OTOMIKOSIS
Pembimbing :
dr. Dumasari Siregar,Sp.THT-KL
Disusun oleh :
Salim
030.11.266
KEPANITERAAN KLINIK ILMU TELINGA, HIDUNG, DAN
TENGGOROKAN (THT)
RUMAH SAKIT UMUM BUDHI ASIH
PERIODE 18 FEBRUARI – 23 MARET 2019
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
Nama :Ny.SS
Jenis Kelamin :Perempuan
Umur :53 tahun
Alamat :condet
IDENTITAS
Suku Bangsa :Betawi
PASIEN
Agama :Islam
Pekerjaan :Ibu Rumah Tangga
Pendidikan :SMA
Keluhan Utama
Keluhan Tambahan
Riwayat Kebiasaan
Pasien memiliki kebiasaan sering mengorek telinganya dengan cotton bud dan tidak
pernah mengeringkan telinganya setelah mandi. Kebiasaan berenang dan menyelam
disangkal oleh pasien.
Pasien setiap harinya lebih sering menggunakan penutup kepala/jilbab sejak 21 tahun
yll, baik di rumah atau berpergian.
Riwayat Pengobatan
Pasien pernah melakukan pengobatan di puskesmas, pasien diberi obat tetes telinga dan
oral, namun ps lupa nama obat yang diberikan.
Penggunaan obat tetes telinga dalam waktu lama disangkal.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
•Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Tanda Vital •Kesadaran : compos mentis
TD : 110/80 mmHg •Kepala : normosefali, rambut hitam,
distribusi merata.
PEMERIKSAA
Nadi : 90x / menit
•Mata : konjungtiva anemis (-) sklera
N FISIK
Respirasi : 18x / menit ikterik (-)
Suhu : 36,6o C •Leher : KGB dan Tiroid dalam batas
normal
•Thorax : SNV +/+ Wheezing -/-BJ 1 dan 2
reg,
•Abdomen : sedikit buncit.
•Ekstremitas : akral hangat di keempat
ekstremitas, oedema (-), CRT < 2 detik.
PEMERIKSAAN TELINGA
Kanan kiri
Normotia Bentuk telinga luar Normotia
Nyeri tekan (-) nyeri tarik (-) Daun telinga Nyeri tekan (-) nyeri tarik (-)
Pemeriksaan
Hiperemis (-) Massa (-) fistel (-) Retroaurikuler Hiperemis (-) Massa (-) fistel (-)
Pemeriksaan
Kanan Rinoskopi Anterior kiri
Vibrisae (+) massa (-) Vestibulum Vibrisae (+) massa (-)
Hidung
Eutrofi Konka inferior Eutrofi
Eutrofi Konka media Eutrofi
Tidak terlihat Konka superior Tidak terlihat
Terbuka Meatus nasi Terbuka
lapang Kavum nasi lapang
hiperemis (-) Mukosa hiperemis (-)
(-) Sekret (-)
Deviasi (-) Septum Deviasi (-)
Tidak ada kelainan Dasar hidung Tidak ada kelainan
Rinoskopi postrerior : tidak dilakukan
Transiluminasi : tidak dilakukan
Foto sinus paranasal : tidak direncanakan
PEMERIKSAAN PENUNJANG:
Pemeriksaan KOH
Kultur
OTOMIKOSIS AD
GRANULASI AD
Pada kasus otomikosis pasien sering mengeluh rasa gatal (ditemukan 23%
ANALISA kasus), otalgia dan otorrhea adalah 48% (pada 63 pasien). sebagian besar kasus
KASUS memiliki gejala seperti gatal, otalgia, gangguan pendengaran, telinga terasa
penuh dan tinnitus.
Otomikosis ditemukan pada semua kelompok umur, namun lebih banyak terjadi
pada dewasa/usia produktif dibandingkan anak-anak. Hal ini diakibatkan oleh
tingginya paparan terhadap spora dan miselium jamur pada lingkungan kerja,
sekolah/tempat pendidikan, perjalanan, dan tempat aktivitas lain pada usia aktif.
Menurut penelitian banyak terjadi pada wanita dibandingkan laki-laki (75,8%
pasien wanita dan 24,2% pasien pria) dikaitkan dengan faktor
predisposisi yang berhubungan dengan penggunaan penutup kepala , hal
ini berkaitan dengan sifat dari jamur yang tumbuh lebih subur pada
kelembaban yang tinggi mencapai 80%, dan temperatur yang lebih tinggi
berkisar 37°C
Saluran telinga bisa membersihkan dirinya sendiri dengan cara membuang sel-sel kulit mati dari gendang
telinga melalui saluran telinga, membersihkan saluran telinga dengan cotton buds dapat mengganggu
mekanisme pembersihan ini dan dapat mendorong sel-sel kulit mati beserta serumen ke arah gendang
telinga sehingga kotoran menumpuk. Penimbunan sel-sel kulit mati dan serumen menyebabkan
penimbunan air yang masuk ke dalam saluran ketika mandi atau berenang, kulit yang basah dan lembab
pada saluran telinga akan lebih mudah terinfeksi oleh bakteri dan JAMUR.
Pada pasien ini memiliki kebiasaan membersihkan telinganya dengan menggunakan cotton buds tidak
pernah mengeringkan telinganya setelah mandi. hal ini akan menyebabkan sel-sel kulit mati dan
serumen akan menyumbat saluran, dan ketika air masuk tidak dapat keluar dan menyebabkan kulit pada
saluran telinga lembab, serta setelah mandi pasien tidak mengeringkan telinganya. Hal ini akan
mempermudah jamur untuk tumbuh dan bereplikasi.
Dalam penggunaan penutup kepala yang perlu diperhatikan adalah bagimana cara menjaga kebersihan.
Penggunaan penutup kepala berkepanjangan menutupi telingaSaluran telinga dapat mudah atau menjadi
faktor predisposisi terinfeksi baik bakteri atau jamur karena kelembaban yang tinggi, dan hal ini lebih sering
terjadi pada mereka yang menggunakan penutup kepala. Salah satu faktor predisposisi otomikosis adalah
kelembaban pada telinga. di Turki, sebanyak 65 pasien otomikosis (74,7%) memakai penutup kepala
tradisional, 29,26% memakai turban,
Pasien setiap harinya lebih sering menggunakan penutup kepala dan jilbab baik di rumah atau berpergian.
Pada pemeriksaan dengan menggunakan otoskopi tampak
menunjukkan adanya edema, hiperemis kulit kanalis akustikus
eksterna, sekret telinga, dan adanya koloni jamur/miselium. Maka hal ini sesuai dengan
Pada tahap awal infeksi, pertumbuhan jamur terlihat sebagai Hasil PF yang
spora berwarna putih atau hitam pada infeksi yang disebabkan ditemukan pada pasien.
Aspergillus spp atau adanya deposit “creamy” atau kental pada
infeksi yang disebabkan oleh Candida spp.
Tabangi H, Katawera V, Nyaitera V, Iramiot JS, Nakaye M, Mwambi B. Otomycosis among Patients Presenting with
Ear Discharges at a Tertiary Hospital in South Western Uganda . International Journal of TROPICAL DISEASE &
Health . 2018; 32(2): 1-9.
Dalam 80% kasus, lebih jarangPhycomycetes,
disebabkanAspergillus, Rhizopus, Actinomyces, dan
Candida adalah jamur Penicillium.
berikutnya yang paling sering Aspergillus niger biasanya
diisolasi. merupakan agen dominan.
ETIOLOGI
Aspergillus niger (52,43%),
Aspergillus fumigates
(34,14%), C.albicans (11%),
C.pseudotropicalis (1,21%)
dan Mucor sp (1,21%)
Angka kunjungan penderita otomikosis di poliklinik Otologi THT-KL Rumah Sakit Hasan
Sadikin Bandung selama periode bulan Januari 2012 sampai dengan bulan Desember 2012
tercatat 7,45% dari seluruh total pasien dengan perbandingan 75,8% pasien wanita
dan 24,2% pasien pria.
Sudrajad H, Hendradewi S, SinagaY. Efektivitas Asam Asetat 2% dalam Alkohol 70% dibanding Ketokonazol 2% Topikal pada Terapi Otomikosis. ORLI. 2018;(48) 1:27-33.
Sulaiman E, Purwanto B, Lasminingrum L, Dewi YA, Mahdiani S. Potency of Vinegar Therapy in Otomycosis Patients . Journal of Medicine and Health. 2015;1(2):143-54.
FAKTOR PREDISPOSISI
Kelembaban
• kelembaban yang tinggi + cuaca yang panas memudahkan terjadinya pertumbuhan dan proliferasi
bakteri dan jamur dalam saluran telinga.
• Terutama terjadi di daerah tropis dan subtropis.
Pasien imunokompromis
• infeksi jamur menjadi lebih mudah terjadi karena sistem imun pasien tidak mampu melindungi
tubuhnya.
Perenang
• air yang mengandung klorin atau membersihkan telinga dengan air pada saat mandimeningkatkan kelembaban, meningkatkan pH
dan membersihkan serumen yang melengket pada mukosa saluran telinga yang pada keadaan normal sebenarnya berfungsi
melindungi dan mempertahankan mukosa saluran telinga.memudahkan jamur bertumbuh dan berproliferasi
ANAMNESIS otorrhea
GEJALA KLINIS
OTOMIKOSIS
Tabangi H, Katawera V, Nyaitera V, Iramiot JS, Nakaye M, Mwambi B. Otomycosis among Patients Presenting with Ear Discharges at a Tertiary Hospital in South
Western Uganda . International Journal of Tropical Disease & Health . 2018; 32(2): 1-9.
Pada pemeriksaan liang telinga, tampak massa putih keabu-
abuan, menyempit, lapisan seperti kertas basah berbintik-bintik
mengisi liang telinga
Konidiofor dari infeksi aspergilus niger akan tampak sebagai
bintik-bintik hitam pada debris atau sebagai filamen-filamen yang
menonjol di dinding liang teling
PEMERIKSAAN
FISIK
Kennedy FPC. Otitis Externa in 23 Years Old Women. J Agromed Unila 2015; 2(1):43-46
Sekarang ini ada empat golongan obat-obatan anti jamur yang utama
yaitu Poliene (Nistatin, ampoterisin B), Azol-imidazol (Klotrimazol 1%,
elonazol, mikonazol 2%, ketokonazol 2%, sulkonazol, aksikonazol,
terkonazol, senakonazol), Alilnamin (Naftilin, terbinafin, butenafin) dan
echinicandin.
Tindakan pembersihan liang telinga bisa dilakukan dengan berbagai macam cara antara lain
dengan lidi kapas/kapas yang dililitkan pada aplikator, pengait serumen, atau suction
Sulaiman E, Purwanto B, Lasminingrum L, Dewi YA, Mahdiani S. Potency of Vinegar Therapy in Otomycosis Patients . Journal of Medicine and Health. 2015;1(2):143-54.
Perforasi dari membran timpani dan otitis media serosa, tetapi hal
tersebut sangat jarang terjadi, dan cenderung sembuh dengan
pengobatan.