Anda di halaman 1dari 24

Appendicitis Akut

Kelompok C dan D
Pembimbing
dr. Kamal Anas, Sp.B

Kepaniteraan Klinik Bedah


Periode 29 Maret – 25 April 2021
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
Anggota Kelompok
Dadi Satrio Wibisono Rachmat (C1) 1102013067
Danti Fadhila (C2) 1102016046
Deshe Karunia Astuti (C3) 1102016049
Siti Jarofiyah (D1) 1102015225
Suryani Nurfitri Handayani (D2) 1102015231
Syahria Putri Safira (D3) 1102016212
Identitas Pasien
• Nama : Ny.H
• Umur : 25 tahun
• Jenis kelamin : Perempuan
• Alamat : Jl. Cempaka Putih
• Status Perkawinan : Menikah
• Agama : Islam
• Pendidikan : SMP
• Pekerjaan : Guru
• Suku : Betawi
• Masuk rumah sakit : 8 April 2021
Anamnesis
Keluhan utama :
 Nyeri perut kanan bawah

Riwayat penyakit sekarang :


 Ny. H datang ke IGD RS YARSI dengan keluhan nyeri perut kanan bawah sejak 1 hari SMRS. Nyeri yang
dirasakan seperti tertusuk tusuk dan terus menerus. Pada awalnya nyeri dirasakan mulai dari ulu hati kemudian
berpindah ke perut kanan bawah. Pasien merasakan nyeri dengan skala 8/10. Nyeri dirasakan memberat saat perut
ditekan dan pasien bergerak, sehingga pasien harus membungkukkan badan untuk mengurangi rasa sakitnya.
Pasien mengalami demam sejak satu hari sebelum masuk Rumah Sakit, demam dirasakan terus-menerus
sepanjang hari. Selain itu pasien juga merasa nafsu makan yang menurun, mual tetapi tidak muntah, berat badan
menurun, BAB & BAK normal.
 Riwayat siklus menstruasi pasien teratur dengan lama haid 6-7 hari. Pola makan pasien tidak teratur, suka
mengkonsumsi makanan yang pedas, jarang memakan sayuran dan buah buahan. Riwayat trauma juga di sangkal.
Anamnesis
Riwayat Penyakit Dahulu :
 Pasien tidak pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya.
 Riwayat asma : disangkal,
 Riwayat hipertensi : disangkal,
 Riwayat DM : disangkal,
 Riwayat penyakit jantung : disangkal,
 Riwayat alergi obat : disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga :


 Keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan serupa dengan pasien

Riwayat Kebiasaan :
 Pola makan pasien tidak teratur dan suka mengkonsumsi makanan yang pedas, dan jarang
memakan sayuran dan buah. Kebiasaan merokok disangkal, alkohol disangkal.
Pemeriksaan Fisik
 Keadaan umum : Tampak sakit sedang
 Kesadaran (GCS) : Composmentis, 15 (E4M5V6)

Tanda vital
 Tekanan darah : 110/80 mmHg
 Nadi : 86x/menit
 Pernafasan : 23x/menit
 Suhu : 38,3 ºC
Status Generalis
 Kepala : Normocephal, krepitasi (-), deformitas (-)
 Leher : Tidak ada pembesaran KGB
 Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil
isokor 3mm/3mm
 Hidung : Normotia, deviasi septum (-), sekret -/-, darah -/-
 Telinga : Normotia, serumen -/-
 Mulut : Caries (-), lidah kotor (-), tonsil T1-T1, faring tidak
hiperemis
Status Generalis
1. Thoraks
 Paru
• Inspeksi : Bentuk dada normochest. Pergerakan dinding dada simetris, skar (-)
• Palpasi : Vokal fremitus paru kanan dan kiri simetris, nyeri tekan -/-
• Perkusi : Sonor dikedua  lapang paru
• Auskultasi : Vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
 Jantung : BJ I - II Regular, Murmur (-), Gallop (-)

2. Abdomen : Status Lokalis

3. Ekstremitas
 Ekstremitas atas : Akral hangat +/+, edema -/-, RCT < 2 detik
 Ekstremitas bawah : Akral hangat +/+, edema -/-, RCT < 2 detik
Status Lokalis
REGIO ABDOMEN
INSPEKSI Bentuk simetris, datar
PALPASI • Nyeri tekan Mc Burney (+)
• Rovsing Sign (+)
• Blumberg Sign (+)
• Obturator Sign (+)
• Psoas Sign (+)
• Massa (-)
• Splenomegali (-)
• Hepatomegali (-)
PERKUSI • Nyeri ketok kanan bawah
• Bunyi timpani
AUSKULTASI • Bising usus (+) 20x/menit

Rectal Toucher : Tonus Spincter ani baik, ampulla tidak kolaps, mukosa licin, nyeri tekan pada pukul
10-11, pada handscoon tidak terdapat feses, darah (-), feses (-)
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium :
1. Jumlah leukosit
 Leukosit : 12,5 x 109/L (4 – 11 x 109/L)

2. Hitung jenis sel darah putih normal


 Neutrofil : 10,5 x 109/L (2,0 – 7,5 x 109/L)

Pemeriksaan Radiologi :
1. X-Ray
2. USG
Alvarado score : 9
Diagnosis Banding
1. Kista ovarium ruptur
2. Batu ureter dektra
3. Kehamilan Ektopik

Diagnosis Kerja
1. Appendisitis Akut
Rencana Terapi
1. PRE-OPERATIF :
 IVFD RL 20 tpm
 Inj. Ranitidin 2 x 50 mg
 Inj. Ketorolax 3 x 30 mg
 Konsultasi ke dokter spesialis bedah
 
2. OPERATIF :
 Apendectomy
Prognosis
ad vitam : Dubia ad bonam
ad functionam : Dubia ad bonam
ad sanationam : Dubia ad bonam
Resume
Ny. H datang ke IGD RS YARSI dengan keluhan nyeri perut kanan bawah sejak 1 hari SMRS. Nyeri yang
dirasakan seperti tertusuk tusuk dan terus menerus. Pada awalnya nyeri dirasakan mulai dari ulu hati
kemudian berpindah ke perut kanan bawah. Pasien merasakan nyeri dengan skala 8/10. Nyeri dirasakan
memberat saat perut ditekan. Pasien mengalami demam sejak satu hari Sebelum Masuk Rumah Sakit,
demam dirasakan terus-menerus. Pasien juga merasa nafsu makan yang menurun, mual tetapi tidak
muntah, berat badan menurun, BAB & BAK normal. Riwayat siklus menstruasi normal. Pola makan
pasien tidak teratur, suka mengkonsumsi makanan yang pedas, jarang memakan sayuran dan buah.
Pada pemeriksaan fisik tampak sakit sedang, tekanan darah 110/80 mmhg, suhu 38,3ºC. Pada pemeriksaan
abdomen nyeri tekan McBurney (+), Rovsing sign (+), Blumberg sign (+), Obturator sign (+), Psoas sign
(+). Pada pemeriksaan laboratorium menunjukkan nilai leukosit dan neutrophil meningkat.
Anatomi Appendiks
 Appendiks: organ limfoid membentuk
immunoglobulin, berbentuk tabung, panjangnya
kira-kira 10 cm (kisaran 3-15 cm), diameter 0,5-1
cm, dan berpangkal di caecum.
 Lumennya sempit di bagian proksimal dan
melebar di bagian distal.
 Appendiks terletak di kuadran kanan bawah
abdomen, di ileocaecum, pertemuan ketiga taenia
coli (taenia libera, taenia colica, dan taenia
omentum)
 Struktur appendiks mirip dengan usus mempunyai
4 lapisan: mukosa, submukosa, muskularis
eksterna/propria (otot longitudinal dan sirkuler)
dan serosa
Vaskularisasi Appendiks
 Persarafan parasimpatis berasal dari cabang
N.Vagus yang mengikuti A.Mesenterika
superior dan A. Appendikularis
 Persarafan simpatis berasal dari N. Torakalis
X
 Nyeri visceral pada appendicitis bermula di
sekitar umbilikus.
 Pendarahan appendiks berasal dari A.
Appendikularis yang merupakan arteri tanpa
kolateral.
 Jika arteri ini tersumbat, misalnya karena
trombosis pada infeksi, appendiks akan
mengalami gangren
Definisi Appendisitis Akut
Apendisitis Akut adalah inflamasi pada vermiform appendiks dan
ini merupakan kasus operasi intraabdominal tersering yang
memerlukan tindakan bedah.

Sumber: Williams B A, Schizas A M P, Management of Complex Appendicitis. Elsevier. 2010. Surgery


28:11. p544048
Epidemiologi Appendisitis Akut
Angka kejadian appendicitis cukup tinggi didunia. Berdasarkan WHO (2010) yang dikutip
oleh Naulibasa (2011), angka mortalitas akibat appendicitis adalah 21.000 jiwa, dimana
populasi laki-laki lebih banyak dibandingkan populasi perempuan. Terdapat 70.000 kasus
appendisitis di Amerika Serikat tiap tahunnya (Sulung & Rani, 2017).

Sedangkan data yang dirilis oleh Kemenkes RI pada tahun 2011 jumlah penderita
appendicitis di Indonesia mencapai 591.819 orang dan meningkat pada tahun 2012 sebesar
596.132 orang. Kelompok usia yang umumnya mengalami appendicitis yaitu pada usia 10-
30 tahun. Dimana insiden laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan (Hadija, Tunny, dkk,
2016).

SUMBER : Nababan T, dkk. 2019. Pengaruh Teknik Back Massage Terhadap Penurunan Intensistas Nyeri Pada
Pasien Post Operasi Appendisitis Di RSU Royal Prima Medan 2018. Medan: Jurnal Keperawatan Prioriy
Etiologi Appendisitis Akut
1. Etiologi : Infeksi bakteri
 E.Coli
 Streptococcus
2. Faktor pencetusnya adalah :
 Hiperplasia Jaringan
 Limfoid
 Fekalit
 Tumor Apendiks
 Cacing Askaris
 E. Histolitica
 Kebiasaan makan - makanan rendah serat dan menyebabkan konstipasi

Sumber : Sjamsuhidajat. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi II. Jakarta : EGC
Manifestasi Klinis Appendisitis Akut
Gejala:
• Nyeri samar- Tanda:
samar dan tumpul • Demam
di daerah • Kembung
epigastrium di • Mc Burney sign
sekitar umbilikus • Obturator sign
• Mual muntah • Rovsing sign
• Nafsu makan • Psoas sign
berkurang
• Dalam beberapa
jam nyeri akan
berpindah ke titik
Mc.Burney
• Konstipasi
Jenis Posisi Appendisitis Akut
Promontorik
Paracaecal
ujung appendiks menunjuk ke arah
appendiks terletak horizontal di
promontorium sacri.
belakang caecum.

Retrocolic Pelvic Descenden


appendiks berada di belakang kolon Appendiks menggantung ke arah pelvis
ascenden dan biasanya retroperitoneal. minor.

Retrocaecal
Antecaecal Intraperitonal atau retroperitoneal;
appendiks berada di depan caecum. appendiks berputar ke atas ke belakang
caecum.
Daftar Pustaka
• Williams B A, Schizas A M P, Management of Complex Appendicitis. Elsevier. 2010. Surgery 28:11.
p544048.
• Nababan T, dkk. 2019. Pengaruh Teknik Back Massage Terhadap Penurunan Intensistas Nyeri Pada
Pasien Post Operasi Appendisitis Di RSU Royal Prima Medan 2018. Medan: Jurnal Keperawatan
Prioriy.
• Sjamsuhidajat. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi II. Jakarta : EGC
THANKS!

Anda mungkin juga menyukai