Nama : Nn. AA
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 23 Tahun
Tanggal lahir : 04-08-1997
Suku bangsa : Jawa
Bahasa : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : D3
Pekerjaan: Penata Anastesi
Status Perkawinan : Belum menikah
Alamat : Koja, Jakarta Utara
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Tahun 2018
Desember 2019 Januari 2021 Maret 2021
- Merasakan
gagal dan ingin - Kaget nyeri dada - Covid-19 (+) - Sedih
menyendiri saja sampai sesak, lalu - Nyeri dada seperti
ke dokter jantung di - Nyeri dada
- Merasakan makin berat, tercekik
EKG, Echo
sedih sepanjang Kelainan katup mual dan - Badan gemeteran
hari dirasakan jantung muntah - Jantung berdebar
sampai 6 bulan
1. Gangguan psikiatrik :
Pasein tidak memiliki riwayat gangguan psikiatri sebelumnya
2. Kondisi medis umum :
Pasien memiliki kelainan katup jantung
3. Riwayat penggunaan zat psikoaktif dan alkohol :
Pasien tidak pernah menggunakan zat-zat psikoaktif, namun pasien
pernah minum minuman beralkohol 2 kali di tahun 2011.
D. RIWAYAT KWEHIDUPAN PRIBADI
2. Rriwayat
1. Riwayat perkembangan kepribadian
fisik
3. Riwayat
Pasien adalah anak ke-2 dari 34.orang
Pendidikan
Riwayat Pekerjaan Saat ibu pasien
bersaudara.
a. Masa kanak-
mengandung pasien tidak ada masalah. Pasien lahir dengan
b. Masa remaja c. Masa dewasa
kanak
persalinan normal di rumah sakit dan dibantu oleh dokter.
5. Kehidupan 6. Kehidupan sosial
beragama & perkawinan
E. RIWAYAT KELUARGA
Keterangan :
: Laki-laki sehat
: Perempuan sehat
: Pasien
F. SITUASI KEHIDUPAN SOSIAL SEKARANG
A. DESKRIPSI UMUM
Penampilan
Kesadaran
Sikap terhadap pemeriksa: Pasien kooperatif, mau diajak bekerja sama u/menjawab pertanyaan.
Pembicaraan
• Cara berbicara: Spontan, reaksi terhadap pertanyaan baik, artikulasi jelas, dan volume
cukup.
• Gangguan berbicara : tidak ada
B. ALAM PERASAAN (EMOSI)
6. Daya ingat
1. Taraf pendidikan : lulusan D3
a. Tingkat
2. Pengetahuan umum : Baik • Jangka panjang : Baik
3. Kecerdasan : Baik • Jangka pendek : Baik
• Segera : Baik
4. Konsentrasi : Baik
b. Gangguan : Tidak ada
5. Orientasi
7. Pikiran abstraktif : Baik
a. Waktu : Tidak dilakukan
a. Tempat : baik 8. Visuospatial : Baik
10. Kemampuan menolong diri sendiri: Baik, karena pasien mau mengikuti
terapi yang diberikan oleh dokter dan mempunyai semangat untuk sembuh.
E. PROSES PIKIR
2. Isi pikir
1. Arus pikir
• Preokupasi dalam pikiran : Pasien takut sendiri,
• Produktivitas : Pasien berbicara ketakutan ditinggalkan oleh orang yang dekat
spontan, tanpa hambatan. dengannya.
• Kontinuitas : Koheren • Waham : Tidak ada
• Hendaya bahasa : Tidak ada • Obsesi : Tidak ada
• Fobia : Tidak ada
• Gagasan rujukan : Tidak ada
• Gagasan pengaruh : Tidak ada
• Idea of suicide : Tidak ada
F. PENGENDALIAN IMPULS : Baik, terkendali
G. DAYA NILAI
I. RELIABILITAS : Baik
IV. PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan umum : Tampak sakit ringan • Saraf cranial (I-XII) : Tidak dilakukan
Seorang perempuan berusia 23 tahun, berpakaian rapi, perawatan diri baik dan
penampilan sesuai dengan usia. Kesadaran compos mentis. Pada tahun 2018 pasien
merasakan kegagalan yang membuat pasien sedih sepanjang hari lebih dari 6 bulan dan
membuat pasien ingin menyendiri. Namun nafsu makan masih baik dan pasien tidak ada
pikiran untuk mengakhiri hidupnya. Pada Desember 2019 keluhan nyeri dada sampai
sesak dan seperti tercekik dan demam muncul setelah pasien mendapatkan kabar buruk.
