Anda di halaman 1dari 8

MINI CASE

Gangguan Skizoafektif

Disusun oleh :
Charlos Rohy
112022209

Dokter Pembimbing :
dr. H. Muh Danial Umar, Sp.KJ., M.Kes

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN


JIWA RUMAH SAKIT JIWA SOEHARTO
HEERDJAN (GROGOL)
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA
WACANA PERIODE 11 DESEMBER 2023 – 13 JANUARI 2024
I. IDENTITAS PASIEN

Nama : An. C S

Umur : 17 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Menikah

Pendidikan terakhir : SMP

Alamat : Kalideres

Pekerjaan :-

Ruang Perawatan : IGD

Rujukan/ Datang sendiri/ Keluarga : Keluarga

II. RIWAYAT PSIKIARTIK

Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dengan pasien pada tanggal 22 Desember 2023
pukul 16.00 WIB di IGD RSJ dr. Soeharto Heerdjan.

A. KELUHAN UTAMA

Pasien dibawa keluarganya ke IGD RSJSH karena mengamuk saat dilarang untuk keluar
di malam hari dan sering berbicara sendiri sejak 8 jam SMRS. Pasien mengamuk hingga
merusak benda-benda disekitarnya dan memukuli pintu hingga tangannya terluka.

B. RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG

Pasien dibawa keluarganya ke IGD RSJSH karena mengamuk saat dilarang untuk
keluar dimalam hari. Pasien mengamuk hingga merusak barang-barang di sekitarnya dan
memukul-mukul tembok hingga tangannya terluka. Ketika ditanya ingin kemana oleh ibunya
pasien mengaku ingin nongkrong dengan teman-temanya. Namun setelah beberapa kali di
konfirmasi ibunya kepada teman nya, pasien ternyata tidak bersama mereka. Setelah
ditelusuri, didapatkan bahwa pasien sering keluar bersama teman laki-laki nya dan terkadang
bersama tukang ojek online langganan yang biasa mengantarkan nya ke sekolah. Setelah
mengetahui hal tersebut, orang tua pasien menanyakan kepada pasien tentang siapa saja yang
ia temui saat pergi. Setelah didesak, pasien mengaku sering jalan-jalan bersama beberapa
teman laki-laki nya dan mengaku bahwa menyukai teman laki-laki nya dan tidak mengaku
tentang ojek online yang sering ditemuinya diluar orderan. Ketika ditanya secara langsung,
pasien juga mengaku bahwa ia merasa suka keluar bersama teman laki-lakinya tersebut dan
pasien lah yang sering meminta untuk bertemu. Pasien sadar bahwa keinginan nya untuk
bertemu sudah termasuk mengganggu karena terlalu sering namun pasien tetap ingin untuk
bertemu.

Selain pasien menyatakan bahwa ia sering berbincang dengan setan yang sering
datang ke rumahnya. Pasien mengaku bahwa mereka sering muncul di teras rumahnya,
namun kadang muncul dikamar dan ruang tengah. Pasien mengatakan setan yang ia lihat
terkadang mengerikan sosoknya namun ada juga yang biasa saja dan akhirnya diajak untuk
berbicara dengan pasien. Dan ketika berbicara dengan setan tersebut, pasien sering merasa
seperti dirasuki yang membuat jiwa nya keluar dari tubuhnya atau merasa dikendalikan oleh
sesuatu yang tidak ia ketahui. Hal ini sejalan dengan keterangan ibu pasien yang menyatakan

bahwa pasien sering berbicara sendiri dan tidak menghiraukan ketika ditanya sedang
berbicara dengan siapa. Barulah ketika selesai berbicara, pasien menceritakan kepada siapa
dan seperti apa lawan bicaranya saat itu. Berdasarkan keterangan ibu pasien diketahui bahwa
keluhan serupa pernah terjadi beberapa tahun lalu tepatnya ketika pasien kelas 3 smp dan
melakukan pengobatan dengan diagnosa yang tidak diingat oleh ibunya. Berdasarkan
keterangan ibu pasien, pasien mengkonsumsi obat secara rutin hingga hari pasien dibawa ke
RS, namun gejala yang sama tetap terulang. Ibu hanya mengingat bahwa obat yang
dikonsumsi ada 3 jenis namun lupa namanya dan tidak membawa obatnya ketika pasien
dibawa ke IGD.

