Anda di halaman 1dari 16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kista Ovarium

2.1. Definisi

Kista ovarium merupakan salah satu tumor jinak ginekologi yang paling

sering dijumpai pada wanita di masa reproduksinya. Kista ovarium adalah suatu
1,3
kantong berisi cairan seperti balon berisi air yang terdapat di ovarium. Kista

ovarium adalah tumor jinak yang diduga timbul dari bagian ovum yang

normalnya menghilang saat menstruasi, asalnya tidak teridentifikasi dan terdiri

atas sel-sel embrional yang tidak berdiferensiasi, kista ini tumbuh lambat dan

ditemukan selama pembedahan yang mengandung material sebasea kental

berwarna kuning yang timbul dari lapisan kulit. 9

2.2 Jenis dan karakter kista

Berdasarkan tingkat keganasannya, kista terbagi dua, yaitu nonneoplastik

dan neoplastik. Kista nonneoplastik sifatnya jinak dan biasanya akan mengempis

sendiri setelah 2 hingga 3 bulan. Sementara kista neoplastik umumnya harus

dioperasi, namun hal itu pun tergantung pada ukuran dan sifatnya. 4

Kista ovarium neoplastik jinak diantaranya 10 :

a) Kistoma Ovarii Simpleks

Kistoma ovarii simpleks merupakan kista yang permukaannya rata dan

halus, biasanya bertangkai, seringkali bilateral, dan dapat menjadi besar.Dinding

kista tipis berisi cairan jernih yang serosa dan berwarna kuning.Penatalaksanaan

dengan pengangkatan kista dengan reseksi ovarium.

3
Kistadenoma Ovarii Musinosum

Bentuk kista multilokular dan biasanya unilateral, dapat tumbuh menjadi

sangat besar.Gambaran klinis terdapat perdarahan dalam kista dan perubahan

degeneratif sehingga timbul perleketan kista denganomentum, usus-usus, dan

peritoneum parietale.Selain itu, bisa terjadi ileus karena perleketan dan produksi

musin yang terus bertambah akibat pseudomiksoma peritonei. Penatalaksanaan

dengan pengangkatan kista in tito tanpa pungsi terlebih dulu dengan atau tanpa

salpingo-ooforektomi tergantung besarnya kista.

b) Kistadenoma Ovarii Serosum

Kista ini berasal dari epitel germinativum. Bentuk kista umumnya

unilokular, tapi jika multilokular perlu dicurigai adanya keganasan.Kista ini dapat

membesar, tetapi tidak sebesar kista musinosum. Selain teraba

massaintraabdominal juga dapat timbul asites. Penatalaksanaan umumnya sama

dengan kistadenoma ovarii musinosum.

c) Kista Dermoid

Kista dermoid adalah teratoma kistik jinak dengan struktur ektodermal

berdiferensiasi sempurna dan lebih menonjol dari pada mesoderm dan entoderm.

Bentuk cairan kista ini seperti mentega. Kandungannya tidak hanya berupa cairan

tapi juga ada partikel lain seperti rambut, gigi, tulang, atau sisa-sisa kulit. Dinding

kista keabu-abuan dan agak tipis, konsistensi sebagian kistik kenyal dan sebagian

lagi padat.Dapat menjadi ganas, seperti karsinoma epidermoid. Kista ini diduga

berasal dari sel telur melalui proses parthenogenesis. Gambaran klinis adalah

nyeri mendadak di perut bagian bawah karena torsi tangkai kista dermoid.Dinding

4
kista dapat ruptur sehingga isi kista keluar di rongga peritoneum. Penatalaksanaan

dengan pengangkatan kista dermoid bersama seluruh ovarium.

Kista nonneoplastik terdiri dari 4:

a. Kista Folikel

Kista ini berasal dari Folikel de Graaf yang tidak sampai berovulasi,

namun tumbuh terus menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel primer yang

setelah tumbuh di bawah pengaruh estrogen tidak mengalami proses atresia yang

lazim, melainkan membesar menjadi kista. Bisa didapati satu kista atau lebih, dan

besarnya biasanya dengan diameter 1 1,5 cm. Penanganan kista korpus luteum

ialah menunggu sampai kista hilang sendiri. Dalam hal dilakukan operasi atas

dugaan kehamilan ektopik terganggu, kista korpus luteum diangkat tanpa

mengorbankan ovarium.

b. Kista Lutein

Pada mola hidatidosa, koriokarsinoma, dan kadang-kadang tanpa adanya

kelainan tersebut, ovarium dapat membesar dan menjadi kistik.Kista biasanya

bilateral dan bisa menjadi sebesar ukuran tinju.Pada pemeriksaan mikroskopik

terlihat luteinisasi sel-sel teka. Sel-sel granulosa dapat pula menunjukkan

luteinisasi, akan tetapi seringkali sel-sel menghilang karena atresia. Tumbuhnya

kista ini ialah akibat pengaruh hormon koriogonadotropin yang berlebihan, dan

dengan hilangnya mola atau koriokarsinoma, ovarium mengecil spontan.

c. Kista Inklusi Germinal

Kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian kecil dari

epitel germinativum pada permukaan ovarium.Kista ini lebih banyak terdapat

pada wanita yang lanjut umurnya, dan besarnya jarang melebihi diameter 1 cm.

5
Kista ini biasanya secara kebetulan ditemukan pada pemeriksaan histologik

ovarium yang diangkat waktu operasi.Kista terletak di bawah permukaan

ovarium, dindingnya terdiri atas satu lapisan epitel kubik atau torak rendah, dan

isinya cairan jernih dan serus.

d. Kista Endometriosis

Kista yang terbentuk dari jaringan endometriosis (jaringan mirip dengan

selaput dinding rahim yang tumbuh di luar rahim) menempel di ovarium dan

berkembang menjadi kista.Kista ini sering disebut juga sebagai kista

coklatendometriosis karena berisi darah coklat-kemerahan. Kista ini berhubungan

dengan penyakit endometriosis yang menimbulkan nyeri haid dan nyeri

senggama. Kista ini berasal dari sel-sel selaput perut yang disebut

peritoneum.Penyebabnya bisa karena infeksi kandungan menahun, misalnya

keputihan yang tidak ditangani sehingga kuman-kumannya masuk kedalam

selaput perut melalui saluran indung telur.Infeksi tersebut melemahkan daya tahan

selaput perut, sehingga mudah terserang penyakit.Gejala kista ini sangat khas

karena berkaitan dengan haid. Seperti diketahui, saat haid tidak semua darah akan

tumpah dari rongga rahim ke liang vagina, tapi ada yang memercik ke rongga

perut. Kondisi ini merangsang sel-sel rusak yang ada di selaput perut mengidap

penyakit baru yang dikenal dengan endometriosis.Karena sifat penyusupannya

yang perlahan, endometriosis sering disebut kanker jinak.

e. Kista Stein-Leventhal

Ovarium tampak pucat, membesar 2 sampai 3 kali, polikistik, dan

permukaannya licin. Kapsul ovarium menebal. Kelainan ini terkenal dengan nama

sindrom Stein-Leventhal dan kiranya disebabkan oleh gangguan keseimbangan

6
hormonal. Umumnya pada penderita terhadap gangguan ovulasi, oleh karena

endometrium hanya dipengaruhi oleh estrogen, hiperplasia endometrium sering

ditemukan.

Menurut Nugroho, klasifikasi kista terdiri dari 11:

a. Tipe Kista Normal

Tipe kista yang termasuk dalam kista normal adalah kista fungsional.

Kista tersebut merupakan jenis kista ovarium yang paling banyak ditemukan Kista

ini berasal dari sel telur dan korpus luteum, terjadi bersamaan dengan siklus

menstruasi yang normal.

Kista fungsional akan tumbuh setiap bulan dan akan pecah pada masa

subur, untuk melepaskan sel telur yang pada waktunya siap dibuahi oleh sperma.

Setelah pecah, kista fungsional akan menjadi kista folikuler dan akan hilang saat

menstruasi.

