Anda di halaman 1dari 29

Presentasi Kasus

Otitis Media Efusi


Pembimbing :
dr. Irma Suryati, Sp.THT-KL

Disusun oleh :
Mohamad Naim Bin Hasan
112019175

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT THT


FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
RSUD KOJA JAKARTA
PERIODE 10 Disember – 26 Disember 2020
Identitas Pasien
2

Nama : An. HA
Usia : 8 Tahun 6 Bulan
Tanggal Lahir : 3 Juni 2012
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Jakarta Barat
3
Anamnesis

Dilakukan secara Aloanamnesis, pada tanggal 11 Disember 2020

Keluhan Utama
Pendengaran pada telinga kanan berkurang sejak 2 minggu yang lalu
4 Anamnesis

Riwayat Penyakit Sekarang


 Keluhan pendengaran pada telinga kanan semakin berkurang sejak 2 bulan yang lalu.
 Gangguan pendengaran ini semakin bertambah berat semenjak 2 minggu yang lalu
 Pasien sering mengeluh telinga kanan terasa penuh.
 Pasien merasakan ada cairan didalam telinga kanan tetapi tidak bisa keluar.
 Tidak adanya riwayat keluar cairan maupun bau, rasa nyeri, telinga berbunyi, dan pusing berputar.
 Tidak ada keluhan nyeri menelan, gangguan berbicara, suara parau, sesak napas, dan lainnya.
 Demam, batuk dan pilek disangkal. Keluhan nyeri kepala disangkal.
 Sejak pasien mengalami gangguan pendengaran ini, pasien kalau menonton TV harus dengan volume yang
lebih besar.
5 Anamnesis
Riwayat Penyakit Dahulu
Orang tua pasien mengatakan bahwa pasien sudah pernah mengalami ini sekitar 1 tahun
yang lalu, namun tidak seberat sekarang. Dan sejak 3 bulan yang lalu, pasien dibawa ke
dokter THT dengan keluhan batuk, pilek dan telinga terasa basah.

Riwayat Penyakit Keluarga


Di keluarga pasien tidak ada yang memiliki gejala serupa seperti yang dialami
pasien.

Riwayat Pengobatan : -
Riwayat Alergi : -
Riwayat Kebiasaan : Pasien sering mengorek telinga dengan cotton bud
6 Pemeriksaan Fisik

Status Generalis
Keadaan umum : tampak sakit ringan
Kesadaran : compos mentis
TTV : dalam batas normal
Pemeriksaan Telinga
7
  Kanan Kiri

Bentuk daun telinga


Normotia Normotia
Radang, tumor
Tidak tampak Tidak tampak
Nyeri tekan tragus
Tidak ada Tidak ada
Penarikan daun telinga
Nyeri (-) Nyeri (-)
Kelainan pre-, infra-,
Fistel (-),lesi (-), abses (-), tanda radang
retroaurikuler Fistel (-),lesi (-), abses (-) tanda radang (-),
(-),
Region mastoid
Nyeri (-), radang (-) Nyeri (-), radang (-)
Liang telinga
Lapang, mukosa tenang, serumen
Lapang, mukosa tenang, serumen minimal,
minimal, sekret (-), benjolan (-), udem
sekret (-), benjolan (-), udem (-)
(-)
Membran timpani
  Intak, warna abu, refleks cahaya redup Intak, warna abu mengkilat, refleks cahaya
arah jam 5, hiperemis (-), bulging (-), (+) arah jam 7, hiperemis (-), bulging (-),
perforasi (-) perforasi (-)
8
Tes Penala
  Kanan Kiri

- +
Rinne

Lateralisasi ke telinga kanan Tidak ada lateralisasi


Weber

Memanjang Sama dengan pemeriksa


Scwabach

• Kesan Tuli Konduktif


Pemeriksaan Hidung
9
- Bentuk : simetris, bengkak(-), massa(-),
tumor(-), luka (-)
- Tanda peradangan : tidak tampak
- Daerah sinus frontalis dan maksilaris : radang (-), edem (-), nyeri tekan(-)
- Vestibulum : lapang, mukosa tenang, lesi(-),
massa(-), nyeri ( -)
- Cavum nasi : lapang, mukosa tenang, sekret(+)
bening, lesi( -), massa (-),
benda asing(-), passase udara (+)
- Konka inferior kanan/kiri : eutrofi, mukosa tenang, lesi (-)
- Meatus nasi inferior kanan/kiri : lapang, sekret(+), obstruksi (-)
- Konka medius kanan/kiri : tidak tampak
- Meatus nasi medius kanan/kiri : tidak tampak
- Septum nasi : deviasi(-), edem(-)
10

Rinofaring
Koana : tidak dilakukan
Septum nasi posterior : tidak dilakukan
Muara tuba eustachius: tidak dilakukan
Tuba eustachius : tidak dilakukan
Torus tubarius : tidak dilakukan
Post nasal drip : tidak dilakukan
 
Pemeriksaan Transluminasi
Sinus frontalis kanan, grade : tidak dilakukan
Sinus frontalis kiri, grade : tidak dilakukan
Sinus maksilaris kanan, grade: tidak dilakukan
Sinus maksilaris kiri, grade : tidak dilakukan
Pemeriksaan Tenggorokan
11

Faring
Dinding faring : hiperemis(-), eksudat(-) ,edema (-), massa (-), granul (-)
Arcus : simetris
Tonsil : T1 – T1, hiperemis, detritus (-), kripta melebar(-)
Uvula : di tengah,tidak memanjang (-), edema (-), deviasi (-)
Gigi : lengkap, karies (-)
Oral hygene : baik, terawat, tidak berbau
Lain-lain :-

Laring
Epiglottis : tidak dilakukan
Plica vocalis : tidak dilakukan
Arytenoid : tidak dilakukan
Ventricular band : tidak dilakukan
Pita suara : tidak dilakukan
Rima glottis : tidak dilakukan
Cincin trakea : tidak dilakukan
Sinus piriformis : tidak dilakukan
Pembesaran KGB Leher : massa (-), benjolan (-), hematom (-), edem (-)
Resume
12

Seorang anak perempuan berusia 8 tahun 6 bulan dibawa oleh orang tuanya datang ke poliklinik
THT dengan keluhan pendengaran pada telinga kanan semakin berkurang sejak 2 bulan yang lalu,
gangguan pendengaran ini semakin bertambah berat semenjak 2 minggu yang lalu. Keluhan disertai
dengan adanya rasa penuh ditelinga kanan dan merasakan ada cairan didalam telinga kanan tetapi
tidak bisa keluar.
Pasien sudah pernah mengalami ini sekitar 1 tahun yang lalu, namun tidak seberat sekarang. Dan
sejak 3 bulan yang lalu, pasien dibawa ke dokter THT dengan keluhan batuk, pilek dan telinga terasa
basah. Pasien memiliki kebiasaan sering mengorek telinga dengan cotton bud. Pada pemeriksaan fisik
status generalis : pasien tampak sakit ringan dan kesadarannya compos mentis. Pada pemeriksaan
fisik status THT, pada telinga didapatkan membran timpani telinga kanan : Intak, warna abu, refleks
cahaya redup arah jam 5, hiperemis(-) , bulging (-), perforasi (-), pada tes penala : Rinne (-) , Weber
Lateralisasi ke telinga yang sakit, Schwabach memanjang. Pada pemeriksaan hidung dan tenggorok
tidak ditemukan adanya kelainan.
13

Working Diagnosis
Otitis Media Efusi Auricula Dextra

Differential Diagnosis
Otitis Media Supuratif Kronik Auricula Dextra
14
Pemeriksaan Penunjang yang dianjurkan

 Audiometri
 Timpanometri
15 Penatalaksanaan

Non medika mentosa :


Miringotomi 
 
Medika mentosa :
• Amoksisilin (anak) 40 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis
• Atau Eritromisin (anak) 40 mg/kgBB/hari
• Pseudoephedrine HCL(anak) 30 mg/kgBB/hari. Pemberian setiap 4-6 jam
• Cetirizine 10 mg/KgBB/hari.
• Metilprednison 0,4 mg/kgBB/hari.
16 Prognosis

Quo ad vitam : ad Bonam


Quo ad functionam : dubia ad Bonam
Quo ad sanationam : ad Bonam
17 Edukasi

• Hindari mengorek telinga bila ada keluhan telinga terasa


tersumbat segera ke dokter spesialis THT.
• Hindari dulu dengan kegiatan yang berhubungan dengan
air,seperti berenang, bila mandi harap menutup telinga agar
tidak kemasukan air
• Menjaga kebersihan telinga.
• Pengobatan infeksi telinga yang teratur.
• Jika sakit batuk, pilek, sakit tenggorokan segera obati dan
minum obat secara teratur
18
ANATOMI DAN FISIOLOGI

