Anda di halaman 1dari 40

PRESENTASI KASUS

GANGGUAN CEMAS MENYELURUH


Pembimbing : dr. Zulvia Syarif, Sp.KJ
Disusun oleh : Silvia Ardila (112017162)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa


Fakultas Kedokteran Universitas Kristen KridaWacana

Periode 15 Maret 2021 - 17 April 2021


I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Nn. AA
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 23 Tahun
Tanggal lahir : 04-08-1997
Suku bangsa : Jawa
Bahasa : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : D3
Pekerjaan: Penata Anastesi
Status Perkawinan : Belum menikah
Alamat : Koja, Jakarta Utara
II. RIWAYAT PSIKIATRI

Autoanamnesis : Selasa, 06 April 2021 pukul 10.30 WIB di Poliklinik Psikiatri

A. Keluhan Utama : Nyeri dada


B. RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG

Tahun 2018
Desember 2019 Januari 2021 Maret 2021
- Merasakan
gagal dan ingin - Kaget nyeri dada - Covid-19 (+) - Sedih
menyendiri saja sampai sesak, lalu - Nyeri dada seperti
ke dokter jantung di - Nyeri dada
- Merasakan makin berat, tercekik
EKG, Echo 
sedih sepanjang Kelainan katup mual dan - Badan gemeteran
hari dirasakan jantung muntah - Jantung berdebar
sampai 6 bulan

Nyeri dada terjadi


Lanjutan …

Pada saat ini pasien mengeluhkan keluhannya pada tanggal 29


Maret 2021 pasien mengalami nyeri dadanya hingga membuat panik,
tangan terasa linu, kepala sakit, dada berdebar, pasien susah tidur
karena gelisah, bila terbangun terasa badan capek, dan pasien sangat
cemas setiap hari pada kondisinya.
Situasi lain yang membuat pasien cemas yaitu pasien takut
sendirian, takut tidak punya teman, dan takut ditinggal. Namun keluhan
cemas ini tidak mengganggu pekerjaannya sebagai penata anastesi,
pasien masih bisa bekerja seperti biasa.
C. RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA

1. Gangguan psikiatrik :
Pasein tidak memiliki riwayat gangguan psikiatri sebelumnya
2. Kondisi medis umum :
Pasien memiliki kelainan katup jantung
3. Riwayat penggunaan zat psikoaktif dan alkohol :
Pasien tidak pernah menggunakan zat-zat psikoaktif, namun pasien
pernah minum minuman beralkohol 2 kali di tahun 2011.
D. RIWAYAT KWEHIDUPAN PRIBADI

2. Rriwayat
1. Riwayat perkembangan kepribadian
fisik
3. Riwayat
Pasien adalah anak ke-2 dari 34.orang
Pendidikan
Riwayat Pekerjaan Saat ibu pasien
bersaudara.
a. Masa kanak-
mengandung pasien tidak ada masalah. Pasien lahir dengan
b. Masa remaja c. Masa dewasa
kanak
persalinan normal di rumah sakit dan dibantu oleh dokter.
5. Kehidupan 6. Kehidupan sosial
beragama & perkawinan
E. RIWAYAT KELUARGA

Keterangan :
: Laki-laki sehat

: Perempuan sehat

: Pasien
F. SITUASI KEHIDUPAN SOSIAL SEKARANG

Pasien tinggal di kost bersama 1


orang temannya. Dikarenakan pasien
bekerja di Jakarta sendiri. Keluarga
pasien semuanya tinggal di Bandung.
Situasi pasien saat ini tidak
mengganggu pekerjaannya sebagai
penata anastesi, pasien masih bisa
bekerja.
III. Status Mental
06 April 2021

A. DESKRIPSI UMUM

Penampilan

Pasien seorang perempuan berusia 23 tahun, penampilan sesuai usia, berpakaian


rapi, perawatan diri baik, kontak dan verbalnya baik.

