DUAL DIAGNOSIS
Pembimbing:
dr. Susi Rutmalem Bangun, M.Sc, Sp.KJ(K)
dr. Umi Lestari Triningsih
1
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. N
Usia : 32 tahun
Alamat : Temanggung
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku : Jawa
Status Pernikahan : Belum menikah
Pekerjaan : Badut
Pendidikan : SMA (Tamat)
IDENTITAS KELUARGA:
Nama : Tn.A
Umur: 39 Tahun
Jenis Kelamin: Laki-Laki
Pendidikan: SMA
Pekerjaan: Satpam
Agama: Islam
Suku: Jawa
Status Perkawinan: Menikah
Alamat: Temanggung
Hubungan: Abang Kandung
2
B. Riwayat Perjalanan Penyakit
Alloanamnesis
Keluarga mengatakan bahwa pasien sebelumnya memang sudah
sering bingung-bingung dan sering keluyuran malam. Pasien sering
minum alkohol hampir setiap hari. Keluarga juga mengatakan pasien
sangat sulit diatur semenjak tamat SMP. Setelah tamat SMA Pasien
sering dimarah oleh ayahnya ketika pulang kerumah karena menurut
ayahnya tidak pernah melakukan kegiatan yang berguna. Pasien disuruh
bekerja namun selalu bilang nanti saja masih malas. Pasien dirumah
sering tidur saja, tidak banyak bicara.
Pasien pertama kali dirawat di Rumah Sakit Jiwa Soerojo Magelang
pada tahun 2013 selama tiga bulan dengan keluhan susah tidur karena
mendengar bisikan-bisikan, mudah marah, teriak teriak, ingin membunuh
orang. Pasien sudah masuk ke Rumah Sakit jiwa 4 kali yaitu tahun 2013,
2014, 2015, 2016 dengan keluhan yang sama. Pasien mengatakan saat
masuk Rumah Sakit Jiwa keluhan yang dirasakan menghilang, namun
saat keluar dari Rumah Sakit Jiwa pasien merasa keluhannya muncul
kembali.
Autoanamnesis
Pasien mengatakan pada awal gejalanya mendengar suara bisikan-
bisikan yang berbicara tentang dia dan mengejeknya. Saat ini terkadang
pasien masih dapat mendengar suara-suara orang berbicara ditelinganya
terutama saat pasien kelelahan. Pasien melihat bayangan-bayangan hitam
dan seolah dunia ini di dalam penglihatannya seperti dunia game, pasien
dapat hidup di dalamnya dan main di dalamnya. Dari bisikan tersebut
pasien tidak pernah disuruh untuk melakukan sesuatu seperti bunuh diri
atau melukai diri. Pasien juga mengatakan bahwa orang lain dapat
membaca pikirannya, sering menertawainya sehingga pasien sering
merasa takut. Pasien jadi sering menyendiri dan pendiam karena
ketakutan. Pasien juga merasa curiga kepada tetangganya bahwa
membicarakan dan akan mencelakakan dirinya.
3
C. Riwayat Penyakit Dahulu
Psikiatrik
Pasien pernah di rawat di RSJ setiap tahun nya sebanyak 4 kali pada
tahun 2013, 2014 dan 2015, dan 2016 dengan keluhan yang sama.
Medis
Riwayat alergi (-), Riwayat DM (-), Riwayat HT (-)
Penggunaan NAPZA, Rokok dan Alkohol
Riwayat penggunaan Napza (-) , rokok (+) dan alkohol (+)
4
Tidak ada data yang valid ketika pasien mengikuti suara pertama
yang terdengar, atau memahami perintah sederhana.
C. Masa Kanak Pertengahan (3-11 Tahun)
Pasien masuk SD usia 5 tahun dan selalu naik kelas. Prestasi pasien
saat sekolah biasa saja
Pasien mengaku memiliki banyak teman saat sekolah dan
bersosialisasi seperti anak seusianya
D. Masa Kanak Akhir (11-18 Tahun)
Pasien saat SMP sering bolos sekolah
Pasien tamat SMA tidak melanjutkan kuliah
Pasien mengaku banyak memiliki teman-teman yang menyenangkan,
namun ayahnya masih saja melarangnya untuk berteman dengan
mereka.
E. Riwayat Dewasa
1). Riwayat Sekolah
Pendidikan terakhir pasien adalah SMA kelas 3
2). Riwayat Pekerjaan
Pasien bekerja sebagai badut
3). Riwayat Hukum
Pasien tidak pernah terlibat dalam pelanggaran hukum.
4). Riwayat Pernikahan
Pasien belum menikah
5). Riwayat Militer
Tidak pernah mengikuti pelatihan militer.
6). Riwayat Psikoseksual
Pasien berpakaian dan bertingkah laku selayaknya laki-laki.
7). Agama
Pasien beragama islam
8). Aktivitas Sosial
5
Pasien sekarang kurang aktif bersosialisasi lebih banyak menyendiri
dirumah. dengan tetangga tidak memiliki hubungan yang dekat.
9). Cita-cita, Fantasi dan Impian
Pasien ingin masalah kesehatannya teratasi agar dapat diterima kerja
ditempat lain.
V. PERJALANAN PENYAKIT
Gejala
Fungsi
Peran
6
VI. STATUS MENTAL (16 April 2019 pukul 10.00 WIB)
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan: Tampak seorang laki - laki, sesuai usianya, rawat diri
baik, berpakaian lengkap dan rapi.
2. Kesadaran
a. Neurologik : Compos Mentis (GCS 15 E4V5M6)
b. Psikologik : Terganggu
3. Pembicaraan
a. Kualitas : Koheren
b. Kuantitas : Talkative
4. Tingkah laku : Normoaktif
5. Sikap : Kooperatif
6. Kontak Psikis : Mudah ditarik, mudah dicantum.
7. Hubungan Jiwa : Sulit
B. Alam Perasaan
1. Mood : Disforik
2. Afek : appropriate, luas, labil
C. Gangguan Persepsi
1. Ilusi : Tidak ada
2. Halusinasi : Auditorik (+), visual (+)
3. Depersonalisasi dan Derealisasi: Tidak ada
D. Proses Pikir
1. Arus Pikir : Ragu-ragu
2. Isi pikir : waham curiga, waham thought broadcasting,
waham delusion of passivity, delusion of control
3. Bentuk Pikir : Non-realistik
E. Sensorium dan Kognitif
1. Orientasi W/T/O/S : Baik
2. Pengetahuan umum : Cukup
3. Daya ingat jangka panjang : Baik
4. Daya ingat jangka pendek : Baik
7
5. Daya ingat segera : Baik
6. Konsentrasi : Cukup
7. Perhatian : Cukup
8. Kemampuan baca tulis : Baik
9. Pikiran abstrak : Baik
10. Kemampuan visuospasial : Baik
11. Daya nilai sosial : Cukup
F. Pengendalian Impuls
Pengendalian diri selama pemeriksaan : Baik
Respon pasien terhadap pemeriksa : Baik
G. Tilikan
Derajat 4 : menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan namun tidak
memahami penyebab sakitnya.
8
H. Pemeriksaan Neurologis
Ekstremitas atas Dekstra Sinistra
Kekuatan motorik 5 5
Tonus Normal Normal
Refleks fisiologis
Biceps + +
Triceps + +
Refleks patologis
Hoffman - -
Tromner - -
Pergerakan Baik Baik
9
I. PANS EC:
P4 :1 G4: 1 G14: 1
P7 :1 G8:1 Total: 5
VIII. RESUME
Keluarga mengatakan bahwa pasien sebelumnya memang sudah
sering bingung bingung dan sering keluyuran malam. Pasien sering minum
alkohol hampir setiap hari. Keluarga juga mengatakan pasien sangat sulit
diatur semenjak tamat dari SMP. Pasien sering dimarah oleh ayahnya
ketika pulang kerumah karena menurut ayahnya tidak pernah melakukan
kegiatan yang berguna. Pasien disuruh bekerja namun selalu bilang nanti
saja masih malas. Pasien dirumah sering tidur saja, tidak banyak bicara.
Pasien pertama kali dirawat di Rumah Sakit Jiwa Soerojo
Magelang pada tahun 2013 selama tiga bulan dengan keluhan susah tidur
karena mendengar bisikan-bisikan, mudah marah, teriak teriak, ingin
membunuh orang. Pasien mengatakan saat masuk Rumah Sakit Jiwa
keluhan yang dirasakan menghilang, namun saat keluar dari Rumah Sakit
Jiwa pasien merasa keluhannya muncul kembali.
Dari status mental didapatkan seorang laki-laki , sesuai usia,
memakai pakaian lengkap, rawat diri cukup. Kesadaran compos mentis
dan jernih, mudah ditarik mudah dicantum, sikap perilaku normoaktif,
sikap kooperatif, afek luas, mood disforik, didapatkan halusinasi auditorik
dan visual, arus pikir ragu ragu, pembicaraan talk active dan koheren, isi
pikir bizzare, waham curiga, thought of broadcasting, delusion of passivity
and delusian of control. Bentuk pikir non-realistik, sensorium dan kognitif
baik, pengendalian impuls baik, dan tilikan pasien sadar bahwa dirinya
sakit tapi tidak tau penyebabnya.
10
IX. FORMULA DIAGNOSIS
Simptom:
Halusinasi visual Waham thought
Halusinasi auditorik broadcasting
Arus pikir talk active Waham delusion of
Bentuk pikir nonrealistik passivity
Diagnosis Banding
1. F.20.0 Skizofrenia paranoid
2. F.10.0 Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat yang
merugikan
11
sverbal berupa bunyi pluit (whistling) mendengung
(humming), atau bunyi tawa (laughing) Terpenuhi
X. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
AXIS I : F.20.0 Skizofrenia Paranoid
AXIS II : Tidak ada diagnosis
AXIS III : Tidak ada diagnosis
AXIS IV : Masalah pekerjaan dan lingkungan sosial
12
AXIS V : GAF 60-51 (gejala sedang (moderate), disabilitas sedang)
Organobiologis
Adanya peningkatan aktivitas dari satu atau lebih neurotransmiter
(serotonin, norepineprin, dopamin).
Sosial
Pasien masih dapat bersosialisasi dengan masyarakat sekitar, tetapi
cenderung curiga dan biasanya lebih memilih menyendiri. Pasien masih
mampu dan mandiri dalam aktivitas sehari-hari, meskipun kadang-kadang
halusinasinya muncul.
13
Memotivasi sehingga pasien dapat berfungsi fisik dan sosial
secara optimal serta untuk mengkonsumsi obat secara teratur.
Psikoterapi diharapkan dapat menyemangati pasien untuk menghadapi
resiko dipermalukan, penolakan dan kegagalan.
Psikoedukasi keluarga
Memberikan bimbingan kepada keluarga agar selalu berperan
aktif dalam setiap proses penatalaksanaan pasien. Memberi penjelasan
tentang pentingnya peranan obat sehingga keluarga perlu
mengingatkan dan mengawasi pasien untuk minum obat secara teratur.
Efek samping obat perlu diberitahukan kepada keluarga. Memotivasi
keluarga untuk membantu pasien pulih dengan mendekatkan diri
terhadap pasien agar pasien dapat lebih terbuka dengan keluarganya.
XIII. PROGNOSIS
Premorbid
Onset Usia : 32 tahun : buruk
Riwayat Penyakit keluarga : tidak ada : baik
Status pernikahan : belum menikah : buruk
Dukungan keluarga :+ : baik
Sosial ekonomi : menengah ke bawah : buruk
stresor : ada : buruk
Kepribadian premorbid : tidak ada : baik
Tilikan : derajat 4 : baik
Morbid
Jenis penyakit : Skizofrenia paranoid : buruk
Tipe penyakit : kronik : buruk
Penyakit Organik : tidak ada : baik
Respon terapi : gejala berkurang : baik
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad sanactionam : dubia ad malam
14
Quo ad fungsional : dubia ad malam
Home Visit:
15