Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

Hernia berasal dari kata latin yang berarti ruptur. Hernia merupakan
penonjolan isi rongga abdomen melalui defek atau bagian lemah dinding
abdomen. Hernia terdiri atas cincin, kantong dan isi hernia. Berdasarkan
terjadinya, hernia dibagi menjadi dua macam yaitu hernia kongenital dan hernia
didapat. Hernia inguinalis merupakan kasus bedah digestif terbanyak setelah
appendicitis. Sampai saat ini masih merupakan tantangan dalam peningkatan
status kesehatan masyarakat karena besarnya biaya yang diperlukan dalam
penanganannya dan hilangnya tenaga kerja akibat lambatnya pemulihan dan
angka rekurensi. Dari keseluruhan jumlah operasi di Perancis tindakan bedah
hernia sebanyak 17,2 % dan 24,1 % di Amerika Serikat.1

Hampir 75 % dari hernia abdomen merupakan hernia ingunalis. Untuk


memahami lebih jauh tentang hernia diperlukan pengetahuan tentang kanalis
inguinalis. Hernia inguinalis dibagi menjadi hernia ingunalis lateralis dan hernia
ingunalis medialis dimana hernia ingunalis lateralis ditemukan lebih banyak dua
pertiga dari hernia ingunalis medialis. Sepertiga sisanya adalah hernia inguinalis
medialis. Hernia lebih dikarenakan kelemahan dinding belakang kanalis
inguinalis. Hernia ingunalis lebih banyak ditemukan pada pria daripada wanita,
untuk hernia femoralis sendiri lebih sering ditemukan pada wanita. Sedangkan
jika ditemukan hernia ingunalis pada pria kemungkinan adanya hernia ingunalis
atau berkembangnya menjadi hernia ingunalis sebanyak 50 %. Perbandingan
antara pria dan wanita untuk hernia ingunalis 7 : 1. Prevalensi hernia ingunalis
pada pria dipengaruhi oleh umur. 1
Berikut ini akan dibahas sebuah laporan kasus pasien dengan diagnosa
hernia inguinalis lateralis sinistra reponibel.

1
BAB II
LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. L
Umur : 46 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Karyawan bengkel
Status pernikahan : Menikah
Alamat : Biromaru
Agama : Islam
No. RM : 07.44.15
Tanggal Masuk : 1 April 2018

II. ANAMNESIS
Keluhan Utama : Benjolan di lipat paha kanan

Riwayat penyakit sekarang :


Pasien laki-laki umur 46 tahun, datang ke RS Bhayangkara Palu
tanggal 1 april 2018, dengan keluhan utama benjolan di lipat paha kanan
yang muncul sejak kurang lebih 5 bulan yang lalu. Benjolan tersebut
dirasakan hilang timbul. Benjolan timbul ketika pasien posisi berdiri,
berjalan dan saat sedang berktifitas. Benjolan menghilang ketika pasien
posisi tidur dan saat sedang istirahat. Keluhan nyeri di daerah benjolan
disangkal pasien. Keluhan mual muntah dan nyeri perut disangkal oleh
pasien. Riwayat BAB dan BAK tidak ada keluhan.

Riwayat penyakit dahulu :


Sebelumnya pasien pernah mengalami sakit seperti ini, sudah
dioperasi di rumah sakit Anutapura Palu sekitar 1 tahun lalu

2
III. PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran : Compos Mentis
Keadaan Umum : Sedang
Tanda-tanda vital :
 Tekanan darah : 130/90 mmHg
 Nadi : 80 x/menit
 Suhu : 37 ºC
 Pernapasan : 18 x/menit

Status Generalis :
Kepala : normochephali
Mata : pupil isokor, sklera ikterik -/-, konjungtiva
anemis -/-
Telinga : serumen -/-, cairan-/-
Hidung : rhinore-/-, epistasis -/-
Mulut : sianosis (-), atrofi papil (-)
Thorax : Pulmo : SP.Vesikuler ,Ronkhi -/-,
Wheezing -/-.
Cor : BJ I-II normal, Bising (-)
Abdomen :
 Inspeksi : datar, lemas
 Palpasi : NTE (-), NTSP (-), Hepar dan Lien
tidak teraba.
 Perkusi : redup, shifting dullnes (-)
 Auskultasi : bising usus normal

Status lokalis Regio Inguinalis sinistra : Benjolan ukuran ±5cm,


warna sama dengan kulit sekitar, hiperemis (-), nyeri tekan (-),
konsistensi kenyal, transluminasi tes (-), tes valsava (+).

