Oleh
I4A011085
Penguji:
dr. Akhyar Nawi Husin , Sp.KJ
I.
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. NA
Usia
: 40 tahun
Jenis Kelamin
: Wanita
Alamat
Pendidikan
: Tidak tamat SD
Pekerjaan
: Pedagang Baju
Agama
: Islam
Suku
: Banjar
Bangsa
: Indonesia
RIWAYAT PSIKIATRI
Diperoleh dari autoanamnesa dan alloanamnesa dengan os pada tanggal 17
November 2015 pada pukul 11.45 wita dan dengan suami os pada tanggal 17
November 2015 pada pukul 12.30.
A. KELUHAN UTAMA :
Cemas
B. KELUHAN TAMBAHAN:
Sering menangis
menangis apabila jualan os tidak selaku biasanya, selain itu saat berjualan os
juga sering memikirkan anak os.
Os juga mengatakan bahwa sebelumnya saat berkumpul dengan
teman-teman os maka keluhan os akan berkurang. Namun beberapa waktu
ini keluhan tidak berkurang, os tetap saja kepikiran. Os juga menjadi takut
bila penyakit anak os semakin parah karena anak os tidak mau berobat.
Os masih dapat melakukan kegiatan sehari-hari seperti mandi menyuci
piring baju dan lain-lain. Hal yang berkurang dalam beberapa waktu ini
adalah os menjadi tidak mau berjualan, dan menjadi agak malas untuk
bertemu dengan teman-teman os. Os juga mengatakan os lebih sering
melamun daripada biasanya.
Alloanamnesis: Tn. M/ 42 tahun/ suami os
Suami os mengatakan os mengalami perubahan sikap. Beberapa saat
ini os menjadi lebih sering menangis. Os menangis setelah os melihat anak
os yang sedang sakit. Suami os tidak tahu pasti kapan pastinya os menjadi
seperti ini. Hal ini juga menyebabkan suami os menjadi cemas melihat
keadaan sang istri.
D. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
-
E.
8. Riwayat pendidikan
Os bersekolah dan tidak lulus SD
9. Riwayat pekerjaan
Os merupakan pedagang baju di pasar gambut.
10. Riwayat perkawinan
Os menikah dengan suami os saat usia os 20 tahun. Sekarang os memiliki
2 anak satu laki-laki dan satu perempuan. Os tinggal bersama dengan 2
anak os.
F. RIWAYAT KELUARGA
Herediter (-)
Keterangan :
= Pasien
= Laki-laki
= Wanita
= Meninggal
Didalam keluarga os tidak ada memiliki keluhan yang sama.
III.
STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
A.
Penampilan
Os datang diantar oleh suami os. Wajah os terlihat sesuai dengan umur
os. Os tampak terawat, bertubuh sedang,pendek dan kurus, berkulit
sawo matang, berjilbab berwarna hitam menggunakan baju merah hitam
volkado.
B. Kesadaran
E4 V5 M6 jernih
C. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Hipoaktif.
D. Pembicaraan
Spontan, lancar, koheren.
E.
F. Kontak psikis
Kontak ada, wajar dan dapat dipertahankan
B.
HIDUP EMOSI
Afek (mood)
: Hipotimia
Reaksi emosi
a. Stabilitas
: Labil
b. Pengendalian
c. Kesungguhan
: sungguh-sungguh
d. kedalaman
: dangkal
e. Skala diferensiasi
: luas
f. Empati
: dapat dirasakan
g. Arus Emosi
: lebih lambat
C.
Fungsi Kognitif
A.
Kesadaran
kompos
sesuai
dengan
mentis
B.
Daya konsentrasi
: terganggu
D.
Orientasi
: baik
Tempat
: Waktu
: baik
Orang
Situasi
: baik
: baik
E. Daya Ingat
: Segera
: baik
Jangka Pendek
: baik
Jangka Panjang
: baik
F.
Pikiran abstrak
:-
G.
Bakat kreatif
H.
I.
:-
Gangguan Persepsi
Proses Pikir
A.
Arus Pikir
a. Produktivitas
: baik
b. Kontinuitas
: baik
c. Hendaya berbahasa
:-
B.
F.
: Disangkal Os
Isi Pikir
a. Preokupasi
:-
: waham (-)
Pengendalian Impuls
Tidak terkendali
G.
A.
Daya Nilai
Daya nilai sosial
: baik
10
B.
: baik
C.
Penilaian realitas
: baik
H.
Tilikan
IV.
Status Internus
Keadaan Umum
Tanda Vital
: Tekanan Darah
: 120/80 mmHg
Nadi
: 89 X/menit
Respirasi
: 20 X/menit
Suhu
: 36 oC
Bentuk badan
: Sedang
Kulit
Kepala
Mata
:
: Palpebra tidak edema, konjungtiva tidak anemis,
sklera tidak ikterik, pupil isokor
Hidung
: Bentuk
sekret
11
Mulut
Leher
Thoraks
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Cor
Pulmo
: sonor
Auskultasi
Cor
Pulmo
Abdomen
Inspeksi
: Simetris, cembung
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
Ektremitas
B.