Kista fungsional terdiri dari kista folikel dan kista luteum. Keduanya tidak

mengganggu, tidak menimbulkan gejala dan dapat menghilang dengan sendiri

dalam waktu 6-8 minggu.

b. Tipe Kista Abnormal

Jenis kista yang termasuk pada kista abnormal adalah kistadenoma, kista

coklat ( endometrioma), kista dermoid, kista endometriosis, kista hemorrhage,dan

kista Lutein. Kistadenoma merupakan kista yang berasal dari bagian luar sel

indung telur.Biasanya bersifat jinak, tetapi dapat membesar dan dapat

menimbulkan nyeri.Kista Coklat merupakan endometrium yang tidak pada

tempatnya.Kista ini berisi timbunan darah yang berwarna coklat kehitaman.,Kista

Dermoid merupakan kista yang berisi berbagai jenis bagian tubuh seperti kulit,

7
kuku, rambut, gigi dan lemak.Kista dapat ditemukan di kedua bagian indung

telur.Biasanya berukuran kecil dan tidak menimbulkan gejala.Kista Endometriosis

merupakan kista yang terjadi karena ada bagian endometrium yang berada di luar

rahim.Kista ini berkembang bersamaan dengan tumbuhnya lapisan endometrium

setiap bulan sehingga menimbulkan nyeri hebat. Kista Hemorrhage merupakan

kista fungsional yang disertai perdarahan sehingga menimbulkan nyeri di salah

satu sisi perut bagian bawah.

Kista Lutein merupakan kista yang sering terjadi saat kehamilan. Kista

Granulosa Lutein merupakan kista yang terjadi di dalam korpus luteum ovarium

yang fungsional. Kista yang timbul pada permulaan kehamilan ini dapat

membesar akibat dari penimbunan darah yang berlebihan saat menstruasi dan

bukan akibat dari tumor. Diameternya yang mencapai 5-6 cm menyebabkan rasa

tidak enak di daerah panggul. Jika pecah, akan terjadi perdarahan di rongga perut.

Pada wanita yang tidak hamil, kista ini menyebabkan menstruasi terlambat, diikuti

perdarahan yang tidak teratur.Kemudian Kista Theca Lutein merupakan kista

yang berisi cairan bening dan berwarna seperti jerami.Timbulnya kista ini

berkaitan dengan tumor ovarium dan terapi hormonal.Dan kista polikistik ovarium

merupakan kista yang terjadi karena kista tidak dapat pecah dan melepaskan sel

telur secara kontinyu. Biasanya terjadi setiap bulan. Ovarium akan membesar

karena bertumpuknya kista ini. Untuk kista polikistik ovarium yang menetap

(persisten), operasi harus dilakukan untuk mengangkat kista tersebut agar tidak

menimbulkan gangguan dan rasa sakit.

8
2.3 Epidemiologi Kista Ovarium

Angka kejadian kista sering terjadi pada wanita berusia produktif. Jarang

sekali di bawah umur 20 maupun di atas 50 tahun. Kista Ovarium ditemukan pada

hampir semua wanita premenopause dan pada 18% wanita post menopause.

Insiden yag sering terjadi pada wanita usia 30-54 tahun dan yang paling tinggi

adalah wanita dengan kulit putih. Di Indonesia sekitar 25-50 % kematian wanita

usia subur disebabkan oleh masalah yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan,

serta penyakit yang mengenai sistem reproduksi misalnya kista ovarium. 12,13

Di Amerika insidensi kista ovarium semua ras adalah 12,5 kasus per

100.000 populasi pada tahun 1988 sampai 1991. Sebagian besar kista adalah kista

fungsional dan jinak. Di RSU H. Adam Malik Medan terdapat jumlah seluruh

penderita kista ovarium tahun 2008-2009 sebanyak 47 orang. Di Rumah Sakit Dr.

Pirngadi Medan dari bulan Januari 2010- Oktober 2010 penderita kista ovarium

pada wanita usia subur terdata sebanyak 34 kasus. Kemudian Di Rumah Sakit ST.

Elisabeth Medan penderita kista ovarium dari tahun 2008-2012 terdata sebanyak

116 kasus. 7

2.4 Gejala Kista Ovarium dan Tanda-tanda Klinik

Kista ovarium seringkali tanpa gejala, terutama bila ukuran kistanya masih

kecil. Kista yang jinak baru memberikan rasa tidak nyaman apabila kista semakin

membesar, sedangkan pada kista yang ganas kadangkala memberikan keluhan

sebagai hasil infiltrasi atau metastasis kejaringan sekitar (Sarjadi, 1995).

