Anda di halaman 1dari 40

Refleksi Kasus

Rhinosinusitis Kronis dan


Hipertrofi Konka

Oleh:
Ainun Sonia Rafika
30101800008

Pembimbing:
dr. Renny Swasti, Sp. THT-KL
Identitas Pasien

● Nama : Ny. W
● Jenis Kelamin : Perempuan
● Umur : 29 tahun
● Agama : Islam
● No Rekam Medis : 0147xxxx
● Alamat : Tembalang
● Pemeriksaan : 21 Juni 2023
● Status Care : BPJS NON PBI
Keluhan Utama

Hidung Tersumbat
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poli THT-KL RISA pada tgl 21 Juni 2023 dengan keluhan hidung
tersumbat dikedua sisi hidung terutama sisi kanan sejak 3 bulan yang lalu, memberat
3 minggu terakhir. Keluhan dirasa semakin memberat ketika malam hari dan
membaik dengan posisi duduk/jalan. Pasien mengaku saat posisi bangun tidur sering
merasakan adanya cairan lendir yang mengalir di tenggorokan. Keluhan disertai
pilek yang berwarna bening, dan pusing di sekitar pipi atau bawah mata yang
dirasakan terus menerus. Sebelumnya pasien  memiliki riwayat sering keluar ingus
dan rasa gatal di hidung jika terkena udara dingin serta sering mengalami pilek.
Keluhan dirasakan mengganggu aktifitas. Keluhan lain seperti demam (-), nyeri
telinga (-), gangguan pendengaran (-), penurunan penciuman (+). Pasien sudah
mencoba minum obat, namun keluhan akan kembali sekitar 1-2 jam kemudian.
Riwayat Penyakit Dahulu

• Keluhan serupa : +
Riwayat Sosial Ekonomi
• Alergi : suhu dingin
• BPJS Non PBI
• Riwayat Operasi : -
• Riwayat sakit gigi : -
• Hipertensi : -
• Diabetes: -
Riwayat Penyakit Keluarga

• Keluhan serupa : -
• Alergi : -
• Hipertensi : -
• Diabetes: -
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum Kesadaran
Baik Composmentis

Status Antropometri Tanda-tanda Vital

Berat Badan: 70 kg Tekanan Darah : 117/80 mmHg


Tinggi Badan: 160 cm Nadi : 102x/menit
BMI: 27.34  kg/m2 Suhu : 36 C
RR : 20x/menit
Pemeriksaan Fisik
Kepala & Leher

1. Kepala: Mesocephal
2. Wajah: Simetris
3. Leher: Pembesaran KGB (-)
PF Hidung Luar
Bentuk Normal

Massa (-)

Warna Sama dengan kulit sekitar PF Hidung


Deformitas (-)

Tanda (-)
radang
Rhinoscopy Anterior
Cavum Nasi Dextra  Sinistra

Konka nasi inferior Hipertrofi (+) Hipertrofi (-)

Septum Nasi Deviasi septum nasi ke kanan (+)

Mukosa Hiperemis (+) Hiperemis (+)

Discharge (+) mucopurulent (+) mucopurulent

Massa  (-) (-)

Corpus alienum (-) (-)


Pemeriksaan Lokalis Sinus Paranasal

Daerah sinus Nyeri tekan Nyeri ketok

Sinus frontal (-/-) (-/-)

Sinus ethmoid anterior (-/-) (-/-)

Sinus maxilla (+/+) (+/+)


Pemeriksaan Lokalis Tenggorokan
● Lidah : Dalam Batas Nornal
● Gigi Geligi : Caries dentis (-)
● Mukosa buccal dan ginggiva : Hiperemis (-), stomatitis (-), massa (-), gusi berdarah (-)
● Uvula : Deviasi (-), hiperemis (-) 
● Palatum Molle : Simetris, hiperemis (-), edema (-)
● Pillar anterior dan Posterior : Simetris, Hiperemis (-)
● Orofaring : Post nasal drip (+)
● Tonsil : Tonsil  Dextra  Sinistra

Ukuran  T1 T1

Warna  Hiperemis (-) Hiperemis (-)

Kripte  Melebar (-) Melebar (-)

Detritus  (-) (-)


Pemeriksaan Lokalis Telinga
  Auricula Dextra Auricula Sinistra

Pre Auricula  Bengkak (-), Nyeri Tekan (-), Bengkak (-), Nyeri Tekan (-), Fistula
Fistula (-) (-)
Auricula Bentuk Normal, Nyeri Tarik Bentuk Normal, Nyeri Tarik (-),
(-), Nyeri Tragus (-) Nyeri Tragus (-)

Retroauricula Bengkak (-), Nyeri Tekan (-) Bengkak (-), Nyeri Tekan (-)

 Mastoid Bengkak (-), Nyeri Tekan (-) Bengkak (-), Nyeri Tekan (-)
Pemeriksaan Lokalis Telinga (CAE)
Canalis Akustikus
Eksternus Auricula Dextra Auricula Sinistra

Mukosa DBN DBN

Discharge (-) (-)

Serumen (+) (+)

Granulasi (-) (-)

Furunkel (-) (-)

Jamur (-) (-)


Pemeriksaan Lokalis Telinga (Membran Timpani)
Membran Timpani Auricula Dextra Auricula Sinistra

Warna  N N

Reflek cahaya  (+)  (+)


Perforasi  (-) (-)

Bulging  (-) (-)

Discharge (-) (-)


CT SPN
NONKONTRAS
● Tampak penebalan mukosa pada sinus etmoidalis kanan kiri, sinus maksilaris kanan
kiri, dan sinus sphenoidalis kanan
● Deviasi septum nasi ke kanan
● Hipertrodi conca nasi
● Atap lamina cribosa sesuai dengan keros tipe 1
● Regio a. Carotis interna terhadap sinus sphenoidalis dibatasi tulang tipis
● Tak tampak intrusio apical gigi rahang atas ke sinus maksilaris
● Osteomeatal kompleks tak obliterasi

KESAN
- Sinusitis maksilaris dupleks, ethmoiditis duplex, dan sphenoiditis kanan
- Deviasi septum nasi ke kanan
- Hipertrofi conca nasi
RESUME
ANAMNESIS
Seorang wanita berusia 29 tahun dengan keluhan hidung
tersumbat terutama hidung kanan sejak sejak 3 bulan yang lalu,
memberat 3 minggu terakhir terutama di malam hari. Disertai pilek,
terasa cairan mengalir di tenggorokan, dan pusing di sekitar pipi atau
bawah mata
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Lokalis Sinus Paranasal
Pemeriksaan Rhinoskopi Anterior
Sinus maxilla : Nyeri tekan (+/+), Nyeri ketok
Konka nasi inferior dextra : hiperemis (+)
(+/+)
Konka nasi inferior sinistra : hipertrofi (-),
Sinus Ethmoid : Nyeri tekan (-/-)
hiperemis (+)
Sinus Frontal : Nyeri tekan (-/-) Nyeri ketok (-/-)
Deviasi septum (+) ke kanan
Discharge: (+) mukopurulent

Pemeriksaan Lokalis Tenggorokan


PEMERIKSAAN PENUNJANG
Orofaring : Post nasal drip (+)
Pemeriksaan SPN Non Kontras
• Sinusitis maksilaris dupleks, ethmoiditis
duplex, dan sphenoiditis kanan
• Deviasi septum nasi ke kanan
• Hipertrofi conca nasi
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS BANDING:
Rhinosinusitis Akut ec viral
Rhinosinusitis Akut ec bakteri

DIAGNOSIS KERJA:
Rhinosinusitis Kronis
Hipertrofi Konka Inferior
TATALAKSANA

Non Medikamentosa

Endoskopi pro FESS dan TBE pada


22 Juni 2023 oleh dr. Renny Swasti,
Sp. THT-KL
Daftar Pustaka
Sinus Paranasal

• Sinus maksila

• Sinus frontal

• Sinus etmoid

• Sinus sphenoid
Kompleks Ostio-meatal
●Terletak di 1/3 tengah dinding
lateral hidung yaitu di meatus
medius
Fungsi sinus paranasal:
● Pengatur kondisi udara
● Penahan suhu
● Membantu keseimbangan
kepala
● Membantu resonansi suara
● Peredam perubahan tekanan
udara
● Membantu produksi mukus
(Ilmu THT FK UI,2015)
Definisi

Sinusitis  Inflamasi mukosa sinus


paranasal (sinus frontal, maxilla,
etmoid, sfenoid)

Umumnya disertai / dipicu oleh


rinitis sehingga sering disebut
rhinosinusitis
● Penyebab utamanya adalah salesma (common cold) yang merupakan
infeksi virus yang selanjutnya dapat diikuti oleh infeksi bakteri.

● Bila mengenai beberapa sinus multisinusitis, bila mengenai semua


sinus paranasal pansinusitis

● Sinus etmoid dan sinus maxilla paling sering terkena


● Sinus maksilla disebut juga antrum Highmore, letaknya dekat akar
gigi rahang atas  meningkatkan resiko sinusitis dentogen
IDSA, 2012
Definisi CRS berdasarkan EPOS 2020
Chronic rhinosinusitis (with or without nasal polyps) in adults is defined
as:
• presence of two or more symptoms, one of which should be either
nasal blockage / obstruction / congestion or nasal discharge
(anterior / posterior nasal drip):
• ± facial pain/pressure;
• ± reduction or loss of smell; for ≥12 weeks
Etiologi
● ISPA akibat virus
● Rinitis alergi
● Polip hidung
● Kelainan anatomi (deviasi septum atau hipertrofi konka)
● Sumbatan kompleks ostio-meatal (KOM)
● Infeksi tonsil
● Infeksi gigi
● Kelainan imunologi
● Diskinesia silia
Patofisiologi
Klasifikasi berdasarkan Durasi
Klasifikasi berdasarkan Sinus yang
Terkena
SINUSITIS AKUT
SINUSITIS FRONTALIS < dari 4 minggu
nyeri pada dahi
SINUSITIS SUBAKUT
SINUSITIS MAXILARIS 4minggu-3bulan
nyeri pada daerah pipi

SINUSITIS KRONIS
SINUSITIS ETMOID > dari 3 bulan
nyeri dibelakang kedua bola mata

SINUSITIS SPHENOIDALIS
nyeri pada daerah vertex, rahang, serta Klasifikasi berdasarkan Penyebab
telinga

TIPE RINOGENIK

TIPE DENTOGEN
Pemeriksaan Fisik
INSPEKSI
PALPASI

● Pembengkakan wajah
• Sinusitis maksila: nyeri tekan pada pipi
● Pembengkakan di pipi sampai kelopak
dan nyeri ketuk gigi
mata bawah hingga kemerahan mungkin
• Sinusitis frontal : nyeri tekan di dasar
menunjukkan sinusitis maksila akut.
sinus frontal yaitu bagian medial atap
● Pembengkakan di kelopak mata atas
orbita
mungkin menunjukkan sinusitis frontal akut
• Sinusitis ethmoid : rasa nyeri tekan di
● Sinusitis etmoid akut jarang menyebabkan
daerah kantus medius
pembengkakan diluar
TRANSLUMINASI

● Hanya dapat digunakan untuk


pemeriksaan sinus maksila dan frontal.
● Dilakukan pada ruangan yang gelap atau
cahaya minimal. jika sinus normal, akan
terdapat sensasi sinar dalam mata jika
kelopak mata tertutup.
Pemeriksaan Penunjang

• Proyeksi Waters
• Proyeksi P-A, Lateral
• CT-Scan (Koronal dan Aksial)

• Indikasi: Sinusitis kronik, trauma


dan tumor
Sinusitis Dentogen
• Infeksi gigi rahang atas seperti infeksi apikal akar gigi atau inflamasi jaringan periodontal
mudah menyebar secara langsung ke sinus, atau melalui pembuluh darah limfe

• Curiga adanya sinusitis dentogen pada sinusitis maxilla kronik yang mengenai satu sisi
dengan ingus purulen dan napas berbau busuk
TERAPI SINUSITIS
Antibiotik (10-14 hari)
Dekongestan (5-7 hari)
• Amoxicillin (kaplet 500mg, tablet
500mg, kapsul 250mg, dry syrup • Oksimetazolin hidroklorida 0,025 %
125mg/5ml) (tetes hidung) utk anak
• amoksilin-klavulanat ( Co Amoxiclav
• Oksimetazolin hidroklorida 0,05 %
tablet 625mg 🡪 500mg amoxicillin dan
(semprot hidung) utk dewasa
125mg clavulanat)
• Sefalosporin generasi ke 2 = • Pseudoefedrin 3 x 60 mg tablet (dewasa)
cefuroxime tablet 250mg
Tindakan Operasi
• Bedah Sinus endoskopi fungsional (BSEF)/Functional Endoscopy Sinus Surgery (FESS)

• Prinsip = membuang jaringan yang menghambat KOM dan memfasilitasi drainase dengan tetap
mempertahankan struktur anatomi normal

• Indikasi =

▪ Sinusitis kronik

▪ Sinusitis kronik disertai kista atau kelainan yang irreversibel ; polip ekstensif

▪ Adanya komplikasi sinusitis serta sinusitis jamur


Komplikasi
■ Kelainan orbita
■ Kelainan intracranial
■ Osteomyelitis abses subperiosteal
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai