Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PORTOFOLIO DOKTER INTERNSIP

RUMKIT BHAYANGKARA PALU

Nama Peserta: dr. Fajar Aprilianti

Nama Wahana: RUMKIT Bhayangkara Palu

Topik: Hernia Inguinalis Lateralis Dextra Reponibel

Tanggal (Kasus): 1 April 2018

Nama Pasien: Tn. L No RM: 07.44.15

Tanggal Presentasi: 29 April 2018


Nama Pendamping: dr. Astri Rahmawati L
Tempat Presentasi: Rumkit Bhayangkara Palu

Obyektif Presentasi:

 Keilmuan  Keterampilan  Penyegaran  Tinjauan Pustaka


 Diagnostik  Manajemen  Masalah  Istimewa

 Neonatus  Bayi □ Anak  Remaja √Dewasa Lansia  Bumil

□ Deskripsi:
Pasien laki-laki 46 tahun, datang dengan keluhan benjolan di lipat paha kanan sejak 5
bulan lalu.

 Tujuan: Penegakkan diagnosis, pengobatan yang tepat dan tuntas dan pencegahannya.

Bahan Bahasan:  Tinjauan Pustaka  Riset Kasus  Audit

Cara Membahas:  Diskusi Presentasi dan Diskusi  Email  Pos

Data Pasien Nama: Tn. L No Registrasi: 07.44.15

Nama Klinik: Rumkit Bhayangkara


Telpon: - Terdaftar Sejak: April 2017
Palu

Data Utama dan Bahan Diskusi

1. Diagnosis / Gambaran Klinis


Benjolan di lipat paha kanan yang muncul sejak kurang lebih 5 bulan yang lalu. Benjolan
tersebut dirasakan hilang timbul. Benjolan timbul ketika pasien posisi berdiri, berjalan
dan saat sedang berktifitas. Benjolan menghilang ketika pasien posisi tidur dan saat

1
sedang istirahat.

2. Riwayat Pengobatan
Pasien pernah dioperasi dengan penyakit seperti ini 1 tahun yang lalu.

3. Riwayat Kesehatan / Penyakit


Riwayat asma, alergi disangkal.
4. Riwayat Keluarga
Gejala serupa di keluarga disangkal.
5. Lain-lain:
-
Daftar Pustaka

1. Townsend, Courtney M. 2004. Hernias. Sabiston Textbook of Surgery. 17th Edition.


Philadelphia. Elsevier Saunders. 1199-1217.
2. http://www.webmed.com/digestive-disorders/tc/Inguinal-Hernia
3. Way, Lawrence W. 2 003. Hernias & Other Lesions of the Abdominal Wall. Current
Surgical Diagnosis and Treatment. Eleventh edition. New York. Mc Graw-Hill. 783-789.
4. http://www.webmed.com/digestive-disorders/tc/Inguinal-Hernia-Symptoms
5. Bland, Kirby I. 2002. Inguinal Hernias. The Practice of General Surgery. New York. WB
Saunders Company. 795-801
6. Cook, John. 2000. Hernia. General Surgery at the Distric Hospital. Switzerland. WHO.
151-156.
7. Zinner, Michael J. 2001. Hernias. Maingot’s Abdominal Operation. Volume 1. Tenth
edition. New York. Mc Graw-Hill. 479-525.
Hasil Pembelajaran

1. Diagnosis Hernia Inguinalis Lateralis Reponibel


2. Penatalaksanaan Hernia Inguinalis Lateralis Reponibel
3. Komplokasi Hernia Inguinalis Lateralis Reponibel
4. Edukasi pada pasien Hernia Inguinalis Lateralis Reponibel

1. Subyektif
Keluhan utama :
a. Benjolan dilipat paha kanan sejak 5 bulan lalu
b. Benjolan muncul pada saat posisi berdiri, berjalan, dan sedang beraktifitas.
c. Benjolan menghilang pada saat tidur dan sedang beristirahat.
2. Objektif
Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : Tampak sakit


Kesadaran : Compos mentis

2
Tekanan Darah : 130/90 mmHg
Nadi : 80x/menit, reguler
Frekuensi Nafas : 18 x/ menit
Suhu : 370 C

Status Interna :
Kepala : Normocephal

Mata : Conjuctiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)

THT : Tonsil tidak membesar, pharinx hiperemis (-)

Leher : Pembesaran kelenjar tiroid (-)

Thorax :

Cor :

o Inspeksi : IC tidak tampak


o Palpasi : IC tidak teraba
o Perkusi : Batas jantung kesan tidak melebar
o Auskultas: Bunyi jantung I-II intensitas normal, reguler, mur-mur (-), gallop
(-)
Pulmo :

o Inspeksi : Pengembangan dada kanan = kiri


o Palpasi : Fremitus raba dada kanan = kiri
o Perkusi : Sonor/Sonor
o Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/+), Ronki basah kasar (-/-), wheezing
Abdomen :

o Inspeksi : Dinding perut = dinding dada


o Palpasi : Supel, NT (-), hepar lien tidak membesar , nyeri tekan di titik
MC burney (+)
o Perkusi : Tympani
o Auskultasi : Peristaltik (+) normal
Ekstremitas :
-5 5-
 Edema
5- 5-

3
 Kekuatan Otot

Status lokalis : Regio Inguinalis sinistra : Benjolan ukuran ±5cm, warna sama dengan
kulit sekitar, hiperemis (-), nyeri tekan (-), konsistensi kenyal,
transluminasi tes (-), tes valsava (+).

DIAGNOSIS KERJA

1. Hernia Inguinalis Lateralis Reponibel

a. Assessment
Hernia

Definisi

Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian
lemah dari dinding rongga yang bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi perut menonjol
melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo-aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri
atas cincin, kantong dan isi hernia.
Hernia iguinalis lateralis adalah suatu keadaan dimana sebagian usus masuk
melalui sebuah lubang pada dinding perut ke dalam kanalis inguinalis. Kanalis
inguinalis adalah saluran berbentuk tabung, yang merupakan jalan tempat turunnya
testis (buah zakar) dari perut ke dalam skrotum (kantung zakar) sesaat sebelum bayi
dilahirkan.

Etiologi

a. Hernia inguinalis lateralis dapat terjadi karena anomaly congenital atau sebab
yang didapat.
b. Pembentukan pintu masuk pada annulus internus yang cukup lebar sehingga
dapat dilalui oleh kantong dan isi hernia.
c. faktor yang dapat mendorong isi hernia untuk melewati pintu yang cukup lebar
tersebut. Faktor yang dipandang berperan kausal adalah, adanya prosesus
vaginalis yang terbuka, peninggian tekanan dalam rongga perut dan kelemahan
otot dinding perut karena usia.

Epidemiologi

4
Hernia inguinalis adalah hernia inguinalis lateralis, dan laki-laki lebih sering
terkena dari pada perempuan (9:1), hernia dapat terjadi pada waktu lahir dan dapat
terlihat pada usia berapa pun.

Manifestasi Klinis

a. Hernia inguinalis lateralis biasanya terlihat sebagai benjolan pada daerah


inguinal dan meluas ke depan atau ke dalam skrotum.
b. Selama tidur atau apabila pada keadaan istirahat atau santai, hernia menghilang
spontan tanpa adanya benjolan atau pembesaran skrotum.
c. Riwayat bengkak pada pangkal paha, labia, atau skrotum berulang-ulang yang
hilang secara spontan adalah tanda klasik untuk hernia inguinalis lateralis.
d. Pemeriksaan fisik akan menunjukkan benjolan inguinal pada setinggi cincin
interna atau eksterna atau pembengkakan skrotum yang ukurannya dapat
berkurang atau berfluktuasi.
e. Cara klasik memeriksa hernia inguinalis orang dewasa dengan menempatkan
jari telunjuk pada kanalis inguinalis.

Pemeriksaan Diagnostik

Berdasarkan anamnesis pasien hernia inguinalis lateralis reponibel akan


mengeluhkan benjolan di lipat paha yang muncul pada saat aktifitas terlebih-lebih saat
tekanan intra abdomen meningkat misalnya ketika mengejan, mengangkat barang berat
atau sedang batuk. Dikatakan reponibel artinya benjolan tersebut dapat masuk kembali
ketika pasien sedang posisi tidur atau istirahat. Pasien juga biasanya akan mengeluhkan
rasa nyeri atau rasa tidak nyaman dirasakan menyebar sampai ke skrotum.

Pada pemeriksaan hernia pasien harus diperiksa dalam keadaan berdiri dan
berbaring dan juga diminta untuk batuk pada hernia yang kecil yang masih sulit untuk
dilihat kita dapat mengetahui besarnya cincin eksternal dengan cara memasukan jari ke
annulus jika cincinnya kecil jari tidak dapat masuk ke kanalis inguinalis dan akan
sangat sulit untuk menentukan pulsasi hernia yang sebenarnya pada saat batuk. Lain
halnya pada cincin yang lebar hernia dapat dengan jelas terlihat dan jaringan tissue
dapat dirasakan pada tonjolan di kanalis ingunalis pada saat batuk dan hernia dapat
didiagnosis. Pemeriksaan fisik seperti transluminasi tes dilakukan untuk menyingkirkan
diagnosis hidrokel. Tes valsava dilakukan untuk mendukung diagnosis hernia inguinalis
lateralis karena massa hernia tersebut akan muncul ketika tekanan intra abdominal
meningkat.

5
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang mendukung diagnosis hernia inguinalis lateralis


tidak spesifik. Adapun pemeriksaan laboratorium yang menunjang untuk mengetahui
adanya komplikasi dari hernia tersebut misalnya :

a. jika terjadi strangulasi maka bisa ditemukan hasil pemeriksaan leukosit shift to
the left.
b. pemeriksaan elektrolit.
c. BUN dan kreatinin akan meningkat jika pasien mengalami muntah-muntah dan
dehidrasi.

Pemeriksaan radiologis juga tidak dilakukan karena bukan merupakan


pemeriksaan rutin untuk hernia. Ultrasonografi dapat digunakan untuk membedakan
adanya massa pada lipat paha atau dinding abdomen dan juga membedakan penyebab
pembengkakan testis. Pada pemeriksaan radiologis kadang terdapat suatu yang tidak
biasa terjadi, yaitu adanya suatu gambaran massa. Gambaran ini dikenal dengan
Spontaneous Reduction of Hernia En Masse, adalah suatu keadaan dimana
berpindahnya secara spontan kantong hernia beserta isinya ke rongga extraperitoneal.

Diagnosis Banding

1. Hernia Skrotalias

Hernia scrotalis adalah hernia yang melalui cincin inguinalis dan turun
kekanalis pada sisi funikulus spermatikus pada bagian anterior dan lateral, yang
dapat mencapai scrotum, hernia ini disebut juga hernia inguinalis indirect.

Pada umumnya keluhan pada orang dewasa berupa benjolan di lipat


paha,benjolan tersebut bisa mengecil dan menghilang pada saat istirahat dan
bilamenangis, mengejan mengangkat beban berat atau dalam posisi berdiri dapat
timbulkembali, bila terjadi komplikasi dapat ditemukan nyeri, keadaan umum
biasanya baikpada inspeksi ditemukan asimetri pada kedua sisi lipat paha, scrotum
atau padalabia dalam posisi berdiri dan berbaring pasien diminta mengejan dan
menutupmulut dalam keadaan berdiri palpasi dilakukan dalam keadaan
ada benjolan hernia,diraba konsistensinya dan dicoba mendorong apakah benjolan
dapat direposisi dengan jari telunjuk atau jari kelingking pada anak-anak kadang
cincinhernia dapat diraba berupa annulus inguinalis yang melebar.

Pemeriksaan melalui scrotum jari telunjuk dimasukkan ke atas lateral dari


tuberkulum pubikum, ikuti fasikulus spermatikus sampai ke anulus inguinalis
internuspada keadaan normal jari tangan tidak dapat masuk, bila masa tersebut
menyentuhujung jari maka itu adalah hernia inguinalis lateralis, sedangkan bila

6
menyentuh sisi jari maka itu adalah hernia inguinalis medialis

2. Torsio Testis

Kemungkinan besar jika nyeri memiliki onset tiba-tiba dan parah. Lebih
umum pada pria di bawah 20 tahun (tetapi bisa terjadi pada usia berapapun).

3. Hydrococle

Terkumpulnya cairan di sekeliling testis (buah zakar) di dalam skrotum,


yang umumnya tidak sakit dan tidak berbahaya. Hidrokel umumnya terjadi pada
bayi yang baru lahir. Kasus hidrokel pada wanita memang ada, namun sangatlah
jarang. Kantung cairan ini bisa membuat skrotum (kantung buah zakar)
membengkak dan menimbulkan rasa tidak nyaman.

Testis atau buah zakar adalah bagian dari sistem reproduksi pria yang
bertugas menghasilkan sperma dan hormon testosteron. Sepasang testis ini
menggantung dibawah penis dalam dua lapis kantung yang disebut prosesus
vaginalis dan skrotum. Hidrokel umumnya terbentuk di dalam prosesus vaginalis.
Pria dewasa penderita hidrokel biasanya merasa tak nyaman karena
membengkaknya ukuran skrotum, dan bobotnya juga semakin berat.

4. Varikokel

Varikokel merupakan suatu dilatasi abnormal dan tortuous dari vena pada
pleksus pampiniformis dengan ukuran diameter melebihi 2 mm. Dilatasi abnormal
vena-vena dari spermatic cord biasanya disebabkan oleh ketidakmampuan katup
pada vena spermatik internal.

Pengobatan dan prognosis

Terapi pililihan untuk hernia inguinalis lateralis adalah operasi, karena hernia
inguinalis lateralis tidak bisa sembuh secara spontan. Operasi ini harus segera
dilakukan secera elektif setelah diagnosis di tentukan, karena akan beresiko tinggi
terjadinya inkarserata di kemudian hari. Pada herniotomi dilakukan pembebasan
kantong hernia sampai ke lehernya, kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau
ada perlekatan kemudian direposisi. Kantong diajahit-ikat setinggi mungkin lalu

7
dipotong.a). Apendektomi terbuka

Komplikasi

Komplikasi hernia inguinalis lateralis bergantung pada keadaan yang dialami


oleh isi hernia. Isi hernia dapat tertahan dalam kantong hernia inguinalis lateralis,
pada hernia ireponibel: ini dapat terjadi kalau isi hernia terlalu besar, misalnya
terdiri atas omentum, organ ekstraperitoneal atau merupakan hernia akreta. Di sini
tidak timbul gejala klinis kecuali benjolan. Dapat pula terjadi isi hernia tercekik
oleh cincin hernia sehingga terjadi hernia strangulata/ inkarserasi yang
menimbulkan gejala obstruksi usus yang sederhana. Bila cincin hernia sempit,
kurang elastis, atau lebih kaku seperti pada hernia hernia femoralis dan hernia
obturatoria, lebih sering terjadi jepitan parsial.
Jepitan cincin hernia inguinalis lateralis akan menyebabkan gangguan perfusi
jaringan isi hernia. Pada permulaan terjadi bendungan vena sehingga terjadi udem
organ atau struktur di dalam hernia dan transudasi ke dalam kantong hernia.
Timbulnya udem menyebabkan jepitan pada cincin hernia makin bertambah
sehingga akhirnya peredaran darah jaringan terganggu. Isi hernia menjadi nekrosis
dan kantong hernia akan berisi transudant berupa cairan serosanguinus. Kalau isi
hernia terdiri usus, dapat terjadi perforasi yang akhirnya dapat menimbulkan abses
lokal, fistel, atau peritonitis jika terjadi hubungan dengan rongga perut. Akibat
penyumbatan usus terjadi aliran balik berupa muntah-muntah sampai dehidrasi dan
shock dengan berbagai macam akibat lain.
Hernia inkarserata inai dapat terjadi apabila isi kantong hernia tidak dapat
kembali lagi ke rongga abdomen. Organ yang terinkarserasi biasanya usus, yang
ditandai dengan gejala obstruksi usus, yang disertai muntah, perut kembung,
konstipasi, dan terlihat adanya batas udara-air pada saat foto polos abdomen. Setiap
anak dengan gejala obstruksi usus yang tidak jelas sebabnya harus dicurigai hernia
inkarseta. Pada anak wanita organ yang sering terinkarserasi adalah ovarium.
Apabila aliran darah ke dalam organ berkurang, terjadilah hernia strangulasi, yang
menjadi indikasi pasti untuk operasi.

Prognosis

Pada hernia yang belum terjadi komplikasi dan cepat ditangani dengan
melakukan operasi prognosis cenderung baik. Hernia cenderung bersifat berulang jika
faktor pencetusnya tidak dihindari.

8
3. Plan

Diagnosis :

Hernia Inguinalis Lateralis Dextra Reponibel


Tata Laksana :
Rencana terapi:
Konsul ke bagian bedah untuk rencana operasi Herniotomi

Edukasi:

Penjelasan tentang keadaan pasien kepada keluarga, bahwa penyakit yang

diderita pasien diakibatkan oleh proses kelemahan oleh otot perut sehingga

menyebabkan organ yang seharusnya terdapat hanya didalam rongga abdomen turun ke

arah inguinal. Terapi definitive pada pasien sebaiknya adalah dengan pembedahan.

Pasien sebaiknya berkonsultasi ke dokter spesialis bedah untuk penyakitnya ini.

Palu, 29 April 2018


Peserta Dokter Pendamping

dr. Fajar Aprilianti dr. Astri Rahmawati L

Anda mungkin juga menyukai