DK (alm)
Sunda
Islam
-
3. Identitas Ibu
Nama Ibu
Suku Bangsa
Agama
Pekerjaan
Alamat
AR
Sunda
Islam
Ibu Rumah Tangga
Sumedang
:
:
:
:
:
4. Identitas Pemeriksa
Nama Pemeriksa : Junaidi
NPM
: 190420080022
Tujuan Pemeriksaan:
Konsultasi Psikologi
Tempat Pemeriksaan
:
RS. Hasan Sadikin Bandung
Pembimbing
: Dr. Ratna Hartanto, M.Si
Tanggal
Pemeriksaan
02 Februari 2010
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
Kegiatan
Pertemuan I
Page 1
RAHASIA
2.
03 Februari 2010
3.
17 Februari 2010
4.
02 Maret 2010
5.
22 Maret 2010
Menyampaikan keluhan
RH
Pertemuan II
Anamnesa
WZT dan Grafis
Pertemuan III
Anamnesa
WB
Pertemuan IV
SSCT
Anamnesa
Pertemuan V
Rorschach
Anamnesa
II. KELUHAN
Pada saat pertama sekali datang kepoli psikologi S memiliki
beberapa keluhan yaitu :
(1) Merasa memiliki sakit kepala yang selalu muncul setiap pagi
dan tidak pernah sembuh ;
(2) S juga merasakan akhir-akhir ini hubungan dengan suaminya
semakin memburuk.
III. RIWAYAT KELUHAN
S datang ke poli Psikologi RSHS atas saran dokter dibagian
syaraf, menurut diagnosa dokter saat ini ia mengalami gangguan
depresi. Setelah bertemu dengan pemeriksa S mulai menceritakan
keluhan yang ia alami kemudian S juga menerangkan bahwasanya ia
sudah beberapa kali memeriksakan diri ke dokter umum dibeberapa
tempat
namun
dokter
umum
hanya
memberikan
obat
untuk
karena
dia
pikir
kemungkinan
ada
pengaruh
dari
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
Page 2
RAHASIA
memecahkan
masalahnya,
bukan
ikut-ikutan
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
Page 3
RAHASIA
1. Status Fisik
S adalah seorang perempuan berperawakan kurus dan tinggi
dimana diperkirakan tinggi badan sekitar 154 cm dan berat badan
sekitar 45 kg. Pada pertemuan pertama S berpenampilan cukup rapi
dengan menggunakan kemeja bunga-bunga merah dipadu dengan
tas hitam ditangan, celana jeans serta menggunakan sandal kulit.
Pertemuan kedua ia mengenakan pakaian yang serasi dengan baju
warna kuning dan coklat, celana jeans biru muda, sepatu putih, jam
tangan dipergelangan kiri serta rambut dibiarkan tergerai tidak
diikat. Pertemuan selanjutnya yaitu yang ketiga, ia berpakaian
tangan panjang berwarna hijau kotak-kotak, celana jeans dan jaket
coklat. Memang pada saat pemeriksaan ketiga sedang turun hujan
dan cuaca cukup dingin. Ia memakai make up tipis dan ramput diikat
dengan aksesoris yang cukup menarik yaitu motif bunga. Pertemuan
keempat, S mengenakan pakaian berwarna biru muda dan bermotif
bunga serta celana kain dasar warna abu-abu. Dan pada pertemuan
kelima, S mengenakan baju warna coklat muda dan celana kain dasar
warna gelap. S memiliki warna kulit sawo matang dan rambut
panjang se dada. Secara keseluruhan, penampilan S cukup bersih
dan rapi.
2. Status Psikis
Pertama kali bertemu dengan pemeriksa, S terkesan malu dan
kurang bersemangat, genggaman tangannya lemah dan dingin.
Selain
itu
ketika
berjalan
memasuki
ruangan
pandangannya
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
Page 4
RAHASIA
Status
kesadarannya
compos
mentis.
Secara
tidak
mengisi
kolom
kursus
karena
ia
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
Page 5
RAHASIA
di
rumah
sakit.
Tetapi
menurutnya
itu
hanyalah
pertanyaan
S
mengenai
mampu
kehidupan
menjawab
dan
pribadi
dan
menceritakannya.
keluarga
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
raut wajahnya
Page 6
RAHASIA
kertas
kosong
dihadapan
dan
kertas
kosong
baru
dan
dengan
gambar
orang
sebelumnya.
kemudian
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
Page 7
RAHASIA
d. WB (1 jam 45 menit)
Information
S memahami instruksi dan hanya mampu untuk menjawab
beberapa pertanyaan yang diberikan. Jika ia tidak mengetahui
jawabannya, ia akan mengatakan gak tau sambil menggelengkan
kepala.
Comprehension
Pada sub tes ini, S mampu menjawab pertanyaan dengan cukup
jelas. Selain itu, jika ia kurang memahami soal yang diberikan, ia
akan meminta pemeriksa untuk mengulangnya.
Digit Span
Pemeriksa menjelaskan tentang sub tes ini dan diperhatikan
dengan seksama oleh S. Saat mendengarkan deret angka yang
disebutkan oleh pemeriksa dan mengulangi deret angka tersebut,
ia akan memejamkan matanya. S hanya sesekali membuka
matanya.
Arithmetic
S kurang mampu menjawab soal-soal hitungan ini dengan cepat.
Ketika menjawab, S nampak berpikir sambil sesekali menutup
matanya. S menjawab salah untuk soal nomor 3, 4, 5, 7 dan 10,
walaupun pemeriksa masih memberikannya kesempatan untuk
memperbaiki jawaban, akan tetapi S tetap memberikan jawaban
yang salah.