Kesadaran

Kesadaran sensorium / neurologik : Compos mentis

Kesadaran psikiatrik : Tidak tampak terganggu


Perilaku dan aktivitas motorik
• Sebelum wawancara : Pasien duduk dengan tenang didepan ruangan pemeriksaan sambil
menunggu dipanggil masuk ruang pemeriksaan.
• Selama wawancara : Pasien dapat menjawab pertanyaan yang diberikan, pasien tampak
cemas, dan berbicara dengan volume suara yang cukup.
• Setelah wawancara : Pasien mengucapkan terima kasih.

Sikap terhadap pemeriksa: Pasien kooperatif, mau diajak bekerja sama u/menjawab pertanyaan.

Pembicaraan
• Cara berbicara: Spontan, reaksi terhadap pertanyaan baik, artikulasi jelas, dan volume
cukup.
• Gangguan berbicara : tidak ada
B. ALAM PERASAAN (EMOSI)

1. Suasana perasaan (mood) : Cemas


C. GANGGUAN PERSEPSI
2. Afek
a. Arus : Koheren
a. Stabilisasi : Stabil
1. Halusinasi : Tidak ada
b. Kedalaman : Dalam
2. Ilusi : Tidak ada
c. Skala diferensiasi : Terbatas
3. Depersonalisasi : Tidak ada
d. Keserasian : Serasi
4. Derealisasi : Tidak ada
e. Pengendalian impuls: Kuat
f. Ekspresi : Cemas
g. Dramatisasi : Tidak ada
h. Empati : Tidak dapat dinilai
D. SENSORIUM DAN KOGNITIF
(FUNGSI INTELEKTUAL)

6. Daya ingat
1. Taraf pendidikan : lulusan D3
a. Tingkat
2. Pengetahuan umum : Baik • Jangka panjang : Baik
3. Kecerdasan : Baik • Jangka pendek : Baik
• Segera : Baik
4. Konsentrasi : Baik
b. Gangguan : Tidak ada
5. Orientasi
7. Pikiran abstraktif : Baik
a. Waktu : Tidak dilakukan
a. Tempat : baik 8. Visuospatial : Baik

b. Orang : baik 9. Bakat kreatif: Tidak ada

10. Kemampuan menolong diri sendiri: Baik, karena pasien mau mengikuti

terapi yang diberikan oleh dokter dan mempunyai semangat untuk sembuh.
E. PROSES PIKIR

2. Isi pikir
1. Arus pikir
• Preokupasi dalam pikiran : Pasien takut sendiri,
• Produktivitas : Pasien berbicara ketakutan ditinggalkan oleh orang yang dekat
spontan, tanpa hambatan. dengannya.
• Kontinuitas : Koheren • Waham : Tidak ada
• Hendaya bahasa : Tidak ada • Obsesi : Tidak ada
• Fobia : Tidak ada
• Gagasan rujukan : Tidak ada
• Gagasan pengaruh : Tidak ada
• Idea of suicide : Tidak ada
F. PENGENDALIAN IMPULS : Baik, terkendali

G. DAYA NILAI

• Daya nilai sosial : Baik

• Uji daya nilai : Baik

• Daya nilai realitas : Baik

H. TILIKAN : Derajat 4 (pasien sadar bahwa penyakitnya disebabkan


oleh sesuatu yang tidak diketahui pada diri sendiri)

I. RELIABILITAS : Baik
IV. PEMERIKSAAN FISIK

STATUS INTERNUS STATUS NEUROLOGIK

• Keadaan umum : Tampak sakit ringan • Saraf cranial (I-XII) : Tidak dilakukan

• Kesadaran : Compos mentis • Tanda rangsang meningeal: Tidak dilakukan

• Tekanan darah : 101/72 mmHg • Mata : Tidak dilakukam

• Nadi : 77x/ menit • Pupil : Tidak dilakukan

• Suhu badan : 36,5ºC • Oftalmoscopy : Tidak dilakukan

• Frekuensi napas : 20x/menit • Motorik : Tidak dilakukan

• Bentuk tubuh : Normal • Sensibilitas : Tidak dilakukan

• Sistem kardiovaskular : Tidak dilakukan • Sistem saraf vegetatif : Tidak dilakukan