Status Neurologis
Nervus I-XII
: tidak ada
: tidak ada
12
V.
Refleks fisiologis
: normal
Refleks patologis
: tidak ada
VI.
Afek : hypotimia
Konsentrasi
: terganggu
EVALUASI MULTIAKSIAL
13
Aksis I
menyeluruh (f 41.1)
Diagnosis
Data
Depresi sedang
Sering menangis
pendukung
Malas
untuk
beraktivitas
(berjualan)
Sulit tidur
Adanya
gagasan
Afek hipotim
Mood
sedih
dan
cemas
: none
14
Aksis V
VII.
A.
DAFTAR MASALAH
PSIKOLOGIK
Afek hipotim dimana os sering merasa sedih, selain itu os juga mengalami
penurunan dalam kegiatan. Os juga mengalami gangguan konsentrasi
dalam kehidupan sehari-hari yakni sering melamun.
B.
KELUARGA
Stressor berupa anak os yang tidak ingin berobat.
C.
ORGANOBIOLOGIK
Os memiliki hipertensi namun os rutin meminum obat dan sering kontrol
ke dokter spesialis penyakit dalam.
VIII.
PROGNOSIS
Diagnosis penyakit
: ad bonam
Perjalanan penyakit
: ad bonam
Ciri kepribadian
: dubia ad bonam
Stressor
: dubia ad bonam
Psikosoasial
: ad bonam
Riwayat herediter
: ad bonam
: dubia ad bonam
Pola keluarga
: ad bonam
Pendidikan
: dubia ad bonam
15
IX.
Aktivitas pekerjaan
: ad bonam
Ekonomi
: dubia ad bonam
Lingkungan sosial
: dubia ad bonam
Organobiologi
: dubia ad bonam
Pengobatan psikiatri
: ad bonam
Ketaatan berobat
: ad bonam
Kesimpulan
: Dubia ad bonam
RENCANA TERAPI
Psikoterapi
Supportive
dengan
cara
manipulasi
minatnya
agar
membantu
memepercepat
penyembuhan.
Medika Mentosa
Selektif
Serotonin
Reuptake
Inhibitor
selektif
16
DISKUSI
Berdasarkan hasil anamnesa alloanamnesa dan autoanamnesa serta
pemeriksaan status mental yang dilaksankan pada hari selasa tanggal 17
November 2015, dan merujuk pada kriteria diagnostik dari PPDGJ III, diagnosis
penderita dalam kasus ini mengarah ke episode depresi dan dapat didiagnosa
dengan episode depresi sedang (F.32.1).
Depresi adalah gangguan mood yang dikarakteristikkan dengan kesedihan
yang intens, berlangsung dalam waktu lama, dan mengganggu kehidupan normal.
Depresi merupakan problem kesehatan masyarakat yang cukup serius, penyakit
ini mengenai 20% wanita dan 12% pria pada suatu waktu dalam kehidupan.2
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa depresi berada pada
urutan keempat penyakit di dunia pada tahun 2000. Pada tahun 2020, depresi
diperkirakan menempati urutan kedua penyakit di dunia. Sekarang depresi
merupakan penyakit kedua yang terjadi pada pria dan wanita umur 15-44 tahun.
Dengan semakin meningkatnya tekanan kehidupan semakin banyak orang-orang
yang menunjukkan gejala depresi, Depresi merupakan satu masa terganggunya
fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala
17
penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotor,
konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya, serta bunuh
diri.
Menurut Kaplan, depresi merupakan salah satu gangguan mood yang
ditandai oleh hilangnya perasaan kendali dan pengalaman subjektif adanya
penderitaan berat. Mood adalah keadaan emosional internal yang meresap dari
seseorang, dan bukan afek, yaitu ekspresi dari isi emosional saat itu ( Kaplan,
2010). Depresi dapat terjadi pada keadaan normal sebagai bagian dalam
perjalanan proses kematangan dari emosi sehingga definisi depresi adalah sebagai
berikut: (1) pada keadaan normal merupakan gangguan kemurungan (kesedihan,
patah semangat) yang ditandai dengan perasaan tidak pas, menurunnya kegiatan,
dan pesimisme menghadapi masa yang akan datang, (2) pada kasus patologis,
merupakan ketidakmauan ekstrim untuk bereaksi terhadap rangsangan disertai
menurunnya nilai diri, delusi ketidakpuasan, tidak mampu, dan putus asa.
Gejala-gejala depresi terdiri dari gangguan emosi (perasaan sedih, murung,
iritabilitas, preokupasi dengan kematian), gangguan kognitif (rasa bersalah,
pesimis, putus asa, kurang konsentrasi), keluhan somatik (sakit kepala, keluhan
saluran pencernaan, keluhan haid), gangguan psikomotor (gerakan lambat,
pembicaraan lambat, malas, merasa tidak bertenaga), dan gangguan vegetatif
(gangguan tidur, makan dan fungsi seksual). Kaplan menyatakan bahwa faktor
penyebab depresi dapat secara buatan dibagi menjadi faktor biologi, faktor
genetik, dan faktor psikososial.
a. Faktor biologi
18
mengaktivasi
aksis
Hypothalamic-Pituitary-Adrenal
(HPA)
dapat
19
umpan balik kortisol di sistem limpik atau adanya kelainan pada sistem
monoaminogenik dan neuromodulator yang mengatur CRH (Kaplan, 2010).
