm
• Kesadaran : Kompos mentis
• GCS : 4-5-6
• Tekanan darah : 100/70 mmHg pada
lengan kanan dengan
tensimeter aneroid
• Nadi : 84 kali/menit, kuat angkat,
teratur
• Respirasi : 28 x/ menit
• Suhu : 35,40C
• Saturasi O2 : 99%
• Inspeksi : Cekung, sikatrik (-), venektasi (-), kaput medusa (-),
strriae (+), eritem pada regio hipokondriaka kanan (+)
• Auskultasi : Bising usus 12x/ menit
• Perkusi :
pekak Pekak timpani

pekak Timpani timpani

Abdomen
timpani timpani timpani

• Hepatomegali (+), Splenomegali (+)


• Liver span = 17 cm; Schufner 1
• Palpasi : Turgor cepat kembali, nyeri tekan

+ + -

- - -

• - - -
Pemeriksaan Penunjang (28-04-14)
Pemeriksaan 22/12/2013 Referensi Satuan
Hemoglobin 11,2 12,0-16,0 g/dL
Lekosit 11,0 4.000-10.500 /uL
Eritrosit 3,77 3,90-5,50 juta/uL
Hematokrit 34,4 37,00 – 47,00 vol%
Trombosit 363.000 150.000-450.000 /uL
RDW-CV 12,9 11,5 – 14,7 %
MCV 91,3 80,0-97,0 Fl
MCH 29,7 27,0-32,0 Pg
MCHC 32,5 32,0-38,0 %
Gran% 63.0 50,0-70,0 % %
Limfosit% 22,5 25,0-40,0 % %
MID% 14,5 4,0 – 11,0 % %
Gran# 6,90 2,5 – 7,0 ribu/ul Ribu/ul
Limfosit# 2,5 1,25-4,0 ribu/ul Ribu/ul
MID# 1,6 Ribu/ul Ribu/ul
Pemeriksaan 22/12/2013 Referensi Satuan
Ureum 18 10 - 50 mg/dl

Kreatinin 0,7 0,6 – 1,2 mg/dl

GDS 106 <200 mg/dl

SGOT 37 0 - 46 U/I

SGPT 57 0 – 45 U/I
ULTRASONOGRAFI
ABDOMEN
(28/04/2014)
•Kesimpulan: old
abscess left liver
lobe
Cue & Clue Problem List Initial Planning Planning Planning
Diagnosis Diagnosis Terapi Monitoring
Anamnesis: 2.1 Abses Hepar 3.1 Abses hepar 4.1 Lab: 5.1 IVFD RL 20 - Keadaan
•Nyeri di daerah daerah ulu amuboik albumin tpm umum
hati bagian bawah perut 3.2 Abses hepar serum, - Tanda vital
•Mual (+) pyogenik bilirubin, 5.2 Inf. - SGOT&
•Muntah (+) serologi anti Metronidazol SGPT
•Nafsu makan ()
Entamoeba 500 mg 1 flash/
•Demam menggigil (+)
histolytica 6 jam
•Penurunan BB 1kg
4.2 Kultur pus/
Pemeriksaan Fisik: darah 5.3 Inj.
Abdomen: eritem pada Omeprazol 3x1
regio hipokondriaka kanan 4.3 Feses amp
Perkusi pekak pada kuadran lengkap
kanan atas, hepatomegali 5.4 Inj.
Nyeri tekan pada regio Metoclopramid
hipokondrium kanan & 10 mg (kp)
epigastrium, splenomegali
5.5 Per oral
Pemeriksaan Penunjang: paracetamol
SGPT : 57
500 mg (kp)
Leukosit: 11,000/uL
Limfosit: 22,5% (turun)
5.6 Per oral
cefixim 3x
USG: old abscess left liver 500mg
lobe
Follow Up H-1 MRS H2 MRS H-3 MRS H-4 MRS
Subjective Nyeri ulu hati Nyeri ulu hati Nyeri ulu hati (-)
Mual
Muntah
Demam
s
Objective Nyeri tekan Nyeri tekan Nyeri tekan (-)
regio regio regio
epigastrium dan epigastrium dan hipokondriaka
hipokondriaka hipokondriaka kanan
kanan kanan
Asessment Sindrom Sindrom Sindrom Sindrom
Dispensia ec Dispensia ec Dispensia ec Dispensia ec
Abses Hepar Abses Hepar Abses Hepar Abses Hepar

Planning IVFD RL: D5 = IVFD RL: D5 = IVFD RL: D5 = BLPL


1:1 1:1 1:1 Ciprofloxacin
Inj. OMZ 2x1 a Inj. OMZ 2x1 a Inj. OMZ 2x1 a tab 2x500 mg
Inj. Invomil 4mg Inj. Invomil 4mg Inj. Invomil 4mg Ranitidin 2x1
(kp) (kp) (kp) tab
Inj. Ceftriaxon Inj. Ceftriaxon Inj. Ceftriaxon
2x1 mg 2x1 mg 2x1 mg
Inf. Tricodazol Inf. Tricodazol Inf. Tricodazol
3x 500mg 3x 500mg 3x 500mg
Gejala dan Tanda Abses Hepar
Gejala
Keluhan Pada Pasien

Anoreksia (+)
Fever (+)
Chills (+)
Weight loss (+)
Vomiting (+)
SGPT ↑
Stimulasi CTZ
Mual Muntah

CRH ↑
Stimulasi Leptin
Inflamasi
Depresi NPY
Penurunan nafsu makan
Infeksi

Pirogen eksogen
Demam Penurunan Berat Badan
Menggigil (Fase ke 1)
Tanda Abses Hepar

