AMBLYOPIA
Fransiska Delvia, S. Ked
Melenia Rhoma Dona YS
Dosen Pembimbing : dr. Ibrahim Sp.M
BAB 1 - PENDAHULUAN
Kelainan refraksi adalah keadaan bayangan
tegas tidak dibentuk pada retina. Secara umum,
terjadi ketidakseimbangan sistem penglihatan
pada mata sehingga menghasilkan bayangan
yang kabur.
ANATOMI
Fisiologi Penglihatan
Media Refraksi
Komponen optik mata yang berperan sebagai media
refraksi adalah kornea, humor akuos, lensa, dan
badan vitreus. Cahaya yang masuk ke dalam mata
mengalami pembiasan melewati media refraksi pada
aksis visual, lalu ditangkap oleh sel fotoreseptor
retina.
DEFINISI
MIOPIA Miopia adalah perbedaan antara kekuatan refraksi dan panjang aksial pada
mata sehingga
1 berkas cahaya yang melewati kornea dan lensa mata tidak
bayangan menjadi kabur sama sekali ketika pasien melihat benda yang
jauh letaknya.
EPIDEMIOLOGI
Di tahun 12020, laporan World Health Organization (WHO) memperkirakan 2,6
milyar orang seluruh usia di dunia mengidap miopia.
ETIOLOGI
1. Jarak yang terlalu dekat pada waktu membaca buku
1
2. Genetik atau keturunan.
3. Kebiasaan buruk
4. Kekurangan gizi yang dibutuhkan mata
KLASIFIKASI
1. Berdasarkan derajat miopia dibagi menjadi ringan, sedang dan berat
1
2. Berdasarkan onset terjadinya miopia dibedakan menjadi kongenital , miopia
onset muda, dewasa muda
3. Berdasarkan klinis miopia dibedakan menjadi miopia simpleks, nokturnal,
MANIFESTASI KLINIS
1
1. Penglihatan untuk jarakjauh kabur
2. Penglihatan jarang dekat jelas
DIAGNOSIS
1. Anamnesis
1 (penglihatan jarak jauh kabur)
2. Pemeriksaan subyektif dapat digunakan metode trial and error dengan
menggunakan kartu Snellen
3. Pemeriksaan secara (alat retinoskopi atau autorefraktometer).
TATA LAKSANA
koreksi visus yang dilakukan dengan pemberian kacamata, lensa kontak atau dengan
bedah refraktif pada pasien dengan miopia derajat berat.
1
PROGNOSIS KOMPLIKASI
Prognosis1 miopia sesuai dengan derajat
1. Ablasio retina
2. Katarak
keparahannya. Penyulit yang dapat timbul
3. Perdarahan vitreous
pada pasien miopia adalah terjadinya ablasi 4. Perdarahan koroid
retina dan juling. 5. Strabismus
6. Kebutaan
DEFINISI
ASTIGMA
Astigmatisma adalah kelainan refraksi dimana sinar sejajar
TISME 1
EPIDEMIOLOGI
1
World Health Organization (WHO) melaporkan kelainan refraksi mata di dunia
sekitar 43%..
ETIOLOGI
1. Kelainan pada retina
2. Kelainan pada lensa
3. Intoleransi
1 lensa atau lensa kontak pada post keratoplasty
4. Trauma pada kornea
5. Tumor.
KLASIFIKASI
1. Berdasarkan bentuk astigma reguler dan ireguler
1
2. Berdasarkan tipe astigmatisma hipermetrop simpleks, astigmatisma miopia
simpleks, astigmatisma hipermetrop kompositus, astigmatisma miopi dan
stigmatisma mikstus.
MANIFESTASI KLINIS
1
1. Penglihatan kabur
2. Kadang kadang sakit kepala
3. Mata lelah
DIAGNOSIS
1. Anamnesis
1 (penglihatan jarak jauh kabur)
2. Pemeriksaan subyektif dapat digunakan metode trial and error dengan
menggunakan kartu Snellen
3. Pemeriksaan secara (alat retinoskopi atau autorefraktometer).
TATA LAKSANA
koreksi visus yang dilakukan dengan pemberian kacamata, lensa kontak atau dengan
bedah refraktif pada pasien dengan miopia derajat berat.
1
PROGNOSIS KOMPLIKASI
kondisi buruk
1 dapat dicegah melakukan 1. Ulkus Kornea
2. Keratitis
koreksi pada visus menggunakan kacamata
3. Infeksi danperfoasi kornea
atau lensa silindris.
Koreksi penglihatan menggunakan laser
menghilangkan, atau sangat mengurangi
astigmatisme
DEFINISI
Ambliopia berasal dari Bahasa Yunani yaitu amblyos (tumpul) dan opia
AMBLYOPIA (penglihatan). Dikenal juga dengan “lazy eye” atau mata malas. Ambliopia
1
merupakan penurunan visus meskipun dengan koreksi terbaik ketajaman
visual (juga disebut sebagai koreksi ketajaman visual jarak jauh) yang tidak
dapat dikaitkan secara langsung dengan efek dari kelainan struktural dari
mata atau aksis visual.
Etiologi
1.Kelainan refraksi (hyperopia, myopia, dan astigmatisma)
2.Perbedaan yang besar kekuatan refraksi antara mata kanan dan kiri
1
3.Mata juling
4.Hambatan masuknya cahaya ke dalam mata (kelopak mata jatuh/ptosis,
katarak, kekeruhan kornea, atau sebab lain).
Klasifikasi amblyopia
Ambliopia diklasifikasikan berdasarkan penyebab yang mendasari kelainan,
1
yaitu:
1. Amblyopia refraktif
Dibagi menjadi 2 tipe: anisometropik dan isoametropik.
2. Ambliopia strabismik
3. Ambliopia deprivasi
Gejala
1. Mata terlihat tidak bekerja secara bersamaan.
2. Salah satu mata sering bergerak ke arah dalam atau luar.
3. Anak sulit
1 memperkirakan jarak.
4. Anak sering memicingkan mata atau menutup salah satu mata ketika melihat.
5. Anak sering memiringkan kepala agar dapat melihat dengan lebih jelas.
6. Hasil tes penglihatan yang buruk
Ambliopia didiagnosis bila terdapat penurunan tajam penglihatan yang tidak
dapat dijelaskan, dimana hal tersebut ada kaitan dengan riwayat atau kondisi
1
yang dapat menyebabkan ambliopia. Penegakkan diagnosis dilakukan dengan
anamnesis dan pemeriksaanAmbliopia didiagnosis bila terdapat penurunan
tajam penglihatan yang tidak dapat dijelaskan, dimana hal tersebut ada kaitan
dengan riwayat atau kondisi yang dapat menyebabkan ambliopia. Penegakkan
diagnosis dilakukan dengan anamnesis dan pemeriksaan
1. Tajam penglihatan
2. Neutral Density filter test
1
3. Menentukan sifat fiksasi
4. Visuskop
5. Test tutup alternatif
BAB III - KASUS
ANAMNESIS Nama : Tn. Muhammad Ridho Ruang : -
Umur : 14 Tahun Kelas : -
Keluhan Utama :
Pasien datang ke poli mata RS Muhammadiyah Palembang dengan keluhan pandangan mata kabur
ke segala arah yang semakin memberat pada mata kanan dan kiri sejak 1 bulan yang lalu.
Keluhan Tambahan :
Pasien mengeluh pandangan mata seperti berbayang pada mata kanan dan kiri. Pasien sering
memicingkan mata atau menutup salah satu mata ketika melihat benda jauh. Saat pasien
memaksakan diri untuk melihat benda jauh pasien mengeluh sakit kepala atau kelelahan mata.
Pergerakan bola mata ke segala arah Pergerakan bola mata ke segala arah
Status Oftamologis
No. Pemeriksaan OD OS
1. Visus 20/400 PH (+) 20/60 20/400 PH (+) 20/60
Pemeriksaan Penunjang:
- Pemeriksaan visus dan koreksi visus
- Pemeriksaan slit lamp
RINGKASAN ANAMNESIS DAN Nama : Tn. Muhammad Ridho Ruang : -
PEMERIKSAAN JASMANI Umur : 14 Tahun Kelas : -
Anamnesis
Pasien datang ke Poli Mata RS Muhammadiyah Palembang
dengan keluhan pandangan mata kabur ke segala arah yang
semakin memberat pada mata kanan dan kiri sejak 1 bulan yang
lalu. Pasien mengeluh pandangan mata seperti berbayang pada
mata kanan dan kiri. Pasien sering memicingkan mata atau
menutup salah satu mata ketika melihat benda jauh. Saat pasien
memaksakan diri untuk melihat benda jauh pasien mengeluh
sakit kepala atau kelelahan mata. Serta, sakit kepala atau
kelelahan mata. Tidak disertai dengan keluhan mata merah (-/-),
seperti melihat asap (-/-), seperti ada yang mengganjal (-/-), mata
terasa gatal (-/-), halo sign (-/-), nyeri pada mata (-/-), secret (-/-),
Pemeriksaan Oftalmologikus
OD OS
20/400 Visus 20/400
Pseudofakia (-) Lensa Pseudofakia (-)
Daftar Masalah:
1.Penglihatan kabur dan berbayang pada mata kanan dan
kiri.
2.VOD : 20/400
VOS : 20/400
Diagnosis
Miopia ODS, Astigmatisma Kompositus ODS, Ambliopia ODS
•Tatalaksana
•Promotif :
• Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit yang dialami (miopia, astigmatisma,
ambliopia)
• Beritahu kepada pasien, bahwa gangguan refraksi yang dialami pasien mengharuskan
pasien menggunakan kacamata agar dapat kembali melihat dengan baik dan jelas
Kuratif :
Gangguan refraksi miopia dikoreksi dengan lensa konkaf (-4.00 D/-4.00S) dan gangguan
refraksi astigmatisma dikoreksi dengan lensa silindris (1.75D/1. 75S).
Diberi obat
Prognosis
Fungsionam : Dubia Ad Bonam
Vitam : Dubia Ad Bonam
Sanationam : Dubia Ad Bonam
BAB IV -PEMBAHASAN
Pasien datang ke Poli Mata RS Muhammadiyah Palembang dengan keluhan pandangan mata kabur ke segala
arah yang semakin memberat pada mata kanan dan kiri sejak 1 bulan yang lalu. Pasien mengeluh pandangan mata
seperti berbayang pada mata kanan dan kiri. Pasien sering memicingkan mata atau menutup salah satu mata ketika
melihat benda jauh. Saat pasien memaksakan diri untuk melihat benda jauh pasien mengeluh sakit kepala atau
kelelahan mata. Serta, sakit kepala atau kelelahan mata. Tidak disertai dengan keluhan mata merah (-/-), seperti
melihat asap (-/-), seperti ada yang mengganjal (-/-), mata terasa gatal (-/-), halo sign (-/-), nyeri pada mata (-/-),
secret (-/-), lakrimasi (-/-), dan tidak mengalami mual muntah.
. Berdasarkan anamnesis yang didapatkan bahwa pasien mengeluh penglihatan kabur dan
berbayang pada mata kanan dan kiri. Serta, nyeri pada mata kanan dan kiri sertai dirasakan sakit
kepala apabila memaksakan diri melihat benda jauh. Keluhan tersebut sesuai dengan keluhan pada
gangguan refraksi yaitu myopia, astigmatisma dan amblyopia.
BAB IV -PEMBAHASAN
Pada pemeriksaan oftalmologis tanggal 10 Februari 2023 didapatkan visus oculus dextra 20/400 dan
visus oculus sinistra 20/400 dan visus mebaik setelah menggunakan pinhole menjadi negative.
Hal ini sesuai dengan kepustakaan, bahwa miopia astigmatisma dan amblyopia adalah gangguan pada media refraksi
yang menyebabkan pasien mengalami penglihatan kabur dan berbayang. Gangguan miopia pada pasien terjadi di mata
kanan dan kiri, setelah dilakukan koreksi visus diketahui bahwa derajat dioptri lensa konkaf mata kanan pasien adalah -
4.00 D dan mata kiri pasien adalah -4.00 D. Sehingga, diketahui bahwa derajat miopia pada pasien ini termasuk sedang
(-3.00 – 6.00 D). Gangguan astigmatisma pada pasien terjadi di mata kanan dan kiri, setelah dilakukan koreksi visus
diketahui bahwa derajat dioptri lensa silindris mata kanan pasien adalah 1.75 D axis 30 0. Sedangkan, derajat dioptri
lensa silindris mata kiri pasien adalah 1.75 D axis 180 0. Sehingga, berdasarkan tipe nya astigmatisma pada pasien adalah
astigmatisma miopia kompositus dan berdasarkan bentuknya adalah astigmatisma regular. Gangguan amblyopia pada
pasien terjadi di mata kanan dan kiri sehingga terjadi penurunan visus meskipun dengan koreksi terbaik ketajaman
visual (juga disebut sebagai koreksi ketajaman visual jarak jauh) yang tidak dapat dikaitkan secara langsung dengan
efek dari kelainan struktural dari mata atau aksis visual. Gangguan refraksi pada pasien ini dapat terjadi akibat faktor
degeneratif.
BAB IV -PEMBAHASAN
Tatalaksana pada pasien dengan gangguan miopia adalah dikoreksi menggunakan
lensa konkaf, gangguan astigmatisma dikoreksi menggunakan lensa silindris. Pada kasus,
visus pasien dikoreksi dengan menggunakan lensa konkaf (-4.00 D/-4.00 D) dan lensa
silindris (1.75D/1.75D). gangguan amblyopia diberikan obat tetes cendo asthenof 4x1
dan megabal 1x1 sehari karena visus koreksi yang diberikan belum tepat. Pasien juga
diedukasi mengenai penyakit yang dialami (myopia astigmatisma dan amblyopia) dan
mengharuskan pasien menggunakan kacamata agar dapat kembali melihat dengan baik
dan jelas.
BAB V -KESIMPULAN
Gangguan refraksi berupa miopia ditandai dengan penglihatan kabur khususnya saat
melihat jauh, dan astigmatisma ditandai dengan penglihatan kabur dan berbayang disertai
dengan sakit kepala dan kelelahan pada mata. Pada kasus, terjadi miopia pada mata kanan
dan kiri dengan derajat ringan, dan terjadi astigmatisma pada mata kanan dan kiri dengan
tipe astigmatisma miopia kompositus. Tatalaksana yang diberikan pada kasus adalah
diberikan obat tetes cendo asthenof 4x1 dan megabal 1x1 terlebih dahulu selama 2 minggu
karena koreksi visus dengan menggunakan kacamata lensa konkaf (-4.00/-4.00D) dan lensa
silindris (1.75D/1.75D) masih belum tepat sehingga pasien harus control ulang 2 minggu
kedepan.
THANK YOU!