Sekresi CRH dipengaruhi oleh emosi. Emosi seperti perasaan takut dan marah
berhubungan dengan Paraventriculer nucleus (PVN), yang merupakan organ
utama pada sistem endokrin dan fungsinya diatur oleh sistem limbik. Emosi
mempengaruhi CRH di PVN, yang menyebabkan peningkatan sekresi CRH
(Landefeld, 2004). Pada orang lanjut usia terjadi penurunan produksi hormon
estrogen. Estrogen berfungsi melindungi sistem dopaminergik negrostriatal
terhadap neurotoksin seperti MPTP, 6 OHDA dan methamphetamin. Estrogen
bersama dengan antioksidan juga merusak monoamine oxidase.
Sistem saraf pusat mengalami kehilangan secara selektif pada sel sel
saraf selama proses menua. Walaupun ada kehilangan sel saraf yang konstan pada
seluruh otak selama rentang hidup, degenerasi neuronal korteks dan kehilangan
yang lebih besar pada sel-sel di dalam lokus seroleus, substansia nigra, serebelum
dan bulbus olfaktorius (Lesler, 2001). Bukti menunjukkan bahwa ada
ketergantungan dengan umur tentang penurunan aktivitas dari noradrenergik,
serotonergik, dan dopaminergik di dalam otak. Khususnya untuk fungsi aktivitas
menurun menjadi setengah pada umur 80-an tahun dibandingkan dengan umur 60an tahun.
b. Faktor Genetik
Penelitian genetik dan keluarga menunjukkan bahwa angka resiko di
antara anggota keluarga tingkat pertama dari individu yang menderita depresi
ringan diperkirakan 2 sampai 3 kali dibandingkan dengan populasi umum. Angka
20
keselarasan sekitar 11% pada kembar dizigot dan 40% pada kembar monozigot
(Davies, 1999). Oleh Lesler (2001), Pengaruh genetik terhadap depresi tidak
disebutkan secara khusus, hanya disebutkan bahwa terdapat penurunan dalam
ketahanan dan kemampuan dalam menanggapi stres. Proses menua bersifat
individual, sehingga dipikirkan kepekaan seseorang terhadap penyakit adalah
genetik.
c. Faktor Psikososial
Menurut Freud dalam teori psikodinamikanya, penyebab depresi adalah
kehilangan objek yang dicintai (Kaplan, 2010). Ada sejumlah faktor psikososial
yang diprediksi sebagai penyebab gangguan mental, faktor psikososial tersebut
adalah hilangnya peranan sosial, hilangnya otonomi, kematian teman atau sanak
saudara, penurunan kesehatan, peningkatan isolasi diri, keterbatasan finansial, dan
penurunan fungsi kognitif (Kaplan, 2010). Sedangkan menurut Kane, faktor
psikososial meliputi penurunan percaya diri, kemampuan untuk mengadakan
hubungan intim, penurunan jaringan sosial, kesepian, perpisahan, kemiskinan dan
penyakit fisik (Kane, 1999). Sedangkan faktor psikososial yang mempengaruhi
depresi meliputi: peristiwa kehidupan dan stressor lingkungan, kepribadian,
psikodinamika, kegagalan yang berulang, teori kognitif dan dukungan sosial
(Kaplan, 2010).
Peristiwa kehidupan yang menyebabkan stres, lebih sering mendahului
episode pertama gangguan mood dari episode selanjutnya. Para klinisi
mempercayai bahwa peristiwa kehidupan memegang peranan utama dalam
depresi. Stressor lingkungan yang paling berhubungan dengan onset suatu episode
21
I - afek depresi,
I - kehilangan minat dan kegembiraan
I - berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah
( rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya
aktivitas.
Gejala lainnya :
a. Konsentrasi dan perhatian berkurang
22
23
lainnya seperti konsentrasi dan perhatian yang berkurang dimana os menjadi lebih
sering melamun. Os juga merasa, tidurnya menjadi terganggu os. Gejala-gejala
tersebut telah berlangsung selama sekurang-kurangnya 2 minggu.
Pengelompokan tipe episode depresif itu dapat dilihat dari gejala utama
yang mendasari episode depresif itu sendiri dan gejala lainnya, misalnya pada
episode depresi ringan gejala yang menonjol adalah hanya sedikit kesulitan dalam
pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasa dilakukannya, pada episode depresif
sedang gejala yang menonjol adalah menghadapi kesulitan nyata untuk
meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan dan urusan rumah tangga. Pada episode
depresif berat tanpa gejala psikotik
24
25