Keluhan ini membuat pasien cemas oleh karena itu pasien memeriksakan dirinya ke
dokter jantung dan didiagnosa kelainan katup jantung, maka pasien diberi obat
bisoprolol dan diminum rutin sampai saat ini.
Lanjutan…
Pada Januari 2021 pasien terkonfirmasi (+) Covid-19, pada saat itu pasien
merasakan kembali cemas dengan kondisinya, merasakan nyeri dada yang memberat
dan terdapat mual hingga muntah, lalu badan pasien menjadi gemetar. Pada bulan
Maret 2021 pasien sedih sampai ingin menangis dan membuat mood pasien turun
cenderung murung, lalu pasien mengalami nyeri dada hingga panik, tangan terasa
ngilu, kepala sakit, dada berdebar, pasien susah tidur karena gelisah, sehingga pasien
sangat cemas yang dirasakan sepanjang waktu karena kondisinya. Hal tersebut terjadi
setelah pasien bertengkar dengan pacarnya. Situasi lain yang membuat pasien cemas
yaitu pasien takut sendirian, takut tidak punya teman, dan takut ditinggal. Namun
keluhan cemas ini tidak mengganggu pekerjaannya sebagai penata anastesi, pasien
masih bisa bekerja.
Lanjutan…
Pada status mental didapatkan mood pasien cemas, karena pasien merasakan
perasaan takut pada kondisinya. Afek terbatas, karena ekspresi wajah dan bahasa tubuh
pasien kurang bervariasi. Serasi, pasien dapat memberikan gambaran ekspresi cemas
dan suasana yang dihayatinya dengan serasi. Isi pikir terdapat adanya preokupasi
terhadap ketakutan sendiri, ketakutan ditinggalkan oleh orang yang dekat dengannya.
Tilikan pasien derajat 4.
VII. FORMULASI DIAGNOSTIK
Pada Aksis
Pada Aksis
AksisIV,
I,II,berdasarkan
ciri kepribadian
pasien tinggalanamnesis
pada
di kost dan
pasien
bersamapemeriksaan
ini adalah
1 orang status
kepribadian
temannya mental
dan ditemukan
dependen.
hubungannya baik
tidak
adanya
denganpernah
ciriada
gejala masalah.perasaan
perasaan
berupa Pasienenak
tidak mudah bergaul
sedih,
atau nyeridan
tidak mudah
dada, beradaptasi.
berdaya
sesak
apabila Namun tercekik,
nafas seperti saatdan
sendirian, ini hubungan
adanya
badan
pasien dengan pacarnya kurang baik.
gemetar. Hal
preokupasi dengan
ini membuat
ketakutanpasien
akan ditinggalkan
merasa cemasoleh yang
orangdirasakan
yang dekatsepanjang
dengannya.
waktu
Pada Aksis V, GAF current 75 : keluhan yang di rasakan masih mampu untuk menjalani
selama
Pada
1 tahun
Aksis ini,
III, pasien
rasa takut
memiliki
akan kelainan
kondisinya,
katup
susah
jantung
tiduryang
karena
didiagnosa
gelisah, dokter
terasa
aktifitas sehari-hari. Pada GAF HLPY 85 : gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak lebih
badan lemas
jantung pada sepanjang
desember hari.
2019.Maka berdasarkan PPDGJ-III didiagnosis gangguan cemas
dari masalah harian yang biasa.
menyeluruh (F41.1). Dapat didiagnosis banding dengan gangguan panik (F41.0),
episode depresif ringan (F32.0), dan gangguan depresif berulang episode kini ringan
(F33.0).
