Anda di halaman 1dari 38

HENDRA ADIBIA SETIAKA 1102016083

IBNU HAKIM ANSHORI NASUTION 1102016085


IDA BAGUS EKA NARENDRA 1102016087
KEVIN WIRA HILARDI 1102016095
Nasal Corpus
PEMBIMBING : DR. ARROYAN WARDHANA, SP. THT-
KL
Alienum
KEPANITERAAN KLINIK THT
LAPORAN
KASUS
IDENTITAS
PASIEN
Nam : An. A
a : 8 tahun
Umur : Laki - Laki
Jenis : Cempaka
Kelamin Putih
Alamat : Islam
Agama : 6 Maret 2021
Tgl.
Pemeriksaa
n
ANAMNESI
S
 Autoanamnesis pasien dan alloanamnesis orang tua pasien di poliklinik THT pada
tanggal
6 maret 2021 pukul 12.00 WIB

 Keluhan : Lubang hidung kiri tersumbat sejak 2 bulan


utama lalu
RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG
Pasien datang bersama orang tuanya ke poliklinik THT dengan keluhan lubang
hidung sebelah kiri tersumbat. Keluhan ini dirasakan sejak dua bulan yang lalu.
Sebelumnya terdapat kapas di lubang hidung sebelah kiri dan telah dikeluarkan,
namun masih tersisa satu kapas sehingga pasien dirujuk ke poliklinik THT. Keluhan
disertai bau busuk yang berasal dari lubang hidung sebelah kiri ketika pasien
bernapas. Pasien mengaku jika flu maka cairan hanya keluar dari lubang hidung
sebelah kanan saja. Batuk, sesak napas, bersin-bersin, gatal di telinga & hidung,
nyeri menelan, serta demam disangkal
RIWAYAT
PENYAKIT

DAHULU
Pasien tidak pernah memiliki riwayat penyakit berat, riwayat sinusitis (-), riwayat
rinitis (-), hipertensi (-), diabetes mellitus (-), asma (-), riwayat trauma pada hidung
(-), riwayat penyakit pada telinga hidung sebelumnya (-)
RIWAYAT
KELUARGA

Tidak ada keluhan yang serupa pada anggota keluarga
pasien
RIWAYAT
ALERGI

Riwayat alergi pada obat-obatan dan makanan
(-)
RIWAYAT
PENGOBATAN
Pasien belum pernah diobati keluhan di hidungnya, hanya mengeluarkan
kapas yang pernah tertinggal di hidung
PEMERIKSAAN
FISIK
Status Generalis Mata :Konjungtiva tidak anemis, sklera

Keadaan Umum: Baik tidak ikterik, reflex cahaya (+/+)

Kesadaran: Compos

mentis
Tekanan Darah :
120 /80 mmHg

Laju Nadi : 90
x/menit

RR
:20x/menit
PEMERIKSAAN
FISIK
Status Generalis Ekstremitas:
Thoraks : • Sianosis : (-)
• Inspeksi: dinding toraks • Neurologis
simetris :
Refleks fisiologis: tidak dilakukan
• Palplasi: tidak dilakukan
Refleks patologis tidak dilakukan
• Perkusi: tidak dilakukan
• Genitalia : Tidak
• Auskultasi: tidak dilakukan
diperiksa

Abdomen: Nyeri tekan epigastrium


(-).
STATUS LOKALIS
TELINGA
Bagian Telinga Telinga kanan Telinga kiri
Aurikula Deformitas (-), hiperemis (-), edema (-) Deformitas (-), hiperemis (-), edema (-)
Hiperemis (-), edema (-), fistula (-), abses Hiperemis (-), edema (-), fistula (-),
Daerah preaurikula
(-), nyeri tekan tragus (-) abses (-), nyeri tekan tragus (-)
Hiperemis (-), edema (-), fistula (-), abses Hiperemis (-), edema (-), fistula (-),
Daerah retroaurikula
(-), nyeri tekan (-) abses (-), nyeri tekan (-)
Serumen (-), edema (-), Serumen (-), edema (-),
Meatus akustikus
hiperemis (-), furunkel (-), hiperemis (-), furunkel (-),
otorea (-) sekret (-)
Retraksi (-), bulging (-), perforasi (-), cone Retraksi (-), bulging (-), perforasi (-),
Membran timpani
of light (+), posisi jam 5, Injeksi (+) cone of light (+), posisi jam 7, Injeksi (+)
STATUS LOKALIS
HIDUNG
Pemeriksaan Hidung Hidung Kanan Hidung Kiri
Hidung Luar Bentuk (N), Inflamasi (-), nyeri Bentuk (N), Inflamasi (-), nyeri tekan
tekan(-),
(+), deformitas (-)
deformitas (-).

