Anda di halaman 1dari 27

PIELONEFRITIS AKUT

Oleh
dr. Fajar Aprilianti

Pembimbing :
dr. Muhammad Ali Palandro
dr. Astri Rahmawati Lamakarate
Pendahuluan
 Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan istilah umum yang menunjukkan
keberadaan mikroorganisme dalam urin.
 ISK tergantung banyak faktor seperti usia, gender, prevalensi bakteriuria, dan
faktor predisposisi yang menyebabkan perubahan struktur saluran kemih
termasuk ginjal
 Indonesia terdapat sekitar 20-25% penderita ISK
 ISK yang berlanjut mengakibatkan terjadinya Pielonefritis yang merupakan
suatu reaksi inflamasi yang terjadi karena infeksi pada pielum dan
parenkim ginjal
 Pielonefritis lebih sering terjadi pada perempuan dibanding laki-laki,
dikarenakan bentuk uretranya yang lebh pendek dan letaknya yang
berdekatan dengan anus.
 Biasanya kuman berasal dari saluran kemih bagian bawah naik ke ginjal
melalui ureter. Kuman - kuman itu antara lain adalah E Colli, Proteus,
Klebsiella, Strep faecalis dan enterokokus
 Pielonefritis sering sebagai akibat dari refluks ureterivesikal, dimana katup
uretevesikal yang tidak kompeten meynyebabkan urine mengalir
balik (refluks) ke dalam ureter.
 Obstruksi traktus urinarius ( yang meningkatkan kerentanan ginjal terhadap
infeksi), tumor kandung kemih, striktur, hiperplasia prostatik benigna, dan
batu urinarius merupakan penyebab yang lain. Pielonefritis dapat akut
dan kronis
Laporan Kasus
 IDENTITAS
 Nama : Ny. DR
 Umur : 29 tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Alamat : Jl. Otista
 Agama : Islam
 Tanggal periksa : 11-09-2017
Anamnesis
 Demam dialami sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit, demam turun saat
pemberian obat penurun demam kemudian demam kembali.
 menggigil sore hari, sesaat setelah demam.
 Sering buang air kecil pada malam hari dengan frekuensi 3-4 kali.
 Nyeri pinggang dan nyeri di perut bawah
 Muntah 10 kali dalam sehari, isi sisa makanan.
 Riwayat dengan keluhan yang sama sebelumnya pada saat tahun 2016 hanya
minum obat dari puskesmas obat penurun demam dan antibiotik. Riwayat
keputihan tidak ada. Riwayat Hipertensi, diabetes mellitus dan sakit jantung
disangkal.
Status present
 Sakit sedang/gizi baik/compos mentis
 Tinggi badan : 158 cm
 Berat Badan : 56 kg
 IMT : 22,43 kg/m2
 Status Vitalis :
 T : 110/70 mmHg
 N : 90 x/menit
 P : 22 x/menit
 S : 37,8⁰C, axilla
Pemeriksaan Fisik
 Kepala : normal TAK
 Mata : normal TAK
 Telinga : normal TAK
 Hidung : normal TAK
 Mulut : normal TAK
 Leher : normal TAK
 Dada : normal TAK
 Paru-paru : normal TAK
 Jantung : normal TAK
 Abdomen :nyeri tekan (+) pada regio inguinal
 Punggung : nyeri ketok CVA (+)
 Extremitas: normal TAK
Pemeriksaan Penunjang

 11-09-2017

 Darah rutin :
 Leukosit : 15,9 ribu/uL
 Eritrosit : 4,78 juta/uL
 Hemoglobin : 13,2 gr/L
 Hematokrit : 38,9%
 Trombosit: 303 ribu/uL
 Malaria :-
 Urine lengkap
 Makroskopis
 Warna : kuning tua
 Kekeruhan : keruh
 Leukosit : positif +++
 Keton : negatif
 Nitrit : negatif
 Mikroskopik Sedimen
 Blood : positif +
 Silinder : negatif
 Bilirubin : negatif
 Eritrosit : 11-12/ Lpb
 Protein : positif +
 Leukosit : penuh/ Lpb
 Glukosa : negatif
 Bj : 1.010  Epitel : ++/Lpk

 pH : 6.5  Kristal : negatif

 Urobilinogen : positif +  Bakteri : negatif


Resume

 Seorang wanita umur 29 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan Demam
dialami sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit
 demam turun saat pemberian obat penurun demam kemudian demam kembali
 Menggigil
 sering buang air kecil pada malam hari dengan frekuensi 3-4 kali
 nyeri pinggang
 nyeri perut bawah
 Muntah 10 kali dalam sehari, isi sisa makanan.
 Riwayat dengan keluhan yang sama sebelumnya pada saat tahun 2016
 Pada pemeriksaan fisis didapatkan keadaan umum sakit sedang, tanda vital
Tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 90 x/menit, pernapasan 22 x/menit, suhu
axilla 37,8⁰C.
 Pada pemeriksaan abdomen didapatkan nyeri tekan (+) pada regio inguinal,
pada punggung didapatkan nyeri ketok CVA (+).
 Pemeriksaan Urin rutin: leukosit positif +++, blood positif +, protein positif +,
Mikroskopik sedimen urin Eritrosit 11-12 / Lpb, leukosit penuh / Lpb.
Diagnosis Kerja

Pielonefritis Akut
Pengobatan

 IFVD RL 20 tpm
 Ceftriaxone injeksi 1gr/IV/12 jam
 Paracetamol tablet 500 mg 3x1 tab
 Domperidon tablet 10 mg 2x1 tab
Follow Up Diruangan
12-9-2017 13-9-2017 14-9-2017 15-9-2017 16-9-2017 17-9-2017

KU Tampak sakit, Tampak sakit, Sakit sedang, Baik, cm Baik, cm Baik, cm


cm cm cm
Keluhan :
Demam (+) hari ke-4 (+) hari ke-5 (-) (-) (-) (-)
Menggigil (+) (-) (-) (-) (-) (-)
muntah (+) (-) (-) (-) (-) (-)
TTV
Tekanan darah 100/70 mmhg 110/70 mmhg 100/70 mmhg 110/70 mmhg 100/70 mmhg 110/70 m
Nadi 83x/menit 88x/menit 80x/menit 82x/menit 78x/menit 80x/men
Respirasi 20x/menit 20x/menit 20x/ menit 20x/menit 18x/menit 20x/men
Suhu 40 °C 37,5°C 36,7°C 36,5°C 36,0°C 36,6°C
Abdomen
Nyeri tekan (+) (+) (-) (-) (-) (-)
inguinal
Nyeri pinggang (+) (+) berkurang (-) (-) (-) (-)
unggung
Nyeri ketok CVA (+) (+) berkurang (+) berkurang (-) (-) (-)
Pengobatan • IFVD RL 20 • IFVD RL 20 • IFVD RL 20 • IFVD RL 20 • IFVD RL 20 • IFVD RL 20
tpm tpm tpm tpm tpm tpm
• Ceftriaxone • Ceftriaxone • Ceftriaxone • Ceftriaxone • Ceftriaxone • Ceftriaxone
injeksi injeksi injeksi injeksi injeksi injeksi
1gr/IV/12 jam 1gr/IV/12 1gr/IV/12 1gr/IV/12 1gr/IV/12 1gr/IV/12
• Pct tab 500mg jam jam jam jam jam
3x1 tab • Pct tab • Pct tab • Pct tab • Pct tab • Pct tab
• Domperidon 500mg 3x1 500mg 3x1 500mg 3x1 500mg 3x1 500mg 3x1
tablet 2x1 tab tab tab (k/p) tab (k/p) tab (k/p) tab (k/p)
• Domperido • Domperido • Domperido • Domperido • Domperido
n tablet n tablet n tablet n tablet n tablet
2x1 tab 2x1 tab 2x1 tab 2x1 tab 2x1 tab
(k/p) (k/p) (k/p) (k/p) (k/p)
• Rencana • Rawat jalan
rawat jalan
besok
Pemeriksaan Penunjang
 15-9-2017
 Darah rutin :
 Leukosit : 7,6 ribu/uL
 Eritrosit : 4,44 juta/uL
 Hemoglobin : 12,2 gr/L
 Hematokrit : 36,5%
 Trombosit : 479 ribu/uL
 urine lengkap 17-09-2017 :
 Makroskopis
 Warna : kuning tua
 Kekeruhan : jernih
 Leukosit : negatif
 Keton : negatif
 Nitrit : negatif  Mikroskopik Sedimen
 Blood : negatif  Silinder : negatif
 Bilirubin : negatif  Eritrosit : 0-2/ Lpb
 Protein : negatif  Leukosit : 1-3/ Lpb
 Glukosa : negatif
 Epitel : negatif
 Bj : 1.010
 Kristal : negatif
 pH : 6.5
 Bakteri : negatif
 Urobilinogen : normal
Pembahasan

 Pielonefritis adalah inflamasi atau infeksi akut pada pelvis renalis, tubula dan
jaringan interstisial.
 Penyakit ini terjadi akibat infeksi oleh bakteri enterit paling umum
Escherichia coli yang telah menyebar dari kandung kemih ke ureter dan ginjal
akibat refluks vesikouretral.
 Penyebab lain mencakup obstruksi urin atau infeksi, trauma, penyakit ginjal
lainnya, kehamilan atau gangguan metabolik
 Eschersia coli merupakan penyebab 90% infeksi ginjal diluar rumah sakit dan
penyebab 50% infeksi ginjal dirumah sakit.
 Selain E.coli bakteri lainnya yang juga turut serta dapat mengakibatkan
pielonefritis seperti klebseilla, golongan streptokokus.
 Infeksi biasanya berasal dari daerah kelamin yang naik ke kandung kemih.
Pada saluran kemih yang sehat naiknya infeksi ini biasanya bisa dicegah oleh
aliran air kemih yang akan membersihkan organisme dan oleh penutupan
ureter ditempat masuknya ke kandung kemih.
Patogenesis
Imun yang rendah Obstruksi Diabetes Kehamilan