Anatomi dan fungsi tuba


Eustachius memegang peranan
penting.
Tuba Eustachius merupakan bagian
dari system yang paling
berhubungan termasuk hidung,
nasofaring, telinga tengah, dan
rongga mastoid. 
19
20 DEFINISI

Otitis Media Efusi


adalah inflamasi pada telinga tengah yang ditandai dengan
adanya penumpukkan cairan efusi di telinga tengah dengan
membran timpani utuh tanpa adanya tanda dan gejala inflamasi
akut
21 ETIOLOGI

• Gangguan fungsi tuba


• Infeksi
• Status Imunologi
• Alergi
PATOFISIOLOGI
22

Sembuh/normal

Tekanan Fungsi tuba tetap


negatif di terganggu
Gangguan Efusi OME
tuba telinga Infeksi (-)
tengah
Tuba tetap terganggu
Etiologi: Infeksi (+)
Perubahan tekanan udara tiba-tiba
Alergi
OMA
Infeksi
Sumbatan

OME
Sembuh OMSK
23 GEJALA KLINIS

• Jarang memberikan gejala sehingga pada anak-anak sering terlambat


diketahui.
• Rasa penuh dalam telinga,
• Terdengar bunyi berdengung
• Gangguan pendengaran dan rasa nyeri yang ringan. 
• Dizziness .
• Anak dengan OME juga kadang sering terlihat menarik-narik telinga
mereka atau merasa seperti telinganya tersumbat.
• Pada kasus yang lanjut sering ditemukan adanya gangguan bicara
dan perkembangan berbahasa.
• Kadang-kadang juga ditemui keadaan kesulitan dalam
berkomunikasi dan keterbelakangan dalam pelajaran
24 Pemeriksaan Fisik Otoskopi

1. Tidak didapatkan tanda-tanda radang akut.


2. Terdapat perubahan warna membran timpani
akibat refleksi dari adanya cairan didalam
kavum timpani.
3. Membran timpani tampak lebih menonjol.
4. Membran timpani retraksi atau atelektasis.
5. Didapatkan air fluid levels atau bubble
25
Pemeriksaan Penunjang

Pada penderita OME gambaran


timpanogram yang didapati
adalah tipe B atau C
26 Penatalaksanaan
• Pada kasus yang masih baru : pemberian dekongestan tetes hidung serta kombinasi
antihistamin-dekongestan peroral
• Diobati faktor-faktor penyebab seperti alergi, pembesaran adenoid atau tonsil, infeksi hidung
dan sinus
• Jika 1-2 minggu gejala menetap/tidak sembuh dilakukan Miringotomi dan memasang pipa
ventilasi (grommet)
27 KOMPLIKASI

• Hilangnya fungsi pendengaran sehingga akan mempengaruhi


perkembangan bicara dan intelektual.
• Penyakit berlanjut menjadi otitis media adesiva dan otitis media kronis
maligna.
28 KESIMPULAN

• OME sering terjadi pada bayi dan anak-anak sehingga cukup sulit dalam melakukan diagnosis
penyakitnya. Orang terdekat dan banyak berinteraksi dengan anak tersebut akan menjadi sumber
informasi yang baik. Perhatian orang tua dan guru sangat membantu dalam menegakkan diagnosis.
• Anamnesis dan pemeriksaan fisik diperlukan dalam penegakan diagnosis OME. Penggunaan alat
otoskopi, timpanometri, audiometri untuk pemeriksaan fisik sangat membantu dalam menegakan
diagnosis.
• Pengobatan konservatif meliputi pemberian antibiotika, antihistamin, dekogestan, dengan atau tanpa
kortikosteroid. Penatalaksanaan secara operatif meliputi miringotomi dengan atau tanpa pemasangan pipa
ventilasi.
• Penatalaksanaan yang cepat, tepat dan adekuat sangat berperan dalam menghambat terjadinya proses
gangguan pendengaran dan komplikasi lainnya.
29

Anda mungkin juga menyukai