• Sistem respiratorium : Tidak dilakukan • Fungsi luhur : Baik

• Sistem gastro-intestinal : Tidak dilakukan • Gangguan khusus : Tidak ada

• Sistem musculo-skeletal : Tidak dilakukan V. Pemeriksaan Penunjang : Tidak dilakukan


VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Seorang perempuan berusia 23 tahun, berpakaian rapi, perawatan diri baik dan
penampilan sesuai dengan usia. Kesadaran compos mentis. Pada tahun 2018 pasien
merasakan kegagalan yang membuat pasien sedih sepanjang hari lebih dari 6 bulan dan
membuat pasien ingin menyendiri. Namun nafsu makan masih baik dan pasien tidak ada
pikiran untuk mengakhiri hidupnya. Pada Desember 2019 keluhan nyeri dada sampai
sesak dan seperti tercekik dan demam muncul setelah pasien mendapatkan kabar buruk.
Keluhan ini membuat pasien cemas oleh karena itu pasien memeriksakan dirinya ke
dokter jantung dan didiagnosa kelainan katup jantung, maka pasien diberi obat
bisoprolol dan diminum rutin sampai saat ini.
Lanjutan…

Pada Januari 2021 pasien terkonfirmasi (+) Covid-19, pada saat itu pasien
merasakan kembali cemas dengan kondisinya, merasakan nyeri dada yang memberat
dan terdapat mual hingga muntah, lalu badan pasien menjadi gemetar. Pada bulan
Maret 2021 pasien sedih sampai ingin menangis dan membuat mood pasien turun
cenderung murung, lalu pasien mengalami nyeri dada hingga panik, tangan terasa
ngilu, kepala sakit, dada berdebar, pasien susah tidur karena gelisah, sehingga pasien
sangat cemas yang dirasakan sepanjang waktu karena kondisinya. Hal tersebut terjadi
setelah pasien bertengkar dengan pacarnya. Situasi lain yang membuat pasien cemas
yaitu pasien takut sendirian, takut tidak punya teman, dan takut ditinggal. Namun
keluhan cemas ini tidak mengganggu pekerjaannya sebagai penata anastesi, pasien
masih bisa bekerja.
Lanjutan…

Pada status mental didapatkan mood pasien cemas, karena pasien merasakan
perasaan takut pada kondisinya. Afek terbatas, karena ekspresi wajah dan bahasa tubuh
pasien kurang bervariasi. Serasi, pasien dapat memberikan gambaran ekspresi cemas
dan suasana yang dihayatinya dengan serasi. Isi pikir terdapat adanya preokupasi
terhadap ketakutan sendiri, ketakutan ditinggalkan oleh orang yang dekat dengannya.
Tilikan pasien derajat 4.
VII. FORMULASI DIAGNOSTIK

Pada Aksis
Pada Aksis
AksisIV,
I,II,berdasarkan
ciri kepribadian
pasien tinggalanamnesis
pada
di kost dan
pasien
bersamapemeriksaan
ini adalah
1 orang status
kepribadian
temannya mental
dan ditemukan
dependen.
hubungannya baik
tidak
adanya
denganpernah
ciriada
gejala masalah.perasaan
perasaan
berupa Pasienenak
tidak mudah bergaul
sedih,
atau nyeridan
tidak mudah
dada, beradaptasi.
berdaya
sesak
apabila Namun tercekik,
nafas seperti saatdan
sendirian, ini hubungan
adanya
badan
pasien dengan pacarnya kurang baik.
gemetar. Hal
preokupasi dengan
ini membuat
ketakutanpasien
akan ditinggalkan
merasa cemasoleh yang
orangdirasakan
yang dekatsepanjang
dengannya.
waktu
Pada Aksis V, GAF current 75 : keluhan yang di rasakan masih mampu untuk menjalani
selama
Pada
1 tahun
Aksis ini,
III, pasien
rasa takut
memiliki
akan kelainan
kondisinya,
katup
susah
jantung
tiduryang
karena
didiagnosa
gelisah, dokter
terasa
aktifitas sehari-hari. Pada GAF HLPY 85 : gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak lebih
badan lemas
jantung pada sepanjang
desember hari.
2019.Maka berdasarkan PPDGJ-III didiagnosis gangguan cemas
dari masalah harian yang biasa.
menyeluruh (F41.1). Dapat didiagnosis banding dengan gangguan panik (F41.0),
episode depresif ringan (F32.0), dan gangguan depresif berulang episode kini ringan
(F33.0).
VIII. DIAGNOSTIK MULTIAKSIAL