Pemastian penyakit tidak bisa dilihat dari gejala-gejala saja karena mungkin

gejalanya mirip dengan keadaan lain seperti endometriosis, radang panggul,

kehamilan ektopik (di luar rahim) atau kanker ovarium. Meski demikian, penting

9
untuk memperhatikan setiap gejala atau perubahan ditubuh untuk mengetahui

gejala mana yang serius. Gejala-gejalanya antara lain: perut terasa penuh, berat

dan kembung, tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil), haid

tidak teratur, nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar ke

punggung bawah dan paha, nyeri senggama, mual, ingin muntah, atau pengerasan

payudara mirip seperti pada saat hamil. Kadang-kadang kista dapat memutar pada

pangkalnya, mengalami infark dan robek, sehingga menyebabkan nyeri tekan

perut bagian bawah yang akut sehingga memerlukan penanganan kesehatan

segera. 14

2.5 Diagnosis

Menurut Llwellyn, kista ovarium jinak tumbuh secara tersembunyi dan

sering tidak dapat dideteksi selama beberapa tahun. Tidak menyebabkan nyeri,

tetapi jika membesar dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan jarang

menimbulkan gangguan menstruasi. Pemeriksaan abdomen dan vagina secara

periodik akan dapat mendeteksi kista ini. Kista tanpa nyeri atau massa padat di

cul-de-sac, atau di tempat ovarium, atau meluas ke abdomen, yang dengan palpasi

bersifat kistik sampai padat, memberi tanda kista ovarium. Diagnosis dapat

dikonfirmasi dengan skening ultrason abdomen atau transvagina, yang dapat

membedakannya dari kehamilan, kegemukan, pseudosiesis, kandung kemih penuh

atau degenerasi kistik dari mioma.15

Prawirohardjo menyatakan bahwa apabila pada pemeriksaan ditemukan

kista di rongga perut bagian bawah dan atau di rongga panggul, maka setelah

diteliti sifat-sifatnya (besarnya, lokalisasi, permukaan, konsistensi, apakah dapat

digerakkan atau tidak), maka perlu ditentukan jenis kista tersebut. Pada kista

10
ovarium biasanya uterus dapat diraba tersendiri, terpisah dari kista. Jika kista

ovarium terletak di garis tengah dalam rongga perut bagian bawah dan kista itu

konsistensinya kistik, perlu dipikirkan adanya kehamilan atau kandung kemih

penuh, sehingga pada anamnesis perlu lebih cermat dan disertai pemeriksaan

tambahan. Apabila sudah ditentukan bahwa kista yang ditemukan ialah kista

ovarium, maka perlu diketahui apakah kista itu bersifat neoplastik atau

nonneoplastik.4

Kista nonneoplastik akibat peradangan umumnya dalam anamnesis

menunjukkan gejala-gejala ke arah peradangan genital, dan pada pemeriksaan

kista-kista akibat peradangan tidak dapat digerakkan karena perleketan. Kista

nonneoplastik umumnya tidak menjadi besar, dan diantaranya pada suatu waktu

biasanya menghilang sendiri. Jika kista ovarium itu bersifat neoplastik, maka

pemeriksaan yang cermat dan analisis yang tajam dari gejala-gejala yang

ditemukan dapat membantu dalam pembuatan diagnosis diferensial.

Penegakan diagnose dapat dibantu dengan pemeriksaan lanjutan yang

berupa4 :

(1) Laparaskopi yaitu pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah

sebuah kista berasal dari ovarium atau tidak, serta untuk menentukan sifat-

sifat kista,

(2) Ultrasonografi yaitu dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas

kista, apakah kista berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah

kista kistik atau solid, dan dapat pula dibedakan antara cairan dalam rongga

perut yang bebas dan yang tidak.

11
(3) Foto Rontgen yaitu pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya

hidrotoraks. Selanjutnya, pada kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat

adanya gigi dalam kista

(4) Parasentesis yaitu pungsi asites berguna untuk menentukan sebab asites. Perlu

diperhatikan bahwa tindakan tersebut dapat mencemarkan kavum peritonei

dengan isi kista bila dinding kista tertusuk.

