Anda di halaman 1dari 29

Presentasi Kasus

Otitis Media Efusi


Pembimbing :
dr. Arroyan Wardhana, Sp.THT-KL

Disusun oleh :
Lili Novita Manen Sampel
112019014

KEPANITRAAN KLINIK ILMU PENYAKIT THT


FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
RSUD KOJA JAKARTA
PERIODE 5 November – 21 November 2020

1
Identitas Pasien

Nama : An. KS
Usia : 9 Tahun 11 Bulan
Tanggal Lahir : 4 Desember 2010
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Jakarta Barat

2
Anamnesis

Dilakukan secara Aloanamnesis, pada tanggal 8 November 2020

Keluhan Utama
Pendengaran pada telinga kanan berkurang sejak 2 minggu yang lalu

3
Anamnesis

Riwayat Penyakit Sekarang


 Keluhan pendengaran pada telinga kanan semakin berkurang sejak 2 bulan yang lalu.
 Gangguan pendengaran ini semakin bertambah berat semenjak 2 minggu yang lalu
 Pasien sering mengeluh telinga kanan terasa penuh.
 Pasien merasakan ada cairan didalam telinga kanan tetapi tidak bisa keluar.
 Namun tidak adanya riwayat keluar cairan maupun bau, rasa nyeri, telinga berbunyi,
dan pusing berputar.
 Tidak ada keluhan nyeri menelan, gangguan berbicara, suara parau, sesak napas, dan
lainnya.
 Demam disangkal, batuk dan pilek juga disangkal. Keluhan nyeri kepala disangkal.
 Sejak pasien mengalami gangguan pendengaran ini, pasien kalau menonton TV harus
dengan volume yang lebih besar.

4
Anamnesis

Riwayat Penyakit Dahulu


Orang tua pasien mengatakan bahwa pasien sudah pernah mengalami ini sekitar 1 tahun
yang lalu, namun tidak seberat sekarang. Dan sejak 3 bulan yang lalu, pasien dibawa ke
dokter THT dengan keluhan batuk, pilek dan telinga terasa basah.

Riwayat Penyakit Keluarga


Di keluarga pasien tidak ada yang memiliki gejala serupa seperti yang dialami pasien.

Riwayat Pengobatan : -
Riwayat Alergi : -
Riwayat Kebiasaan : Pasien sering mengorek telinga dengan cotton bud

5
Pemeriksaan Fisik

Status Generalis
Keadaan umum : tampak sakit ringan
Kesadaran : compos mentis
TTV : dalam batas normal

6
Pemeriksaan Telinga

  Kanan Kiri
Bentuk daun telinga Normotia Normotia
Kelainan kongenital Tidak tampak Tidak tampak
Radang, tumor Tidak tampak Tidak tampak
Nyeri tekan tragus Tidak ada Tidak ada
Penarikan daun telinga Nyeri (-) Nyeri (-)
Kelainan pre-, infra-,
retroaurikuler Fistel (-),lesi (-), abses (-), tanda randang (-), Fistel (-),lesi (-), abses (-) tanda randang (-),

Region mastoid Nyeri (-), radang (-) Nyeri (-), radang (-)
Liang telinga
Lapang, mukosa tenang, serumen minimal, Lapang, mukosa tenang, serumen minimal,
sekret (-), benjolan (-), udem (-) sekret (-), benjolan (-), udem (-)

Membran timpani
  Intak, warna abu, refleks cahaya redup arah Intak, warna abu mengkilat, refleks cahaya (+)
jam 7, hiperemis (-), bulging (-), perforasi arah jam 5, hiperemis (-), bulging (-), perforasi
(-) (-)

7
Tes Penala

  Kanan Kiri
- +
Rinne
Lateralisasi ke telinga yang Tidak ada lateralisasi
Weber sakit

Memanjang Sama dengan pemeriksa


Scwabach

• Kesan Tuli Konduktif

8
Pemeriksaan Hidung
- Bentuk : simetris, bengkak(-), massa(-),
tumor(-), luka (-)
- Tanda peradangan : tidak tampak
- Daerah sinus frontalis dan maksilaris : radang (-), edem (-), nyeri tekan(-)
- Vestibulum : lapang, mukosa tenang, lesi(-),
massa(-), nyeri ( -)
- Cavum nasi : lapang, mukosa tenang, sekret(+)
bening, lesi( -), massa (-),
benda asing( -), passase udara (+)
- Konka inferior kanan/kiri : eutrofi, mukosa tenang, lesi (-)
- Meatus nasi inferior kanan/kiri : lapang, sekret(+), obstruksi (-)
- Konka medius kanan/kiri : tidak tampak
- Meatus nasi medius kanan/kiri : tidak tampak
- Septum nasi : deviasi(-), edem(-)

