Diare
• Buang air besar yang terjadi pada bayi atau
anak yang sebelumnya tampak sehat, dengan
frekwensi 3 kali atau lebih per hari, disertai
perubahan tinja menjadi cairan dengan atau
tanpa lendir dan darah.
Bayi (ASI) tidak jarang frekuensi
defekasinya > 3-4 X sehari
tidak disebut diare
(fisiologis )
b. Infeksi Parenteral
Infeksi di bagian tubuh lain di luar alat
pencernaan (OMA, tonsilofaringitis,
bronchopneumonia, enchepalitis)
terutama terdapat pada bayi dan anak
< 2 tahun.
Etiologi
2. Malabsorbsi
3. Makanan (basi, beracun, alergi terhadap
makanan)
4. Immunodefisiensi
5. Psikologis
Rasa takut dan cemas
Diare Berdasarkan lamanya
●
Diare berlangsung
<14 hari
Diare akut
●
Diare >14 hari dengan
etiologi non infeksi
Diare kronik
Berdasarkan Patomekanismenya
• Diare sekretorik
Diare osmotik
makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
ostomik dalam rongga usus
diarrhea
Gangguan motilitas usus
Na+ : 75 mEq/L
K+ : 20 mEq/L
Citrate : 10 mmol/L
Cl- : 65 mEq/L
Glukosa : 75 mmol/L
2. Infeksi sistemik
Seperti alat pernafasan. Selain dapat menyebabkan suhu penderita
meningkat juga dapat menyebabkan diare dan dehidrasi.
3. Kejang
Sebagian penderita diare dapat disertai kejang baik sebelum atau
sesudah dehidrasi terjadi penyebabnya antara lain kejang demam,
gangguan elektrolit (terutama hipernatremi), hipoglikemi dan ensefalitis.
Antibiotika
Diberikan Jika Penyebabnya Jelas Seperti :
• Kolera diberikan Tetrasiklin 25 – 50 mg/kgBB/hari
• Campylobakter diberikan Eritromisin 40 – 50 mg/kgBB/hari