Ekstremitas : akral hangat, kekuatan otot 5/5/5/5

3
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Laboratorium :
Darah lengkap :
Leukosit : 6,3 ribu/uL GDS : 91 mg/dL
Eritrosit : 4,40 juta/uL LED : 35 jam/mm
Hb :14,1 g/dL CTBT : 3’/14’ menit
Hematokrit : 42,7 %
Trombosit : 204 ribu/uL

V. RESUME
Pasien laki-laki umur 46 tahun, datang ke RS Bhayangkara Palu
tanggal 1 april 2018 dengan keluhan utama benjolan di lipat paha kanan yang
muncul sejak kurang lebih 5 bulan yang lalu. Benjolan tersebut dirasakan
hilang timbul. Benjolan timbul ketika pasien posisi berdiri, berjalan dan saat
sedang berktifitas. Benjolan menghilang ketika pasien posisi tidur dan saat
sedang istirahat. Keluhan nyeri di daerah benjolan disangkal pasien. Keluhan
mual muntah dan nyeri perut disangkal oleh pasien. Riwayat BAB dan BAK
tidak ada keluhan.

Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum sedang, kesadaran


kompos mentis, tekanan darah 130/90 mmHg, nadi 80 x/menit, pernapasan
20x/menit, suhu badan 37˚C. Pemeriksaan fisik lainnya dalam batas normal,
pemeriksaan status lokalis ditemukan Benjolan ukuran ±5cm, warna sama
dengan kulit sekitar, hiperemis (-), nyeri tekan (-), konsistensi kenyal,
transluminasi tes (-), tes valsava (+). Pemeriksaan laboratorium darah
lengkap, fungsi hati dan fungsi ginjal serta elektrolit dalam batas normal.

VI. DIAGNOSIS KERJA


Hernia Inguinalis Lateralis Dextra Reponibel

VII. PENATALAKSANAAN

4
Konsul ke bagian bedah untuk rencana operasi Herniotomi

VIII. FOLLOW UP
2 April 2018
S : Benjolan di lipat paha kanan (+), hilang timbul
O : T: 130/90 mmhg R: 20x/m
N: 80x/m S: 36,8 ºC
kepala : conj an -/-, sklera ikterik -/-
Leher : dbn
Thorax : Cor : BJ I-II normal, bising (-)
Pulmo : SP.Vesikuler, Rh -/-, Wh-/-
Abdomen : datar, lemas, BU(+)normal, Hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas : akral hangat
A : hernia inguinalis lateralis dextra reponibel
P : Rencana operasi herniotomi dan pemasangan MESH tanggal 3
april 2018

3 April 2018
S : Benjolan di lipat paha kanan (+), hilang timbul
O : T: 130/80 mmhg R: 20x/m
N: 84x/m S: 36,5 ºC
kepala : conj an -/-, sklera ikterik -/-
Leher : dbn
Thorax : Cor : BJ I-II normal, bising (-)
Pulmo : SP.Vesikuler, Rh -/-, Wh-/-
Abdomen : datar, lemas, BU(+) normal
Ekstremitas : akral hangat
A : hernia inguinalis lateralis dextra reponibel
P : IVFD RL 20 gtt/menit
Ceftriaxone Inj 2x1 gr IV (ST)

5
Rencana operasi hari ini jam 09.00 pagi

4 April 2018
S : nyeri luka operasi (+), luka operasi baik dan terawat
O : T: 140/90 mmhg R: 20x/m
N: 86x/m S: 37,2 ºC
kepala : conj an -/-, sklera ikterik -/-
Leher : dbn
Thorax : Cor : BJ I-II normal, bising (-)
Pulmo : SP.Vesikuler, Rh -/-, Wh-/-
Abdomen : datar, lemas, BU(+) normal
Ekstremitas : akral hangat
A : Post Herniotomi H1
P : IVFD RL 20 gtt/menit
Ceftriaxone Inj 2x1 gr iv (II)
Ranitidin 1 amp/iv/12 jam
ketorolak 1 amp/iv/24 jam
Aff kateter
Rawat Luka

5 April 2018
S : nyeri luka operasi (+), luka operasi terawat
O : T: 130/90 mmhg R: 20x/m
N: 86x/m S: 37 ºC
kepala : conj an -/-, sklera ikterik -/-
Thorax : Cor : BJ I-II normal, bising (-)
Pulmo : SP.Vesikuler, Rh -/-, Wh-/-
Abdomen : datar, lemas, BU(+)normal
Ekstremitas : akral hangat
A : Post Herniotomi H2
P : Aff IVFD
Cefixime 2x100 mg tablet

6
Asam mefenamat 3x1 tab
Diet lunak
Rawat Luka

6 Agustus 2015
S : nyeri luka operasi berkurang, luka operasi terawat
O : T: 120/80 mmhg R: 20x/m
N: 80x/m S: 36,9 ºC
kepala : conj an -/-, sklera ikterik -/-
Thorax : Cor : BJ I-II normal, bising (-)
Pulmo : SP.Vesikuler, Rh -/-, Wh-/-
Abdomen : datar, lemas, BU(+)normal
Ekstremitas : akral hangat
A : Post Herniotomi H3
P : Cefixime 2x100 mg tablet
Asam mefenamat 3x1 tab
Diet lunak
Rawat Luka
Pasien boleh rawat jalan, kontrol poliklinik

7
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi
Lapisan dinding kulit abdomen terdiri dari, lemak subkutan, scarpa’s
fascia, peritoneum hesselbach’s triangle, external oblique, internal oblique,
transversus abdominis, transversalis fascia. Dan di batasi oleh artery
epigastrika inferior, ligamentum inguinal dan lateralnya di batasi oleh rectus
sheath.
Canalis inguinalis merupakan saluran oblik yang menembus bagian
bawah dinding anterior abomen dan terdapat pada kedua jenis kelamin.
Canalis inguinalis terletak sejajar dan tepat di atas ligamentum inguinale.
Dinding canalis inguinalis di bentuk oleh muskulus obliquus externus
abdominis dan di bentuk oleh facsia abdominalis.

B. Pengertian Hernia
Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui
defek atau bagian lemah dari dinding rongga yang bersangkutan. Pada hernia
abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan
muskulo-aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri atas cincin, kantong dan isi
hernia.
Hernia iguinalis lateralis adalah suatu keadaan dimana sebagian usus
masuk melalui sebuah lubang pada dinding perut ke dalam kanalis inguinalis.
Kanalis inguinalis adalah saluran berbentuk tabung, yang merupakan jalan
tempat turunnya testis (buah zakar) dari perut ke dalam skrotum (kantung
zakar) sesaat sebelum bayi dilahirkan.

C. Etiologi
Biasanya tidak ditemukan sebab yang pasti, meskipun kadang sering
di hubungkan dengan angkat berat. Hernia inguinalis lateralis dapat terjadi
karena anomaly congenital atau sebab yang didapat, hernia inguinalis lateralis

8
dapat di jumpai pada semua usia, lebih banyak pada pria dari pada wanita.
Berbagai faktor penyebab berperan pada pembentukan pintu masuk pada
annulus internus yang cukup lebar sehingga dapat dilalui oleh kantong dan isi
hernia. Disamping itu diperlukan pula faktor yang dapat mendorong isi hernia
untuk melewati pintu yang cukup lebar tersebut. Faktor yang dipandang
berperan kausal adalah, adanya prosesus vaginalis yang terbuka, peninggian
tekanan dalam rongga perut dan kelemahan otot dinding perut karena usia.
Sebagian besar tipe hernia inguinalis adalah hernia inguinalis lateralis, dan
laki-laki lebih sering terkena dari pada perempuan (9:1), hernia dapat terjadi
pada waktu lahir dan dapat terlihat pada usia berapa pun.
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya hernia
inguinalis lateralis, antara lain: kelemahan aponeurosis dan fasia tranversalis,
prosesus vaginalis yang terbuka (baik kongenital maupun didapat), tekanan
intra abdomen yang meninggi secara kronik, hipertrofi prostat, konstipasi,
dan asites, kelemahan otot dinding perut karena usia, defisiensi otot, dan
hancurnya jaringan penyambung oleh karena merokok, penuaan atau penyakit
sistemik.

