OLEH :
dr. Boegi Anisa Kinanti
PENDAMPING :
dr. Widiyana
KABUPATEN INDRAMAYU
2018
Status Present
A. SUBJEJTIF
a. Identitas Pasien
Nama : Tn. Kasmad
Umur : 55 tahun
Jenis kelamin : Laki- laki
Status : Menikah
Alamat : Juntinyuat
Tgl masuk : 16 Juni 2018
Jam masuk : 10.30 WIB
b. Keluhan utama :
Tidak bisa BAK sejak 1 bulan yang lalu
c. Keluhan tambahan :
Perut bagian bawah terasa penuh dan nyeri.
d. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan tidak bisa BAK sejak 1 hari yang
lalu. Pasien mengeluh sulit BAK, BAK hanya menetes sedikit-
sedikit. Penderita juga mengeluh BAK tidak lampias, mengedan,
dan apabila ingin BAK tidak bisa ditahan.
Sebelumnya sekitar 1 bulan sebelum masuk rumah sakit, pasien
mulai mengeluh sering mengejan saat BAK, BAK kurang deras,
dan pancaran nya lemah sehingga penderita lebih lama di kamar
mandi. Bila siang hari bisa lebih dari 5 kali BAK dan pada malam
hari penderita sering terbangun untuk BAK (bisa 3-4 kali
semalam). Penderita juga sering merasa nyeri saat BAK.
e. Riwayat penyakit dahulu
Pasien tidak memiliki riwayat sakit DM dan hipertensi.
f. Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada yang mengeluh keluhan serupa.
g. Riwayat pengobatan
Sebelumnya pasien sudah berobat ke dokter, oleh dokter diberi
obat dan dipasang kateter.
B. OBJEKTIF
Status umum
Keadaan umum : tampak sakit ringan
Kesadaran : compos mentis (e4v5m6)
USG
Kesan USG :
D. DIAGNOSIS KERJA
E. RENCANA TERAPI
- Pasang DC
- Diet Biasa
F. LAPORAN OPERASI
Temuan operasi :
G. PROGNOSIS
P: P: P: P:
-IVFD RL 20 -pro op selasa jam -diet biasa -diet biasa
tpm makro 09. 00 -irigasi jalankan -irigasi jalankan
-Inf. -RL 20 tpm makro -RL 20 tpm -RL 20 tpm makro
Levofloxacin -inj cefotaxime makro -inj cefotaxime 1x2 gr
1x500 mg 1x2 gr -inj cefotaxime -inj ketorolac 3x30 mg
-Inj. -inj asam 1x2 gr
Dexketoprofen traneksamat -inj ketorolac
3x50 mg 3x500 mg 3x30 mg
-Harnall 1x1 -inj vitamin K 3x1
tab amp
-Diet Biasa -puasa
21/juni/2018 22/juni/2018
O: kesadaran O:kesadaran
composmentis, TD: composmentis, TD:
120/90 mmhg. N: 130/90 mmhg. N:
88x/m, R: 20x/m, 97x/m, R: 20x/m,
S: 36c S: 36c
A: POD-2 A: POD-3
Open prostactomy Open prostactomy
suprapubik + suprapubik +
retensio urin e.c retensio urin e.c
BPH BPH
P: P:
-diet biasa -diet biasa
-irigasi jalankan -irigasi jalankan
-RL 20 tpm makro -RL 20 tpm makro
-inj cefotaxime 1x2 -inj cefotaxime 1x2
gr gr
-inj ketorolac 3x30 -inj ketorolac 3x30
mg mg
-aff kateter
-aff drain
TINJAUAN PUSTAKA
1. ANATOMI PROSTAT
persis di bawah kandung kemih. Kelenjar ini terdiri atas jaringan kelenjar dinding
uretra yang mulai menonjol pada masa pubertas. Prostat pada orang dewasa
panjangnya 2,5 – 3 cm. Pada bagian anterior disokong oleh ligamentum pubo-
prostatika yang melekatkan prostat pada simpisis pubis. Pada bagian posterior
prostat terdapat vesikula seminalis, vas deferen, fasia denonvilliers dan rectum.
Fasia denonvilliers berasal dari fusi tonjolan dua lapisan peritoneum, fasia ini
cukup keras dan biasanya dapat menahan invasi karsinoma prostat ke rectum
prostat melekat pada bladder outlet dan spingter interna sedangkan dibagian
inferiornya terdapat diafragama urogenitalis yang dibentuk oleh lapisan kuat fasia
pelvis, dan perineal membungkus otot levator ani yang tebal. Diafragma
urogenital ini pada wanita lebih lemah oleh karena ototnya lebih sedikit dan fasia
lebih sedikit.
2. HISTOLOGI PROSTAT
posterior, medial, lateral kanan dan lateral kiri. Sedangkan menurut Mc Neal,
prostat dibagi atas : zona perifer, zona sentral, zona transisional, segmen anterior
dan zona spingter preprostat. Secara histopatologik, kelenjar prostat terdiri atas
komponen kelenjar dan stroma. Komponen stroma ini terdiri atas otot polos,
fibroblast, pembuluh darah, saraf, dan jaringan penyangga lain. Prostat normal
terdiri dari 50 lobulus kelenjar. Duktus kelenjar-kelenjar prostat ini lebih kurang
verumontanum, kelenjar-kelenjar ini dilapisi oleh selapis epitel torak dan bagian
.
3. FISIOLOGI PROSTAT
suatu fungsi penting karena sperma lebih dapat bertahan hidup dalam
lingkungan yang sedikit basa. Kelenjar prostat dikelilingi oleh otot polos
cairan prostat.
keluar. Segera setelah itu, bekuan seminal diuraikan oleh fibrinolisin, suatu
4. DEFINISI
adalah pembesaran jinak dari kelenjar prostat. Penyebab dari BPH tidak diketahui
secara jelas, tetapi beberapa hipotesis menyebutkan bahwa hiperplasia prostat erat
kandung kemih harus berkontraksi lebih kuat guna melawan tahanan itu.
umum untuk menjelaskan berbagai gejala berkemih yang dikaitkan dengan BPH.
Keluhan pasien BPH berupa LUTS terdiri atas gejala obstruksi (voiding
5. ETIOLOGI
1. Teori dihidrotestosteron
Dimana pada kelenjar prostat, hormon ini akan dirubah menjadi metabolit aktif
dihidrotestosteron (DHT) dengan ban tuan enzim 5 α– reduktase. DHT inilah yang
reseptor androgen lebih banyak pada BPH. Hal ini menyebabkan sel-sel prostat
menjadi lebih sensitif terhadap DHT sehingga replikasi sel lebih banyak terjadi
Pada usia yang makin tua, kadar testosteron makin menurun, sedangkan
prostat yang telah ada mempunyai umur yang lebih panjang sehingga massa
3. Interaksi stroma-epitel
epitel prostat secara tidak langsung dikontrol oleh sel-sel stroma melalui suatu
mediator (growth factor). Setelah sel stroma mendapatkan stimulasi dari DHT dan
proliferasi sel dengan kematian sel. Berkurangnya jumlah sel-sel prostat yang
sel-sel baru. Dalam kelenjar prostat dikenal suatu sel stem, yaitu sel yang
sel-sel pada BPH diduga sebagai ketidaktepatan aktivitas sel stem sehingga terjadi
6. PATOFISIOLOGI
terjadinya penyempitan lumen uretra pars prostatika dan menghambat aliran urin
urin, buli buli harus berkontraksi lebih kuat guna melawan tahanan, menyebabkan
struktur pada buli-buli tersebut dirasakan sebagai keluhan pada saluran kemih
tidak terkecuali pada kedua muara ureter. Tekanan pada kedua muara ureter ini
menimbulkan aliran balik dari buli-buli ke ureter atau terjadinya refluks vesiko-
7. GAMBARAN KLINIS
manifestasi dan beratnya penyakit bervariasi, tetapi ada beberapa hal yang
terdiri atas gejala obstruksi dan gejala iritatif. Gejala obstruksi antara lain:
setelah miksi. Sedangkan gejala iritatif terdiri dari: frekuensi, nokturia, urgensi
dan disuri. Untuk menilai tingkat keparahan dari LUTS, bebeapa ahli/organisasi
urologi membuat skoring yang secara subjektif dapat diisi dan dihitung sendiri
oleh pasien. Sistem skoring yang dianjurkan oleh WHO adalah international
Prostatic Symptom Score (IPSS). Sistem skoring IPSS terdiri atas 7 pertanyaan
yang berhubungan
Derajat berat hiperplasia prostat berdasarkan gambaran klinis :
8. DIAGNOSIS BANDING
Gangguan neurologik
Neuropati DM
Fibrosis
Resistensi urin
Uretralitiasis
menilai tonus sfingter ani, pembesaran atau ukuran prostat dan kecurigaan adanya
keganasan seperti nodul atau perabaan yang keras. Pada pemeriksaan ini dinilai
besarnya prostat, konsistensi, cekungan tengah, simetri, indurasi, krepitasi dan ada
tidaknya nodul. Colok dubur pada BPH menunjukkan konsistensi prostat kenyal,
seperti meraba ujung hidung, lobus kanan dan kiri simetris dan tidak didapatkan
nodul. Sedangkan pada karsinoma prostat, konsistensi prostat keras dan teraba
2. Pemeriksaan Laboratorium
saluran kemih sehingga menganggu faal ginjal karena adanya penyulit seperti
berguna untuk mencari jenis kuman yang menyebabkan infeksi dan sekaligus
3.Pencitraan
Foto polos perut berguna untuk mencari adanya batu opak di saluran
terisi urin, yang merupakan tanda retensi urin. Pemeriksaan IVP dapat
menerangkan adanya :
prostat (pendesakan buli-buli oleh kelenjar prostat) atau ureter bagian distal
- penyulit yang terjadi pada buli-buli, yakni: trabekulasi, divertikel, atau sakulasi
buli-buli
USG secara Trans Rectal Ultra Sound (TRUS), digunakan untuk mengetahui
residual urin dan mencari kelainan lain pada buli-buli. Pemeriksaan Trans
- residual urin, diukur dengan kateterisasi setelah miksi atau dengan pemeriksaan
- pancaran urin (flow rate), dengan menghitung jumlah urin dibagi dengan
Nilai normal bervariasi tergantung pada usia dan jenis kelamin. Pada pria, aliran
urin menurun seiring dengan usia. Perempuan memiliki lebih sedikit perubahan
dengan usia:
Usia 4 - 7
mL/det.
Usia 8 - 13
Usia 14 - 45
Usia 46 - 65
10. PENATALAKSANAAN
Tujuan terapi:
1. Watchful waiting
Pilihan tanpa terapi ini untuk pasien BPH dengan skor IPSS<7, yaitu
Tujuan:
3. Operasi
penemuan pada colok dubur dan sisa volume urin. WHO menganjurkan
klasifikasi untuk menentukan berat gangguan miksi yang disebut WHO PSS
(WHO prostat symtomp score). Skor ini dihitung berdasarkan jawaban penderita
atas delapan pertanyaan mengenai miksi. Terapi non bedah dianjurkan bila WHO
PSS tetap di bawah skor 15. Terapi bedah dianjurkan bila WHO PSS 25 ke atas
- Hematuri
- Gagal ginjal
- Timbulnya batu saluran kemih atau penyulit lain akibat obstruksi saluran
2. Sjamsuhidayat. Buku Ajar Ilmu Bedah De Jong Edisi 3. EGC. Jakarta. 2010.
40-9-3:899-902
24 Februari 2016