Anda di halaman 1dari 37

Laporan kasus

hernia inguinalis lateralis dextra


inkarserata
Disusun oleh:
Dila Siti Khadijah (1102016054)
Dina Ramayanti (1102016055)
Dinda Maharani Augusmiadoni (1102016056)

Pembimbing
dr. Febian Wicaksono, Sp. B

Kepaniteraan Klinik Bedah


Periode 2 November – 28 November 2020
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
Laporan
kasus

2
identitas
NAMA : Tn.G
UMUR : 56 tahun
JENIS KELAMIN : Laki-laki
AGAMA : Islam
ALAMAT : Jl.Pahlawan RT.03 RW.01 Arjawinangun
PEKERJAAN : Petani
STATUS PERNIKAHAN : Sudah menikah
TANGGAL MASUK RS : 15 November 2020

3
Keluhan Utama
Benjolan di lipatan paha kanan

Riwayat penyakit sekarang


Tn.G 56 tahun datang ke RSUD Arjawinangun diantar anaknya dengan keluhan
adanya benjolan pada lipatan paha kanan sejak 6 bulan yang lalu. Menurut pasien,
benjolan awalnya kecil lalu semakin membesar sebesar bola tenis dan tidak dapat di
masukan kembali. Sebelumnya, benjolan timbul saat bekerja terlalu lama dan
mengangkat beban berat, kadang muncul juga saat pasien merasa terlalu lelah. Lalu
benjolan masuk kembali jika beristirahat atau berbaring. Benjolan kadang terasa nyeri
bila keluar. Terdapat mual, muntah, perut terasa sebah, sulit BAB dan feses terasa
keras sehingga harus mengejan dan tidak bisa kentut. Semalam SMRS pasien
mengeluh nyeri hebat yang tidak dapat ditahan sehingga pasien dibawa ke UGD.
Pasien belum pernah mengobati penyakit ini sebelumnya. Keluhan lain seperti
demam, panas dan kemerahan pada benjolan disangkal.

4
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak pernah memiliki riwayat penyakit serupa

Riwayat Penyakit Keluarga


Keluarga pasien tidak pernah memiliki riwayat penyakit serupa

5
Pemeriksaan fisik
Thorax
Status Generalis a. Inspeksi : Normal, pergerakan dinding dada simetris
kanan kiri
Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang b. Palpasi : Fremitus taktil dan vokal simetris kanan kiri
Kesadaran : Composmentis pada kedua lapang paru
Tanda Vital c. Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
a. Tekanan Darah : 120/80 mmHg d. Auskultasi :
b. Heart Rate : 87/menit 1) Jantung : BJ 1 & 2 reguler, Gallop (-), Murmur (-)
c. Respiration Rate : 20x/menit 2) Paru : Vesikular simetris kanan dan kiri, ronkhi (-),
d. Suhu : 37,0 °C wheezing (-).
VAS : 6/10 Abdomen
Berat Badan : 60 kg a. Inspeksi : Distensi (+)
Tinggi Badan : 160cm b. Auskultasi : Bising usus (+) meningkat
Kepala : Normocephal c. Perkusi : Timpani
Mata : Konjungtiva pucat (-/-), Sklera ikterik (-/-) d. Palpasi : Nyeri tekan (+)
Telinga : Tidak ada kelainan Regio Inguinoskrotalis : lihat status pada lokalis
Hidung : Tidak ada kelainan Ekstremitas
Mulut : Tidak ada kelainan e. Superior : Akral hangat
Leher : Tidak ada kelainan f. Inferior : Akral hangat

6
Status Lokalis
Regio inguinalis dextra :
‐ Inspeksi: Tampak benjolan sebesar bola kasti pada
skrotum dextra, warna sesuai dengan warna kulit sekitar
‐ Palpasi: konsistensi kenyal, batas atas tidak jelas, tidak
dapat dimasukkan, terdapat nyeri tekan.
‐ Tes visibel : saat pasien disuruh mengedan setelah
benjolan tereposisi, tampak benjolan keluar dari
kraniolateral ke kraniomedial dan keluarnya lambat.
‐ Tes finger (tes taktil) : saat pasien mengedan ujung isi
hernia terasa pada ujung jari telunjuk
‐ Tes thumb (tes oklusi) : ibu jari diletakkan di anulus
internus saat pasien mengedan tidak keluar penonjolan
‐ Tes Zieman : saat pasien batuk teraba rangsangan pada
jari telunjuk kanan

7
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Satuan Nilai Rujukan

Hematologi

Hemoglobin 13.5 g/dl 13.5 - 17.2

Hematokrit 40.0 % 40.0 - 50.0

Eritrosit 5.75 106/µl 4.5 - 5.70

Leukosit 8.92 103/µl 4.0 - 10.5

Trombosit 247 103/µl 150 - 450

Bleeding Time (BT) 3’15” Menit 1-6

Clotting Time (CT) 3’15” Menit 2-6

8
Pemeriksaan Satuan Nilai Rujukan

Kimia Klinik

GDS 115 mg/dl < 140

Ureum 26.8 mg/dl 10.0 - 50.0

Kreatinin 0.9 mg/dl 0.8 - 1.3

Elektrolit

Natrium 142.0 mmol/l 135.0 - 148.0

Kalium 4.1 mmol/l 3.5 - 5.3

Chlorida 98.0 mmol/l 98.0 - 107.0

9
Resume
Pasien pria usia 56 tahun datang dengan keluhan benjolan pada regio inguinal dextra sejak 6 bulan yang
lalu. Awalnya kecil lalu semakin membesar sebesar bola tenis dan tidak dapat dimasukan Kembali. Sebelumnya,
benjolan timbul saat bekerja berat dan hilang jika beristirahat atau berbaring. Benjolan kadang terasa nyeri bila
keluar. Terdapat mual, muntah, perut terasa sebah, sulit BAB dan tidak bisa kentut. Semalam SMRS pasien mengeluh nyeri
hebat yang tidak dapat ditahan sehingga pasien dibawa ke UGD. Pasien belum pernah mengobati penyakit ini
sebelumnya. Keluhan lain seperti demam, panas dan kemerahan pada benjolan disangkal.
Pada pemeriksaan fisik status vital dalam batas normal. Status lokalis regio ingunalis, regio inguinalis
dextra tampak benjolan sebesar bola kasti pada skrotum dextra yang warnanya sesui dengan warna kulit sekitar.
Palpasi konsistensi kenyal, batas atas tidak jelas, tidak dapat dimasukkan, nyeri tekan(+). Tes visible (+). Tes
finger/taktil ujung isi hernia terasa pada ujung jari telunjuk. Tes thumb/oklusi tidak keluar benjolan. Tes zieman
teraba rangsangan pada jari telunjuk.

10
DIAGNOSIS Rencana
• Hernia Inguinalis Lateralis Dextra
BANDING



Inkarserata
Hernia Inguinalis Medialis Dextra
Hidrokel
Varikokel
“ Tatalaksana
KONSERVATIF
• Infus RL 28 tpm


Injeksi Ketorolac 30 mg/8 jam
O2 2L/menit nasal kanul
• Tumor • Inj. Ceftriaxon 1gr/12jam
• Kateter urin

DIAGN
OPERATIF
OSIS
Hernia Inguinalis Lateralis Dextra
Inkarserata
• Herniorraphy CITO

11
P P
r AdadVitam
bonam
r
o o
g g
n Ad Functionam
ad bonam n
o o
s Ad Sanactionam s
i dubia ad bonam i
s 12
s
Tinjauan
pustaka

13

Hernia ialah Penonjolan isi rongga melalui defek atau
bagian lemah dari dinding rongga yang bersangkutan,
terdiri dari cincin, kantong dan isi hernia.
DEFINISI
Hernia inguinalis ialah kondisi fisik yang terjadi
ketika jaringan lunak (biasanya bagian dari membran
yang melapisi rongga perut alias omentum, atau
bagian dari usus) menonjol melalui titik lemah pada
otot perut, biasanya pada bagian pusar lalu masuk ke
rongga dari cincin inguinalis.

Sjamsuhidajat R, De Jong W, Editors. 2017. Buku Ajar Ilmu Bedah Sjamsuhidajat-De Jong. Sistem Organ dan Tindak Bedahnya (1). 4th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
Wahid, F. et al. 2019Hernia Inguinalis Lateralis Dextra dengan Hemiparese Sinistra. Jurnal Medicin Prefession. Vol(1).No(1)

14
Epidemiologi
Hernia inguinalis merupakan hernia yang paling sering
dijumpai dalam semua kasus hernia, meliputi 75-80%
kasus.
Prevalensi hernia inguinalis pada dinding abdomen
meliputi:
Hernia inguinalis lateralis atau hernia inguinalis indirek
(60%)
Hernia inguinalis medialis atau hernia inguinalis direk (25%)

Hernia femoralis (15%)