D. Klasifikasi
Hernia inguinalis indirek, disebut juga hernia inguinalis lateralis,
karena keluar dari rongga peritoneum melalui annulus inguinalis internus
yang terletak lateral dari pembuluh epigastrika inferior, kemudian hernia
masuk kedalam kanalis inguinalis, dan jika cukup panjang, menonjol keluar
dari annulus inguinalis ekternus. Apabial hernia inguinalis lateralis berlanjut,
tonjolan akan sampai ke skrotum, ini disebut hernia skrotalis. Kantong hernia
berada dalam muskulus kremaster terlatak anteromedial terhadap vas deferen
dan struktur lain dalam funikulus spermatikus.
Hernia inguinalis lateralis adalah hernia yang melalui anulus
inguinalis internus yang terletak di sebelah lateral vasa epigastric inferior,
menyusuri kanalis inguinalis dan keluar dari rongga perut melalui anulus
inguinalis eksternus. Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus.
Pada bulan ke-8 kehamilan, terjadi desensus testis melalui kanal tersebut.

9
Penurunan testis tersebut akan menarik peritonium ke daerah skrotum
sehingga terjadi penonjolan peritoneum yang disebut prosesus vaginalis
peritonei. Pada bayi yang sudah lahir, umumnya prosesus ini sudah
mengalami obliterasi sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis
tersebut. Namun dalam beberapa hal, sering kali kanalis ini tidak menutup.
Karena testis kiri turun lebih dahulu maka kanalis kanan lebih sering terbuka.
Dalam keadaan normal kanalis yang terbuka ini akan menutup pada usia 2
bulan.
Bila prosesus terbuka terus (karena tidak mengalami obliterasi), akan
timbul hernia inguinalis kongenital. Pada orang tua, kanalis tersebut telah
menutup namun karena lokus minoris resistensie maka pada keadaan yang
menyebabkan peninggian tekanan intra abdominal meningkat, kanal tersebut
dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis lateralis akuisita.
Hernia inguinalis direk, disebut juga hernia inguinalis medialis,
menonjol langsung kedepan melalui segitiga Hesselbach, daerah yang
dibatasi ligamentum inguinal dibagian inferior, pembuluh epigastrika inferior
dibagian lateral dan tepi otot rektus dibagian medial. Dasar segitiga
hasselbach dibentuk oleh fasia transversal yang diperkuat oleh serat
aponeurisis m.tranversus abdominis yang kadang-kadang tidak sempurna
sehingga daerah ini potensial untuk menjadi lemah. Hernia medialis, karena
tidak keluar melalui kanalis inguinalis dan tidak keskrotum, umumnya tidak
disertai strangulasi karena cincin hernia longgar.
Hernia inguinalis direk terjadi sekitar 15% dari semua hernia
inguinalis. Kantong hernia inguinalis direk menonjol langsung ke anterior
melalui dinding posterior kanalis inguinais medial terhadap arteria, dan vena
epigastrika inferior, karena adanya tendo conjunctivus (tendo gabungan
insersio musculus obliquus internus abdominis dan musculus transversus
abdominis) yang kuat, hernia ini biasanya hanya merupakan penonjolan biasa,
oleh karena itu leher kantong hernia lebar. Hernia inguinalis direk jarang pada
perempuan, dan sebagian besar bersifat bersifat bilateral. Hernia ini
merupakan penyakit pada laki-laki tua dengan kelemahan otot dinding
abdomen.

10
E. Manifestasi Klinis
Hernia inguinalis lateralis biasanya terlihat sebagai benjolan pada
daerah inguinal dan meluas ke depan atau ke dalam skrotum. Selama tidur
atau apabila pada keadaan istirahat atau santai, hernia menghilang spontan
tanpa adanya benjolan atau pembesaran skrotum. Riwayat bengkak pada
pangkal paha, labia, atau skrotum berulang-ulang yang hilang secara spontan
adalah tanda klasik untuk hernia inguinalis lateralis. Pemeriksaan fisik akan
menunjukkan benjolan inguinal pada setinggi cincin interna atau eksterna
atau pembengkakan skrotum yang ukurannya dapat berkurang atau
berfluktuasi. Cara klasik memeriksa hernia inguinalis orang dewasa dengan
menempatkan jari telunjuk pada kanalis inguinalis.
F. Diagnosa Banding
1. Hernia Skrotalias

Hernia scrotalis adalah hernia yang melalui cincin inguinalis dan turun
kekanalis pada sisi funikulus spermatikus pada bagian anterior dan lateral,
yang dapat mencapai scrotum, hernia ini disebut juga hernia inguinalis
indirect.

