PEMBAHASAN
Gejala pada hepatitis akut melingkupi sindroma flu akibat infeksi virus,
dan gangguan konjugasi bilirubin akibat inflamasi hepatosit. Secara umum gejala
hepatitis meliputi:
1. Demam
2. Lemas
4. Mual
5. Muntah
6. Nyeri perut
8. Nyeri sendi
9. Ikterik
Pada pasien ini, gejala yang muncul meliputi: demam, lemas, nafsu makan turun,
Gejala ini muncul diawali dengan masuk nya virus kedalam tubuh melalui saluran
pencernaan atau aliran darah, kemudian masuk kealiran darah menuju hati (vena porta),lalu
menginvasi ke sel parenkim hati. Di sel parenkim hati, virus mengalami replikasi yang
menyebabkan sel parenkim hati menjadi rusak. Setelah itu, virus akan keluar dan menginvasi sel
parenkim yang lain atau masuk kedalam ductus biliaris yang akan dieksresikan bersama feses.
Sel parenkim yang telah rusak akan merangsang reaksi inflamasi yang ditandai dengan adanya
34
agregasi makrofag, pembesaran sel kupfer yang akan menekan ductus biliaris sehingga aliran
bilirubin direk terhambat, kemudian terjadi penurunan eksresi bilirubin ke usus. Keadaan ini
menimbulkan ketidakseimbangan antara uptake dan ekskresi bilirubin dari sel hati sehingga
bilirubin yang telah mengalami proses konjugasi (direk)akan terus menumpuk dalam sel hati
yang akan menyebabkan reflux (aliran kembali keatas) ke pembuluh darah sehingga akan
bermanifestasi kuning pada jaringan kulit terutama pada sklera, kadang disertai rasa
gatal dan air kencing seperti teh pekat akibat partikel bilirubin direk berukuran kecil
sehingga dapat masuk ke ginjal dan di eksresikan melalui urin. Akibat bilirubin
direk yang kurang dalam usus mengakibatkan gangguan dalam produksi asam empedu(produksi
sedikit) sehingga proses pencernaan lemak terganggu (lemak bertahan dalam lambung dengan
waktu yang cukup lama) yang menyebabkan regangan pada lambung sehingga merangsang
saraf simpatis dan saraf parasimpatis mengakibatkan teraktifasi nya pusat muntah yang berada di
medula oblongata yang menyebabkan timbulnya gejala mual, muntah dan menurun nya nafsu
makan. 12,13,14
Demam terjadi karena adanya suatu zat yang dikenal dengan nama
pirogen. Pirogen adalah zat yang dapat menyebabkan demam. Pirogen terbagi dua
yaitu pirogen eksogen adalah pirogen yang berasal dari luar tubuh pasien. Contoh
lipopolisakarida yang dihasilkan oleh bakteri gram negatif. Jenis lain dari pirogen
adalah pirogen endogen yang merupakan pirogen yang berasal dari dalam tubuh
pasien. Contoh dari pirogen endogen antara lain IL-1, IL-6, TNF-, dan IFN.
Sumber dari pirogen endogen ini pada umumnya adalah monosit, neutrofil, dan
35
limfosit walaupun sel lain juga dapat mengeluarkan pirogen endogen jika
terstimulasi. 12
(monosit, limfosit, dan neutrofil) oleh pirogen eksogen baik berupa toksin,
mediator inflamasi, atau reaksi imun. Sel-sel darah putih tersebut akan
mengeluarkan zat kimia yang dikenal dengan pirogen endogen (IL-1, IL-6, TNF-
, dan IFN). Pirogen eksogen dan pirogen endogen akan merangsang endotelium
lebih rendah dari suhu patokan yang baru sehingga ini memicu mekanisme-
akhirnya akan menyebabkan suhu tubuh naik ke patokan yang baru tersebut. 12
sangat mudah terjadi efek inflamasi sistemik karena hati yang merupakan tempat
perlewatan darah sistemik maupun darah portal. Salah satu efek inflamasi adalah
peningkatan hormon CRH agar terjadi peningkatan sekresi hormon kortisol untuk
nafsu makan pada kasus inflamasi sendiri adalah penurunan ukuran makanan
36
bukan penurunan frekuensi makan. Penurunan nafsu makan disertai lipolisis
akibat rangsangan hormon kortisol memicu penurunan berat badan pada pasien. 10-
13
enzim SGOT-SGPT atau sitokin yang dikeluarkan oleh hepatosit yang rusak
mengaktifkan CTZ (chemotrigger zone) sebagai pusat mual dan muntah. Hipotesa
yang terakhir adalah hepar yang membesar karena abses mendesak duodenum
dengan hepatits adalah hepatomegali. Hal ini terjadi karena hepatosit rusak akibat
warna kulit, sklera mata atau jaringan lainnya (membran mukosa) yang menjadi
kuning karena pewarnaan oleh bilirubin yang meningkat kadarnya dalam sirkulasi
darah. Jaringan permukaan yang kaya elastin seperti sklera dan permukaan bawah
3
lidah biasanya pertama kali menjadi kuning. Ikterus yang ringan dapat dilihat
paling awal di sklera mata, dan bila ini terjadi kadar bilirubin sudah berkisar
antara 2-2,5 mg/dl (34-43 umol/L). Kadar bilirubin serum normal adalah bilirubin
37
Pembagian terdahulu mengenai tahapan metabolisme bilirubin
Prehepatik atau hemolitik yaitu menyangkut ikterus yang disebabkan oleh hal-hal
sekitar 4 mg per kg berat badan terbentuk setiap harinya; 70-80% berasal dari
pemecahan sel darah merah yang matang, sedangkan sisanya 20-30% berasal dari
protein heme lainnya yang berada terutama dalam sumsum tulang dan hati.
pembentukan bilirubin.
tak terkojugasi ini transportnya dalam plasma terikat dengan albumin dan tidak
dapat melalui membran gromerolus, karenanya tidak muncul dalam air seni.
merupakan bilirubin yang tidak larut dalam air kecuali bila jenis bilirubin
38
dikonversikan menjadi derivat yang larut dalam air sebelum diekskresikan
Sebagian diserap dan dikeluarkan kembali ke dalam empedu, dan dalam jumlah
mengeluarkan bilirubin konjugasi tetapi tidak bilirubin tak terkonjugasi. Hal ini
menerangkan warna air seni yang gelap khas pada gangguan hepatoseluler atau
kolestasis intrahepatik. Pada gangguan ekskresi, bilirubin direk tidak dapat masuk
angka normal yaitu dibawah 1,9mg/dL. Keluhan pada pasien yang menyatakan
sebelum demam, air seninya menjadi warna gelap dapat menjadi tanda bahwa
ikterik yang terjadi pada pasien mungkin disesbabkan proses intrahepatic atau
39
Pemeriksaan abdomen menunjukkan bising usus yang menurun,
hepatomegali sebesar 4 jari di bawah arcus costae, dan nyeri tekan ulu hati.
Hepatomegali adalah pembesaran organ hati yang disebabkan oleh berbagai jenis
lemak (fatty liver), penyakit keganasan seperti leukemia, kanker hati (hepatoma)
dari virus, bakteri, jamur, dan parasit meningkatkan peradangan dan hyperplasia
seperti diabetes mellitus dan beberapa pasien yang menerima nutrisi secara
parenteral. Steatosis, akumulasi lemak dihati paling sering terjadi pada penyakit
Infiltrasi dapat terjadi dari tumor utama dari hati atau dari penyakit yang
tumor jinak yaitu hemangioma, teratoma dan hyperplasia nodular fokal. Infiltrasi
parasit, meskipun jarang tetapi merupan penyebab umum dari pembesaran hati di
40
Aliran darah kongestif dalam hati menyebabkan hepatomegali. Obstruksi
tulang. Terakhir, obstruksi aliran empedu menyebabkan pembesaran hati. Hal ini
mungkin disebabkan tumor di luar hati atau masalah bawaan dan diperoleh dari
sistem empedu. Atresia bilier, kista choledochal, dan cholelithiasis adalah contoh
41
Gambar 4.1 Penyebab-penyebab hepatomegali
Berdasarkan gejala dan tanda yang dialami pasien, diagnosis yang paling
mendekati adalah hepatitis akut. Pada langkah awal dalam memberikan terapi,
Pada nekrosis hepatosit akan terjadi peningkatan kadar SGOT dan SGPT.
42
Pada pemeriksaan laboratorium pasien yaitu darah lengkap tanggal 08
Oktober 2017, didapatkan hasil yang abnormal yaitu peningkatan SGOT dan
SGPT sebesar 333 dan 335 U/L. Lain-lain dalam batas normal. Pada pemeriksaan
urine lengkap tanggal 8 Oktober 2017 didapatkan beberapa hasil yang abnormal
yaitu: warna urine berupa kuning tua, albumin urin +1, bilirubin urin +2, darah
samar +1, leukosit esterase +1, nitrit +, dan bakteri +. Pada pemeriksaan darah
tanggal 9 Oktober 2017 didapatkan kadar bilirubin total 8,78 mg/dL. Berdasarkan
dua hasil pemeriksaan penunjang ini, pasien didiagnosis kerja Hepatitis Akut dan
aminotransferase serum, yang sering disebut sebagai uji fungsi hati, merupakan
Karena itu, keberadaan keduanya dalam serum adalah tanda nekrosis sel hati dan
43
Karya Medika I, didapatkan kesimpulan berupa hepatomegaly dengan
3. HbsAg
4. Anti HBc
5. Anti HCV
yang singkat kurang dari 20hari sejak munculnya demam, pasien mengalami
ikterik. Pasien juga tidak memiliki riwayat transfuse darah dalam 1 tahun terakhir,
44
tidak melakukan seks bebas, tidak menggunakan narkoba jarum suntik, dan tidak
dilakukan hanya untuk mengatasi gejala yang ditimbulkan. Terapi suportif seperti
atau g a g a l h a t i a k u t . H e p a t i t i s f u l m i n a n d i d e f i n i s i k a n s e b a g a i
a k i b a t n e k r o s i s h e p a t o s i t m a s i f a t a u g a n g g u a n fungsional hepatosit
P e r j a l a n a n f u l m i n a n ya n g d i t a n d a i o l e h k e g a g a l a n h a t i a k u t ya
n g terkait dengan nekrosis masif dan submasif sel hati, terjadi pada kira-kira 1%
urinaria, madu. Dosis minumnya adalah 1 sampai 3 kali sehari 1 tablet. Sedangkan
45
temulawak terutama disebabkan oleh dua kelompok kandungan kimia utamanya,
yaitu senyawa berwarna kuning golongan kurkuminoid dan minyak atsiri. Paduan
regenerasi sel-sel hati yang mengalami kerusakan akibat pengaruh racun kimia.
Pada saat ini sejalan dengan perkembangan ilmu kimia, orang dengan mudah
dikehendaki dibuat sediaan bentuk kapsul atau kaplet yang praktis penggunaannya
16
mg dan N-acetylcysteine 200 mg. Pada pasien ini terdapat keluhan demam.
46
golongan ibuprofen. N- acetylcysteine pada sistenol berfungsi sebagai
protector mukosa lambung yang berfungsi mencegah iritasi asam lambung pada
diberikan pada semua kasus hepatitis kronis. Pada kasus hepatitis akut, antivirus
tidak direkomendasikan.
47