Hernia inguinalis lateralis dapat


dijumpai pada segala usia namun Sisi dextra
lebih sering terjadi pada usia 45-75
tahun. Sisi sinistri

80-90% : 10% : Bilateral

Hutapea,M.M, et al. 2018. Karakteristik Hernia Inguinalis di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan Tahun 2016. Jurnal Kedokteran Methodist. Vol. 11 No.1

15
etiologi
Kongenital
03
Akibat prosesus vaginalis
yang tidak menutup (paten)

Hernia secara
umum Didapat (akuisital)
lemahnya lapisan - Peningkatan tekanan
muskuloaponeurotik intraabdomen kronik
dinding perut 01 02 (akibat batuk kronik,
hipertrofi prostat,
konstipasi, kegiatan fisik
yang berlebihan,
mengangkat beban
berlebih)
- Kelemahan otot dinding
perut akibat usia

Samsuhidajat, R., de Jong. 2017. Buku Ajar Ilmu Bedah Sistem Organ dan Tindak Bedahnya (1) Ed. 4 Vol. 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC 16
Klasifikasi
Terjadinya
Letak/ ⮚ Hernia Inguinalis Medial
Anatomi
Hernia Hernia (Direk)
kongenital Diafragma Hernia inguinalis medialis,
menonjol langsung ke depan
Hernia melalui segitiga Hesselbach,
dapatan Hernia daerah yang dibatasi oleh
atau Inguinal ligamentum inguinale di bagian
akuisita inferior, pembuluh epigastrika
inferior di bagian lateral dan tepi
Arah Hernia otot rektus di bagian medial
penonjolan
Femoralis ⮚ Hernia Inguinalis Lateral
Hernia
Eksterna (Indirek)
Disebut hernia inguinalis lateralis
Hernia karena keluar dari rongga
Umbilikalis
Hernia peritoneum melalui anulus
Interna inguinalis internus yang terletak
lateral dari pembuluh epigastrika
inferior. Hernia kemudian masuk •Adult umbilical hernia repair. (2016, April)
Sjamsuhidajat R, De Jong W, Editors. 2017. Buku Ajar Ilmu Bedah Sjamsuhidajat-Deke Jong.
dalam kanalis inguinalis dan https://www.facs.org/~/media/files/education/patient%20ed/adul
tumbilical.ashx
Sistem Organ dan Tindak Bedahnya (1). 4th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran jika
EGC; cukup panjang, menonjol
keluar dari 17 annulus inguinalis
Hernia Inguinalis lateralis vs medialis
Hernia Inguinalis Lateralis/Indirect Hernia Inguinalis Medialis/Direct

Tonjolan bentuk lonjong Tonjolan bentuk bulat

Medial arteri hipogastrica inferior


Lateral arteri hipogastrica inferior
melewati trigonum Hasselbach

Penyebab:
Kongenital atau peningkatan tekanan
peningkatan tekanan intraabdomen
intraabdomen
atau kelemahan dinding

Finger tip test teraba di ujung jari Finger tip test teraba di sisi jari

Samsuhidajat, R., de Jong. 2017. Buku Ajar Ilmu Bedah Sistem Organ dan Tindak Bedahnya (1) Ed. 4 Vol. 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC 18
Berdasarkan Sifatnya
• Isi hernia dapat keluar masuk
Hernia
Reponibel

• Isi kantong tidak dapat direposisi kembali kedalam rongga


Hernia perut
Ireponibel

(1) kulit dan jaringan subkutan,


(2) lapisan otot dan/atau aponeurosis,
• Perlekatan isi kantong pada peritoneum kantong hernia (3) peritoneum parietale dan jaringan praperitoneum,
Hernia (4) kantong hernia dengan usus.
Akreata
A. Hernia reponibel tanpa ikarserasi dan strangulasi
B. Hernia ireponibel atau hernia akreta karena
pelekatan. Tidak ada gejala atau gangguan pasase
Hernia
• Bila isi terjepit oleh cincin hernia sehingga isi kantong isi usus
Inkaserata terperangkap dan tidak dapat Kembali ke rongga perut C. Hernia ikarserata dengan ileus obstruksi usus
dan
Strangulasi D. Hernia strangulata, bila ileus obstruksi disertai
nekrosis sampai gangrene akibat gangguan
● Hernia inkaserata = Hernia ireponibel + gangguan peredaran darah
pasase Sjamsuhidajat R, De Jong W, Editors. 2017. Buku Ajar Ilmu Bedah
● Hernia strangulasi = Hernia ireponibel + gangguan Sjamsuhidajat-De Jong. Sistem Organ dan Tindak Bedahnya (1). 4th ed.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
vaskular 19
Patofisiologi
Faktor kongenital Kelemahan dinding
dan faktor didapat
otot abdomen atau
↑ tek. intraabdomen
Hernia

‐ Isi rongga perut masuk melalui kanal ingunalis 🡪 keluar dari anulus ingunalis eksternus 🡪 jika
berlanjut dapat berjalan bersama korda sperma (pada laki- laki) 🡪 tonjolan akan sampai ke
skrotum.
‐ Hernia ada yang dapat kembali secara spontan maupun manual dan ada juga yang tidak
akibat perlengketan isi hernia dengan dinding kantong hernia. Keadaan ini akan
mengakibatkan kesulitan untuk berjalan atau berpindah sehingga mengganggu aktivitas.
‐ Jika terjadi penekanan terhadap cincin hernia maka isi hernia akan tercekik 🡪 hernia
strangulata (nyeri lebih berat dan kontinu, daerah benjolan menjadi merah) 🡪 gejala ileus
(perut kembung, muntah dan konstipasi) 🡪 peredaran darah terganggu 🡪 kurangnya suplai
oksigen 🡪 iskemik isi hernia 🡪 nekrosis.
‐ Jika kantong hernia berisi usus dapat terjadi perforasi 🡪 abses lokal, peritonitis.
Hernia Lateralis (Hernia Indirect) Hernia Medialis (Hernia Direct)
• Hernia yang keluar dari rongga peritoneum melalui Hernia yang melalui dinding inguinal posteromedial dari
anulus inguinalis internus yang terletak lateral dari vasa epigastrika inferior di daerah yang dibatasi segitiga
pembuluh epigastrika inferior, kemudian hernia masuk Hesselbach.
ke dalam kanalis inguinalis.
• Indirect karena keluar melalui 2 pintu dan saluran
(anulus dan kanalis inguinalis).

Hernias.
https://step1.medbullets.com/gastrointestinal/110019/hernias
manifestasi klinis
Biasanya asimtomatik sampai keluhan adanya benjolan
dirasakan. Dapat timbul nyeri atau rasa tidak nyaman.

Orang dewasa 🡪 benjolan di lipat paha yang timbul pada waktu


mengedan, batuk, atau mengangkat beban berat, dan
menghilang waktu istirahat baring.

Bayi dan anak 🡪 benjolan di lipat paha yang hilang timbul dan
biasanya diketahui oleh orangtua. Jika hernia mengganggu
anak atau bayi sering gelisah, banyak menangis, dan kadang
perut kembung 🡪 harus dipikirkan kemungkinan hernia
strangulata.
Doherty, G.M. ed., 2010. Current diagnosis & treatment: surgery (pp. 769-770). New York, NY, USA: Lange Medical Books/McGraw-Hill.
DIAGN
OSIS Anamnesis
Chief Complaint
1. Timbul benjolan yang semakin membesar pada posisi berdiri dan akan
mengecil pada posisi tidur
‐ Anak kecil 🡪 sering menangis, mengejan, batuk, BAK lancar/tidak
‐ Usia lanjut 🡪 pekerjaan & aktivitas, penyakit kronis, BPH, sering partus
2. Lokasi benjolan
3. Sifat benjolan
‐ Dapat dimasukkan atau tidak
‐ Nyeri atau tidak

Samsuhidajat, R., de Jong. 2017. Buku Ajar Ilmu Bedah Sistem Organ dan Tindak Bedahnya (2) Ed. 4 Vol. 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Ikatan Ahli Bedah Indonesia (IABI). Bedah Digestif. 2002.
Pemeriksaan fisik & Pemeriksaan
DIAGN
OSIS Khusus
Pasien diminta mengedan atau batuk sehingga benjolan atau keadaan asimetri dapat dilihat.
Inspeksi Perhatikan keadaan asimetri pada kedua sisi lipat paha, skrotum, atau labia dalam posisi berdiri
dan berbaring.

Teraba benjolan, analisis konsistensinya dan coba reposisi benjolan, Finger test, Thumb test,
Palpasi Ziemen test, nyeri tekan atau tidak, pada anak dapat ditemukan Silk sign

Perkusi Timpani bila hernia berisi usus

Ditentukan oleh isi dari hernia, berisi usus = terdengar peristaltik usus;
Auskultasi hernia omentum = tidak terdengar apa-apa

Pemeriksaan Rectal toucher, transiluminasi skrotum


Khusus

Sjamsuhidajat R, De Jong W, Editors. 2017. Buku Ajar Ilmu Bedah Sjamsuhidajat-De Jong. Sistem Organ dan Tindak Bedahnya (1). 4th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
Finger Test ZIEMEN Test

1. Menggunakan jari ke 2 atau jari ke 5 1. Posisi berbaring, bila ada benjolan masukkan
2. Dimasukkan lewat skrotum melalui anulus dulu (biasanya oleh penderita)
eksternus ke kanal inguinal 2. Hernia kanan diperiksa dengan tangan kanan
3. Penderita disuruh batuk: 3. Penderita disuruh batuk bila rangsangan pada:
‐ Bila impuls di ujung jari berarti Hernia ‐ Jari ke 2: Hernia Inguinalis Lateralis
Inguinalis Lateralis ‐ Jari ke 3: Hernia Inguinalis Medialis
‐ Bila impuls di samping jari Hernia Inguinalis ‐ Jari ke 4: Hernia Femoralis
Medialis
Thumb Test transiluminasi
(diapanaskopi)

1. Posisi berbaring, atau berdiri. Bila ada benjolan


masukkan dulu (biasanya oleh penderita)
2. Ibu jari kita tekan pada annulus internus
3. Penderita disuruh batuk atau mengejan. 1. Struktur vaskuler, tumor, darah, hernia
‐ Bila benjolan keluar waktu mengejan: dan testis normal tidak dapat ditembus
hernia inguinalis medialis sinar.
‐ Bila benjolan tidak keluar: hernia 2. Transmisi cahaya (bayangan merah)
inguinalis lateralis (+) 🡪
rongga yang mengandung cairan
serosa 🡪
DIAGN
OSIS Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Lab Pemeriksaan Pencitraan
1. Leukocytosis 🡪 shift to the left yang 1. Pencitraan biasanya tidak
menandakan terjadinya strangulasi direkomendasikan pada hernia
2. Elektrolit, BUN, kadar kreatinin yang Inguinalis
tinggi akibat muntah-muntah dan 2. Ultrasonografi: dapat membantu
menjadi dehidrasi yang dalam penilaian pasien tertentu,
menandakan adanya gangguan contoh: membedakan antara
pasase usus. hidrokel, nodus limfatikus patologis
3. Urinalisis 🡪 untuk menyingkirkan dan hernia inguinalis
diagnosis banding yakni masalah 3. CT scan: mengevaluasi pelvis untuk
pada traktus genitourinarius yang mencari adanya hernia obturator
menyebabkan nyeri lipat paha

Samsuhidajat, R., de Jong. 2017. Buku Ajar Ilmu Bedah Sistem Organ dan Tindak Bedahnya (2) Ed. 4 Vol. 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Ikatan Ahli Bedah Indonesia (IABI). Bedah Digestif. 2002.
diagnosis banding
1. Hidrokel
2. Varikokel
3. Sports hernia
4. Groin lymphadenopathy / abcessess
5. Lipoma dari korda (hernia lemak peritoneal)
6. Testis ektopik

Hernia inguinalis 🡪 adanya impuls pada massa ketika batuk, adanya


bising usus pada massa, transiluminasi (-)

Doherty, G.M. ed., 2010. Current diagnosis & treatment: surgery (pp. 770). New York, NY, USA: Lange Medical Books/McGraw-Hill.
Tatalaksana
Non-operatif
• watchful waiting: untuk pasien dengan
gejala minimal/asimptomatik
• reposisi bimanual dengan posisi
tredelenburg
• truss: dilepas malam hari dan dipakai di
pagi hari sebelum pasien bangun
• analgesik
• sedasi
*Reposisi tidak dilakukan pada hernia
strangulata kecuali pada pasien anak
Doherty, Gerard M. 2015. Current Diagnosis & Treatment Surgery. Fourteenth Edition. New York: McGraw-Hill Education
Sjamsuhidajat, R, et al. 2016. Buku Ajar Ilmu Bedah Sjamsuhidajat-De Jong: Sistem Organ dan Tindak Bedahnya (1). Edisi 4, Vol. 2. Jakarta: EGC.
Townsend, CM, et al. [Ed.]. 2017. Sabiston Textbook of Surgery: the biological basis of modern surgical practic. 20th Edition. Philadelphia: ELSEVIER.

30
Operatif
Tatalaksana
• Herniotomi: pembebasan kantong hernia
• Hernioplasti: memperkecil anulus inguinalis internus dan memperkuat dinding
belakang kanalis inguinalis. Ada 2 metode yaitu, Bassini (lig. inguinale pouparti)
dan Lotheissen-McVay (lig. Cooper). McVay adalah satu-satunya teknik yang
dapat digunakan pada hernia femoralis. Kelemahan bassini adalah regangan
berlebihan pada otot-otot yang dijahit. Mesh Prostetis dapat memperkuat fasia
transversalis tanpa menjahitkan otot-otot ke lig. inguinale.
• Laparoskopik: IPOM pada dinding perut atau TAPP atau TEP.
Jika pasien ada leukositosis/tanda klinis peritonitis/ kantung hernia cairan gelap
maupun berdarah maka dilakukan laparatomi eksplorasi.

Doherty, Gerard M. 2015. Current Diagnosis & Treatment Surgery. Fourteenth Edition. New York: McGraw-Hill Education
Hammoud, M dan Jeffrey Gerken. 2020. Inguinal Hernia. Treasure Island: StatPearls Publishing.
Sjamsuhidajat, R, et al. 2016. Buku Ajar Ilmu Bedah Sjamsuhidajat-De Jong: Sistem Organ dan Tindak Bedahnya (1). Edisi 4, Vol. 2. Jakarta: EGC.

31
Tatalaksana

32
Townsend, CM, et al. [Ed.]. 2017. Sabiston Textbook of Surgery: the biological basis of modern surgical practic. 20th Edition. Philadelphia: ELSEVIER.
33

Komplikasi
Seroma

Hematoma

Retensi Urin

Infeksi Area Operasi

Nyeri Kronik dan Neuralgia

Rekurensi Hernia

Orkitis iskemik dan atrofi testis

Hammoud, M dan Jeffrey Gerken. 2020. Inguinal Hernia. Treasure Island: StatPearls Publishing.
Townsend, CM, et al. [Ed.]. 2017. Sabiston Textbook of Surgery: the biological basis of modern surgical practic. 20th Edition. Philadelphia: ELSEVIER.
Progno
sis
Infeksi luka
pasca
operasi

Dialisis
Secara keseluruhan, hernia inguinalis Batuk kronis,
peritoneal
kronis,
dikaitkan dengan prognosis yang baik. BPH dan
konstipasi,
sirosis
dengan
Hernia direk tingkat rekurensinya lebih asites,
perokok
tinggi dibandingkan hernia indirek Rekurensi
karena jaringan yang lebih lemah. Hernia
Tingkat kekambuhan setelah Inguinalis
perbaikan hernia pada orang dewasa Pasien
Riwayat
dilaporkan sebanyak 4%. Alasan hernia
dengan
steroid atau
sebelumnya
kekambuhan termasuk kegagalan malnutrisi

untuk mengidentifikasi hernia


Kualitas
femoralis atau indirek. jaringan dan
teknik
operasi

Doherty, Gerard M. 2015. Current Diagnosis & Treatment Surgery. Fourteenth Edition. New York: McGraw-Hill Education
Hammoud, M dan Jeffrey Gerken. 2020. Inguinal Hernia. Treasure Island: StatPearls Publishing. 34
Daftar Pustaka
‐ Doherty, G.M. ed., 2010. Current diagnosis & treatment: surgery (pp. 770). New York, NY, USA:
Lange Medical Books/McGraw-Hill.
‐ Hammoud, M dan Jeffrey Gerken. 2020. Inguinal Hernia. Treasure Island: StatPearls Publishing.
‐ Hutapea,M.M, et al. 2018. Karakteristik Hernia Inguinalis di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Pirngadi Medan Tahun 2016. Jurnal Kedokteran Methodist. Vol. 11 No.1
‐ Sjamsuhidajat R, De Jong W, Editors. 2017. Buku Ajar Ilmu Bedah Sjamsuhidajat-De Jong. Sistem Organ dan
Tindak Bedahnya (1). 4th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
‐ Townsend, C.M., Beauchamp, R.D., Evers, B.M. and Mattox, K.L., 2016. Sabiston textbook of
surgery E-book. Elsevier Health Sciences.
‐ Wahid, F. et al. 2019Hernia Inguinalis Lateralis Dextra dengan Hemiparese Sinistra. Jurnal Medicin
Prefession. Vol(1).No(1)\

35
Terima kasih :)
Extra graphics

37

Anda mungkin juga menyukai