Otomikosis
Oleh Virga Azzania Ashari I4061191035
PEMBIMBING: dr. Rangga Putra Nugraha, Sp. T.H.T.K.L., M.Sc.
Kepaniteraan Klinik
Stase THTKL
RS Universitas Tanjungpura
Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura
Pontianak
Penyajian Kasus
PEKERJA
NAMA Ny. DP Perawat
AN
Pemeriksaan Fisik
Aurikula Edema (-), hiperemi (-), massa (-). Edema (-), hiperemi (-), massa (-).
Preaurikula Edema (-), hiperemi (-), massa (-), Edema (-), hiperemi (-), massa (-),
fistula (-), abses (-). fistula (-), abses (-).
Retroaurikula Edema (-), hiperemi (-), massa (-), Edema (-), hiperemi (-), massa (-),
fistula (-), abses (-). fistula (-), abses (-).
Palpasi Nyeri pergerakan aurikula (-), nyeri Nyeri pergerakan aurikula (-), nyeri
tekan tragus (-). tekan tragus (-).
MAE Edema (+), hiperemi (+), serumen Edema (+), hiperemi (+), serumen
(+), discharge putih kekuningan (+), (+), discharge putih kekuningan (+),
hifa (+) hifa (+)
Membran timpani Intak, berwarna putih, reflek Intak, berwarna putih, reflek cahaya
cahaya (+). (+).
Pemeriksaan Fisik Rinoskopi anterior Cavum nasi kanan Cavum nasi kiri
Mukosa hidung Hiperemi (-), sekret (+) Hiperemi (-), sekret (+)
mukus purulent (-), massa mukus purulent (-),
(-). massa (-).
Keterangan Konka inferior dan Edema (-), hiperemi (-). Edema (-), hiperemi (-).
Mulut Dapat membuka mulut dengan baik media
Mukosa oral Hiperemis (-), uvula di tengah (+) Meatus inferior dan Sekret (-), polip (-) Sekret (-), polip (-).
media
Orofaring Tonsil T0-T0, mukosa hiperemis (-)
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis Banding
• Otitis Eksterna Difusa
• Otitis Media Supurativ Kronis
• Otomikosis
Pemeriksaan Penunjang
• Endoskopi
• Usulan pemeriksaan penunjang: KOH 10% dan kultur
Diagnosis Kerja
• Otomikosis
Tatalaksana
• Aural toilet
• Clotrimazole 1% ointment 2x1
Prognosis
• Ad vitam : bonam
• Ad Functionam : bonam
• Ad Sanationam : bonam
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi Telinga
Otomikosis
Otomikosis adalah infeksi jamur pada saluran telinga. Ini terlihat di iklim
Definisi
panas dan lembab Negara tropis dan subtropis.
Perubahan
Imunitas
pH
Faktor
Trauma
Risiko Infeksi
bakteri
Alat bantu
Serumen
dengar
Patofisiologi
Trauma
Media
pertumbuhan
Infeksi jamur
Manifestasi Klinik
Gatal Telinga terasa penuh Discharge Tinnitus
Diagnosis
Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis
Fisik Penunjang
Tatalaksana
Aural toilet Antifungi
Komplikasi
Perforasi membrane timpani Otomastoiditis
Pembahasan
Pasien seorang perempuan berusia 29 tahun datang ke poliklinik
THT RSP Universitas Tanjungpura pada tanggal 5 Februari 2020 dengan
keluhan telinga kanan dan kiri terasa gatal. Keluhan dirasakan sejak
kehamilan trimester kedua kurang lebih 2 bulan sebelum datang ke
poliklinik. Gatal dirasakan cukup berat, sehingga pasien mencoba
mengorek telinga nya menggunakan cotton bud, namun keluhan tidak
berkurang. Pasien mengatakan ketika mengorek menggunakan cotton
bud, terkadang keluar kotoran berwarna putih dan hitam, namun tidak
berbau. Keluhan disertai dengan kedua telinga terasa penuh.
Dari hasil anamnesis dapat di perkecil untuk diagnosis banding
nya berupa otitis eksterna. Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan
bahwa otitis eksterna ditandai dengan nyeri pada aurikula, gatal dan
terasa penuh dengan atau tanpa gangguan pendengaran. Pada pasien
ini, sebelumnya pernah mengalami hal serupa ditambah dengan
adanya tragus pain, namun gejala saat ini tidak disertai dengan tragus
pain.
Pemeriksaan dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik. Dari hasil
pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan tragus disangkal. Liang telinga
tampak penuh. Dilanjutkan dengan pemeriksaan menggunakan
otoskopi. Dari hasil pemeriksaan otoskopi didapatkan liang telinga
penuh dengan discharge berwarna putih kekuningan dan terdapat hifa.
Membrane timpani tidak dapat dinilai.
Pemeriksaan dilanjutkan dengan menggunakan endoskopi dan di
temukan kolonisasi jamur yang bersesuain dengan teori bahwa
kolonisasi jamur dapat ditemukan sebagai hifa dan discharge berwarna
putih kekuningan atau discharge putih kekuningan disertai kehitaman.
Sesuai dengan pemeriksaan yang didapat, dapat di identifikasi bahwa
koloni jamur yang terdapat pada pasien merupakan Candida sp., sesuai
dengan teori yang mengatakan bahwa manifestasi dari jamur Candida
sp. berupa discharge berwarna putih kekuningan disertai hifa pada
liang telinga.
Pada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan penunjang berupa
pemeriksaan KOH 10% dan kultur discharge untuk menentukan apakah
infeksi pada liang telinga berupa bakteri atau jamur dan jenis bakteri
atau jamur apa yang berkolonisasi.
Pasien diberikan managemen berupa ear toilet dengan
menggunakan suction untuk membersihkan discharge pada liang
telinga. Setelah itu dilakukan pemeriksaan menggunakan otoskopi dan
endoskopi. Didapatkan hasil liang telinga hiperemis dan edem,
membrane timpani intak dan cone of light positif.
Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang dapat dikatakan bahwa pasien mengalami otomikosis.
Beberapa factor yang menyebabkan seseorang dapat mengalami
otomikosis adalah gagalnya mekanisme pertahan telinga karena ada
nya trauma (karna mengorek-ngorek liang telinga) sesuai dengan
riwayat pasien yang mengatakan memang sering mengorek telinga
karena terasa gatal.
Pada pasien ini dilakukan aural toilet dan diberi obat salep
clotrimazole 1% serta memastikan telinga tidak kemasukkan air kecuali
obat tetes. Pada otitis eksterna jamur atau otomikosis, pembersihan
saluran telinga dengan penyedotan adalah pengobatan utama. Salep
yang diberikan sebanyak 2x1 selama 7-14 hari. Karena infeksi dapat
bertahan tanpa gejala, pasien harus dievaluasi pada akhir perjalanan
perawatan. Pada saat ini setiap pembersihan lebih lanjut dapat
dilakukan sesuai kebutuhan.
•
Kesimpulan
Pasien seorang perempuan berusia 29 tahun datang ke poliklinik
THT RS Universitas Tanjungpura dengan keluhan utama gatal pada
kedua telinga. Pemeriksaan menggunakan otoskopi dan endoskopi
didapatkan adanya hifa dan discharge berwarna putih kekuningan.
Setelah dilakukan ear toilet, tampak membrane timpani utuh. Dari hasil
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang dapat
dikatakan bahwa pasien mengalami otomikosis dengan faktor risiko
sering mengorek-ngorek liang telinga sehingga adanya trauma
menyebabkan terjadinya luka dan menjadi tempat koloni jamur.
Tatalaksana yang diberikan berupa aural toilet dan obat clotrimazole
1% ointment 2x1 selama 14 hari.
Terima kasih