Aksis I F41.1 Gangguan cemas menyeluruh


dd/ F41.0 Gangguan Panik
dd/ F32.0 Episode Depresif Ringan
dd/ F33.0 Gangguan depresif berulang episode kini ringan

Aksis II Ciri kepribadian dependen

Aksis III
Kelainan katup jantung
Aksis IV Masalah dengan pacar

Aksis V GAF current 75, dan GAF HLPY 85


IX. DAFTAR MASALAH

Psikologi
Biologi
Sosial
Terdapat rasa sedih dan cemas, takut tidak bisa
Saat ini Kelainan
pasien katup
sedang
sembuh, jantung
bertengkar
dan takut sendiridengan
pacarnya
X. PENATALAKSANAAN

2. Non Farmakologis
1. Farmakologis
- Psikoterapi suportif
3. Edukasi
R/ Fluoxetin 1 x 10 mg
Ventilasi : Memberi kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan isi
Minum obat
R/ Clobazam secara
2 x 2,5 mg teratur dan evaluasi kembali selama 2 minggu
hati dan keinginannya sehingga pasien merasa lega.
mengenai diagnosis dan rencana terapi lanjutan.
Konseling : Memberikan penjelasan dan pengertian kepada pasien tentang
penyakitnya agar pasien memahami kondisi dirinya, dan
memahami cara menghadapinya, serta memotivasi pasien agar
tetap minum obat secara teratur.
Sosioterapi : Memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang terdekat
pasein tentang keadaan pasien agar tercipta dukungan sosial
sehingga membantu proses penyembuhan pasien sendiri.
XI. PROGNOSIS

 Quo ad vitam : Bonam, karena perasaan pasien tidak ada pikiran untuk
bunuh diri.
 Quo ad functionam : Dubia ad bonam, karena secara fungsi masih baik,
pekerjaannya masih bisa dilakukan.
 Quo ad sanactionam: Dubia ad bonam, karena pasien menyadari dia sakit
dan berusaha untuk mengatasinya.
XII. DISKUSI
Definisi Gangguan Cemas Menyeluruh
Gangguan cemas menyeluruh (GCM) merupakan kondisi gangguan yang
ditandai dengan kecemasan dan kekhawatiran yang berlebihan dan tidak
rasional bahkan terkadang tidak realistis terhadap berbagai peristiwa
kehidupan sehari-hari.1
Kecemasan yang dirasakan sulit untuk dikendalikan dan berhubungan
dengan gejala-gejala somatik (misalnya ketegangan otot, iritabilitas, sulit
tidur, gelisah) sehingga menyebabkan penderitaan yang jelas dan gangguan
yang bermakna dalam fungsi sosial dan pekerjaan.1
Epidemiologi
• Menurut penelitian Kessler RC prevalensi gangguan cemas menyeluruh
dalam satu tahun diperkirakan 3-8%.
• Studi lainnya National Comorbidity Study melaporkan 1 dari 4 orang
memenuhi setidaknya salah satu kriteria gangguan cemas. Studi ini juga
melaporkan prevalensi gangguan cemas cukup tinggi yakni 17,7%.
• Gangguan cemas menyeluruh lebih banyak terjadi pada wanita
dibanding pria dengan perbandingan 2 : 1.
Etiologi
1. Teori biologi
2. Teori genetik
3. Teori psikoanalitik
4. Teori kognitif-perilaku
Manifestasi klinis
Diagnosis Gangguan Cemas Menyeluruh ditegakkan apabila dijumpai
gejala utama anxietas yang mempengaruhi berbagai aspek kehidupan
pasien. Gejala ketegangan motorik, misalnya bergetar, kelelahan, sakit
kepala. Gejala hiperaktivitas onotom timbul seperti napas pendek,
berkeringat, palpitasi, gejala saluran pencernaan. Terdapat juga gejala
kewaspadaan secara kognitif dalam bentuk iritabilitas.4
Ketegangan Motorik - Kedutan otot/ rasa gemetar
- Otot tegang/kaku/pegal
Tabel 1. - Tidak bisa diam
- Mudah menjadi lelah
Gejala-gejala
Hiperaktivitas Otonomik - Nafas pendek/terasa berat