2.6 Penatalaksanaan

Apabila kista sudah terlanjur tumbuh dan didiagnosa sebagai kista

ovarium yang berbahaya, biasanya tindakan medis perlu dilakukan. Operasi

pengangkatan biasanya akan dilakukan untuk mencegah kista ovarium tumbuh

lebih besar. Penyembuhan dari kista juga tergantung pada jenisnya masing-

masing.Kista ovarium neoplastik memerlukan operasi dan kista nonneoplastik

tidak. Jika menghadapi kista yang tidak memberi gejala atau keluhan pada

penderita dan yang besar kistanya tidak melebihi jeruk nipis dengan diameter

kurang dari 5 cm, kemungkinan besar kista tersebut adalah kista folikel atau kista

korpus luteum, jadi merupakan kista nonneoplastik. Tidak jarang kista-kista

tersebut mengalami pengecilan secara spontan dan menghilang, sehingga pada

pemeriksaan ulangan setelah beberapa minggu dapat ditemukan ovarium yang

kira-kira besarnya normal. Oleh sebab itu, dalam hal ini perlu menunggu selama 2

sampai 3 bulan, sementara mengadakan pemeriksaan ginekologik berulang. Jika

selama waktu observasi dilihat peningkatan dalam pertumbuhan kista tersebut,

maka dapat mengambil kesimpulan bahwa kemungkinan besar kista itu bersifat

neoplastik, dan dapat dipertimbangkan satu pengobatan operatif. 4

12
Tindakan operasi pada kista ovarium neoplastik yang tidak ganas ialah

pengangkatan kista dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang

mengandung kista.Akan tetapi, jika kistanya besar atau ada komplikasi, perlu

dilakukan pengangkatan ovarium, biasanya disertai dengan pengangkatan tuba

(salpingo-ooforektomi).Pada saat operasi kedua ovarium harus diperiksa untuk

mengetahui apakah ditemukan pada satu atau pada dua ovarium.4

Pada operasi kista ovarium yang diangkat harus segera dibuka, untuk

mengetahui apakah ada keganasan atau tidak. Jika keadaan meragukan, perlu pada

waktu operasi dilakukan pemeriksaan sediaan yang dibekukan (frozen section)

oleh seorang ahli patologi anatomik untuk mendapatkan kepastian apakah kista

ganas atau tidak.Jika terdapat keganasan, operasi yang tepat ialah histerektomi

dan salpingo-ooforektomi bilateral.Akan tetapi, wanita muda yang masih ingin

mendapat keturunan dan tingkat keganasan kista yang rendah (misalnya kista sel

granulosa), dapat dipertanggung-jawabkan untuk mengambil resiko dengan

melakukan operasi yang tidak seberapa radikal.

Terapi bergantung pada ukuran dan konsistensi kista dan penampakannya

pada pemeriksaan ultrasonografi.Mungkin dapat diamati kista ovarium

berdiameter kurang dari 80 mm, dan skening diulang untuk melihat apakah kista

membesar.Jika diputuskan untuk dilakukan terapi, dapat dilakukan aspirasi kista

atau kistektomi ovarium. Kista yang terdapat pada wanita hamil, yang berukuran

>80 mm dengan dinding tebal atau semisolid memerlukan pembedahan, setelah

kehamilan minggu ke 12.Kista yang dideteksi setelah kehamilan minggu ke 30

mungkin sulit dikeluarkan lewatpembedahan dan dapat terjadi persalinan

prematur.Keputusan untuk melakukan operasi hanya dapat dibuat setelah

13
mendapatkan pertimbangan yang cermat dengan melibatkan pasien dan

pasangannya. Jika kista menimbulkan obstruksi jalan lahir dan tidak dapat

digerakkan secara digital, harus dilakukan seksio sesaria dan kistektomi ovarium.
14

2.7 Komplikasi

Salah satu hal yang paling ditakutkan dari penyakit kista ovarium ini ialah

kista tersebut berubah menjadi ganas dan banyak terjadi komplikasi. Komplikasi

dari kista ovarium yang dapat terjadi ialah4 :