Rinoskopi Anterior
Vestibulum N N
Dasar kavum nasi media Bentuk (N), mukosa hiperemi (-). Bentuk (N), mukosa hiperemi (+)
Meatus nasi media Mukosa hiperemi (-), sekret (-) Mukosa hiperemi (+), edema (+),
sekret (+) mukopurulen warna
kuning, massa (+) warnaputih-
kehitaman, konsistensi keras

Konka nasi media Mukosa hiperemi (-), edema (-) Mukosa hiperemi (+), edema (+)
Meatus nasi inferior Mukosa hiperemi (-), edema (-) Mukosa hiperemi (+), edema (+),
sekret (+) mukopurulen warna
kuning, massa (+) warnaputih-
kehitaman, konsistensi keras
Konka nasi inferior Mukosa hiperemi (-), edema (-) Mukosa hiperemi (+), edema (+)
Septum nasi Deviasi (-), perdarahan (-). Deviasi (-), perdarahan (-).
STATUS LOKALIS
TENGGOROK Bibir Mukosa bibir basah, berwarna merah
muda (N)
Mulut Mukosa mulut basah dan berwarna
merah muda (N)
Gigi Normal
Lidah Tidak ada ulkus, pseudomembrane (-)
Palatum mole Ulkus (-), hiperemis (-)
Faring Mukosa hiperemis (-), reflex muntah (+),
membrane (-), sekret (-)
Fossa Hiperemis (-) dan Hiperemis (-)
tonsillaris
dan
Arkus
faringeus
STATUS
LOKALIS LEHER
Bagian Keterangan
Leher
Bentuk Normal, defromitas (-), Inflamasi (-),
udem (-), pembesaran KGB (-)

Massa (-)
RESU
ME
Pasien anak laki-laki berusia 8 tahun datang bersama orang tuanya ke poliklinik
THT dengan keluhan lubang hidung sebelah kiri tersumbat. Keluhan ini dirasakan
sejak dua bulan yang lalu disertai dengan bau busuk dari lubang hidung sebelah
kiri ketika pasien bernapas. Keluhan yang dialami berawal ketika pasien
memasukan kapas pada hidung kirinya, kapas sempat dikeluarkan namun masih
tersisa satu kapas sehingga pasien. Pasien mengaku jika flu maka cairan hanya
keluar dari lubang hidung sebelah kanan saja. Dari pemeriksaan fisik hidung
ditemukan adanya sekret yang berwarna kekuningan dan masa yang berwarna
putih-kehitaman dengan konsistensi keras dari lubang hidung sebelah kiri .
DIAGNOSIS, DIAGNOSIS BANDING
DAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
Diagnosis kerja : Nasal Corpus
Alienum

Diagnosis :
Banding Sinusitis

Pemeriksaan : Foto Rontgen (memastikan benda asing atau


penunjang bukan),
Darah lengkap
TATALAK
SANA
Non medikamentosa
 Ekstraksi corpus alienum

Medikamentosa
 Cefadroxil syrup 3 kali per hari selama 7
hari
TATALAK
SANA
Edukasi
 Jangan memasukan benda-benda yang berukuran kecil ke dalam hidung
 Minum obat secara teratur serta
 Meminta orang tua untuk mengawasi anak ketika sedang bermain agar kejadian ini tidak
terulang
lagi
PROGNOSI
S
Ad : Dubia ad
Vitam bonam
Ad : Dubia ad
Sanactionam bonam
Ad : Dubia ad
Functionam bonam
TINJAUA
N
PUSTAKA
DEFINIS
IBenda asing di hidung merupakan salah satu kedaruratan di bidang telinga hidung tenggorok
yang cukup sering terjadi pada anak-anak. Kebanyakan kasus benda asing asimtomatik dan
terdapat sekitar 11% dari seluruh kedaruratan dibidang telinga hidung dan tenggorok
ETIOLOGI DAN
KLASIFIKASI
1. Berdasakan asalnya:
o Benda asing eksogen
Benda asing eksogen adalah benda yang berasal dari luar tubuh. Biasanya masuk melalui hidung
atau mulut

oBenda asing endogen


Benda asing endogen adalah benda yang berasal dari dalam tubuh. Benda asing endogen dapat
berupa sekret kental, darah atau bekuan darah, nanah, krusta, perkejuan, dan membran difteri
ETIOLOGI DAN
KLASIFIKASI
2. Berdasarkan sifat benda
o Benda asing hidup
Benda asing hidup yang pernah ditemukan yaitu larva lalat, lintah, dan cacing

o Benda asing mati


Yang tersering yaitu manik-manik, baterai logam, kancing baju. Kapur barus merupakan kasus
yang
jarang namun mengandung naftalen yang bersifat sangat mengiritasi
ETIOLOGI DAN
KLASIFIKASI
3. Berdasarkan konsistensi
o Benda asing lunak
Seperti kertas, kain, penghapus, sayuran dan lain-lain

o Benda asing keras


Seperti kancing baju, manik-manik, baterai dan lain-
lain
PATOFISIOLOG
I Benda asing hidung dapat ditemukan di setiap bagian
rongga hidung, sebagian besar ditemukan di dasar
hidung, tepat di bawah konka inferior atau di bagian
atas fossa nasal anterior hingga ke bagian depan
konka media.

Beberapa asing menetap di


benda rongga dalam
Benda asing yang berupa hidung mukosa. tanpa menimbulkan
benda
hidup, menyebabk reaksi perubahan
inflama an Kebanyakan objek yang berupa
si
bervariasi, daridengan
infeksi lokal sampai
deraja benda menyebabkan
mati dan
destruksi masif tulang rawant dan edem kongesti pada
tulang hidung dengan membentuk a mukosa
ulserasi, hidung, jaringa
dapat
daerah supurasi yang dalam dan terjadi epistaksis,
granulasi, erosi, dan n
berbau dapat berlanjut
menjadi sinusitis.
MANIFESTASI
KLINIS
 Tahap awal asimptomatik
 Rinore unilateral dengan cairan kental
berbau
 Nyeri pada hidung
 Demam
 Epistaksis
 Bersin
DIAGNOSI
SAnamnesis:
- Riwayat memasukkan benda asing

- Kecurigaan benda asing:


- Anak-anak, hidung tersumbatunilateral, sekret unilateral kavum nasi kronik,
nyeri hidung tanpa penyebab jelas

- Perlu diketahui macam benda atau bahan yang teraspirasi dan telah berapa
lama
tersedak benda asing itu
DIAGNOSI
SPemeriksaan fisik
- Edema dengan inflamasi mukosa
unilateral

- Ulserasi

- Discharge hidung

- Bau busuk
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
 Pada kebanyakan kasus tidak diperlukan
 Untuk menyingkirkan kemungkinan diagnosis lain (seperti atau tumor)
sinusitis perlu
dipertimbangkan untuk pemeriksaan tomografi komputer (CT Scan).
DIAGNOSIS
BANDING
 Rinolith
 Sinusitis
 Polip hidung
 Neoplasma
maligna
TATALAK
SANA
Instrumensi langsung
Benda asing yang permukaannya mudah terlihat, tidak bulat, dan tidak rapuh
Benda asing bulat dan licin : alat pengait bulat yang tidak tajam (hooked
probe)

 Tekanan udara positif


Pada orang dewasa atau pasien yang lebih kooperatif: dilakukan dengan menutup rongga
hidung yang tidak ada benda asingnya
Pada pasien yang lebih muda atau anakanak yang tidak kooperatif, metode “parent kiss”
dapat
diterapkan
TATALAK
SANA
Suction (pump)
Benda asing yang lembut dan susah digenggam dengan forsep.

 Kateter balon
Pendekatan ini sangat ideal untuk benda asing yang kecil" benda bulat yang tidak mudah
diambil
dengan instrumentasi langsung
Kateter folley, kateter forgaty
TATALAK
SANA
Lem perekat
Metode ini ideal untuk benda asing yang bulat, lembut dan sulit dipegang dengan forsep

 Magnet
Tindakan ini dapat dilakukan untuk mengeluarkan benda asing berbentuk logam seperti baterai
kecil atau mainan anak-anak yang berasal dari logam

 Posterior displacement
Pada kasus-kasus tertentu benda asing dapat terfiksasi di daerah posterior kavum nasi
TATALAK
SANA
Penggunaan kloroform 25% untuk membunuh benda asing hidup, selanjutnya suction
kemudian
diirigasi

Pemberian antibiotika sistemik selama 5 - 7 hari hanya diberikan pada kasus benda asing
hidung
yang telah menimbulkan infeksi hidung maupun sinus
KOMPLIKAS
I
 Komplikasi langsung

Benda asing dengan kandungan zat kimia seperti baterai berisiko menimbulkan komplikasi
lebih berat seperti perforasi septum, timbulnya jaringan granulasi pada hidung , sinusitis
dan epistaksis
 Komplikasi akibat tindakan pengambilan benda asing

Perdarahan hidung, laserasi konka dan septum atau terjadi perforasi pada hidung.
DAFTAR
PUSTAKA
Liston SL. Embriologi, Anatomi dan Fisiologi Telinga. Dalam : Boies, Buku Ajar Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorokan. Ed 6.
Alih Bahasa Dr. Caroline Wijaya, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta., 1994: 27 - 33.
Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD, editor. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala
dan Leher. Edisi Keenam. Cetakan Keempat. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. 2010
Sosialisman, Alfian F.Hafil, & Helmi. Kelainan Telinga Luar dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok,
Kepala & Leher. Ed. ke-6. dr. H. Efiaty Arsyad Soepardi, Sp.THT, dkk (editor). Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Jakarta. 2007. Hal : 58-59.
 Suardana, W. dkk. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorok RSUP Denpasar. Lab/UPF
Telinga Hidung dan Tenggorok FK Unud. Denpasar. 1992
Sosialisman, Alfian F.Hafil, & Helmi. Kelainan Telinga Luar dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok,
Kepala & Leher. Ed. ke-6. dr. H. Efiaty Arsyad Soepardi, Sp.THT, dkk (editor). Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Jakarta. 2007. Hal : 58-59.

Anda mungkin juga menyukai