Pada umumnya keluhan pada orang dewasa berupa benjolan di lipat


paha,benjolan tersebut bisa mengecil dan menghilang pada saat istirahat dan
bilamenangis, mengejan mengangkat beban berat atau dalam posisi berdiri
dapat timbulkembali, bila terjadi komplikasi dapat ditemukan nyeri, keadaan
umum biasanya baikpada inspeksi ditemukan asimetri pada kedua sisi lipat
paha, scrotum atau padalabia dalam posisi berdiri dan berbaring pasien
diminta mengejan dan menutupmulut dalam keadaan berdiri palpasi
dilakukan dalam keadaan ada benjolan hernia,diraba konsistensinya dan
dicoba mendorong apakah benjolan dapat direposisi dengan jari telunjuk atau
jari kelingking pada anak-anak kadang cincinhernia dapat diraba berupa
annulus inguinalis yang melebar.

11
Pemeriksaan melalui scrotum jari telunjuk dimasukkan ke atas lateral
dari tuberkulum pubikum, ikuti fasikulus spermatikus sampai ke anulus
inguinalis internuspada keadaan normal jari tangan tidak dapat masuk, bila
masa tersebut menyentuhujung jari maka itu adalah hernia inguinalis lateralis,
sedangkan bila menyentuh sisi jari maka itu adalah hernia inguinalis medialis

2. Torsio Testis

Kemungkinan besar jika nyeri memiliki onset tiba-tiba dan parah.


Lebih umum pada pria di bawah 20 tahun (tetapi bisa terjadi pada usia
berapapun).

3. Hydrococle

Terkumpulnya cairan di sekeliling testis (buah zakar) di dalam


skrotum, yang umumnya tidak sakit dan tidak berbahaya. Hidrokel umumnya
terjadi pada bayi yang baru lahir. Kasus hidrokel pada wanita memang ada,
namun sangatlah jarang. Kantung cairan ini bisa membuat skrotum (kantung
buah zakar) membengkak dan menimbulkan rasa tidak nyaman.

Testis atau buah zakar adalah bagian dari sistem reproduksi pria yang
bertugas menghasilkan sperma dan hormon testosteron. Sepasang testis ini
menggantung dibawah penis dalam dua lapis kantung yang disebut prosesus

12
vaginalis dan skrotum. Hidrokel umumnya terbentuk di dalam prosesus
vaginalis. Pria dewasa penderita hidrokel biasanya merasa tak nyaman karena
membengkaknya ukuran skrotum, dan bobotnya juga semakin berat.

4. Varikokel

Varikokel merupakan suatu dilatasi abnormal dan tortuous dari vena


pada pleksus pampiniformis dengan ukuran diameter melebihi 2 mm. Dilatasi
abnormal vena-vena dari spermatic cord biasanya disebabkan oleh
ketidakmampuan katup pada vena spermatik internal.

5. Penatalaksanaan
Terapi pililihan untuk hernia inguinalis lateralis adalah operasi, karena
hernia inguinalis lateralis tidak bisa sembuh secara spontan. Operasi ini harus
segera dilakukan secera elektif setelah diagnosis di tentukan, karena akan
beresiko tinggi terjadinya inkarserata di kemudian hari. Pada herniotomi
dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya, kantong dibuka
dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan kemudian direposisi. Kantong
diajahit-ikat setinggi mungkin lalu dipotong.

6. Komplikasi
Komplikasi hernia inguinalis lateralis bergantung pada keadaan yang
dialami oleh isi hernia. Isi hernia dapat tertahan dalam kantong hernia
inguinalis lateralis, pada hernia ireponibel: ini dapat terjadi kalau isi hernia
terlalu besar, misalnya terdiri atas omentum, organ ekstraperitoneal atau
merupakan hernia akreta. Di sini tidak timbul gejala klinis kecuali benjolan.
Dapat pula terjadi isi hernia tercekik oleh cincin hernia sehingga terjadi hernia
strangulata/ inkarserasi yang menimbulkan gejala obstruksi usus yang
sederhana. Bila cincin hernia sempit, kurang elastis, atau lebih kaku seperti
pada hernia hernia femoralis dan hernia obturatoria, lebih sering terjadi jepitan
parsial.

13
Jepitan cincin hernia inguinalis lateralis akan menyebabkan gangguan
perfusi jaringan isi hernia. Pada permulaan terjadi bendungan vena sehingga
terjadi udem organ atau struktur di dalam hernia dan transudasi ke dalam
kantong hernia. Timbulnya udem menyebabkan jepitan pada cincin hernia
makin bertambah sehingga akhirnya peredaran darah jaringan terganggu. Isi
hernia menjadi nekrosis dan kantong hernia akan berisi transudant berupa
cairan serosanguinus. Kalau isi hernia terdiri usus, dapat terjadi perforasi yang
akhirnya dapat menimbulkan abses lokal, fistel, atau peritonitis jika terjadi
hubungan dengan rongga perut. Akibat penyumbatan usus terjadi aliran balik
berupa muntah-muntah sampai dehidrasi dan shock dengan berbagai macam
akibat lain.
Hernia inkarserata inai dapat terjadi apabila isi kantong hernia tidak dapat
kembali lagi ke rongga abdomen. Organ yang terinkarserasi biasanya usus,
yang ditandai dengan gejala obstruksi usus, yang disertai muntah, perut
kembung, konstipasi, dan terlihat adanya batas udara-air pada saat foto polos
abdomen. Setiap anak dengan gejala obstruksi usus yang tidak jelas sebabnya
harus dicurigai hernia inkarseta. Pada anak wanita organ yang sering
terinkarserasi adalah ovarium. Apabila aliran darah ke dalam organ berkurang,
terjadilah hernia strangulasi, yang menjadi indikasi pasti untuk operasi.

14
BAB IV
PEMBAHASAN

Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui


defek atau bagian lemah dari dinding rongga yang bersangkutan. Pada hernia
abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan
muskulo-aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri atas cincin, kantong dan isi
hernia.
Dari hasil anamnesis didapatkan pasien laki-laki umur 46 tahun, datang ke
RS Bhayangkara Manado tanggal 1 april 2018 dengan keluhan utama benjolan di
lipat paha kanan yang muncul sejak kurang lebih 5 bulan yang lalu. Benjolan
tersebut dirasakan hilang timbul. Benjolan timbul ketika pasien posisi berdiri,
berjalan dan saat sedang berktifitas. Benjolan menghilang ketika pasien posisi
tidur dan saat sedang istirahat. Keluhan nyeri di daerah benjolan disangkal pasien.
Keluhan mual muntah dan nyeri perut disangkal oleh pasien. Riwayat BAB dan
BAK tidak ada keluhan.
Berdasarkan anamnesis pasien hernia inguinalis lateralis reponibel akan
mengeluhkan benjolan di lipat paha yang muncul pada saat aktifitas terlebih-lebih
saat tekanan intra abdomen meningkat misalnya ketika mengejan, mengangkat
barang berat atau sedang batuk. Dikatakan reponibel artinya benjolan tersebut
dapat masuk kembali ketika pasien sedang posisi tidur atau istirahat. Pasien juga
biasanya akan mengeluhkan rasa nyeri atau rasa tidak nyaman dirasakan
menyebar sampai ke skrotum.2
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum sedang, kesadaran
kompos mentis, tekanan darah 130/90 mmHg, nadi 80 x/menit, pernapasan
20x/menit, suhu badan 37˚C. Pemeriksaan fisik lainnya dalam batas normal,
pemeriksaan status lokalis ditemukan Benjolan ukuran ±5cm, warna sama dengan

15
kulit sekitar, hiperemis (-), nyeri tekan (-), konsistensi kenyal, transluminasi tes
(-), tes valsava (+).
Pada pemeriksaan hernia pasien harus diperiksa dalam keadaan berdiri dan
berbaring dan juga diminta untuk batuk pada hernia yang kecil yang masih sulit
untuk dilihat kita dapat mengetahui besarnya cincin eksternal dengan cara
memasukan jari ke annulus jika cincinnya kecil jari tidak dapat masuk ke kanalis
inguinalis dan akan sangat sulit untuk menentukan pulsasi hernia yang sebenarnya
pada saat batuk. Lain halnya pada cincin yang lebar hernia dapat dengan jelas
terlihat dan jaringan tissue dapat dirasakan pada tonjolan di kanalis ingunalis pada
saat batuk dan hernia dapat didiagnosis. Pemeriksaan fisik seperti transluminasi
tes dilakukan untuk menyingkirkan diagnosis hidrokel. Tes valsava dilakukan
untuk mendukung diagnosis hernia inguinalis lateralis karena massa hernia
tersebut akan muncul ketika tekanan intra abdominal meningkat.3
Pemeriksaan penunjang yang mendukung diagnosis hernia inguinalis
lateralis tidak spesifik. Adapun pemeriksaan laboratorium yang menunjang untuk
mengetahui adanya komplikasi dari hernia tersebut misalnya jika terjadi
strangulasi maka bisa ditemukan hasil pemeriksaan leukosit shift to the left,
pemeriksaan elektrolit, BUN dan kreatinin akan meningkat jika pasien mengalami
muntah-muntah dan dehidrasi. Pemeriksaan radiologis juga tidak dilakukan karena
bukan merupakan pemeriksaan rutin untuk hernia. Ultrasonografi dapat digunakan
untuk membedakan adanya massa pada lipat paha atau dinding abdomen dan juga
membedakan penyebab pembengkakan testis. Pada pemeriksaan radiologis
kadang terdapat suatu yang tidak biasa terjadi, yaitu adanya suatu gambaran
massa. Gambaran ini dikenal dengan Spontaneous Reduction of Hernia En Masse.
Adalah suatu keadaan dimana berpindahnya secara spontan kantong hernia beserta
isinya ke rongga extraperitoneal.4
Pasien ini dirujuk ke dokter bagian bedah untuk dilakukan herniotomi
elektif. Terapi pililihan untuk hernia inguinalis lateralis adalah operasi, karena
hernia inguinalis lateralis tidak bisa sembuh secara spontan. Operasi ini harus
segera dilakukan secera elektif setelah diagnosis di tentukan, karena akan beresiko
tinggi terjadinya inkarserata di kemudian hari. Pada herniotomi dilakukan
pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya, kantong dibuka dan isi hernia

16
dibebaskan kalau ada perlekatan kemudian direposisi. Kantong diajahit-ikat
setinggi mungkin lalu dipotong.5,6
Komplikasi hernia inguinalis lateralis bergantung pada keadaan yang
dialami oleh isi hernia. Isi hernia dapat tertahan dalam kantong hernia inguinalis
lateralis, pada hernia ireponibel: ini dapat terjadi kalau isi hernia terlalu besar,
misalnya terdiri atas omentum, organ ekstraperitoneal atau merupakan hernia
akreta. Di sini tidak timbul gejala klinis kecuali benjolan. Dapat pula terjadi isi
hernia tercekik oleh cincin hernia sehingga terjadi hernia strangulata/ inkarserasi
yang menimbulkan gejala obstruksi usus yang sederhana. Bila cincin hernia
sempit, kurang elastis, atau lebih kaku seperti pada hernia hernia femoralis dan
hernia obturatoria, lebih sering terjadi jepitan parsial.7

DAFTAR PUSTAKA

1. Townsend, Courtney M. 2004. Hernias. Sabiston Textbook of Surgery. 17 th


Edition. Philadelphia. Elsevier Saunders. 1199-1217.
2. http://www.webmed.com/digestive-disorders/tc/Inguinal-Hernia
3. Way, Lawrence W. 2 003. Hernias & Other Lesions of the Abdominal Wall.
Current Surgical Diagnosis and Treatment. Eleventh edition. New York. Mc
Graw-Hill. 783-789.
4. http://www.webmed.com/digestive-disorders/tc/Inguinal-Hernia-Symptoms
5. Bland, Kirby I. 2002. Inguinal Hernias. The Practice of General Surgery.
New York. WB Saunders Company. 795-801

17
6. Cook, John. 2000. Hernia. General Surgery at the Distric Hospital.
Switzerland. WHO. 151-156.
7. Zinner, Michael J. 2001. Hernias. Maingot’s Abdominal Operation. Volume
1. Tenth edition. New York. Mc Graw-Hill. 479-525.

18

Anda mungkin juga menyukai