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
Page 8
RAHASIA
Similiarities
Pemeriksa menjelaskan
tentang
sub
tes
similiarities
dan
namun
selanjutnya
langsung
menyebutkan
yang
singkat
dan
jelas.
bisa
menyusun
pengerjaannya
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
bentuk
memulai
yang
secara
dicontohkan.
tidak
beraturan,
Dalam
bahkan
Page 9
RAHASIA
menemukan
sisi
yang
pas
untuk
digunakan.
Ia
mengamati
kartu
tersebut.
cukup
lama
untuk
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
Page 10
RAHASIA
VI. ANAMNESA
1. Latar Belakang Keluarga
S adalah anak ketiga dari lima bersaudara dengan urutan
sebagai berikut:
1. Rk, 37 tahun, perempuan, ibu rumah tangga, menikah.
2. Rj, 35 tahun, laki-laki, wiraswasta, menikah.
3. Subjek, 30 tahun, perempuan, ibu rumah tangga,menikah
4. Rn, 24 tahun, perempuan, ibu rumah tangga, menikah
5. Rp, 17 tahun, laki laki, pelajar, belum menikah
Kedua orangtua S berasal dari salah satu desa di Sumedang dan
suku bangsa sunda. S berasal dari keadaan ekonomi keluarga
menengah, ayahnya (alm) seorang pegawai di perusahaan negara
dan ibunya bekerja sebagai ibu rumah tangga.
S menceritakan bahwa ia kurang dekat dengan ayahnya, karena
ayahnya sibuk bekerja. Dan bila liburpun ayah lebih senang pergi
dengan ibunya, sehingga ia kurang mendapat perhatian dari
ayahnya. Ayah dianggap sebagai sosok yang kurang memberikan
perhatian
kepada
anak
anak,
kurang
hangat
dan
jarang
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
Page 11
RAHASIA
sama
dengan
ayah
yang
lebih
memperhatikan
adik
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
Page 12
RAHASIA
Mereka
juga
sering
bertengkar
misalnya
dalam
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
Page 13
RAHASIA
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
Page 14
RAHASIA
membohongi
kedua
orang
tuanya
bahwa
ada
kegiatan
dilamar
oleh
pasangannya
pada
waktu
itu
ia
segera
propinsi.
Namun
setelah
menginjak
dua
tahun
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
Page 15
RAHASIA
gairah
hubungan
seksual
dengan
suaminya.
Bila
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
Page 16
RAHASIA
ia
memutuskan
untuk
mendatangi
psikolog
untuk
sepuluh
hingga
duapuluh.
Menurutnya
prestasi
yang
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
Page 17
RAHASIA
bermain.
Sedangkan
pelajaran
yang
tidak
senanginya
adalah
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
Page 18
RAHASIA
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
Page 19
RAHASIA
KESIMPULAN SEMENTARA
S adalah perempuan berusia 31 tahun, anak ketiga dari lima
mendapatkan
perhatian/afeksi
dari
kedua
orangtuanya
memberikan
afeksi
padanya.
Ayah
lebih
banyak
Pacarnya
akan
slalu
berada
disampingnya,
mau
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
Page 20
RAHASIA
menurunkan
menyebabkan
kemampuan
memilih
solusi
kognisinya.
dengan
Hal
cara
inilah
yang
melawan
dan
berargumen kepada mereka, namun bila sudah seperti itu maka sakit
kepalanya akan menyerang.
Proses yang dilakukan S dengan mendatangi beberapa dokter
untuk
memeriksakan
sakit
dikepala,
sebenarnya
hanya
untuk
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
Page 21
RAHASIA
fisik secara
emosional
dan
gangguan
untuk
dapat
berfungsi
dalam
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
Page 22
RAHASIA
Simtom-simtom yang
sistem
saraf
otonomik
yang
dihubungkan
dengan
DSM-IV-TR
mencatat
bahwa
simtom-simtom
spesifik
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
Page 23
RAHASIA
histrionik
dan
berlebih-lebihan
atau
sebagai
bagian
riwayat
0.5
persen
perempuan,
dari
terutama
populasi
keturunan
AS;
lebih
Afrika
sering
Amerika
terjadi
dan
pada
Hispanik
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
Page 24
RAHASIA
atau
menginterpretasinya
sebagai
sesuatu
yang
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
Page 25
RAHASIA
berpura-pura
mendapatkan
hasil
mengalami
yang
jelas
simtom
seperti
dengan
tujuan
menghindari
untuk
pekerjaan.
disorder,
tidak
terhubung
dengan
hasil
yang
jelas.
Psychosomatic
Disorder
Malingering
Factitious
Disorder
Mengalami sakit
fisik yang nyata,
faktor psikologis
ikut ber-kontribusi
pada sakitnya
Sengaja
menipu
sakit
secara
fisik
untuk
menghindari
situasi
tidak
Sengaja
menipu
sakit
secara
fisik
untuk menarik
perhatian
secara medis
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
Page 26
RAHASIA
(pengalaman
sakit termasuk
kedalam
pain
disorder)
menyenangkan
, seperti tugas
kemiliteran
Klasifikasi
Terdapat beberapa tipe utama dari gangguan somatoform:
Somatization Disorder
Undifferentiated Somatoform Disorder
Conversion Disorder
Pain Disorder
Associated With Psychological Factors
Associated With Both Psychological Factors and a
General Mediacal Condition
300.7 Hypochondriasis
300.7 Body Dismorphic Disorder
300.82 Somatoform Disorder NOS
Namun disini hanya akan membahas beberapa tipe utama
dari
gangguan
somatoform,
yaitu
gangguan
konversi,
Definisi
Gangguan konversi dicirikan oleh suatu perubahan besar
dalam fungsi fisik atau hilangnya fungsi fisik, meski tidak ada
temuan medis yang dapat ditemukan sebagai penyebab
simtom
atau
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
kemunduran
fisik
tersebut.
