Kesadaran: Compos
mentis
Tekanan Darah :
120 /80 mmHg
Laju Nadi : 90
x/menit
RR
:20x/menit
PEMERIKSAAN
FISIK
Status Generalis Ekstremitas:
Thoraks : • Sianosis : (-)
• Inspeksi: dinding toraks • Neurologis
simetris :
Refleks fisiologis: tidak dilakukan
• Palplasi: tidak dilakukan
Refleks patologis tidak dilakukan
• Perkusi: tidak dilakukan
• Genitalia : Tidak
• Auskultasi: tidak dilakukan
diperiksa
Rinoskopi Anterior
Vestibulum N N
Dasar kavum nasi media Bentuk (N), mukosa hiperemi (-). Bentuk (N), mukosa hiperemi (+)
Meatus nasi media Mukosa hiperemi (-), sekret (-) Mukosa hiperemi (+), edema (+),
sekret (+) mukopurulen warna
kuning, massa (+) warnaputih-
kehitaman, konsistensi keras
Konka nasi media Mukosa hiperemi (-), edema (-) Mukosa hiperemi (+), edema (+)
Meatus nasi inferior Mukosa hiperemi (-), edema (-) Mukosa hiperemi (+), edema (+),
sekret (+) mukopurulen warna
kuning, massa (+) warnaputih-
kehitaman, konsistensi keras
Konka nasi inferior Mukosa hiperemi (-), edema (-) Mukosa hiperemi (+), edema (+)
Septum nasi Deviasi (-), perdarahan (-). Deviasi (-), perdarahan (-).
STATUS LOKALIS
TENGGOROK Bibir Mukosa bibir basah, berwarna merah
muda (N)
Mulut Mukosa mulut basah dan berwarna
merah muda (N)
Gigi Normal
Lidah Tidak ada ulkus, pseudomembrane (-)
Palatum mole Ulkus (-), hiperemis (-)
Faring Mukosa hiperemis (-), reflex muntah (+),
membrane (-), sekret (-)
Fossa Hiperemis (-) dan Hiperemis (-)
tonsillaris
dan
Arkus
faringeus
STATUS
LOKALIS LEHER
Bagian Keterangan
Leher
Bentuk Normal, defromitas (-), Inflamasi (-),
udem (-), pembesaran KGB (-)
Massa (-)
RESU
ME
Pasien anak laki-laki berusia 8 tahun datang bersama orang tuanya ke poliklinik
THT dengan keluhan lubang hidung sebelah kiri tersumbat. Keluhan ini dirasakan
sejak dua bulan yang lalu disertai dengan bau busuk dari lubang hidung sebelah
kiri ketika pasien bernapas. Keluhan yang dialami berawal ketika pasien
memasukan kapas pada hidung kirinya, kapas sempat dikeluarkan namun masih
tersisa satu kapas sehingga pasien. Pasien mengaku jika flu maka cairan hanya
keluar dari lubang hidung sebelah kanan saja. Dari pemeriksaan fisik hidung
ditemukan adanya sekret yang berwarna kekuningan dan masa yang berwarna
putih-kehitaman dengan konsistensi keras dari lubang hidung sebelah kiri .
DIAGNOSIS, DIAGNOSIS BANDING
DAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
Diagnosis kerja : Nasal Corpus
Alienum
Diagnosis :
Banding Sinusitis
Medikamentosa
Cefadroxil syrup 3 kali per hari selama 7
hari
TATALAK
SANA
Edukasi
Jangan memasukan benda-benda yang berukuran kecil ke dalam hidung
Minum obat secara teratur serta
Meminta orang tua untuk mengawasi anak ketika sedang bermain agar kejadian ini tidak
terulang
lagi
PROGNOSI
S
Ad : Dubia ad
Vitam bonam
Ad : Dubia ad
Sanactionam bonam
Ad : Dubia ad
Functionam bonam
TINJAUA
N
PUSTAKA
DEFINIS
IBenda asing di hidung merupakan salah satu kedaruratan di bidang telinga hidung tenggorok
yang cukup sering terjadi pada anak-anak. Kebanyakan kasus benda asing asimtomatik dan
terdapat sekitar 11% dari seluruh kedaruratan dibidang telinga hidung dan tenggorok
ETIOLOGI DAN
KLASIFIKASI
1. Berdasakan asalnya:
o Benda asing eksogen
Benda asing eksogen adalah benda yang berasal dari luar tubuh. Biasanya masuk melalui hidung
atau mulut
- Perlu diketahui macam benda atau bahan yang teraspirasi dan telah berapa
lama
tersedak benda asing itu
DIAGNOSI
SPemeriksaan fisik
- Edema dengan inflamasi mukosa
unilateral
- Ulserasi
- Discharge hidung
- Bau busuk
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Pada kebanyakan kasus tidak diperlukan
Untuk menyingkirkan kemungkinan diagnosis lain (seperti atau tumor)
sinusitis perlu
dipertimbangkan untuk pemeriksaan tomografi komputer (CT Scan).
DIAGNOSIS
BANDING
Rinolith
Sinusitis
Polip hidung
Neoplasma
maligna
TATALAK
SANA
Instrumensi langsung
Benda asing yang permukaannya mudah terlihat, tidak bulat, dan tidak rapuh
Benda asing bulat dan licin : alat pengait bulat yang tidak tajam (hooked
probe)
Kateter balon
Pendekatan ini sangat ideal untuk benda asing yang kecil" benda bulat yang tidak mudah
diambil
dengan instrumentasi langsung
Kateter folley, kateter forgaty
TATALAK
SANA
Lem perekat
Metode ini ideal untuk benda asing yang bulat, lembut dan sulit dipegang dengan forsep
Magnet
Tindakan ini dapat dilakukan untuk mengeluarkan benda asing berbentuk logam seperti baterai
kecil atau mainan anak-anak yang berasal dari logam
Posterior displacement
Pada kasus-kasus tertentu benda asing dapat terfiksasi di daerah posterior kavum nasi
TATALAK
SANA
Penggunaan kloroform 25% untuk membunuh benda asing hidup, selanjutnya suction
kemudian
diirigasi
Pemberian antibiotika sistemik selama 5 - 7 hari hanya diberikan pada kasus benda asing
hidung
yang telah menimbulkan infeksi hidung maupun sinus
KOMPLIKAS
I
Komplikasi langsung
Benda asing dengan kandungan zat kimia seperti baterai berisiko menimbulkan komplikasi
lebih berat seperti perforasi septum, timbulnya jaringan granulasi pada hidung , sinusitis
dan epistaksis
Komplikasi akibat tindakan pengambilan benda asing
Perdarahan hidung, laserasi konka dan septum atau terjadi perforasi pada hidung.
DAFTAR
PUSTAKA
Liston SL. Embriologi, Anatomi dan Fisiologi Telinga. Dalam : Boies, Buku Ajar Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorokan. Ed 6.
Alih Bahasa Dr. Caroline Wijaya, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta., 1994: 27 - 33.
Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD, editor. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala
dan Leher. Edisi Keenam. Cetakan Keempat. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. 2010
Sosialisman, Alfian F.Hafil, & Helmi. Kelainan Telinga Luar dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok,
Kepala & Leher. Ed. ke-6. dr. H. Efiaty Arsyad Soepardi, Sp.THT, dkk (editor). Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Jakarta. 2007. Hal : 58-59.
Suardana, W. dkk. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorok RSUP Denpasar. Lab/UPF
Telinga Hidung dan Tenggorok FK Unud. Denpasar. 1992
Sosialisman, Alfian F.Hafil, & Helmi. Kelainan Telinga Luar dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok,
Kepala & Leher. Ed. ke-6. dr. H. Efiaty Arsyad Soepardi, Sp.THT, dkk (editor). Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Jakarta. 2007. Hal : 58-59.