Saluran kemih
Invasi Fluktuasi bakteri
(invasi mukosa saluran
bakteri
kemih)

Peradangan ginjal

Hipertermi
Mediator kimia Antigen antibody
Nyeri
Gambaran Klinis

 Pielonefritis Akut (PNA) mempunyai gambaran klinis yang khas berupa :


 Demam tinggi
 Menggigil
 Nyeri pinggang
 Nyeri tekan CVA.
 Kadang terdapat disuria
 Gambaran klinis PNA sering didahului gejala ISK bawah (sistitis) yang berulang
atau tidak sembuh baik
 Pada kasus didapatkan gejala serupa dimana terdapat keluhan demam tinggi,
menggigil, nyeri pinggang dan nyeri tekan CVA, disertai muntah. Terdapat
riwayat ISK pada tahun sebelumnya.
Diagnosis

 Bedasarkan anamnesis gejalak klinis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan


penunjang
 Paling ideal dilakukan kultur urin, sampel urin berasal dari urin pancar tengah
 Dapat dilakukan pemeriksaan radiologi hanya bila ada indikasi kuat untuk
mengetahui faktor predisposisi anara lain :
 (ultrasonogram (USG)
 radiografi (foto polos perut, pielografi IV, micturating cystogram)
 isotop scanning.
 Pada pasien diagnosis ditegakan berdasarkan anamnesis keluhan berupa :
 demam tinggi sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit
 Menggigil
 nyeri abdomen regio inguinal
 nyeri pinggang

 pada pemeriksaan fisis didapatkan:


 nyeri tekan (+) di regio inguinal
 nyeri ketok CVA (+)

 Pemeriksaan laboratorium darah rutin terjadi peningkatan leukosit darah


yaitu 15,9 ribu/uL.
 Pemeriksaan urin rutin didapatkan hasil leukosit positif +++, blood positif +,
protein positif +, Mikroskopik sedimen urin Eritrosit 11-12 / Lpb, leukosit
penuh / Lpb.
Penatalaksanaan
 Pada umumnya pasien dengan pielonefritis akut memerlukan rawat inap untuk
memlihara status hidrasi dan terapi antibiotika parenteral paling sedikit 48
jam. Indikasi rawat inap pielonefritis akut adalah seperti berikut: 1
 Kegagalan mempertahankan hidrasi normal atau toleransi terhadap
antibiotika oral.
 Pasien sakit berat atau debilitasi.
 Terapi antibiotika oral selama rawat jalan mengalami kegagalan.
 Diperlukan investigasi lanjutan.
 Faktor predisposisi untuk ISK tipe berkomplikasi.
 Komorbiditas seperti kehamilan, diabetes mellitus, usia lanjut.
 The Infection Disease of America menganjurkan satu dari tiga alternatif
terapi antibiotik IV sebagai terapi awal selama 48-72 jam sebelum diketahui
jenis mikroorganisme sebagai penyebabnya yaitu fluorokuinolon, amiglikosida
dengan atau tanpa ampisilin dan sefalosporin dengan spectrum luas dengan
atau tanpa aminoglikosida.1
 Pada pasien diberikan golongan sefalosporin (ceftriaxone) yang termasuk
antiotik spektrum luas dengan dosis 1 gr diberikan per 12 jam secara
intravena (IV). Diberikan juga antipiretik (paracetamol 500mg tablet),
antiemetik (domperidon 10mg tablet) untuk mengurangi keluhan muntah.
Pencegahan

 1. Jangan menunda buang air kecil, sebab menahan buang air seni merupakan
sebab terbesar dari infeksi saluran kemih.
 2. Perhatikan kebersihan secara baik, misalnya setiap buang air seni,
bersihkanlah dari depan ke belakang. Hal ini akan mengurangi kemungkinan
bakteri masuk ke saluran urin dari rektum.
 3. Ganti selalu pakaian dalam setiap hari, karena bila tidak diganti, bakteri
akan berkembang biak secara cepat dalam pakaian dalam.
 4. Pakailah bahan katun sebagai bahan pakaian dalam, bahan katun dapat
memperlancar sirkulasi udara.
 5. Hindari memakai celana ketat yang dapat mengurangi ventilasi udara, dan
dapat mendorong perkembangbiakan bakteri.
 6. Minum air yang banyak.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai