FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
OTITIS EKSTERNA
Oleh :
Prima Fasriantyssa U.Balulu
10119210035
Pembimbing :
dr. Muh. Isa Pary, Sp.THT
Otitis eksterna adalah radang liang telinga akut maupun kronis yang
disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, dan virus. Faktor yang mempermudah
timbulnya otitis eksterna antara lain perubahan pH yang biasanya normal atau
asam menjadi basa, keadaan udara yang hangat dan lembab, serta trauma lokal
ringan ketika mengorek telinga. Faktor ini menyebabkan berkurangnya fungsi
protektif dan menimbulkan trauma lokal yang mengakibatkan bakteri masuk
melalui kulit, inflasi dan menimbulkan eksudat. Bakteri patogen pada otitis
eksterna akut antara lain Pseudomonas, sp (41%), Streptococcus, sp (22%),
Staphylococcus aureus (15%) dan bakteroides (11%).
Otitis eksterna ini merupakan suatu infeksi liang telinga bagian luar yang
dapat menyebar ke pina, periaurikular, atau ke tulang temporal. Biasanya
seluruh liang telinga terlibat, tetapi pada otitis eksterna furunkulosis melibatkan
liang telinga sepertiga luar. Otitis eksterna difusa merupakan tipe infeksi bakteri
patogen yang paling umum disebabkan oleh pseudomonas, staphylococcus dan
proteus, atau jamur. Otitis eksterna terbagi menjadi beberapa klasifikasi, yaitu
yang akut seperti Otitis Eksterna difus, dan Otitis Eksterna sirkumskripta,
adapun Otitis Eksterna kronik seperti otitis eksterna maligna.
Penyakit otitis eksterna sering dijumpai pada daerah yang panas dan
lembab dan jarang pada iklim sejuk dan kering. Setiap tahun, otitis eksterna
terjadi pada 4 dari setiap 1000 orang di Amerika Serikat. Prevalensi rata-rata
kejadian Otitis Eksterna di dunia diperkirakan sekitar 10% Kejadian lebih tinggi
selama musim panas yang terkait dengan kelembaban telinga dan peningkatan
kegiatan di air seperti berenang atau mandi.
Biasanya pasien mengeluh nyeri pada telinga, penurunan pendengaran,
gatal pada telinga,keluarcairan yang berbau. Pada pemeriksaan fisik biasanya
didapatkan, liang telinga hiperemis dan edema yang tidak jelas batasnya, nyeri
tekan pada tragus maupun pinna, liang telinga menyempitdan kadang disertai
pembesaran kelenjar getah bening regional yang disertai nyeri tekan.
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. S
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 36 Tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jati
Status : Sudah Menikah
Tanggal Pemeriksaan : 27 Februari 2023
B. ANAMNESIS
1. Autoanamnesis
Keluhan Utama : Sakit Ditelinga Kanan
Riwayat penyakit sekarang :
Pasien datang ke Poli THT RSUD Chasan Boesoeirie Ternate dengan keluhan terasa
sakit ditelinga kanan di rasakan sejak 3 hari lalu, sakit dirasakan secara terus-menurus
dan semakin hari sakit telinga semakin bertambah berat. Pasien juga menggeluhkan
terasa penuh dan gatal pada telinga kanan. Pasien juga punya kebiasaan mengorek
telinga dengan cotton bud saat sehabis mandi dan saat telinganya terasa gatal. Riwayat
keluar cairan dari telinga (-), riwayat telinga berdenging (-), riwayat batuk , pilek dan
nyeri tenggorokan (-) dan demam (-).
2. Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat keluhan serupa sebelumnya : Disangkal
• Riwayat penyakit dahulu : Disangkal
• Riwayat alergi obat dan makanan : Disangkal
4. Riwayat Pengobatan
Pasien sudah pernah menggunakan obat tetes telinga yang dibeli sendiri diapotik.
C. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 90x/menit
Pernapasan : 20x/menit
Suhu : 36,6ºC
D. Status Lokasi THT
DEXTRA TELINGA SINISTRA
Aurikula
Normotia, pina dan sekitar Normotia, pina dan sekitar
hiperemis (+), nyeri tekan hiperemis (-), nyeri tekan
tragus (+) nyeri tarik pinna tragus (-) nyeri tarik pinna
(+)
(-)
Preaurikula appendege (-) tanda Preaurikula Preaurikula appendege (-) tanda
radang (+), pus (-), nyeri tekan radang (-), pus (-), nyeri tekan(-),
(+), fistula (-) fistula (-)
PEMERIKSAAN KETERANGAN
Faring Mukosahiperemi (-), Edema (-), Ulkus (-), Granul (-), Sekret (-),
Reflek mutah (+)
Tonsilapalatina Hiperemi (-), ukuran T1-T1 (N), Kriptemelebar (-), Detritus (-)
Hasil Pemeriksaan Endoskopi Telinga
E. Resume
Pasien datang ke Poli THT RSUD Chasan Boesoeirie Ternate dengan keluhan terasa
sakit ditelinga kanan di rasakan sejak 3 hari lalu, sakit secara terus-menurus dan
semakin hari sakit telinga semakin bertambah berat. Pasien juga menggeluhkan terasa
penuh dan gatal pada telinga kanan. Pasien juga punya kebiasaan mengorek telinga
dengan cotton bud saat sehabis mandi dan saat telinganya terasa gatal. Riwayat keluar
cairan dari telinga (-), riwayat telinga berdengung (-), riwayat batuk, pilek dan nyeri
tenggorokan (-) dan demam (-). Pada pemeriksaan fisik THT, didapatkan aurikula
dextra didapatkan pina dan sekitar hiperemis (+), nyeri tekan tragus (+), nyeri Tarik
pinna (+) disertai dengan preaurikula yang didapatkan tanda radang (+) disertai nyeri
tekan, Pemeriksaan kanalis aurikula eksterna tampak hiperemis dan edema, membran
timpani tampak hiperemis. Sementara aurikula sinistra dalam keadaan normal. Pada
pemeriksaan hidung dan tengorokan dalam batas normal.
F. Diagnosis Kerja : Otitis Eksterna Difus Aurikular Dextra.
G. Diagnosis Banding
Otitis Eksterna Sirkumkripta
H. Terapi
Pasang Tampon Kloramfenikol
Kloramfenikol tetes telinga 2 x 4 gtt AD
Cetirizine 1 x 10mg PO
Metilprednisolon 3 X 4mg
Asam Mefenamat 3 x 400mg
J. Prognosis
• Quo Ad Vitam : Dubia
• Quo Ad Functionam : Dubia
• Quo ad Sanationam : Dubia
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. ANATOMI PENDENGARAN
Gambar 1. Struktur Telinga Manusia: Telinga Luar, Telinga Tengah dan Telinga Dalam
1. Telinga Luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga (aurikula) dan liang telinga (meatus
akustikus eksternus), sampai dengan membran timpani. Daun telinga terdiri dari
tulang rawan elastis dan kulit. Liang telinga berbentuk huruf S, dengan rangka
tulang rawan pada sepertiga bagian luar, sedangkan dua pertiga bagian
dalam rangkanya terdiri dari tulang. Pada orang dewasa panjangnya kira-kira 1
Pada sepertiga bagian luar meatus adalah kartilago elastis, dan dua pertiga
bagian dalam adalah tulang. Sepertiga luar kulit liang telinga terdapat banyak
Kelenjar keringat terdapat pada seluruh kulit liang telinga. Pada duapertiga
2. Telinga Tengah
dilihat dari arah liang telinga dan terlihat oblik terhadap sumbu liang telinga.
yang disebut atic. Di tempat ini terdapat additus ad antrum, yaitu lubang yang
sebagai umbo. Dari umbo bermula suatu refleks cahaya (cone of light)ke arah
bawah yaitu pada pukul 7 untuk membrana timpani kiri dan pukul 5 untuk
membran timpani kanan. Refleks cahaya ialah cahaya dari luar yang dipantulkan
dengan processus longus maleus dan garis yang tegak lurus pada garis itu di
timpani.
maleus melekat pada inkus, dan inkus melekat pada stapes. Stapes terletak pada
telinga tengah dengan daerah nasofaring. Sepertiga bagian lateral adalah tulang
3. Telinga Dalam
Telinga dalam terdiri dari koklea yang berupa dua setengah lingkaran dan
vestibulum yang terdiri dari 3 buah kanalis semisirkularis. Ujung puncak dari
skala vestibuli.
Pada irisan melintang koklea tampak skala vestibule sebelah atas, skala
timpani di sebelah bawah dan skala media (duktus koklearis) di antaranya. Skala
vestibuli dan skalai timpani berisi perilimfa, sedangkan skala media berisi
sedangkan dasar skala media adalah membran basalis. Pada membran ini terletak
organo corti.
oleh sel-sel rambut yang ditutupi oleh lapisan gelatinosan yang ditembus oleh
silia, dan pada lapisan ini terdapat pula otolit yang berperan
dalam proses keseimbangan.
C. Etiologi
Otitis eksterna dapat disebabkan oleh infeksi bakteri seperti
Pseudomonas aeruginosa, Proteus mirabilis, Staphylococcus, Streptococcus,
dan beberapa bakteri gram negatif. Serta dapat juga disebabkan oleh jamur
seperti jamur golongan Aspergillus atau Candida sp. Otitis eksterna difusa dapat
juga terjadi sekunder pada otitis media supuratif kronis.
D. Patofisiologi
Secara alami, sel-sel kulit yang mati, termasuk serumen, akan
dibersihkan dan dikeluarkan dari gendang telinga melalui liang telinga. Cotton
bud dapat mengganggu mekanisme pembersihan tersebut sehingga sel-sel kulit
mati dan serumen akan menumpuk di sekitar gendang telinga. Masalah ini juga
diperberat oleh adanya susunan anatomis berupa lekukan pada liang telinga.
Keadaan diatas dapat menimbulkan timbunan air yang masuk ke dalam
liang telinga ketika mandi atau berenang. Kulit yang basah, lembab, hangat, dan
gelap pada liang telinga merupakan tempat yang baik bagi pertumbuhan bakteri
dan jamur.
Adanya faktor predisposisi otitis eksterna dapat menyebabkan
berkurangnya lapisan protektif yang menimbulkan edema epitel skuamosa.
Keadaan ini menimbulkan trauma lokal yang memudahkan bakteri masuk
melalui kulit, terjadi inflamasi dan cairan eksudat. Rasa gatal memicu terjadinya
iritasi, berikutnya infeksi lalu terjadi pembengkakan dan akhirnya menimbulkan
rasa nyeri.
Proses infeksi menyebabkan peningkatan suhu lalu menimbulkan
perubahan rasa tidak nyaman dalam telinga. Selain itu, proses infeksi dapat
mengeluarkan cairan/nanah yang bisa menumpuk dalam liang telinga (meatus
akustikus eksterna) sehingga hantaran suara akan terhalang dan terjadilah
penurunan pendengaran.
Bakteri patogen yang sering menyebabkan otitis eksterna yaitu
pseudomonas (41%), streptococus (22%), staphylococus aureus (15%) dan
bakteroides (11%). Infeksi pada liang telinga luar dapat menyebar ke pinna,
periaurikuler dan tulang temporal.
Otalgia pada otitis eksterna disebabkan :
• Kulit liang telinga luar beralaskan periostium & perikondrium bukan
bantalan jaringan lemak sehingga memudahkan cedera atau trauma.
Selain itu, edema dermis akan menekan serabut saraf yang
mengakibatkan rasa sakit yang hebat.
• Kulit dan tulang rawan pada 1/3 luar liang telinga luar bersambung
dengan kulit dan tulang rawan daun telinga sehingga gerakan sedikit saja
pada daun telinga akan dihantarkan ke kulit dan tulang rawan liang
telinga luar sehingga mengakibatkan rasa sakit yang hebat pada
penderita otitis eksterna.
Gambar 3. Patofisiologi Otitis Eksterna
E. Gejala Klinis
Rasa penuh pada telinga merupakan keluhan yang umum pada tahap
awal dari otitis eksterna difusa dan sering mendahului terjadinya rasa sakit dan
nyeri tekan daun telinga.
Gatal merupakan gejala klinik yang sangat sering dan merupakan
pendahulu rasa sakit yang berkaitan dengan otitis eksterna akut. Pada
kebanyakan penderita rasa gatal disertai rasa penuh dan rasa tidak enak
merupakan tanda permulaan peradangan suatu otitis eksterna akuta. Pada otitis
eksterna kronik merupakan keluhan utama.
Rasa sakit di dalam telinga bisa bervariasi dari yang hanya berupa rasa
tidak enak sedikit, perasaan penuh didalam telinga, perasaan seperti terbakar
hingga rasa sakit yang hebat, serta berdenyut. Meskipun rasa sakit sering
merupakan gejala yang dominan, keluhan ini juga sering sering mengelirukan.
Kehebatan rasa sakit bisa agaknya tidak sebanding dengan derajat peradangan
yang ada. Ini diterangkan dengan kenyataan bahwa kulit dari liang telinga luar
langsung berhubungan dengan periosteum dan perikondrium, sehingga edema
dermis menekan serabut saraf yang mengakibatkan rasa sakit yang hebat.
Lagi pula, kulit dan tulang rawan 1/3 luar liang telinga bersambung
dengan kulit dan tulang rawan daun telinga sehingga gerakan yang sedikit saja
dari daun telinga akan dihantarkan ke kulit dan tulang rawan dari liang telinga
luar dan mengkibatkan rasa sakit yang hebat dirasakan oleh penderita otitis
eksterna.1
Kurang pendengaran mungkin terjadi pada keadaan akut dan kronik
dari otitis eksterna. Edema kulit liang telinga, sekret yang serous atau purulen,
penebalan kulit yang progresif pada otitis eksterna yang lama, sering
menyumbat lumen kanalis dan menyebabkan timbulnya tuli konduktif. Keratin
yang deskuamasi, rambut, serumen, debris, dan obat-obatan yang digunakan
kedalam telinga bisa menutup lumen yang mengakibatkan peredaman hantaran
suara.1
• Otomikosis
Gejala yang terjadi pada otitis eksterna kronis sama dengan otitis
eksterna akut difusa, namun terjadi dalam durasi yang lebih lama, yaitu lebih
dari 6 minggu. Penyebab tersering yaitu infeksi bakteri atau jamur yang tidak
diobati dengan baik. Dapat juga disebabkan oleh iritasi kulit yang disebabkan
oleh cairan otitis media, trauma berulang, adanya benda asing, dan penggunaan
cetakan (mould) pada alat bantu dengar (hearing aid) yang menyebabkan radang
kronis. Akibatnya terjadi penyempitan MAE oleh pembentukan jaringan parut
atau sikatriks. Pengobatannya memerlukan operasi rekonstruksi MAE.
G. Diagnosis
Pada anamnesis biasanya didapatkan keluhan dengan gejala awal berupa
gatal. Rasa gatal berlanjut menjadi nyeri yang sangat dan terkadang tidak sesuai
dengan kondisi penyakitnya (mis, pada folikulitis atau otitis eksterna
sirkumskripta). Nyeri terutama ketika daun telinga ditarik, nyeri tekan tragus,
dan ketika mengunyah makanan.
Rasa gatal dan nyeri disertai pula keluarnya sekret encer, bening sampai
kental purulen tergantung pada kuman atau jamur yang menginfeksi. Pada jamur
biasanya akan bermanifestasi sekret kental berwarna putih keabu-abuan dan
berbau.
Pendengaran pasien bisa normal atau sedikit berkurang, tergantung pada
besarnya furunkel atau edema yang terjadi dan telah menyumbat pada liang
telinga.
Didapatkan riwayat faktor predisposisi misalnya kebiasaan berenang
pada pasien, ataupun kebiasaan mengorek kuping dengan cotton bud bahkan
menggunakan bulu ayam yang merupakan media penyebaran infeksi.
Pemeriksaan Fisik pada pasien bisanya menunjukkan:
• Kulit MAE edema, hiperemi merata sampai ke membran timpani
dengan liang MAE penuh dengan sekret. Jika edema hebat, membran
timpani dapat tidak tampak.
• Pada folikulitis akan didapatkan edema, hiperemi pada pars
kartilagenous MAE.
• Nyeri tekan tragus (+), nyeri tarik daun telinga (+)
• Tidak adanya partikel jamur
• Adenopati reguler dan terkadang didapatkan nyeri tekan.
H. Penatalaksanaan
Otitis ekseterna difusa harus diobati dalam keadaan dini sehingga
dapat menghilangkan edema yang menyumbat liang telinga. Untuk tujuan ini
biasanya perlu disisipkan tampon berukuran ½ x 5 cm kedalam liang telinga
mengandung obat agar mencapai kulit yang terkena.
Setelah dilumuri obat, tampon kasa disisipkan perlahan-lahan dengan
menggunakan forsep hartmann yang kecil. Penderita harus meneteskan obat
tetes telinga pada kapas tersebut satu hingga dua kali sehari. Dalam 48 jam
tampon akan jatuh dari liang telinga karena lumen sudah bertambah besar.
Polimiksin B dan colistemethate merupakan antibiotik yang paling
efektif terhadap pseudomonas dan harus menggunakan vehiculum hidroskopik
seperti glikol propilen yang telah diasamkan bahan kimia lain, seperti gentian
violet 2% dan perak nitrat 5% bersifat bakterisid dan bisa diberikan langsung
ke kulit liang telinga. Setelah reaksi peradangan berkurang, dapat ditambahkan
alcohol 70% untuk membuat liang telinga bersih dan kering.
Pasien harus diingatkan mengenai kemungkinan kekambuhan yang
mungkin terjadi pada pasien, terutama setelah berenang. Untuk menghindarinya
pasien harus menjaga agar telinganya selalu kering, menggunakan alcohol encer
secara rutin tiga kali seminggu. Juga harus diingatkan agar tidak
menggaruk/membersihkan telinga dengan cotton bud terlalu sering .
BAB IV
DISKUSI KASUS
1. Adams, Boeis dan Higler. 2014. Boeis : Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6.
Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC
2. Soepardi, Iskandar, N., Bashiruddin, J., et al. (eds)., (2007), Buku Ajar Ilmu
Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala dan Leher Edisi Keenam,
Jakarta : Gaya Baru.
3. Rosenfeld RM, Schwartz SR, Cannon CR, et al. Clinical Practice Guideline.
Otolaryngology- Head and Neck Surgery, 2014. 150(1_suppl): S1–S24.
doi:10.1177/0194599813517083
4. Hui, Charles PS. 2013. Acute Otitis Externa. NCBI. Diakses tanggal 30 Juli
2018 dan diakses dari
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3567906/
5. Schaefer P, Baugh RF. Acute Otits Externa : An Update. Am Fam Phys, 2012.
86(11): 1055- 61.
6. Abdullah, F. 2003. Uji Banding Klinis Pemakaian Larutan Burruwi Saring
dengan Salep Ichthyol (Ichthammol) pada Otitis Eksterna Akut. Available from
: www.usudigitallibrary.com.
7. Ballanger, Jhon. 1996. Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorokan, Kepala dan
Leher Edisi 13. Jakarta: Binarupa Aksara.
8. Kartika, Henny. 2008. Otitis Eksterna. Availble from
http://library.usu.ac.id/modules.php&id.
9. Ardan, Juliarti, Satwika, et al. 2008, Sinopsis Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok. Available from : http://www.THTUB.pdf.co.id .
10. Boies. 1997. Buku Ajar Penyakit THT edisi keenam. Jakarta: EGC
11. Ardan, Juliarti, Satwika, et al. 2008, Sinopsis Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok. Available from : http://www.THTUB.pdf.co.id . Accessed :
12. Sosialisman, Alfian P. hafil, Helmi. 2007. Kelainan Telinga Luar.Buku Ajar
Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Hal. 59. Jakarta
: Balai Penerbit FKUI.