KEPANITERAAN KLINIK
STATUS ILMU JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
Hari/Tanggal Ujian/Presentasi Kasus: Skizofrenia Hebefrenik
SMF ILMU JIWA
RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI JAWA BARAT
I. IDENTITAS PASIEN
Nama (Inisial) : ARF
Tempat & Tanggal Lahir : Bandung, 20 April 1995
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku Bangsa : Sunda
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
1
Pekerjaan :-
Status Perkawinan : Belum Menikah
Alamat : Jl. Golf Dalam Cisaranten Bina Harapan Kota Bandung
A. KELUHAN UTAMA
Gaduh gelisah.
2
2. Riwayat Gangguan Medik
Pada tahun 2002 pernah dirawat karena Demam Berdarah Dengue.
Trauma kepala, kejang dan patah tulang disangkal.
Gangguan mulai muncul sejak usia 16 tahun dan semakin memberat seiring dengan
pertambahan usia, pasien menjadi gaduh gelisah (excitement).
3
b. Masa Remaja
Pasien punya banyak teman, ramah, ceria dan berprestasi di sekolah. Namun sejak
menginjak usia 16 tahun ke 17 tahun, pasien mulai menyendiri karena tidak suka
dengan jurusan IPA yang telah diambilnya. Dia ingin pindah ke jurusan IPS karena
teman-temannya masuk jurusan IPS. Prestasi belajar menjadi menurun dan pasien
kehilangan minat untuk sekolah.
3. Riwayat Pendidikan
Lulus SD dan SMP. SMA hanya sampai kelas 2 dan tidak dilanjutkan semenjak muncul
gangguan psikiatrik pada pasien. Sebelum sakit, pasien adalah anak yang rajin dan
berprestasi di sekolahnya.
4. Riwayat Pekerjaan
Pasien belum bekerja
E. RIWAYAT KELUARGA
Gambar Pohon Keluarga
Pasien Meninggal
4
Pasien adalah anak pertama dari 2 bersaudara. Riwayat herediter di dalam keluarga di sangkal.
5
e. Keserasian : Serasi
f. Pengendalian Impuls : Lemah
g. Ekspresi : Datar
h. Dramatisasi : Tidak ada
i. Empati : Tidak ditemukan
C. GANGGUAN PERSEPSI
a. Halusinasi : Halusinasi Visual, Halusinasi Auditorik
b. Ilusi : Tidak Ditemukan
c. Depersonalisasi : Tidak Ditemukan
d. Derealisasi : Tidak Ditemukan
6
10. Kemampuan Menolong Diri Sendiri: Bisa mandi dan makan sendiri, bisa
mengurus diri sendiri dengan baik tanpa
bantuan dari orang lain.
E. PROSES PIKIR
1. Arus Pikir : Autistik
Produktifitas : Miskin ide
Kontinuitas : Relevan, blocking
Hendaya Bahasa : Inkoheren
2. Isi Pikir
Preokupasi dalam Pikiran : Tidak ditemukan
Waham : Waham Curiga (curiga obat yang diberikan adalah
narkoba)
Obsesi : Tidak ditemukan
Fobia : Tidak ditemukan
Gagasan Rujukan : Tidak ditemukan
Gagasan Pengaruh : Tidak ditemukan
F. PENGENDALIAN IMPULS
Kuat, cukup baik. (Masih bisa mengendalikan diri pada saat diwawancara)
G. DAYA NILAI
a. Daya Nilai Sosial: Baik
b. Uji Daya Nilai: Tidak dilakukan
c. Daya Nilai Reabilitas: Baik
H. TILIKAN
Tilikan derajat 1, pasien menyangkal atas sakitnya, pasien mengatakan bahwa dia tidak
sakit.
7
I. RELIABILITAS
Baik
B. STATUS NEUROLOGIK
1. Saraf Kranial (I-XII) : Dalam batas normal
2. Gejala Rangsang Meningeal : Negatif (-)
3. Mata : Dalam batas normal
4. Pupil : Dalam batas normal
5. Ofthalmoscopy : Dalam batas normal
6. Motorik : Dalam batas normal
7. Sensibilitas : Dalam batas normal
8. Sistem Saraf Vegetatif : Dalam batas normal
9. Fungsi Luhur : Baik
10. Gangguan Khusus : Tidak ditemukan gangguan
8
Kesimpulan : Hasil pemeriksaan pada status neurologik tidak ditemui kelainan.
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah Rutin (Hb, Ht, Leukosit, Trombosit), fungsi hati (SGPT, SGOT), fungsi ginjal
(Kreatinin) belum dilakukan.
9
Perilaku katatonik, keadaan gaduh gelisah (excitement), mutisme
Terdapat gejala-gejala negatif, seperti sikap apatis, bicara yang jarang, dan respons
emosional yang menumpul.
Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu satu
bulan atau lebih.
Diagnosis hebefrenia untuk pertama kali hanya ditegakkan pada usia remaja atau dewasa
muda (onset biasanya mulai 15-25 tahun).
Kepribadian premorbid menunjukkan ciri khas: pemalu dan senang menyendiri (solitary).
Ada kecenderungan untuk selalu menyendiri (solitary), dan perilaku menunjukkan hampa
tujuan dan hampa perasaan.
Afek pasien dangkal (shallow) dan tidak wajar (innappropiate), sering disertai dengan
cekikikan (giggling) atau perasaan puas diri (self-satisfied), senyum sendiri (self-absorbed
smiling), tertawa menyeringai (grimaces).
Gangguan afektif dan dorongan kehendak, serta gangguan proses pikir umumnya
menonjol. Halusinasi dan waham mungkin ada tetapi biasanya tidak menonjol (fleeting
and fragmentary delusions and hallucinations).
10
Aksis IV : Stresor diduga berasal dari masalah pendidikan dan masalah hubungan
interpersonal.
Aksis V : Gejala sedang, disabilitas sedang (GAF 60-51)
IX. PROGNOSIS
Quo ad vitam : Ad bonam
Quo ad functionam : Dubia ad bonam
Quo ad sanationam : Dubia ad bonam
Faktor-faktor yang mengarahkan kepada prognosis yang baik: Dukungan keluarga
Faktor-faktor yang mengarahkan kepada prognosis yang buruk: Putus pengobatan
Tujuan spesifik dari terapi: Memperbaiki gejala
X. DAFTAR PROBLEM
Organobiologik : Tidak ditemukan kelainan
Psikologi/Psikiatrik : Autistik, halusinasi visual, halusinasi auditorik,
gaduh gelisah (excitement), mutisme, flight of
ideas, inkoheren, afek dangkal (shallow),
penyendiri (solitary), cekikikan sendiri (giggling)
dan senyum sendiri (self-absorbed smiling).
Sosial/Keluarga : Masalah pendidikan di sekolah.
11
TERAPI
Psikofarmaka:
R/ Haloperidol tab 5 mg No. XXVIII
S 2 dd tab I (pagi dan malam)
-------------------------paraf
R/ Chlorpromazine tab 100 mg No. XV
S 1 dd tab I (malam)
-------------------------paraf
Psikoterapi
Pasien mengeluarkan isi hatinya agar merasa lega.
Pengenalan terhadap penyakitnya, manfaat pengobatan, cara pengobatan, efek
samping pengobatan.
Mengubah pola pikir pasien dan memberi bimbingan yang praktis dan khusus yang
berhubungan dengan masalah kesehatan jiwa pasien, agar dia lebih sanggup
mengatasinya.
Menanamkan kepercayaan pada pasien bahwa gejala-gejala gangguannya akan
hilang.
XI. LAMPIRAN
Lampiran wawancara dengan pasien:
Q : Selamat siang Adnan
A : Siang
Q : Bagaimana perasaan Adnan saat ini?
A : Rumah sakit (Irrelevan)
Q : Apa yang Adnan rasakan sekarang?
A : Bersama mama ibu ayah bapak (irrelevan, inkoheren)
Q : Adnan sering dengar suara-suara ga?
A : (mengangguk)
Q : Adnan sering lihat bayangan?
12
A : (blocking)
Q : Adnan merasa takut?
A : (blocking)
Q : Adnan kesini sama ayah dan ibu yaa?
A : (blocking)
Q : Adnan kok diam saja?
A : (blocking, mutisme)
Q : Adnan mau pulang?
A : (blocking)
13