1. Perdarahan ke dalam kista

Biasanya terjadi sedikit- sedikit hingga berangsur- angsur menyebabkan

kista membesar, pembesaran luka dan hanya menimbulkan gejala- gejala klinik

yang minimal, akan tetapi jika perdarahan terjadi dalam jumlah yang banyak akan

terjadi distensi yang cepat dari kista yang menimbulkan nyeri diperut.Kista

berpotensi untuk pecah, tidak ada patokan mengenai besarnya kista yang

berpotensi pecah.Pecahnya kist bisa menyebabkan pembuluh darah robek dan

menimbulkan terjadinya pendarahan. 16

2. `Infeksi pada kista

Jika terjadi didekat tumor ada sumber kuman patogen.

3. Torsio ( Putaran tangkai )

Torsio atau putaran tangkai trjadi pada tumor bertangkai dengan diameter

5 cm atau lebih, torsi meliputi ovarium, tuba fallopi atau aligamentum roduntum

pada uterus. Jika dipertahankan torsi ini dapat berkembang menjadi infark

peritonitis dan kematian.Torsi biasanya unilateral dan dikaitkan dengan kista,

karsinoma TOA, masa yang tidak melekat atau yang dapat muncul pada wanita

14
usia reproduksigejalanya meliputi nyeri mendadak dan hebat dikuadrat abdomen

bawah, mual dan muntah dapat terjadi demam leukositosis.

4. Perubahan keganasan

Setelah tumor diangkat perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopis yang

seksama terhadap kemungkinan perubahan kegansannya,adanya asites dalam hal

ini mencurigakan masa kista ovarium berkembang setelah masa menapouse

sehingga bisa kemungkinan untuk berubah menjadi kanker.

5. Robek dinding kista

Terjadi pada torsi tangkai, akan tetapi dapat pula terjadi akibat trauma,

seperti jatuh atau pukulan pada perut, dan lebih sering pada waktu melakukan

bersetubuh, jika robekan kista disertai hemoragi yang timbul secara akut, maka

perdarahan bebas berlangsung keuterus ke dalam rongga peritoneum dan

menimbulkan rasa nyeri terus- menerus disertatai tanda- tanda akut.

B. Torsi Kista Ovarium

2.1 Definisi

Sering disebut juga sebagai rotasi aksial, torsi sering terjadi pada ovarium

berukuran normal pada anak-anak dan dewasa akibat mobilitas fisiologis ataupun

patologis dari organ ini. Torsi lebih sering terjadi pada wanita usia reproduktif

dengan adanya pembesaran kista sebelumnya. Torsi sering terjadi pada kista

berukuran 5-10 cm, dengan tangkai yang panjang bersarang di cavum abdomen

dengan space yang mencukupi untuk bergerak. Frekuensi tersering merupakan

komplikasi dari kista dermoid karena ukurannya yang berkisar kecil-moderate dan

mobilitiasnya yang tinggi. Frekuensi terjarang terjadi pada kista coklat karena

15
adanya adhesi ovarium pada jaringan sekitarnya.Rotasi aksial terjadi pada 12%

kasus tumor jinak ovarium yang dibuktikan dengan operasi. Torsi jaringan

adneksa adalah kegawatdaruratan ginekologik ke-5 dengan prevalensi 3%. 16

2.2 Patofisiologi

Faktor presipitator meliputi gerakan memutar mendadak atau aktivitas

berat mendadak lainnya terutama yang berpusat pada sumbu tubuh. Faktor risiko

lainnya adalah kehamilan atau proses persalinan dimana pada 2 proses ini terjadi

perubahan ukuran organ reproduksi dan ginekologi yang cepat. Torsi kista diikuti

dengan kompresi vasa yang menyuplai kista tersebut mengakibatkan darah dari

arteri dapat masuk tapi darah tidak dapat kembali melalui vena dan menyebabkan

dekongesti kista. Obstruksi limfatik memperparah edem diikuti dengan

perdarahan di area sekitar kista. Akibat tekanan yang tinggi pada selaput kista

menyebabkan munculnya gejala nyeri hebat yang membawa pasien berobat ke

IGD. Apabila hal ini lama dibiarkan dapat menyebabkan obstruksi arteri dan

menyebabkan nekrosis kista.

Gejala lain yang sering timbul berupa nyeri abdomen berulang akibat torsi

inkomplit berulang. Degenerasi dinding kista menyebabkan adhesi kista paling

sering kepada omentum. Apabila disertai dengan suplai vasa yang baru, masa

ovarium akan memperparah koneksinya ke organ-organ dalam panggul yang lain

dan bersifat parasit. 16

2.3 Diagnosis

Didapatkan adanya riwayat nyeri abdomen intermiten, mual muntal, tanda

iritasi kandung kemih atau iritasi sistem pencernaan, riwayat perdarahan per

16
vaginam tapi jarang. Pada pemeriksaan fisik didapatkan takikardi, defans

muskular, masa pada rongga pelvis. Pada pemeriksaan panggul didapatkan, masa

adnexa yang kenyal, terpisah dari uterus. Dalam memastikan bahwa masa ini

merupakan uterus, kita harus melakukan pemeriksaan dalam dimana pada fornix

pemeriksa meraba sudut bawah dari ovarium. Kista yang besar dapat

menyebabkan pergeseran uterus ke sisi antonimnya. Nyeri tekan serta defans

muskular sering mempersulit pemeriksa menemukan masa pelvis. Lebih mudah

jika telah didapatkan riwayat menderita kista ovarium sebelumnya. 16

2.4 Diagnosis Banding

Kehamilan ektopik: adanya riwayat amenorea, tes kehamilan yang positif,

adanya kantung kehamilan diluar uterus yang diperiksa melalui USG.

Akut PID: kenaikan suhu tubuh, adanya keluhan keluar cairan dari vagina.

USG menunjukkan masa di adneksa dengan cairan bebas di ruang cul de sac.

Ruptur kista ovarium: pasien datang dengan riwayat nyeri akut disertai

syok berbagai derajat. Jika ada riwayat mempunyai kista sebelumnya maka cairan

dapat teraba pada cavum douglas. Operasi darurat segera diharuskan pada kasus

torsi ataupun ruptur kista.

Hematoma korpus luteum: perdarahan per vaginam diikuti dengan periode

pendek amenore sering terjadi. Syok hemoragik dapat terlihat pada beberapa

kasus namun jarang. Terapi memerluka pembedahan segera. 16

Kondisi non ginekologis: apendisitis akut, diverkulitis, dan kolik ureter,

obstruksi intestinal merupakan diagnosis banding yang paling umum.

Pemeriksaan klinis, tes laboratorium dan USG membantu dalam penegakan

diagnosis. 16

17
2.5 Pemeriksaan Penunjang

Leukositosis sering terjadi pada pasien dengan torsi kista ovarium. Tes

kehamilan yang positif menunjukkan kehamilan ektopik. USG menunjukkan masa

kistik adneksa dan gambaran torsi. Kista simple berbentuk unilocular sering hanya

dikelilingi dinding tipis sekitar kavitasnya. Kebanyakan kista simpel merupakan

kista folikular atau kista luteal fungsional, kistaadenoma atau kista inklusi bisa

didapati tapi jarang. Kista kompleks berupa multilokular, dinding yang tebal, dan

isinya dapat berfistula ke kulit. Penemuan USG terhadap torsi ovarium sangat

bergantung pada keadaan masing-masing pasien. Masa adneksa yang terpuntir

sering ditemukan pada garis tengah tubuh, sisi tengah dari fundus uteri. Penemuan

USG non spesifik berupa masa kistik, solid, atau masa kompleks dengan cairan

bebas, pembesaran ovarium yang difused dengan folikel kista disekitarnya, dan

penebalan dinding kista yang jelas. Pada pemeriksaan USG Doppler didapatkan

penurunan suplai darah ke ovarium. Penemuan pasti berupa gambaran arteri

bergelombang yang dinamakan tanda whirpool yaitu ada aliran darah di dalam

ujung pembuluh darah yang terpuntir. 16

2.6 Manajemen Terapi

Pilihan utama manajemen berupa laparotomy tetapi seiring dengan

kemajuan teknologi, laparoscopy dapat dilakukan pada pasien dengan tanda

whirpool. 16

18

Anda mungkin juga menyukai