Anda di halaman 1dari 8

BST HERNIA INGUINAL

IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. H
Jenis Kelamin: Laki-laki
Umur: 52 tahun
Alamat: Gang Murni Rt 27 No. 338
Agama: Islam
Pekerjaan: Buruh Harian

KELUHAN UTAMA
Pada Pasien laki-laki, usia 52 tahun datang dengan keluhan benjolan pada lipat paha
kiri sejak 6 bulan SMRS.

RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT


Pasien datang ke Poli Bedah RS Muhammadiyah Palembang datang dengan keluhan
benjolan dilipat paha kiri sejak 1 tahun lalu. Benjolan dirasakan hilang timbul. Benjolan
timbul saat pasien bekerja atau mengedan dan menghilang saat pasien berbaring atau
istirahat. Semakin hari benjolan bertambah dan mengganggu aktivitas. Benjolan tidak disertai
nyeri, mual, muntah dan demam juga tidak ada. Riwayat BAB dan BAK dalam batas normal.
Riwayat penyakit sebelumnya tidak ada, riwayat penyakit keluarga yang sama tidak ada.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


o Riwayat trauma (-)
o Riwayat penyakit hipertensi (-)
o Riwayat penyakit diabetes mellitus (-)
o Riwayat batuk lama (-)
o Riwayat alergi atau asma (-)
o Riwayat operasi (+) pergelangan kaki 1 bulan lalu
RIWAYAT KEBIASAAN
o Riwayat sosial dan ekonomi: Baik, ekonomi menengah kebawah
o Riwayat olahraga rutin (-)
o Riwayat merokok (+)
o Riwayat konsumsi makanan manis (+)
o Riwayat minum alkohol (-)
o Riwayat menggunakan narkoba (-)

PEMERIKSAAN FISIK
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran
compos mentis, tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 82x/menit, pernafasan 20x/menit, suhu
36,8℃, IMT 20,4 (normoweight). Status generalis didapatkan kepala, leher, thoraks,
abdomen dalam batas normal

• KU : Tampak sakit sedang

• Kesadaran : Compos mentis

• TD : 110/80 mmHg

• Nadi : 82x/menit

• RR : 20 x/menit

• Suhu : 36,8oC

• Berat Badan : 51 kg

• Tinggi Badan : 158 cm

SpO2 : 99%

Pemeriksaan Kepala

Bentuk kepala : Normochepali

Rambut : Hitam, tidak rontok, sukar dicabut


Muka : Simetris, pucat (-)

Pemeriksaan Mata

Exoftalmus : Tidak ada

Endoftalmus : Tidak ada

Palpebra : Edema (-/-)

Konjungtiva : Pucat (-/-)

Sklera : Kuning (-/-)

Pupil : Refleks cahaya (+/+), (3mm/3mm), isokor

Gerakan : Bebas kesegala arah

Lapang Pandang : Luas

Pemeriksaan Hidung

Deformitas : (-)

Nefas Cuping Hidung : (-/-)

Sekret : (-)

Epistaksis : (-)

Mukosa Hiperemis : (-)

Septum Deviasi : (-)

Pemeriksaan Telinga

Liang Telinga : Normal

Serumen : (-/-)

Secret : (-/-)

Nyeri Tekan : (-/-)

Gangguan Pendengaran : (-/-)

Pemeriksaan Mulut dan Tenggorokan


Bibir : Sianosis (-)

Gusi : Merah muda

Lidah : Normal

Tonsil : T1-T1

Faring : Tidak hiperemis

Pemeriksaan Leher

Inspeksi : Simetris, tidak terlihat benjolan, lesi pada kulit (-)

Palpasi : Pembesaran tiroid (-), pembesaran KGB

JVP : 5-2 cmH2O

Pemeriksaan Thoraks

Bentuk : Datar, barrel chest (-), simetris saat statis dinamis

Kulit : Pucat (-), ikterik (-), spider navi (-)

Paru

I : Simetris kanan dan kiri

P : Stemfremitus kanan dan kiri sama normal anterior-posterior

P : Sonor (+/+) dikedua lapang paru anterior-posterior

A : Vesikuler (+/+) Normal, Rh (-/-), Whz (-/-)

Cor

I : Ictus Cordis tidak terlihat

P : Ictus Cordis tidak teraba, Thril (-)

P : Batas kanan : ICS IV, linea sternalis dextra

Batas kiri : ICS V, midklavikularis sinistra

Batas atas : ICS II, linea parasternalis sinistra

A : S1-S2 Reguler normal, Murmur (-), Gallop (-)


Pemeriksaan Abdomen

I : Datar, lemas, tidak terlihat ada massa

P : nyeri tekan (-), massa (-)

P : Timpani (+), Shifting dullnes (-), Undulasi (-)

A : Bising usus (+) normal

Genitalia

Tampak benjolan pada lipat paha kiri yang turun ke kantung buah zakar.

Status Lokalis

Regio Inguinalis Sinistra

Inspeksi : Terdapat benjolan berbentuk lonjong, warna massa sama seperti kulit

sekitar, hiperemis (-), ukuran ± 4x6 cm

Palpasi : Teraba benjolan pada regio inguinal sinistra dengan permukaan licin,

konsistensi kenyal, nyeri tekan (-), suhu sama dengan sekitar, dapat

didorong masuk ke rongga abdomen.

LABORATORIUM
Pada pemeriksaan penunjang laboratorium darah lengkap didapatkan hemoglobin
13,1 gr/dL (normal: 12-16 g/dL), hematokrit 44% (normal : 42,0-52,0%), Trombosit
350.000/uL (normal : 150.000-440.000/ uL), Leukosit 9.700/uL (normal : 4.200-11.000/uL)
Hitung Jenis : 3/0/45/35/15/1. LED 1 Jam : 3 mm/ jam (normal < 10 mm/ jam), gula darah
sewaktu 121 mg/dl (normal: < 200 mg/dl)
TATALAKSANA
Non- Medikamentosa:
 Edukasi tentang penyakit hernia, penyebab, faktor risiko dan cara pengobatan.
 Edukasi mengenai tindakan operatif yang akan dilakukan.
 Rujuk ke dokter spesialis bedah (herniotomy dan hernioplasty)
Medikamentosa
 Cefixime 2x200 mg
 Ceftriaxon 1 gr
 Asam mefenamat 3x500 mg
 Omeprazole 2x20 mg
 Ketorolac 1 ampul

KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi berupa perlengketan, terjadi strangulasi, abses local,
fister hingga peritonitis.

PROGNOSIS

Quo ad vitam : dubia ad Bonam


Quo ad functionam : dubia ad Bonam
Quo ad sanationam : dubia ad Bonam

PERTANYAAN
RPP
1 Apa yang terjadi jika hernia tidak segera diobati?
Jawab:
Tergantung pada jenis hernia, membiarkannya tidak diobati dapat berakibat buruk.
Untuk hernia yang lebih kecil tanpa gejala, mengawasi dan menunggu adalah pilihan
yang masuk akal bagi pasien yang termotivasi, namun pada hernia yang lebih besar,
usus atau organ lain dapat tersangkut dan dapat “tercekik”, menyebabkan rasa sakit
dan membuat usus atau organ tersebut berisiko mengalami kematian. Satu-satunya
hernia yang dapat dipantau dengan aman adalah hernia pusar atau selangkangan kecil
tanpa gejala.

RPD
2 Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya hernia inguinalis lateralis?
Jawab:
- Prosesus vaginalis yang persisten
- Peninggian tekanan dalam rongga perut (seperti batuk kronik, hipertrofi prostat,
konstipasi dan kehamilan)
- Kelemahan otot dinding perut (karena usia, kerusakan nervus ileoinguinalis dan
nervus ileofemoralis setelah apendektomi)

Pemeriksaan fisik
3 Apa gejala klinis pada pasien hernia inguinalis lateralis?
Jawab:
- Timbul benjolan di lipat paha saat berdiri, batuk, bersin atau mengedan dan hilang
saat berbaring
- Nyeri disertai mual muntah pada keadaan inkaserata atau strangulate

4 Bagaimana pemeriksaan fisik pada hernia inguinalis lateralis?


Jawab:
- Pemeriksaan fisik pada hernia inguinal dapat dilakukan dengan beberapa cara
diantaranya adalah finger test dan thumb test
- Finger test
o Jari telunjuk dimasukkan melalui annulus eksternus pada kanalis
inguinalis, kearah anulus internus lalu pasien disuruh mengejan, jika ada
pendesakan yang dirasakan pada ujung jari pasien tersebut mengidap
hernia inguinalis lateralis
- Thumb test
o Ibu jari ditutupkan pada anulus internus (pertengahan antara spina iliaca
anterior superior dan tuberculum pubicum, kurang lebih 2 cm diatasnya).
Jika benjolan tidak keluar saat penderita mengejan maka pasien tersebut
mengidap penyakit hernia inguinalis lateralis.

Tatalaksana
5 Mengapa pada hernia inguinalis lateralis insisi kulit ditentukan tempatnya dengan
tepat?
Jawab:
Karena untuk mencegah cedera pada nervus iliohipogastrikus dan ilioinguinalis, yang
penting dalam persarafan kulit pada kulit abdomen bawah, penis dan skrotum.

6 Bagaimana prosedur operasi yang dilakukan pada pasien hernia inguinalis lateralis?
Jawab:
Prosedur-prosedur yang digunakan pada operasi hernia inguinalis lateralis meliputi:
- Herniotomi: pengangkatan kantong hernia, isinya dikembalikan lagi ke abdomen,
lapisan otot dan fasia dijahit, dapat dilakukan melalui laparoskopi pada pasien
rawat jalan .
- Hernioplasty: melibatkan penjahitan penguatan, untuk memperbaiki hernia pada
hernia terstrangulasi. Pada hernioplasty dilakukan tindakan memperkecil annulus
inguinalis internus dan memperkuat dinding kanalis inguinalis.

7 Apa perbedaan operasi metode Bassini dan metode Mc Vay?


Jawab:
- Metode bassini: bertujuan merapatkan dengan menjahit conjoint tendon
(pertemuan muskulus transversum internus abdomen dan muskulus obliqus
internus abdomen) ke ligamentum inguinal
- Metoden Mc Vay: menjahit fasia tranversa, muskulus tranversus abdomen dan
muskulus obliqus internus ke ligament cooper.

Komplikasi
8 Apa penyebab komplikasi pada pasien setelah menjalani hernoraphi inguinalis?
Jawab:
Komplikasi terjadi karena penempatan jahitan yang kurang hati-hati pada pembuluh
darah iliaka eksterna atau femoralis.
Selain itu juga dapat menyebabkan komplikasi berupa cedera pada nervus
ilioinguinalis dan iliohypogastrika berupa perasaan baal di atas daerah kulit.
Komplikasi jika terkena arteri spermatika mengalami oskitis iskemik dan atrofi testis.

Anda mungkin juga menyukai