Simtom-simtom
Page 27
RAHASIA
psikodinamika
bahwa
gangguan
tersebut
simtom konversi
menyerupai kondisi
indera
pendengaran
dan
penciuman,
atau
kehilangan rasa pada anggota badan (anestesi). Simtomsimtom tubuh yang ditemukan dalam gangguan konversi
seringkali tidak sesuai dengan kondisi medis yang mengacu.
Misalnya, orang yang menjadi tidak mampu berdiri atau
berjalan dilain pihak dapat melakukan gerakan kaki lainnya
secara normal.
Beberapa orang dengan gangguan konversi menunjukkan
ketidakpedulian yang mengejutan terhadap simtom-simtom
yang muncul, suatu fenomena yang diistilahkan sebagai la
belle indifference (ketidakpedulian yang indah).
b. Treatment
Pemberian treatmen dengan menggunakan pendekatan
psikoanalisa untuk pasien konversi adalah berfokus pada
pengekspresian emosi dan ingatan yang menyakitkan dan
insight bahwa gangguan berkaitan dengan simtom konversi
(Gavin, 1995). Gangguan konversi yang kronis lebih sulit untuk
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
Page 28
RAHASIA
treatmen
dengan
pendekatan
behavioral
utama
dari
bahwa
merupakan
hipokondriasis
simtom
fisik
dari
suatu
akibat
adalah
yang
fokus
dialami
penyakit
atau
seseorang
serius
yang
fisik,
sering
kali
melibatkan
sistem
Padahal
menimbulkan
kecemasan
sensasi
fisik
akan
simtom
tersendiri,
fisik
misalnya
dapat
keringat
Page 29
RAHASIA
mengatakan
betapa
ketakutan
mereka
sendirilah
yang
gangguan
ini
adalah
preokupasi
dengan
hidungnya
kurang
mancung,
atau
keluhan
yang
Beberapa
pasien
cenderung
menghabiskan
waktu
agar
tidak
menyembunyikan
mengingatnya,
cermin
atau
terkadang
menggunakan
mereka
kamuflase,
Page 30
RAHASIA
yang
direpres
mengarah
pada
simtom.
terhadap
bagian
tubuh
tertentu.
Meningkatkan
somatisasi
adalah
gangguan
dengan
Page 31
RAHASIA
atau
gangguan
dewasa
yang
muda
kronis
atau
dan
tampaknya
bahkan
yang
merupakan
berlangsung
gangguan
somatisasi
sama
dengan
pendekatan
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
psikoanalisa,
pasien
diajak
untuk
Page 32
RAHASIA
Definisi
Pada gangguan ini individu mengalami gejala sakit atau
nyeri pada satu tempat atau lebih, yang tidak dapat dijelaskan
dengan pemeriksaan medis (non-psikiatris) maupun neurologis.
Simtom ini menimbulkan stres emosional atau gangguan
fungsional. Gangguan ini dianggap memiliki hubungan sebab
akibat dengan faktor psikologis.
Keluhan yang dirasakan pasien berfluktuatif intensitasnya
dan sangat dipengaruhi oleh keadaan emosi, kognitif, atensi
dan situasi (Kaplan, Sandock, & Grebb, 1994). Dengan kata
lain, faktor psikologis mempengaruhi kemunculan, bertahannya
dan tingkat keparahan gangguan (Davidson & Neale, 2001).
Prevalensi gangguan nyeri pada perempuan dua kali lebih
banyak dibandingkan laki-laki, dan puncak onsetnya terjadi
sekitar usia 40-50 tahun, mungkin karena pada usia tersebut
toleransi
terhadap
rasa
sakit
sudah
berkurang
(Kaplan,
untuk
gangguan
nyeri
sama
dengan
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
Page 33
RAHASIA
dengan
cara
membantu
pasien
belajar
Somatoform
Somatoform Disorder memiliki karakteristik gejala fisik atau
keluhan yang muncul karena sebab psikologis
Disorder
Kunci Gejala
Conversion Disorder Kehilangan fungsi pada bagian tubuh dengan
alas an psikologis daripada alasan fisik.
Somatization
Riwayat keluhan tentang gejala fisik,
Disorder
mempengaruhi beberapa area tubuh yang
berbeda agar mendapat perhatian secara
medis namun tidak memiliki sebab fisik
Pain Disorder
Riwayat keluhan tentang nyeri untuk
mendapat perhatian secara medis tetapi
tidak ada penyebab fisik
Hypochondriasis
Kekhawatiran kronis tentang suatu penyakit
fisik namun tidak ada bukti satupun, secara
berulang mencari perhatian medis.
Body
Dysmorphic Senang berlebihan dengan satu bagian
Disorder
tubuh yang diyakininya sangat kurang/tidak
sempurna
B.Dinamika Gangguan
Gangguan
konversi
atau
histeria
diperkenalkan
oleh
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
Page 34
RAHASIA
bahwa
pengaruh
keluarga
berperan
dalam
Teori Psikodinamika
Gangguan histerikal merupakan arena debat antara teori
menyimbolkan
dan
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
juga
mencegah
individu
untuk
Page 35
RAHASIA
sekunder
(secondary
gains)
dapat
C. 2.
Teori Belajar
Teori Psikodinamika dan teori belajar sepakat bahwa simtom-
dan
gangguan
somatoform
lain
juga
membawa
tangga
(Miller,
1987).
Menjadi
sakit
biasanya
juga
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
Page 36
RAHASIA
secara
historis,
gangguan
konversi
lebih
sering
mengatasi
stres
melalui
menampilkan
peran
sakit
gangguan
dismorfik
tubuh
dengan
gangguan
obsesif
kompulsif. Pada hipokondriasis, orang terganggu oleh pikiranpikiran yang obsesif dan menimbulkan kecemasan mengenai
kesehatan mereka. Pergi dari satu dokter ke dokter lain dapat
merupakan suatu dari perilaku kompulasif yang diperkuat oleh
hilangnya kecemasan yang dialami secara temporer saat mereka
diyakinkan kembali oleh dokternya bahwa ketakutan mereka tidak
terbukti.