9
Rinofaring
Koana : tidak dilakukan
Septum nasi posterior : tidak dilakukan
Muara tuba eustachius : tidak dilakukan
Tuba eustachius : tidak dilakukan
Torus tubarius : tidak dilakukan
Post nasal drip : tidak dilakukan
 
Pemeriksaan Transluminasi
Sinus frontalis kanan, grade : tidak dilakukan
Sinus frontalis kiri, grade : tidak dilakukan
Sinus maksilaris kanan, grade : tidak dilakukan
Sinus maksilaris kiri, grade : tidak dilakukan

10
Pemeriksaan Tenggorokan

Faring
Dinding faring : hiperemis(-), eksudat(-) ,edema (-), massa (-), granul (-)
Arcus : simetris
Tonsil : T1 – T1, hiperemis, detritus (-), kripta melebar(-)
Uvula : di tengah,tidak memanjang (-), edema (-), deviasi (-)
Gigi : lengkap, karies (-)
Oral hygene : baik, terawat, tidak berbau
Lain-lain :-

Laring
- Epiglottis : tidak dilakukan
- Plica vocalis : tidak dilakukan
- Arytenoid : tidak dilakukan
- Ventricular band: tidak dilakukan
- Pita suara : tidak dilakukan
- Rima glottis : tidak dilakukan
- Cincin trakea : tidak dilakukan
- Sinus piriformis : tidak dilakukan
- Pembesaran KGB Leher : massa (-), benjolan (-), hematom (-), edem (-)

11
Resume
Seorang anak perempuan berusia 9 tahun 11 bulan dibawa oleh orang
tuanya datang ke poliklinik THT dengan keluhan pendengaran pada telinga kanan
semakin berkurang sejak 2 bulan yang lalu, gangguan pendengaran ini semakin
bertambah berat semenjak 2 minggu yang lalu. Keluhan disertai dengan adanya
rasa penuh ditelinga kanan dan merasakan ada cairan didalam telinga kanan
tetapi tidak bisa keluar.
Pasien sudah pernah mengalami ini sekitar 1 tahun yang lalu, namun tidak
seberat sekarang. Dan sejak 3 bulan yang lalu, pasien dibawah ke dokter THT
dengan keluhan batuk, pilek dan telinga terasa basah. Pasien memiliki kebiasaan
sering mengorek telinga dengan cotton bud. Pada pemeriksaan fisik status
generalis : pasien tampak sakit ringan dan kesadarannya compos mentis. Pada
pemeriksaan fisik status THT, pada telinga didapatkan membran timpani telinga
kanan : Intak, warna abu, refleks cahaya redup arah jam 7, hiperemis(-) , bulging
(-), perforasi (-), pada tes pelana : Rinne (-) , Weber Lateralisasi ke telinga yang
sakit, Schwabach memanjang. Pada pemeriksaan hidung dan tenggorok tidak
ditemukan adanya kelainan.

12
Working Diagnosis
Otitis Media Efusi Auricula Dextra

Differential Diagnosis
Otitis Media Akut Auricula Dextra

13
Pemeriksaan Penunjang yang dianjurkan

 Audiometri
 Timpanometri
 Pemeriksaan dengan otoscope atau endoskopi

14
Penatalaksanaan

Non medika mentosa :


Miringotomi 
 
Medika mentosa :
• Amoksisilin (anak) 40 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis
• Atau Eritromisin (anak) 40 mg/kgBB/hari
• Pseudoephedrine HCL(anak) 30 mg/kgBB/hari. Pemberian setiap 4-6jam
• Cetirizine 10 mg/KgBB/hari.
• Metilprednison 0,4 mg/kgBB/hari.

15
Prognosis

Quo ad vitam : ad Bonam


Quo ad functionam : dubia ad Bonam
Quo ad sanationam : ad Bonam

16
Edukasi

• Hindari mengorek telinga bila ada keluhan telinga


terasa tersumbat segera ke dokter spesialis THT.
• Hindari dulu dengan kegiatan yang berhungungan
dengan air,seperti berenang,bila mandi harap
menutup telinga agar tidak kemasukan air
• Menjaga Kebersihan Telinga.
• Pengobatan infeksi telinga yang teratur.
• Jika sakit batuk, pilek, sakit tenggorokan segera
obati dan minum obat secara teratur

17
ANATOMI DAN FISIOLOGI

Anatomi dan fungsi tuba Eustachius


memegang peranan penting. Tuba
Eustachius merupakan bagian dari
system yang paling berhubungan
termasuk hidung, nasofaring,
telinga tengah, dan rongga
mastoid. 

18
19
DEFINISI

Otitis Media Efusi


adalah inflamasi pada telinga tengah yang ditandai dengan
adanya penumpukkan cairan efusi ditelinga tengah dengan
membran timpani utuh tanpa adanya tanda dan gejala inflamasi
akut

20
ETIOLOGI

• Gangguan fungsi tuba


• Infeksi
• Status Imunologi
• Alergi

21
GEJALA KLINIS

• Jarang memberikan gejala sehingga pada anak-anak sering terlambat


diketahui.
• Rasa penuh dalam telinga,
• Terdengar bunyi berdengung
• Gangguan pendengaran dan rasa nyeri yang ringan. 
• Dizziness juga dirasakan penderita-penderita OME.
• Anak dengan OME juga kadang sering terlihat menarik-narik telinga
mereka atau merasa seperti telinganya tersumbat.
• Pada kasus yang lanjut sering ditemukan adanya gangguan bicara dan
perkembangan berbahasa.
• Kadang-kadang juga ditemui keadaan kesulitan dalam berkomunikasi dan
keterbelakangan dalam pelajaran

22
PATOFISIOLOGI

Sembuh/normal

Tekanan Fungsi tuba tetap


negatif di terganggu
Gangguan Efusi OME
tuba telinga Infeksi (-)
tengah
Tuba tetap terganggu
Etiologi: Infeksi (+)
Perubahan tekanan udara tiba-tiba
Alergi
OMA
Infeksi
Sumbatan

OME
Sembuh OMSK

23
Pemeriksaan Fisik Otoskopi

1. Tidak didapatkan tanda-tanda radang


akut.
2. Terdapat perubahan warna membrana
timpani akibat refleksi dari adanya cairan
didalam kavum timpani.
3. Membran timpani tampak lebih
menonjol.
4. Membran timpani retraksi atau
atelektasis.
5. Didapatkan air fluid levels atau buble,
atau
6. Mobilitas membran berkurang atau
fikasi.

24
Pemeriksaan Penunjang

Pada penderita OME gambaran


timpanogram yang didapati
adalah tipe B atau C
25
Penatalaksanaan

• Miringotomi dan memasang pipa ventilasi (grommet)


• Pada kasus yang masih baru : pemberian dekongestan tetes
hidung serta kombinasi antihistamin-dekongestan peroral
• Diobati faktor-faktor penyebab seperti alergi, pembesaran
adenoid atau tonsil, infeksi hidung dan sinus

26
KOMPLIKASI

• Hilangnya fungsi pendengaran sehingga akan


mempengaruhi perkembangan bicara dan
intelektual.
• Penyakit berlanjut menjadi otitis media adesiva
dan otitis media kronis maligna.

27
KESIMPULAN

• OME sering terjadi pada bayi dan anak-anak sehingga cukup sulit dalam
melakukan diagnosis penyakitnya. Orang terdekat dan banyak berinteraksi
dengan anak tersebut akan menjadi sumber informasi yang baik. Perhatian
orang tua dan guru sangat membantu dalam menegakkan diagnosis.
• Anamnesis dan pemeriksaan fisik diperlukan dalam penegakan diagnosis OME.
Penggunaan alat otoskopi, timpanometri, audiometri untuk pemeriksaan fisik
sangat membantu dalam menegakan diagnosis.
• Pengobatan konservatif meliputi pemberian antibiotika, antihistamin,
dekogestan, dengan atau tanpa kortikosteroid. Penatalaksanaan secara operatif
meliputi mirigotomi dengan atau tanpa pemasangan pipa ventilasi.
• Penatalaksanaan yang cepat, tepat dan adekuat sangat berperan dalam
menghambat terjadinya proses gangguan pendengaran dan komplikasi lainnya.

28
29

Anda mungkin juga menyukai