Gangguan Cemas - Jantung berdebar-debar


- Telapak tangan basah/dingin
Menyeluruh:1 - Mulut kering
- Kepala pusing/rasa melayang
- Mual, mencret, perut tak enak
- Muka panas/ badan menggigil
- Buang air kecil lebih sering

Kewaspadaan berlebihan - Perasaan jadi peka/mudah ngilu


dan Penangkapan - Mudah terkejut/kaget
berkurang - Sulit konsentrasi pikiran
- Sukar tidur
- Mudah tersinggung
Kriteria Diagnosis
1. Menurut PPDGJ III pedoman diagnostik gangguan cemas adalah :
• Penderita harus menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang berlangsung hampir setiap hari untuk
beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjol pada keadaan khusus
tertentu saja (sifatnya “free floating” atau mengambang)
• Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsure-unsur berikut :

a) Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti telur diujung tanduk, sulit konsentrasi, dsb)

b) Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai);

c) Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-debar, sesak nafas,
keluhan lambung, mulut kering, dsb);
• Pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan serta keluhan somatic
berulang yang menonjol
• adanya gejala-gejala lain yang sifatnya sementara ( beberapa hari ), khususnya depresi, tidak membatalkan
diagnosis gangguan cemas menyeluruh, selama tidak memenuhi kriteria lengkap dari episode depresif
(F32), gangguan anxietas fobik (F40), gangguan panik (F41), gangguan obsesif kompulsif (F42). 
2. Kriteria Diagnostik GCM menurut DSM-V sebagai berikut :

• Kecemasan
Kecemasan,atau kekhawatiran
kekhwatiran, atauyang berlebihan
gejala yang timbul hampir
fisik menyebabkan distresssetiap
atau hari, sepanjangfungsi
terganggunya hari,
terjadi sekurangnya
sosial, pekerjaan, 6 bulan,
dan fungsi tentang sejumlah aktivitas atau kejadian (seperti pekerjaan atau
penting lainnya.
aktivitas sekolah).
• Gangguan tidak berasal dari zat yang memberikan efek pada fisiologis (memakai obat-obatan)
• Individu sulit untuk mengendalikan kecemasan dan kekhawatiran.
atau kondisi medis lainnya (seperti hipertiroid).
• Kecemasan diasosiasikan dengan 6 gejala berikut ini (dengan sekurang-kurangnya beberapa
• Gangguan
gejala lebihtidak dapat
banyak dijelaskan
terjadi lebih baik
dibandingkan oleh
tidak gangguan
selama mental
6 bulan lainnya
terakhir), (seperti
yaitu kecemasan
kegelisahan,
dalam gangguan
mudah lelah, sulitpanik atau evaluasi
berkonsentrasi ataunegatif
pikiranpada gangguan
kosong, kecemasan
iritabilitas, sosial otot,
ketegangan atau dan
sosial fobia,
kontaminasi
gangguan tiduratau
(sulitobsesi lainnya
tidur, tidur pada
gelisah ataugangguan obsesif-kompulsif, mengingat kejadian
tidak memuaskan).
traumatik pada gangguan stress pasca traumatik, pertambahan berat badan pada anorexia
nervosa, komplin fisik pada gangguan gejala somatik atau delusi pada gangguan
schizophreniaor).1,3
Diagnosis Banding
1. Gangguan Panik (F41.0)
• Tidak ditemukan gangguan anxietas fobik
• pasien terdapat adanya serangan anxietas berat (nyeri dada sampai
sesak serta merasa tercekik) dalam masa 1 bulan
• Muncul pada keadaan tidak berbahaya
• Muncul pada keadaan tidak terduga
2. Episode depresif ringan (F32.0)
• Terdapat minimal 2 dari 3 gejala utama (afek depresif, kehilangan kegembiraan,
dan berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah)
• Minimal 2 gejala lainnya (harga diri dan kepercayaan berkurang, gagasan tentang
rasa bersalah dan tidak berguna, dn tidur terganggu)
• Tidak ada gejala berat
• adanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan namun masih bisa dilakukannya
3. Gangguan depresif berulang episode kini ringan (F33.0)
• Pasien dikriteriakan dalam episode depresi ringan dengan rata- rata
lamanya lebih dari 6 bulan
• Tidak ada riwayat episode tersendiri dari peninggian afek dan hiperaktivitas
yang memenuhi kriteria mania.
• Pemulihan sempurna diantara episode
• Perasaan sedih ini dirasakan pertama kali saat ada permasalahan
• Untuk saat ini keluhan memenuhi kriteria ringan namun untuk keluhan
sebelumnya perlu di evaluasi lebih lanjut
• Untuk kriteria sekurang-kurangnya dua episode telah berlangsung masing-
masing selama minimal 2 minggu dengan sela waktu beberapa bulan tidak
ditemukan pada pasien ini.
Tatalaksana
1. Farmakoterapi