Namun
pikiran-pikiran
yang
mengganggu
kembali
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
Page 37
RAHASIA
Orang
yang
menderita
hipokodriasis
memiliki
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
Page 38
RAHASIA
OCD,
tetap
diklasifikasikan
tidak
sebagai
jelas
suatu
apakah
hipokondriasis
gangguan
harus
somatoform
atau
satu
dokter
bahwa
tidak
ditemukan
penyakit
atau
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
Page 39
RAHASIA
dramatisasi
diri
(self-dramatization),
ekspresi
suatu
hubungan
lebih
intim
daripada
yang
sebenarnya.
Etiologi Gangguan Kepribadian Histrionik
Millon dkk.
dialami
(2004)
menyebutkan
histrionik:
1. Genetik
2.
dan
konsekuensi
perkembangan
terhadap
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
Page 40
RAHASIA
situasi
yang
seharusnya
dapat
memberikan
jenis
dramatis
(Oldham
&
Morris,
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
Page 41
RAHASIA
Sebagian
menemukan
besar
terbuka
kesenangan
pada
yang
luar
kemungkinan
biasa
ketika
baru
dan
menemui
pengalaman baru.
Sperry (1995) menyatakan bahwa Individu dengan gangguan
kepribadian histrionik biasanya menjadi marah, tertekan, atau iri
ketika tidak menjadi pusat perhatian, sementara individu dengan
jenis ramah menikmati pujian dan sanjungan tanpa bergantung pada
tersebut. la juga menikmati menghibur orang lain, tapi bisa
menyerahkan panggung menjadi bagian dari penonton. Secara
interpersonal, individu histrionik bergantung pada selimut pesona
seksual. Hal ini berbeda dengan jenis ramah, yang mempesona,
menarik, dan halus dengan lebih pantas. Secara emosional individu
histrionik sering berubah-ubah dengan mood mereka yang dengan
cepat berganti. Di sisi lain, jenis ramah memiliki kendali emosi yang
lebih tepat. Daya tarik fisik melalui gaya dandan, pakaian, dan
aksesoris karya desainer merupakan hal yang paling penting bagi
histrionik.
Jenis
ramah
juga
memiliki
ketertarikan
seperti
itu
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
Page 42
RAHASIA
Individu dengan gangguan secara kognitif global, tercampurbaur, dan impressionistic (memberikan ide umum daripada fakta
spesifik atau informasi detil), sementara jenis normal lebih konstruktif
dalam
penilaian
detil
dan
memenuhi
syarat,
karena
keaslian
individu
yang terganggu
utuh,
sehingga
memberikan
kesempatan
bagi
rasa
dihargai
melebihi
barang
tapi
juga
dihargai
sebagai
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
Page 43
RAHASIA
Kernberg
kepribadian
(1967),
masalah
sebuah
memiliki
mewakili
ketergantungan
individu
histrionik
yang
kuat.
yang
Dengan
identitas
keterikatan
mereka
Karena
pada
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
Page 44
RAHASIA
dengan
tingkat
energi
tipe
hipomania.
Hasilnya
impulsif
berekspresi,
serta
tanpa
pertimbangan
akan
orang
lain
untuk
bergabung
dengan
energi
dan
yang
lain
mengejar
keinginan
sementara
tanpa
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
Page 45
RAHASIA
Appeasing Histrionic
Subtipe
appeasing
(memuaskan)
mengkombinasikan
ciri
yang
positif.
Sebagai
akibatnya,
mereka
menampilkan
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
Page 46
RAHASIA
ini
telah
menginternalisasi
suara
orang
tua
yang
tempestuous
kepribadian
(bergolak)
mengkombinasikan
ciri
tepat digambarkan sebagai sangat mood secara emosional berubahubah. Selama periode yang lebih baik, mereka memerankan hanya
ciri
histrionik,
menampilkan
muka
menarik,
secara
superficial
menjadi ramal suka bergaul, mengajak bicara orang lain, dan sebagai
balasannya menambahkan ekspresi emosi bebas mereka sendiri.
Seperti teatrikal histrionik, mereka dengan cepat merasa bosan,
dramatis berlebihan, hipereaktif terhadap rangsangan dari luar, dan
pencari sensasi yang impulsif. Ketika dikombinasikan dengan ciri
borderline, hasilnya adalah emosional overdrive (aktivitas emosional
yang berlebihan). Seperti individu borderline, tempestuous histrionic
hipersensitif terhadap kritikan, tidak toleran terhadap frustasi, dan
secara sosial tidak dewasa -karakteristik yang hampir memastikan
bahwa saat yang menyenangkan akan berlangsung lama. Sebagian
besar bergantian antara periode kesenangan emosi yang ekstrim dan
bertindak impulsif, diikuti oleh serangan kemarahan yang berubah
menjadi simptom kelelahan seperti depresif dan perubahan pola
makan dan tidur.
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
Page 47
RAHASIA
Jika
yang
individu
normal
kuat yang
mengembangkan
rasa
identitas-diri
secara
dramatis
mempertunjukkan penyakit
mereka
atau
sementara
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
menyembunyikan
karakteristik
dasar
dari
Page 48
RAHASIA
yang
lebih
psikopatik.
Individu
ini
mensinergikan
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
Page 49
RAHASIA
dasarnya
merupakan
kebutuhan
untuk
mandapatkan
perhatian dari ayah. Begitu juga ibu, ibu lebih mementingkan diri
sendiri dengan aktivitas yang menyenangkan dirinya sendiri daripada
memberi perhatian keanak-anaknya terutama S sebagai seorang
wanita yang membutuhkan figur ibu yang pada dasarnya merupakan
kebutuhan S untuk penguatan identitas terhadap tanggung jawab
yang
harus
dilakukannya
sesuai
dengan
jenis
kelamin
yang
dimilikinya
Orang tua S tidak memberikan pemahaman mengenai aturanaturan yang berlaku di lingkungan masyarakat, begitu juga dengan
nilai-nilai keagamaan. Ia lebih banyak mendapatkan dari nenek,
itupun juga sangat terbatas. Ayah S kurang memberikan kasih
sayang kepada S, sehingga pola itu yang kemudian diserap oleh S
dalam berperilaku. Orang tuanya lebih mengembangkan sikap acuh
tak acuh padanya tentang bagaimana hidup yang baik. Sehingga ia
tumbuh menjadi orang yang kurang percaya diri.
Pada dasarnya S memiliki taraf kecerdasan
average
jika
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
Page 50
RAHASIA
memecahkan
masalah
dan
mendapatkan
apa
yang
Masalah-masalah
emosional
dibiarkan
tanpa
terbuka,
namun
ia
kurang
dapat
menempatkan
diri
dilingkungan sosialnya.
XII.
KESIMPULAN
S adalah adalah orang yang memiliki kebutuhan kasih sayang
yang sangat besar. Sebab hal tersebut tidak didapatnya dari kedua
orang tuanya semasa ia masih kecil. Kedua orangtuanya sibuk
dengan dirinya masing masing sehingga S merasa diacuhkan oleh
mereka. Kakak-kakaknya yang selalu memperlakukan dirinya dengan
keras dan suka menyalahkan membuat S tumbuh dan berkembang
menjadi seorang yang kurang percaya diri. Begitu pula hingga saat
ini, pada saat keluarga menyalahkan dirinya, S sangat mengharapkan
keberadaan suami untuk melindungi dan membelanya, namun hal itu
tidak didapatnya. Tingkah laku yang ditunjukkan S seperti sakit
kepala dan mual merupakan bentuk cara penyelesaian masalahnya.
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
Page 51
RAHASIA
yang
muncul
serta
hasil
I :
II :
III :
IV :
V :
XIV. PROGNOSIS
Berdasarkan hasil diagnosa psikologi, S memiliki prognosis yang
cukup baik. S memiliki kemampuan kognitif yang cukup baik, dimana
ia mampu mempertimbangkan segala sesuatunya secara rasional jika
akan bertindak serta masih dapat menjalin relasi sosial yang baik
dengan orang lain. Namun, S memerlukan pemahaman yang lebih
baik tentang pola berpikirnya yang cenderung kaku dan memiliki
pikiran
negatif
dan
rasa
tidak
berdaya
sehingga
memiliki
RANCANGAN INTERVENSI
Berdasarkan analisis gangguan yang dimiliki S, maka intervensi
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
Page 52
RAHASIA
Mei 2010
JUNAIDI
190420080022
LAMPIRAN
LAPORAN KASUS R.M
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
Page 53
RAHASIA
PERISTIWA
KEHIDUPAN
- Ayah selalu sibuk
dengan pekerjaan
sehingga
kurang
dekat padanya
- Semua
pekerjaan
dirumah
selalu
salah
dimata
ibunya
sehingga
sering
dimarahi/
diomeli
- Saudarasaudaranya
bermain
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
jarang
PIKIRAN
PERASAAN
- Ayah
kurang
perhatian
- Ayah kurang hangat
- Ayah
jarang
komunikasi
- Ibu
perhatian
- Ibu egois
kurang
- Heran
prilaku
dengan
saudaranya
- Sedih
atas
perlakuan
ibu
padanya yg tidak
memperhatikan
dirinya
- Kecewa
dengan
perlakuan ibu yg
membedakan
dirinya
dengan
saudara2nya
sehingga
dia
berpikir
sebenarnya dia itu
anak
mereka
bukan
- Kecewa dan sedih
atas perlakuan ibu
Page 54
PERILAKU
- Diam saja
- Diam saja
- Menangis dikamar
- Merenungi kenapa
nasibnya
seperti
ini
- Menangis dikamar
- Diam saja
- Bertengkar dengan
kakaknya RJ yang
paling
sering
RAHASIA
dengannya
- Tinggal
dengan
nenek dan kakek
pada saat kelas 1
dan SMP (kelas 1
s/d 3)
- Kelas
2
hingga
lulus SD tinggal
dengan ortu lagi
Masa
Remaja
(termasuk
sekolah
SMP dan
SMEA)
yang
selalu
menyalahkan
dirinya
- Melanjutkan
sekolah ke SMEA
atas saran kakak
- Merupakan
penting
hidupnya
- Ketauan
merokok
dan ditampar oleh
kakak
- Perlakuan kakaknya
itu
sudah
berlebihan dan dia
pikir
kakaknya
sendiri
saja
prilakunya
gak
bener,
ngapain
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
pilihan
dalam
padanya
- Sedih
dengan
perlakuan
saudaranya
- Marah
apabila
selalu disalahkan
menyalahkan
dirinya
- Senang dan jarang
bersedih bersama
nenek dan kakek,
apapun
yang
diinginkan
selalu
dipenuhi.
- Diam dan menurut
saja
- Kembali memukul
kakaknya
dan
merekapun
bertengkar
- Sedih
- Mengeluh
Page 55
dan
kecewa
pada
RAHASIA
Masa
sekarang
(2008
saat ini)
- Menikah
pacarnya
ngurusi dirinya
- Kenapa
keluarga
dan
orangtuanya
jarang
menjenguk
dan
melihatnya
selama dirawat diRS
dengan
- Dengan
segera
menikah
tentunya
akan ada yang lebih
menyayangi
dan
memper-hatikannya
- Kenapa
prilaku
suaminya saat ini
berubah,
sudah
tidak
menyayangi
dan
memperhatikannya
lagi
malah
sibuk
dengan pekerjaan
- Menganggap
dirinya
hanya
sebagai pembantu
yang
hanya
dicukupkan materi
saja
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
- Bingung
kenapa
mengkhawatirkan
adiknya
malah
karena
ortu
dan
saudaranya
tidak
peduli padanya
pacarnya
sekarang
suaminya
yang
jadi
- Senang
dapat
menikah
dengan
orang yang selama
ini
bisa
menyayanginya
- Mau
segera
menikah,
saat
pacarnya melamar
utk
menjadi
pendamping hidup
nya
- Menangis
- Mencoba menolak
ber-hubungan
seksual
dengan
suami dengan cara
pura2 tidur
Page 56
- Melawan
dan
bertengkar dengan
kakak
RAHASIA
disalahkan
oleh
keluarga dan tidak
dibela oleh suami
- Bingung
kenapa
suami
tidak
membela
dirinya
saat dia disalahkan
keluarganya malah
justru
ikut
menyalahkannya
- Diam
saja
dan
tidak berdaya atas
prilaku suaminya
Aspek Kognitif
Aspek Motivasi
Aspek Emosi
S
kurang
memiliki
dorongan
yang
cukup
besar
untuk mencapai
prestasinya disekolah. Ia
lebih banyak menerima
apa
adanya
atas
keinginannya itu dan bila
tidak terpenuhi maka iapun
Tes
Anamn
esa
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
Page 57
RAHASIA
olahraga
volley.
WB
Rorsch
ach
terutama
bola
S
memiliki
kecerdasan
yang berfungsi saat ini
pada taraf rata-rata (IQ:
101)
dimana
potensi
kecerdasannya
berada
pada taraf (OIQ: 97). Hal ini
mengindikasikan
S
memiliki
potensi
kecerdasan yang sudah
dioptimalkan
secara
keseluruhan.
Karena
S
memiliki
kemampuan
berpikir
abstrak
yang
sangat
baik
(sim:+),
dimana
S
mampu
memahami
instruksi
dengan baik.
S
memliki
kapasitas
intelektual yang berada
pada taraf diatas rata-rata
(intelectual capacity: high
average). Namun S kurang
memiliki kreativitas dalam
berpikir
(sucession:rigid;
P:5), sehingga ia kurang
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
S
kurang
memiliki
konsentrasi yang cukup
baik untuk memecahkan
masalah yang dihadapinya
(arithmetic: 0ki)
S memiliki dorongan yg
kurang teregulasi dgn baik
(M:FM = 2:3) terlalu
mempertimbangkan nilainilai yang berlaku di
masyarakat jika ingin
menampilkan dorongan
tersebut.
Page 58
RAHASIA
S
memiliki
potensi
kecerdasan yang cukup
bak,
yang
dapat
dimanfaatkannya
untuk
menyelesaikan
permasalahan
yang
dihadapinya.
WZT
S
mampu
mengenali
stimulus yang dihadapinya,
namun
diselesaikan
dengan cara yang sangat
sederhana
(R:6).
Kreativitas
berpikir
S
kurang berkembang secara
optimal. (gambar kosong),
sehingga ia hanya terpaku
pada
satu
pola
penyelesaian masalah saja
(R:4)
S ingin tampil menonjol
dengan
potensi
yang
dimilikinya,
namun
ia
kurang
mampu
mengarahkan potensinya
DAP
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
20%-50% , FK + F + Fc
< 75% = 30%)
S memiliki keinginan untuk
bisa
memiliki
keluarga
yang
bahagia
dan
harmonis.
Dalam
mengatasi
masalah
ia
memiliki keinginan untuk
bisa mengatasinya dengan
baik dan mengharapkan
masa depan yang cerah
bagi
dirinya
dan
keluarganya.
S kurang memiliki motivasi
atau
keinginan
untuk
mendapatkan
sesuatu
(R3:inadekuat), dan juga
kurang
mampu
menyalurkan energi yang
dimilikinya
sehingga
keinginannya
kurang
mampu
ia
dapatkan
dengan
maksimal
(R5:inadekuat)
Dalam
bereaksi
secara
emosional,
S
selalu
mempertimbangkan banyak hal.
Karena ia selalu menghargai dan
menghormati orang lain.
Kemampuan
S
untuk
mengekspresikan
emosional
sangat terbatas (R:1,2,7,8). S
hanya mampu bereaksi secara
formal, dan kurang mampu
melibatkan
emosi
secara
mendalam.
Page 59
RAHASIA
BAUM
tidak
kecil)
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
proporsional,
kaki
Page 60
S
cenderung
kurang
percaya diri jika berelasi
dalam lingkungan sosial
(daun tertutup dan garis
berulang-ulang).
Ia
berusaha
untuk
tampil
sempurna dihadapan orang
lain (jumlah daun sama
kiri-kanan).
RAHASIA
CARD
I
NO
POSITIO
RES
1
N
V > <V
PERFORMANCE
PROPER
Kalelawar, udah
RT=8
TT=21
II
INQUIRY
Dari bentuknya hampir serupa dengan
SCORING
LOC
DET
CON
FLR
1,0
FM
1,5
FC
1,5
1,5
V>
Kelinci
aja.
Karena bentuknya menyerupai kelinci
RT=6
TT=57
III
RT=35
V <V>
Serangga
loh..
Disini aja, ada tangan, mulut, mata dan
ini ada badannya. Dari matanya mirip
TT=78
><
Manusia
matanya hitam.
Ada dua orang yang sedang tarik
menarik dan posisi badan mereka
membungkuk (tarik menarik) eh bukan
tapi seperti sedang mengangkat sesuatu.
Dan orangnya ini seperti ada kepala,
badan dan kakinya
IV
TT=
V>
V<
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
RAHASIA
60
V
kupu-kupu.
RT=24
TT=61
VI
>V <
Kepala ular
1,0
Mulut serangga
<> V
D3
FM
Ad
D4
Ad
1,5
D1
FM
1,5
FC
1,5
VII
RT=101
TT=199
RT=86
TT=108
VIII
V V>
RT=59
Hewan ...sedang
melangkah
TT=104
sesuatu makanan
IX
V>
TT=69
X
VV>
V
RT=32
TT=76
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
Page 62
RAHASIA
Page 63
RAHASIA
F
P
A
1,0
kartu ini adalah reaksi yang lazim
umumnya. Dengan kata lain, reality
dapat memaknakan realitas sesuai
Ad
1,0
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
Page 64
RAHASIA
RT : 20
TT : 416
Respon:
1. VV>V D
FM
P
A
1,5
S cukup baik dalam menjalin relasi dengan orang lain (FM), namun
kurang melibatkan afeksi dan mengontrol diri untuk bereaksi secara
emosional. S kurang mampu untuk memenuhi kebutuhan orang lain yang
berkaitan dengan pemenuhan afeksi dan reaksi emosional.
KARTU IX: Intelligence card & Social Adjustment
RT : 69 (tidak ada apa-apa)
S memiliki hambatan untuk melihat secara gestalt hal-hal yang
terdiferensiasi dan memiliki kesulitan untuk menjalin hubungan yang lebih
dalam dengan orang lain. Selain itu, manifestasi kehidupan afeksi dan
emosi kurang dimilikinya, sehingga ia bereaksi secara datar tanpa
melibatkan afeksi dan emosi. (ada gangguan secara emosional)
KARTU X: Social adjustment
RT : 32
TT : 76
Respon:
1. V
W
FC
Fl
1,5
S cenderung pasif jika terlibat dalam relasi sosial dengan orang lain,
walaupun ada keinginan untuk menampilkan reaksi emosional yang positif
(bunga warna-warni). Kurangnya respon pada kartu ini, menunjukkan
bahwa S kurang spontan dan cenderung kaku dalam lingkungan sosial.
PICTURE ARRANGEMENT
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
Page 65
RAHASIA
1. PAT
2. ABCD
3. LMNO
dari
dalam
lift
(hehehe.gambarnya
membingungkan)
4. JANET
5. EFGHIJ 79 Seseorang
sedang
memancing
menunggu
ikan
selesai
memancing
ia
berteriak
dan
kendaraan
itu,
didalam
kendaraan
ia
itu
sambil
menoleh
kearah
belakang
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
Page 66
RAHASIA
EVALUASI SSCT
Nama
: RM
Tgl. Lahir
Jenis Kelamin
: Perempuan
Skor : 2
1. Saya
rasa
bahwa
ayahku
Score
jarang
merhatikan aku.
ingin
ayahku
bahwa
ia
menganggap
ayahnya
seorang
membela saya
lebih
keibunya.
merhatikan
Tapi
baginya
bijaksana
Skor : 2
hubungan
kurang
ia
menyenangi
yang
terjalin
dan
ibunya.
saya yang
kurang
bijaksana
bijaksana.
dengannya,
padahal
membayangkan
ia
seorang
dengan
kebanyakan
keluargaku
mementingkan
orang lain.
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
kepuasannya
selalu negatif
dan keluarganya,
mengalami
tentang
karena
masa
ia
kecil
Page 67
RAHASIA
27. Keluargaku
memperlakukan
saya
peduli
kesalahan.
menganggap
padanya
orang
ia
dan
sebagai
yang
banyak
melakukan kesalahan.
lain.
57. Waktu
saya
masih
seorang
anak,
Skor: 0
Score
memiliki
percaya
pemahaman
positif.
Ia
kebanyakan
wanita
lembut.
55. Tentang soal wanita saya sama sekali
tidak menyukai wanita yang angkuh.
sebaiknya
memiliki
kelembutan
dan
seorang
ibu
sempurna.
yang
Ia
mempunyai
untuk
seperti
juga
keinginan
selalu
dilindungi
dimanja,
dan
tidak
yang angkuh.
Skor : 2
kehidupan
perkawinan
menganggap
hubungan
jenis
bahwa
antara
biasa
lawan
saja
dan
seperti
cerita
seorang
kebanyakan
laki
laki
orang
ini
ia
merasa
tidak
yang
perkasa.
56. Kehidupan
seksuil
saya,
untuk
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
Page 68
RAHASIA
Score
Skor : 0
mampu
hubungan
menjalin
baik
orang
dengan
lain.
Ia
bisa
saling
mengerti
teman-temannya
36. Bila
baik.
saya
melihat
pimpinan
(atasan
berpendapat
bahwa
yang
saya
anggap
sebagai
Andaikata
saya
Skor : 0
ditugaskan
untuk
S mengungkapkan
bahwa
19. Bila ada orang bekerja untuk saya akan dengan baik. Selain itu, bila
saya kasih upah.
lain
maka
halus
dan
tidak
upah.
Skor : 1
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
akan
dengan teman.
dia
saya
paling cocok
oranglain
lupa
merasa
dengan
menjaga
serta
memberinya
cocok
bekerja
temannya
yang
Page 69
RAHASIA
mengerti keadaannya.
Score
KONSEP DIRI
A. Sikap Terhadap Ketakutan
Skor : 2
7.
janggal
ketakutan-ketakutan dalam
tetapi
saya
takut
akan
kesalahan.
banyak
hidupnya
22. Kebanyakan
teman-teman
mengetahui
bahwa
saya
takut
ingin
yang
tidak
kemungkinan
akan
untuk
memiliki
besar
sulit
dihadapinya.
Jika
sekali
menghilangkan
ketakutan saya akan kata kata dari lari dari situasi tersebut.
orang
lain,
keluarga
yang
selalu
Apalagi
dengan
keadaan
saya.
orang
52. Rasa
ketakutan
saya
kadang-kadang
tua
yang
selalu
menyalahkannya
Skor : 2
Sikap
terhadap
rasa
yang
telah
bersalah
merasa
dilakukannya
tersakiti
dan
selalu
disalahkan.
membuat
kesalahan
saya
selalu
dibesar besarkan.
45. Pada
waktu
saya
cukup
ia
merasa
semakin
besar
jika
muda
saya
kenakalannya
dengan
teman-temannya
seperti
berbohong.
Apalagi
berbohong
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
dalam
hal
kesalahan-kesalahan
tersebut
suka
dibesar-
Page 70
RAHASIA
besarkan.
Skor : 1
2.
S berpendapat bahwa ia
tidak jadi.
berupaya
untuk
bisa
mengatasi
masalah
yang
untuk
sukses
hidup ini.
terpengaruh
diajak
gak
bener
sama
temen.
temannya
bisa
dengan
dan
nantinya
sukses
dalam
hidupnya.
Skor : 2
9.
Waktu
saya
masih
anak-anak
membosankan.
24. Dahulu
saya
kurang
kehidupan
tidak
menyenangi
nya
di
masa
tidak
bahagia
dan
tidak membosankan.
ada
54. Kenangan yang paling jelas mengenai
masa
E.
5.
kanak-kanak
saya
tidak
mempunyai kebahagiaan.
Sikap Terhadap Masa yang
Akan Skor : 0
Datang
Berpendapat
diharapkannya
saya.
melakukan
menjadi
bahwa
untuk
hal-hal
menyenangkan
yang
dan
berbahagia
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
bersama
Page 71
RAHASIA
bisa
membahagiakan
dan
anak
anakku,
akan
aku
Skor : 0
3.
bahagia.
membahagiakan
saya
dan
melindungi saya.
yang terpendam adalah
dimana
seorang
istrinya
dimana
dan
harmonis
ia
bisa
bahagia
keinginan
suami
kasih
sayang
dari
suaminya.
yang
mendapatkan
indah.
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
Page 72
RAHASIA
Arithemtic : Digit span = Digit span (0ka) > arithmetic (-)= adanya
kecemasan yang dicapainya melalui fantasi dengan cara menarik diri
ketika ia tidak mampu berinteraksi dengan lingkungan.
Similiarities: konsep dan pemahaman secara verbal; berpikir logis yg
berkaitan dengan memory.
Similiarities (+) : intelectualizing defenses; ada tendensi obsesifkompulsif
Vocabulary: berdasarkan hasil pembelajaran; dan pengaruh lingkungan
pendidikan yg baik
Vocabulary (0ki) : histrionik
Picture arrangement: kemampuan
melakukan
perencanaan
yg
konsep
dan
persepsi
yang
rendah;
kecemasan.
Object assembly: koordinasi visual-motorik; kemampuan persepsi scr
non-verbal thd situasi; kemampuan mengorganisir, sintesis.
Object assmebly (0ki) : kemungkinan adanya kecemasan atau
tegangan sehingga menganggap segala sesuatunya tidak pasti;
tendensi depresif
Block design: kemampuan menganalisis pola yg sudah ada; berpikir
sintesis;
kemampuan
memahami
konsep
secara
visualisasi
yg
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
Page 73
RAHASIA
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
Page 74
RAHASIA
4. DAP
Gambar kecil dikiri : regresif insecure namun tidak disertai dengan
kepercayaan diri yang cukup sehingga mengalami kecemasan (garis
berulang-ulang)
Mata tertutup : kurang mampu berelasi secara mendalam dgn orang
lain.
Tidak ada leher: kurangnya regulasi antara dorongan dan perasaan.
Badan kaku= kurang hangat dengan orang lain, kurang bisa
memberikan perhatian.
5. BAUM
Pohon sedang : regresif dan insecure namun dibarengi dengan
kecemasan (garis berulang-ulang)
Batang besar : dorongan besar, namun kurang disertai dengan usaha
dan arah yang jelas untuk pencapaian tujuan yg diinginkan
Daun tertutup : kurang percaya diri, cenderung tertutup terhadap
lingkungan luar.
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
Page 75
RAHASIA
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
Page 76
RAHASIA
PARADIGMA PSIKOPATOLOGI
Childhood
Membutuhkan
berperan
ayah
kuat
yg
dlm
keluarga
Later Life
Kebutuhan
afeksi
&
Traumatic event
Ego
The Complex
Hostile kepada ibu
Mendapat pengakuan
dari lingkungan sekitar
Merasa tidak
Kepala
berdaya
Sakit
Merasa tidak
yang DAFTAR PUSTAKA
berdaya
Kurang mampu
berkepanjanga
n
berelasi secara
Sulit
mengambil
keputusan
emosional &
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
Page 77
RAHASIA
Maslim, R. 2002. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari
PPDGJ III. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atmajaya.
Millon, T., Grossman, S., Millon, C., Meagher, S., & Ramnath, R. 2004.
Personality Disorders in Modern Life Second Edition. New Jersey: John Wiley
& Sons, Inc.
Nevid, S. J., Rathus, S. A., & Greene, B. 2003. Psikologi Abnormal. Edisi 5 Jilid 2.
Alih bahasa: Tim Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Jakarta: Erlangga
Wiramihardja S. A., 2007. Pengantar Psikologi Abnormal. Bandung : PT. Refika
Aditama
Kasus II
JUNAIDI 190420080022
Page 78