Ketika pasien diwawancara, pasien dalam kondisi compos mentis dengan keadaan
hipertim dimana pasien tidak bisa duduk tenang dan nampak gelisah. Saat ditanya, pasien
menyebutkan namanya sebagai “Sari” padahal itu bukan nama aslinya. Selama wawancara
sering keluar dari topik ketika sedang menceritakan sesuatu. Seperti pasien mengatakan
bahwa dia sering mengikuti orang (yang dimaksud teman laki-lakinya) kemana saja karena ia
merasa kasihan temannya akan merasa kesepian dan teman nya sudah dikenal nya sejak SD
dan merupakan teman yang baik sehingga pasien “demen” untuk selalu bersama lalu
kemudian tiba-tiba pasien menyatakan ia sering merasa dirasuk “angela” (salah satu karakter
dalam sebuah game online) dan merasa dikendalikan oleh karakter tersebut lalu tiba-tiba
mengatakan tidak suka bergaul dengan teman cewek karena mereka jahat. Ketika ditanyakan
tentang kejahatan apa yang dilakukan teman-teman ceweknya pasien tidak menjawab dengan
baik sehingga sulit disimpulkan bahwa ada kejahatan yang dilakukan temannya kepada
pasien. Pasien juga dalam kondisi batuk saat datang ke iGD, dan pasien menyatakan ia batuk
sejak beberapa hari lalu karena di suguhkan rokok oleh teman-teman nya. Dan dalam
keseluruhan isi wawancara, cukup sering pasien membahas tentang “making love” tanpa
ditanya sebelumnya dan sampai memperagakan beberapa bagian kepada pewawancara.

C. RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA


1) Riwayat Gangguan Psikiatrik

Pasien pernah mengalami gejala serupa 3 tahun yang lalu, dan menjalani pengobatan
selama 1 tahun. Saat itu pasien duduk di kelas 3 SMP dan memutuskan untuk istirahat 1
tahun setelah kelulusan nya sambil menjalani pengobatan. Setelah 1 tahun pengobatan,
keluarga pasien memutuskan untuk melanjutkan pendidikan putri nya ke SMK. Namun
setelah naik ke kelas 2 SMK pasien memutuskan tidak ingin melanjutkan pendidikan diikuti
dengan muncul kembalinya gejala yang sama seperti sebelumnya. Penyakit jantung, kejang,
DM, hipertensi disangkal.

2) Riwayat Gangguan Medik

Pasien tidak memiliki riwayat kejang, trauma kepala atau penyakit kronis seperti
diabetes melitus, paru, ginjal dan hipertensi.

3) Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif

Pasien tidak merokok, tidak mengkonsumsi alkohol dan tidak menggunakan NAPZA

D. RIWAYAT KELUARGA
Riwayat penyakit HT, DM, dan kejang disangkal.

Tidak terdapat keluhan serupa pada anggota keluarga pasien.

E. RIWAYAT PSIKOSOSIAL

Pendidikan pasien cukup sampai SMK kelas 2, selama sekolah hubungan dengan
teman dan guru kurang baik dan sering mendapatkan tindakan bullying. Pasien pernah
melakukan percobaan bunuh diri dengan menyanyat pergelangan tangan kirinya
menggunakan silet 3 tahun yang lalu. Pasien merupakan anak ke 3 dari 4 orang bersaudara.
Pasien belum pernah menikah, Hubungan pasien dengan keluarga cukup baik dan dengan
orang sekitar baik.

III. STATUS MENTAL

A. DESKRIPSI UMUM

1. Penampilan : Sesuai usia, pakaian bersih tetapi kontras (baju


warna coklat dan rok berwarna kuning)
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Perilaku dan psikomotor : Tampak gelisah, dan kontak mata dengan
pemeriksa baik
4. Pembicaraan :

Cara berbicara : Berbicara lancar, intonasi cukup, artikulasi


jelas

Gangguan berbicara : Tidak terdapat hendaya atau gangguan bicara

5. Sikap terhadap pemeriksa : Pasien bersikap kooperatif

B. ALAM PERASAAN
1. Mood : Hipertimia
2. Afek : Luas
3. Keserasian : Serasi

C. GANGGUAN PERSEPSI

1. Halusinasi : (+) Auditorik & Visual

2. Ilusi : Tidak ada

3. Depersonalisasi : Terganggu

4. Derealisasi : Tidak Ada

D. FUNGSI INTELEKTUAL
1. Taraf Pendidikan : SMK Kelas 2
2. Konsentrasi dan perhatian : Baik
3. Orientasi:
a. Waktu : Baik
b. Tempat : Baik
c. Orang : Baik
4. Daya ingat :
a. Jangka panjang : Baik
b. Jangka pendek : Baik
c. Segera : Baik
5. Kemampuan menolong diri : Baik
6. Visuospasial : Baik
7. Pikiran Abstrak : Baik

E. PROSES PIKIR
1. Arus pikir
a. Produktivitas : Cukup Ide
b. Kontinuitas : Inkoheren
c. Hendaya Bahasa : Tidak ada hambatan
2. Isi pikir
a. Waham : Tidak ada
b. Preokupasi : Tidak Ada
c. Obsesi : Tidak Ada
d. Fobia : Tidak Ada

F. PENGENDALIAN IMPULS

Baik

G. DAYA NILAI
1. Daya nilai sosial : Baik
2. Uji daya nilai : Baik
3. RTA : Terganggu

H. TILIKAN

Tilikan Derajat 3 (Sadar akan penyakitnya, tetapi menyalahkan orang lain, faktor luar,
atau faktor organik)

I. REABILITAS
Peryataan pasien tidak dapat dipercaya.

IV. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL

Aksis I : F25.0 Gangguan Skizoafektif Tipe Manik


Aksis II : F60.31 Gangguan Kepribadian Emosional Tak Stabil (Tipe Ambang)
Aksis III : Tidak ada
Aksis IV : Masalah dengan lingkungan sosial
Aksis V : GAF Curent 50-41 (bahaya mencederai diri/orang lain, disabilitas
sangat berat dalam komunikasi dan mengurus diri)
GAF HLPY 50-41 (disabilitas berat dalam komunikasi dan daya nilai, tidak mampu
berfungsi hampir semua bidang)

V. TATALAKSANA
a) Psikofarmaka:
 Risperidone 2 x 2 mg tab
 Lithium carbonate 1 x 400 mg tab

b) Psikoterapi :
 Rawat inap
 Melibatkan pasien dalam kegiatan rohani dan lingkungan sosial
 Reedukatif terapi perilaku
 Konseling

c) Psikoedukasi:
 Mengedukasi kepada pasien dan keluarga mengenai penyakit pasien, gejala,
obat yang diberikan, efek samping obat dan prognosis
 Mengedukasi kepada pasien dan keluarga bahwa pasien harus rutin minum
obat dan rutin kontrol
 Mengedukasi keluarga untuk memberikan dukungan suportif kepada pasien.
 Mengedukasi pasien bahwa jika muncul suara, pasien menyatakan bahwa
suara itu tidak nyata.

VI. PROGNOSIS

 Ad vitam : Dubia ad bonam


 Ad functionam : Dubia ad bonam
 Ad sanationam : Dubia ad bonam

Anda mungkin juga menyukai