Tabel 2. Rekomendasi pengobatan anti anxietas menurut Canadian Psychitatric association.6


Tabel 3. Obat Anti Anxietas (Minor Tranquillizers)7
Nama Generik Nama Dagang
Diazepam Valium, Valisanbe, Validex, Stezolid, Mentalium, Lovium,
Diazepin, Prozepam, Trankinon, Trazep, Valdimex.

Clobazam Frisium, Clobazam Dexamedica, Asabium, Clobium,


Proclozam.
Bromazepam Lexotan
Lorazepam Ativan, Merlopam, Renaquil
Buspirone HCL Buspar, Tran-Q, Xiety
Meprobamate Medicar
Alprazolam Xanax, Alganax, Frixitas, Calmlet, Alviz, Atarax, Feprax, Zypraz

Chlordiazepoxide HCL Arsitran, Cetabrium, Tensiyl


Oxazolam Serenal-10
Hydroxyzine HCL Iterax
Kava-kava rhizome Laikan
2. Non Farmakoterapi  dengan psikoterapi

Jenis- jenis Psikoterapi:9


• Psikoterapi suportif : bertujuan untuk mendukung fungsi ego atau memperkuat
mekanisme defensif yang ada, memperluas mekanisme pengendalian yang dimiliki
dengan yang lebih baru atau baik.
• Psikoterapi Reedukatif : bertujuan untuk mengubah pola perilaku sehari – hari yang
telah menjadi kebiasaan dengan kebiasaan baru yang lebih baik dan menguntungkan.
• Psikoterapi rekonstruktif : Bertujuan untuk mencapai tilikan akan konflik-konflik
nirsadar, dengan usaha untuk mencapai perubahan luas struktur kepribadian
seseorang.
KESIMPULAN
• GCM merupakan gangguan psikiatrik yang ditandai dengan kecemasan dan
kekhawatiran yang berlebihan, tidak rasional dan tidak realistis terhadap
peristiwa yang terjadi sehari-hari. Kecemasan dan kekhawatiran ini terjadi
sepanjang hari setidaknya dalam 6 bulan terakhir. Kecemasan yang terjadi sulit
untuk dikendalikan dan menyebabkan gangguan yang jelas pada penderita dan
gangguan bermakna dalam fungsi sosial dan pekerjaan. Gangguan cemas
menyeluruh dapat di diagnosis banding dengan gangguan panik, episode
depresif ringan dan gangguan depresi berulang episode kini ringan. Diperlukan
anamnesis yang lebih mendalam untuk diagnosis cemas menyeluruh.
Gangguan cemas menyeluruh dapat diterapi dengan obat-obatan anti cemas.
Dengan terapi obat yang tepat dan psikoterapi yang tepat dapat memberikan
prognosis yang baik bagi pasien yang menderita gangguan cemas menyeluruh.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai