TONSILITIS KRONIK
Nor Umi Izati Binti Khalidi (112019176)
Pembimbing :
dr. Arroyan Wardhana, Sp. THT-KL
• Selain sakit ketika menelan pasien juga mengeluh demam yang terus
menerus ketika keluhannya kambuh. Pasien rutin berobat sejak 2 bulan lalu
ketika keluhannya kambuh dan merasa baikan setelah minum obat.
• Orang tua pasien mengaku anaknya tidur mengorok dan napasnya berbau
ketika kambuh. Pasien tidak memiliki riwayat kejang demam dan tidak ada
keluhan berupa terbangun dari tidur akibat susah bernapas.
Pasien mempunyai keluhan yang sama saat usia 5 tahun dan
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU sembuh dengan terapi obat‐ obatan dan tidak pernah kambuh
sampai dengan 2 bulan yang lalu.
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA Di dalam keluarga pasien tidak ada yang memiliki gejala
serupa seperti yang dialami pasien.
• Tanda-tanda vital
• Tekanan darah: 120/80 mmHg
• Nadi : 80x/menit
• Pernafasan : 16x/menit
• Suhu : 37,1°C
Kanan Kiri
TELINGA Region mastoid Nyeri (-), radang (-) Nyeri (-), radang (-)
Liang telinga
Membran timpani
Intak, warna abu mengkilat, Intak, warna abu, refleks
refleks cahaya (+) arah jam 5, cahaya (+) arah jam 7,
hiperemis (-), bulging (-), hiperemis (-), bulging (-),
perforasi (-) perforasi (-)
Pemeriksaan hidung Hidung kanan Hidung kiri
Hidung luar Bentuk (N), inflamasi (-), Bentuk (N), inflamasi (-),
nyeri tekan (-), nyeri tekan (-), deformitas (-
deformitas (-) )
Rinoskopi anterior
Vestiubulum N N
Dasar kavum nasi Bentuk (N), mukosa Bentuk (N), mukosa
media hiperemi (-) hiperemi (-)
PEMERIKSAAN Meatus nasi media Mukosa hiperemi (-), Mukosa hiperemi (-), sekret
sekret (-), konka nasi (-), konka nasi media (N),
Meatus nasi inferior Mukosa hipermi (-), Mukosa hipermi (-), edema
edema (-) (-)
septum nasi Deviasi (-), benda asing Deviasi (-), benda asing (-),
(-), perdarahan (-) perdarahan (-)
Bagian Keterangan
• Pasien pernah ada keluhan yang sama saat usia 5 tahun dan sembuh dengan terapi obat‐
obatan dan tidak pernah kambuh sampai dengan 2 bulan yang lalu. Pasien mengaku sering
mengkonsumsi makanan pedas dan digoreng.
• Dari pemeriksaan fisik didapatkan tonsil T3‐T3, hiperemis ‐/‐, kripta melebar +/+, detritus
‐/‐, dengan uvula berada ditengah dengan warna mukosa non hiperemis. Pasien dalam kasus
ini didiagnosa tonsilitis kronik hipertrofi. Pasien telah mendapatkan terapi farmakologis
sebelumnya dan sekarang direncanakan untuk menjalani operasi tonsilektomi.
DIAGNOSA KERJA
Tonsilitis kronik dengan hipertrofi tonsil palatina dextra dan
sinistra
• Pemeriksaan histopatologi
Pemeriksaan ini untuk menunjang diagnosis dari tonsilitis kronik
TATALAKSANA EDUKASI
- Menghabiskan antibiotik yang diberikan
• Amoksisilin tab 2x500 mg selama 10 hari
• Asam mefenamat 2x500 mg - Edukasi bahwa tonsilektomi perlu dilakukan
• Rujuk spesialis THT dan komplikasi yang dapat terjadi
• Intervensi bedah perlu dilakukan karena
memenuhi indikasi tonsilektomi.
- Menjaga hiegine mulut
Prognosis
MEMBRANOSA
KRONIK
• VIRAL • Difteri
• BAKTERI • Angina Plaut Vincent
(stomatitis
ulseromembranosa)
• Peny. Kel. darah
TONSILITIS AKUT
TONSILITIS VIRAL
TONSILITIS
TONSILITIS TONSILITIS
MEMBRANOSA
FOLIKULARIS LAKUNARIS
Bercak detritus
Tonsilitis dengan Bercak detritus
melebar
detritus jelas menyatu
membentuk
membentuk alur
membrane semu
(pseudomembran)
TONSILITIS BAKTERIAL
Gejala / tanda Pemeriksaan Terapi
• Tidak semua individu yang terinfeksi akan menjadi sakit, terkandung titer anti
toksin dalam darah seseorang (minimal 0,03 IU per ml darah) memberikan dasar
imunitas.
• Masa inkubasi penyakit ini 1-5 hari. Tonsil bengkak tertutup bercak putih keabu-abuan kotor
yang makin lama makin meluas dan bersatu membentuk
membran semu.
• Demam subfebris, sakit kepala, penurunan nafsu Membran dapat meluas ke paltum mole, uvula,
makan, tubuh melemah, nadi lambat dan nyeri nasofaring, laring, trakea dan bronkus dan dapat
menelan. menyumbat jalan nafas.
• Dalam 24 jam gejala dapat memberat sehingga Membran semu melekat erat pada dasarnya, sehingga bila
diangkat akan mudah berdarah.
malaise dan sakit kepala berat, dan mual.
Bila infeksi berterusan, kelenjar limfa leher akan
• Bila sejumlah banyak toksin masuk ke aliran darah, membengkak hingga leher menyerupai leher sapi (bull
pasien dapat menjadi pucat, nadi cepat, koma hingga neck) atau disebut juga Burgemeester’s hals.
kematian.
Diagnosis
• Pada pemeriksaan dengan cermin terlihat
Penatalaksanaan
pseudomembran berwarna kuning keabuan
yang menempel erat ke tonsil dan ketika Awasi tanda-tanda obstruksi jalan nafas atas
• Diagnosis pasti didapatkan dari preparat injeksi intravena atau intramuskular (lakukan skin
Pemeriksaan
Terapi
•Mulut berbau
•AB spectrum luas 1 minggu
•Mukosa mulut & faring •Memperbaiki hygiene mulut
hiperemi •Vit C dan vit B kompleks
•Ulkus pd tonsil & tertutup
membrane putih keabuan
•KGB submandibular membesar
TONSILITIS SEPTIK
Jarang
• Indonesia : susu sapi dipasteurisasi
ditemukan
TONSILITIS KRONIK
serangan ulangan dari tonsilitis akut
yang mengakibatkan kerusakan yang
permanen pada tonsil.
Infeksi lebih dari 3 bulan.
TONSILITIS KRONIK
Data epidemiologi penyakit THT di 7 provinsi di anak (jarang pada anak muda diatas 2 tahun).
Infeksi
Tonsilitis
(sinusitis/r
Bakteri merupakan penyebab pada 50% kasus. Antara lain akut
Streptococcus B hemoliticus grup A, Pneumoccoccus, Virus, hinitis)
Adenovirus, Virus influenza serta herpes.
Kriteria skor ini adalah sebagai berikut : • Skor < 1: tidak dibutuhkan pemeriksaan
• Tidak ada batuk 1 penunjang tambahan dan tidak ada
indikasi diberikannya antibiotik
• Adenopati servikal anterior 1
• Skor 2 atau 3: perlu dilakukan
• Demam 1
pemeriksaan penunjang
• Bengkak atau terdapat eksudat pada
• Skor >4: dapat langsung diberikan
tonsil 1
antibiotik secara empiris
• Usia 3-14 tahun 1
• Walau hasil skor < 1, infeksi GABHS
• Usia 15-44 tahun 0 tetap dapat dipertimbangkan pada
• Usia >45 tahun -1 pasien dengan gejala >3 hari.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
• Kultur Tenggorok Pemeriksaan baku emas pada infeksi bakteri GABHS. Uji resistensi
perlu dilakukan bersamaan dengan kultur tenggorok untuk menentukan antibiotik yang
tepat untuk menangani infeksi GABHS pada pasien. Pemeriksaan kultur dari inti tonsil
dapat memberikan gambaran penyebab tonsilitis yang lebih akurat.
• Rapid Antigen Detection Test (RADT) mendeteksi adanya karbohidrat dari dinding sel
GABHS. RADT memiliki sensitivitas 90-95% dan spesifisitas 98-99% sehingga apabila hasil
positif berarti mengalami infeksi GABHS, sedangkan hasil negatif perlu dilakukan
pemeriksaan kultur tenggorok untuk eksklusi GABHS.
TATALAKSANA
MEDIKAMENTOSA
TERAPI SUPORTIF
• Kortikosteroid
• Menjaga patensi jalan napas • dexamethasone dengan dosis dewasa 10 mg atau anak sesuai
dengan berat badan 0,6 mg/kgBB dengan dosis maksimum
• Menjaga hidrasi dan asupan nutrisi yang 10 mg. Dexamethasone umumnya diberikan sebagai dosis
adekuat tunggal, dapat dikonsumsi secara oral atau injeksi
• Kontrol demam dan nyeri intramuskular.
• Antibiotik
• Pilihan terapi antibiotik lini pertama :penisilin oral seperti
ampicillin dan amoxicillin selama 10 hari atau penicillin
injeksi (Benzathine Penicillin G) jika tidak patuh penicillin
oral selama 10 hari atau memiliki risiko tinggi demam
reumatik akut seperti adanya riwayat penyakit jantung
reumatik.
• Pilihan antibiotik lainnya, yakni cephalosporin. Terapi
antibiotik alternatif lainnya adalah makrolida dan
clindamycin.
TONSILEKTOMI The American
Academy Of
Prosedur pembedahan yang dilakukan dengan mengangkat tonsil dan kapsulnya serta Otolaryngology-
menyayat ruang peritonsil antara kapsul tonsil dan dinding otot. Head and Neck
Surgery (AAO-
HNS)
INDIKASI ABSOLUT
INDIKASI RELATIF
• Terjadi 3 episode atau lebih infeksi tonsil dalam 1 tahun dengan terapi antibiotic adekuat.
• Halitosis akibat tonsillitis kronis yang tidak membaik dengan terapi antibiotic adekuat
• Tonsilitis kronik berulang pada karier streptokokus beta hemolitikus group A yang tidak membaik dengan antibiotic.
KONTRAINDIKAASI
• Infeksi pernapasan bagian atas yang berulang, infeksi sistemik atau kronis, demam yang tidak tahu penyebab, pembesaran
tonsil tanpa gejala-gejala obstruksi, rhinitis alergika, asma, diskrasia darah, tonus otot lemah, sinusitis
Prognosis
• Secara umum, prognosis tonsilitis sangat baik dan sembuh tanpa komplikasi. Sebagian besar
tonsilitis virus sembuh dalam 7-10 hari, sedangkan tonsilitis bakteri dengan terapi antibiotik
sesuai mulai membaik dalam 24-48 jam. Morbiditas dapat meningkat jika tonsilitis berulang
sehingga mengganggu aktivitas dalam sekolah dan bekerja.
• Sedangkan, mortalitas meningkat jika terjadi komplikasi dari tonsilitis. Komplikasi paling
utama adalah abses peritonsilar yang terjadi pada 1-10 dari 10.000 orang.
KESIMPULAN
• Pasien dengan keluhan nyeri tenggorokan, susah menelan, rasa mengganjal pada tenggorokan yang
telah dirasakan sejak 2 bulan yg lalu. Keluhan lain adalah tidur mengorok dan napas berbau.
Saat usia 5 tahun pernah mengalami keluhan yg sama namun sembuh dgn terapi obat-obatan. 2
bulan yg lalu keluhan pasien muncul kembali.
• Pemeriksaan fisik didapatkan tonsil palatina T3‐T3, hiperemis ‐/‐, kripta melebar dan permukaan
tidak rata walaupun tanpa detritus, dan uvula berada ditengah dengan warna mukosa non
hiperemis.
• Pasien dalam kasus ini didiagnosa tonsilitis kronik hipertrofi. Pasien telah mendapatkan terapi
farmakologis sebelumnya dan sekarang direncanakan untuk menjalani operasi tonsilektomi.