Tanda Pada Pasien

Abdominal tenderness (+)


Hepatomegaly (+)
RUQ Pain (+)
Epigastric pain (+)
Splenomegaly (+)
Hepatomegaly

Stimulasi proliferasi
dari hepatosit sehat
Injury +
hepatositnekrosis Hiperplasia
hepatosit hepatosit sehat
Infeski hepatosit
Nyeri berbagai Regio

Nyeri epigastrium
Peralihan nyeri
Serabut saraf organ viseralis
splanknikus hepar terutama
lobus sinistra
Nyeri organ N.Afeen viseralis
viseralis Corda spinalis
beberapa segmen
Nyeri difus
Hasil USG Pasien: Old Abscess Left
Liver Lobe Lobus Kanan paling
sering karena:
• Teori 1. Hasil dari aliran darah portal.
2. Didominasi oleh pasokan vena
mesenterika superior.
• USG memiliki 3. Merupakan bagian hati yang
sensitivitas 96% paling besar.
• CT scan menunjukkan 4. Abses pada lobus sinistra sering
berkaitan dengan gangguan
sensitivitas 100%. traktus biliaris
• Abses tunggal= 70% dan
multiple abses= 30%
• Lobus kanan ditemukan
pada 68%, lobus kiri
=22% dan Bilobus=10%
Perbedaan Abses Hepar Amuboik dan
Pyogenik
Amuboik Pyogenik

• Laboratorium: peningkatan bilirubin, • Pemeriksaan laboratorium: leukositosis,


leukositosis minimal, peningkatan enzim anemia, hipoalbumin, peningkatan
transaminase. enzim transaminase serum.
• Pemeriksaan sediaan feses basah • Foto polos abdomen dan foto thorax
menunjukkan trofozoit yang menunjukkan hasil yang tidak spesifik
mengandung eritrosit. • USG menunjukkan gambaran abses
• Pada aspirasi, amuba ditemukan jarang berupa hiperekoik dan berbatas tidak
pada material dari tengah abses, tapi tegas, tapi jika tedapat pus berupa
berjumlah lebih banyak pada batas abses hipoekoik dengan batas tegas. Pus yang
dan lebih banyak lagi pada aspirat sangat tebal bisa tampak sebagai masa.
material abses yang terakhir sisa. • CT scan abdomen dengan kontras
• Serology anti E.histolytica • Kultur pus atau darah penderita abses
• Foto polos abdomen dan foto thorax hepar. Etiologi yang sering dapat dilihat
menunjukkan hasil yang tidak spesifik pada pembahasan di atas.
• USG menunjukkan gambaran abses
berupa hiperekoik dan berbatas tidak
tegas, tapi jika tedapat pus berupa
hipoekoik dengan batas tegas. Pus yang
sangat tebal bisa tampak sebagai masa.
• CT scan abdomen dengan kontras.
Pada pasien…

HIPOTESA:
ABSES HEPAR
AMUBOIK
• KU Baik
The primary mode of
• Anemia normositik treatment of amebic liver
normokromik = 11,2 abscess is
medical; however as many as
• Leukositosis minimal = 15% of amebic abscesses may
11.000/uL be
refractory to medical therapy
• Peningkatan enzim In such patients and in
transamninase, SGPT= patients with pyogenic liver
abscesses,
57 surgical drainage has been
• Lokasi abses: lobus kiri the traditional mode of
treatment
Pengobatan Abses Hepar Amuboik
Pengobatan Abses Hepar Amuboik
Pengobatan Pada Pasien

Tricodazol Inf 3x 500mg selama 3


hari

Pembahasan:
1. Pilihan obat sesuai
2. Cara pemberian sesuai
3. Dosis tidak sesuai
4. Lama pemberian tidak sesuai
Pengobatan Abses Hepar Pyogenik
Teori

Pengobatan Pada Pasien


1. Sebelum mendapatkan kultur
positif dari darah atau nanah,
antibiotik spektrum luas. 1. Inj. Ceftriaxon 2x 1 gr selama 4
2. Regimen antibiotik yang paling hari
umum digunakan secara empiris 2. Ciprofloxacin 2x500mg per oral
adalah sefalosporin generasi ke-3 pada hari ke-4 selama 1 minggu
dan metronidazol.
3. Ciprofloxacin digunakan sebagai Pembahasan:
alternatif untuk cephalosporin 1. Pilihan obat, cara dan dosis
pada pasien yang memiliki sesuai
riwayat anafilaksis penisilin. 2. Lama pengobatan tidak sesuai
4. Awalnya, antibiotik harus
diberikan secara parenteral
5. Setelah 2 minggu terapi sistemik,
obat oral yang tepat dapat
digunakan lebih lanjut selama 4
minggu
Cairan IV • Terapi suportif pada anorexia
• maintenance kebutuhan cairan
RL dan per hari dan menambah asupan
D5% nutrisi untuk energi pasien

Injeksi
omeprazol • Terapi suportif pada mual dan
muntah pasien
2x1 • Proton pump inhibitor
ampul,
• Terapi suportif pada mual
Injeksi invomil dan muntah pasien
(metoclopramid)
3x4mg • Meningkatkan motilitas
gaster
PENUTUP
Telah dilaporkan kasus seorang perempuan berusia
30 tahun yang didiagnosis abses hepar

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis,


pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, dan
pencitraan melalui USG.

Pasien telah ditatalaksana dengan terapi kuratif non


surgical yaitu antibiotik dan anti amuba

Setelah pasien dirawat selama 4 hari dari tanggal


29 April sampai dengan 2 Mei 2014, pasien
diizinkan pulang karena semua keluhannya sudah
menghilang

Anda mungkin juga menyukai