VIII. DIAGNOSTIK MULTIAKSIAL
Aksis III
Kelainan katup jantung
Aksis IV Masalah dengan pacar
Psikologi
Biologi
Sosial
Terdapat rasa sedih dan cemas, takut tidak bisa
Saat ini Kelainan
pasien katup
sedang
sembuh, jantung
bertengkar
dan takut sendiridengan
pacarnya
X. PENATALAKSANAAN
2. Non Farmakologis
1. Farmakologis
- Psikoterapi suportif
3. Edukasi
R/ Fluoxetin 1 x 10 mg
Ventilasi : Memberi kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan isi
Minum obat
R/ Clobazam secara
2 x 2,5 mg teratur dan evaluasi kembali selama 2 minggu
hati dan keinginannya sehingga pasien merasa lega.
mengenai diagnosis dan rencana terapi lanjutan.
Konseling : Memberikan penjelasan dan pengertian kepada pasien tentang
penyakitnya agar pasien memahami kondisi dirinya, dan
memahami cara menghadapinya, serta memotivasi pasien agar
tetap minum obat secara teratur.
Sosioterapi : Memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang terdekat
pasein tentang keadaan pasien agar tercipta dukungan sosial
sehingga membantu proses penyembuhan pasien sendiri.
XI. PROGNOSIS
Quo ad vitam : Bonam, karena perasaan pasien tidak ada pikiran untuk
bunuh diri.
Quo ad functionam : Dubia ad bonam, karena secara fungsi masih baik,
pekerjaannya masih bisa dilakukan.
Quo ad sanactionam: Dubia ad bonam, karena pasien menyadari dia sakit
dan berusaha untuk mengatasinya.
XII. DISKUSI
Definisi Gangguan Cemas Menyeluruh
Gangguan cemas menyeluruh (GCM) merupakan kondisi gangguan yang
ditandai dengan kecemasan dan kekhawatiran yang berlebihan dan tidak
rasional bahkan terkadang tidak realistis terhadap berbagai peristiwa
kehidupan sehari-hari.1
Kecemasan yang dirasakan sulit untuk dikendalikan dan berhubungan
dengan gejala-gejala somatik (misalnya ketegangan otot, iritabilitas, sulit
tidur, gelisah) sehingga menyebabkan penderitaan yang jelas dan gangguan
yang bermakna dalam fungsi sosial dan pekerjaan.1
Epidemiologi
• Menurut penelitian Kessler RC prevalensi gangguan cemas menyeluruh
dalam satu tahun diperkirakan 3-8%.
• Studi lainnya National Comorbidity Study melaporkan 1 dari 4 orang
memenuhi setidaknya salah satu kriteria gangguan cemas. Studi ini juga
melaporkan prevalensi gangguan cemas cukup tinggi yakni 17,7%.
• Gangguan cemas menyeluruh lebih banyak terjadi pada wanita
dibanding pria dengan perbandingan 2 : 1.
Etiologi
1. Teori biologi
2. Teori genetik
3. Teori psikoanalitik
4. Teori kognitif-perilaku
Manifestasi klinis
Diagnosis Gangguan Cemas Menyeluruh ditegakkan apabila dijumpai
gejala utama anxietas yang mempengaruhi berbagai aspek kehidupan
pasien. Gejala ketegangan motorik, misalnya bergetar, kelelahan, sakit
kepala. Gejala hiperaktivitas onotom timbul seperti napas pendek,
berkeringat, palpitasi, gejala saluran pencernaan. Terdapat juga gejala
kewaspadaan secara kognitif dalam bentuk iritabilitas.4
Ketegangan Motorik - Kedutan otot/ rasa gemetar
- Otot tegang/kaku/pegal
Tabel 1. - Tidak bisa diam
- Mudah menjadi lelah
Gejala-gejala
Hiperaktivitas Otonomik - Nafas pendek/terasa berat
a) Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti telur diujung tanduk, sulit konsentrasi, dsb)
c) Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-debar, sesak nafas,
keluhan lambung, mulut kering, dsb);
• Pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan serta keluhan somatic
berulang yang menonjol
• adanya gejala-gejala lain yang sifatnya sementara ( beberapa hari ), khususnya depresi, tidak membatalkan
diagnosis gangguan cemas menyeluruh, selama tidak memenuhi kriteria lengkap dari episode depresif
(F32), gangguan anxietas fobik (F40), gangguan panik (F41), gangguan obsesif kompulsif (F42).
2. Kriteria Diagnostik GCM menurut DSM-V sebagai berikut :
• Kecemasan
Kecemasan,atau kekhawatiran
kekhwatiran, atauyang berlebihan
gejala yang timbul hampir
fisik menyebabkan distresssetiap
atau hari, sepanjangfungsi
terganggunya hari,
terjadi sekurangnya
sosial, pekerjaan, 6 bulan,
dan fungsi tentang sejumlah aktivitas atau kejadian (seperti pekerjaan atau
penting lainnya.
aktivitas sekolah).
• Gangguan tidak berasal dari zat yang memberikan efek pada fisiologis (memakai obat-obatan)
• Individu sulit untuk mengendalikan kecemasan dan kekhawatiran.
atau kondisi medis lainnya (seperti hipertiroid).
• Kecemasan diasosiasikan dengan 6 gejala berikut ini (dengan sekurang-kurangnya beberapa
• Gangguan
gejala lebihtidak dapat
banyak dijelaskan
terjadi lebih baik
dibandingkan oleh
tidak gangguan
selama mental
6 bulan lainnya
terakhir), (seperti
yaitu kecemasan
kegelisahan,
dalam gangguan
mudah lelah, sulitpanik atau evaluasi
berkonsentrasi ataunegatif
pikiranpada gangguan
kosong, kecemasan
iritabilitas, sosial otot,
ketegangan atau dan
sosial fobia,
kontaminasi
gangguan tiduratau
(sulitobsesi lainnya
tidur, tidur pada
gelisah ataugangguan obsesif-kompulsif, mengingat kejadian
tidak memuaskan).
traumatik pada gangguan stress pasca traumatik, pertambahan berat badan pada anorexia
nervosa, komplin fisik pada gangguan gejala somatik atau delusi pada gangguan
schizophreniaor).1,3
Diagnosis Banding
1. Gangguan Panik (F41.0)
• Tidak ditemukan gangguan anxietas fobik
• pasien terdapat adanya serangan anxietas berat (nyeri dada sampai
sesak serta merasa tercekik) dalam masa 1 bulan
• Muncul pada keadaan tidak berbahaya
• Muncul pada keadaan tidak terduga
2. Episode depresif ringan (F32.0)
• Terdapat minimal 2 dari 3 gejala utama (afek depresif, kehilangan kegembiraan,
dan berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah)
• Minimal 2 gejala lainnya (harga diri dan kepercayaan berkurang, gagasan tentang
rasa bersalah dan tidak berguna, dn tidur terganggu)
• Tidak ada gejala berat
• adanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan namun masih bisa dilakukannya
3. Gangguan depresif berulang episode kini ringan (F33.0)
• Pasien dikriteriakan dalam episode depresi ringan dengan rata- rata
lamanya lebih dari 6 bulan
• Tidak ada riwayat episode tersendiri dari peninggian afek dan hiperaktivitas
yang memenuhi kriteria mania.
• Pemulihan sempurna diantara episode
• Perasaan sedih ini dirasakan pertama kali saat ada permasalahan
• Untuk saat ini keluhan memenuhi kriteria ringan namun untuk keluhan
sebelumnya perlu di evaluasi lebih lanjut
• Untuk kriteria sekurang-kurangnya dua episode telah berlangsung masing-
masing selama minimal 2 minggu dengan sela waktu beberapa bulan tidak
ditemukan pada pasien ini.
Tatalaksana
1. Farmakoterapi