Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN KASUS

Disusun Oleh
dr. M. Nadzir Ansharullah Akbar

Pembimbing
dr. Nunung Indriastutik
dr. Tontowi Jauhari

Program Internship Dokter Indonesia


RS Bina Sehat Jember
Periode Oktober 2018 – Oktober 2019
BAB 1. PENDAHULUAN

Di Indonesia hernia menempati urutan ke delapan dengan jumlah 291.145 kasus.


Penyebab penyakit hernia yaitu dengan bekerja berat untuk memenuhi kebutuhan seperti
mengangkat benda berat, kebiasaan mengkonsumsi makanan kurang serat, yang dapat
menyebabkan konstipasi sehingga mendorong mengejan saat defekasi. Selain itu, batuk,
kehamilan, dapat juga berpengaruh dalam meningkatkan tekanan intra abdominal sehingga
terjadi kelemahan otot - otot abdomen yang dapat menimbulkan terjadinya hernia inguinalis,
yang dapat menjadi hernia scrotalis bila kantong hernia inguinalis mencapai scrotum. Bisa
juga karena orang yang mempunyai penyakit dengan tonjolan dilipat paha kemudian dibawa
ke dukun sebelum dibawa ke rumah sakit atau dokter. Ada pula sebagian masyarakat yang
merasa malu bila diketahui mempunyai penyakit demikian, sehingga hal-hal inilah yang
kadang kala memperlambat penanganan penyakit dan khususnya hernia. Hernia dapat juga
karena sebab didapat atau anomali kongenital.
BAB 2. LAPORAN KASUS

2.1 Identitas Pasien

Nama : Tn. S
Nomor RM : 290218
Umur : 61 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat :Mumbulsari
Status : Menikah
Pendidikan : SD
Suku : Madura
Agama : Islam
Ruang Perawatan : R. Iman
Tanggal MRS : 17 November 2018
Tanggal Pemeriksaan : 18 November 2018
Tanggal KRS : 20 November 2018

2.2 Anamnesis
Autoanemnesis dilakukan kepada pasien pada tanggal 18 November 2018
Keluhan utama : Benjolan di buah zakar
Riwayat Penyakit sekarang :
Pasien mengeluh keluar benjolan di buah zakar kiri sejak tanggal 17 November 2018
pukul 12.00. Benjolan tidak dapat masuk tetapi pasien tidak merasa nyeri. Sebelumnya, sejak
setahun terakhir di selangkangan pasien sering muncul benjolan saat BAB atau saat bekerja,
tetapi bisa kembali sendiri setelah istirahat. Saat ini pasien masih bisa kentut dan BAB serta
tidak ada keluhan muntah. Saat ini benjolan di buah zakar pasien sudah menghilang dan
hanya mengeluh nyeri perut . Pasien juga sedang dipuasakan karena akan dilakukan operasi.

2.3 Riwayat penyakit dahulu


Hipertensi (+), DM (-), Asma (-)

2.4 Riwayat penyakit keluarga


Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan serupa
2.5 Riwayat pengobatan
Obat darah tinggi tapi hanya minum saat pusing saja

2.6 Riwayat psikososial


Pasien bekerja sebagai buruh tani dengan gaji tidak menentu. Memiliki 1 orang istri
dan 2 orang anak. Saat ini pasien hanya tinggal dengan istrinya. Sehari-hari pasien makan 3
kali sehari. Pasien memiliki kebiasaan merokok.

2.7 Anamnesis sistem


Sistem serebrospinal : nyeri kepala (-), penurunan kesadaran (-)
Sistem kardiovaskular : berdebar-debar (-)
Sistem pernapasan : sesak (-), batuk (-), mengi (-)
Sistem gastrointestinal : mual (-), muntah (-), diare (-) nyeri perut (+), BAB
(+)
Sistem urogenital : BAK via DK warna kuning jernih, benjolan di buah
zakar
Sistem integumentum : turgor kulit normal, purpura (-), ptekie (-)
Sistem musculoskeletal : edema (-), atrofi (-), deformitas (-)

2.8 Pemeriksaan fisik


Keadaan Umum : cukup
Kesadaran : CM, GCS 4-5-6
Vital sign : TD : 130/90, HR : 86 x/menit, RR : 22 x/menit, Suhu axila :
36,8 C
Status Gizi : BB : 55 kg, TB : 160 cm, BMI : 21,4 (Status gizi normal)
Pemeriksaan Khusus
a. Kepala
- Bentuk : bulat lonjong, simetris
- Rambut : hitam keputihan, lurus
- Mata : konjungtiva anemis : -/-
sklera ikterus : -/-
oedem palpebra : -/-
refleks cahaya : +/+
- Hidung : sekret (-), bau (-), pernapasan cuping hidung (-)
- Telinga : sekret (-), bau (-), perdarahan (-)
- Mulut : sianosis (-), bau (-)
b. Leher
- KGB : tidak ada pembesaran
- Tiroid : tidak membesar
- JVP : tidak meningkat
c. Thorax
1. Cor :
- Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
- Palpasi : ictus cordis tidak teraba
- Perkusi : redup di ICS IV PSL D s/d ICS V AAL S
- Auskultasi : S1S2 tunggal, reguler, suara tambahan (-)
2. Pulmo
- Inspeksi : simetris, ketertinggalan gerak (-)
- Palpasi : fremitus raba dalam batas normal
- Perkusi : sonor
- Auskultasi : vesikuler +/+, rhonki (-), wheezing (-)
d. Abdomen
- Inspeksi : flat
- Auskultasi : BU (+) 10x/menit
- Palpasi : soepel, defens muscular (-)
- Perkusi : timpani
e. Genitalia
- Inspeksi : Terdapat benjolan pada inguinal S saat pasien mengejan
Ziemen test (+)
f. Ekstremitas
- Superior : akral hangat +/+, odema -/-
- Inferior : akral hangat +/+, odema -/-

2.9 Pemeriksaan Penunjang


Laboratorium
Jenis Pemeriksaan Nilai
Hematologi
Hemoglobin 13,8
Leukosit 8,8
Hematokrit 42,1
Trombosit 202
Bleeding time 1
Clotting time 7
Faal Hepar
SGPT 22
Faal Ginjal
Kratinin 2,49
Lain-lain
Glukosa sewaktu 102

Foto Thorax

Kesan : Cardiomegali (Hipertrofi ventrikel kiri dan atrium kiri)

EKG
Kesan : LVH, HR 100 x/menit,

2.10 Resume
Pasien mengeluh keluar benjolan di buah zakar kiri sejak tanggal 17 November 2018
pukul 12.00. Benjolan tidak dapat masuk tetapi pasien tidak merasa nyeri. Sebelumnya, sejak
setahun terakhir di selangkangan pasien sering muncul benjolan saat BAB atau saat bekerja,
tetapi bisa kembali sendiri setelah istirahat. Saat ini pasien masih bisa kentut dan BAB serta
tidak ada keluhan muntah. Saat ini benjolan di buah zakar pasien sudah menghilang dan
hanya mengeluh nyeri perut .
Pada pemeriksaan fisik didapatkan benojolan pada inguinal kiri ssat pasien batuk atau
mengejan yang dapat masuk kembali.

2.11 Diagnosis Kerja


Hernia inguinalis lateralis S reponibel + HHD

2.12 Penatalaksaan
Medikamentosa
 Inf RL + diazepam 1 amp 20 tpm
 Inj Ceftriaxon 2x1 g
 Inj Ketorolac 2x30 mg

Terapi cardio
 Bisoprolol 5 mg 1-0-0
Non Medikamentosa
 Pasang NGT dan DK
 Pasien puasa
 Pro op herniotomy + hernioplasty
BAB 3. PEMBAHASAN

3.1 Definisi
Secara umum hernia merupakan tonjolan yang terjadi akibat protrusi abnormal
jaringan,organ atau bagian organ melalui struktur lain.

3.2 Klasifikasi
a. Hernia berdasarkan letaknya
 Indirek/ lateralis
Hernia ini terjadi melalui cincin inguinalis dan melewati korda spermatikus
melalui kanalis inguinalis. Ini umumnya terjadi pada pria dibanding wanita.
Umumnya pasien mengeluh adanya benjolan pada selangkangan dan bisa
mengecil atau menghilang.
 Direk/ medialis
Hernia ini melewati dinding abdomen di area kelemahan otot. Hernia ini disebut
direk karena langsung menuju anulus inguinalis eksterna sehingga meskipun
anulus inguinalis interna ditekan bila pasien berdiri atau mengejan tetap akan
timbul benjolan.
 Femoral
Hernia femoralis terjadi melalui annulus femoralis dan lebih umum terjadi pada
wanita dari pada pria.
 Umbilikal
Hernia umbilikalis pada orang dewasa lebih umum pada wanita dan karena
peningkatan tekanan abdominal Ini biasanya terjadi pada pasien gemuk atau
wanita multipara.
b. Berdasarkan sifatnya terbagi menjadi:
 Hernia reponibel
Yaitu bila isi hernia bisa keluar dan masuk. Kantung hernia keluar jika berdiri
atau mengejan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk, tidak ada
keluhan nyeri ataupun gejala obstruksi usus.
 Hernia ireponibel
Yaitu bila isi kantong hernia tidak dapat dikembalikan ke dalam rongga. Ini
biasanya terjadi karena perlengketan isi kantong pada peritonium kantung
hernia.
 Hernia inkarserata
Yaitu bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia. Hernia inkarserata berarti isi
kantong terperangkap dan tidak dapat kembali ke dalam rongga perut disertai
akibatnya berupa gangguan vaskularisasi. Hernia strangulata mengakibatkan
nekrosis dari organ abdomen

3.3 Etiologi
1. Batuk kronis
2. Adanya prossesus vaginalis yang terbuka
3. Tekanan intra abdomen yang meningkatkan secara kronis seperti batuk kronik,
hipertrofi prostat, konstipasi dan asites.
4. Kelemahan otot dinding perut dan degenerasi jaringan ikat karena usia lanjut.
5. Kehamilan multipara dan obesitas.
3.4 Gejala Klinis
Gejala yang sering muncul pada pasien hernia adalah
1. Berupa benjolan keluar masuk konsistensi bisa keras dan yang tersering
tampak benjolan dilipat paha.
2. Adanya rasa nyeri pada daerah benjolan bila isinya terjepit disertai perasaan
mual.
3. Terdapat gejala mual dan muntah atau distensi bila lelah ada komplikasi
4. Bila terjadi hernia inguinalis strangulata daerah abdomen timbul nyeri yang
hebat karena nekrosis organ intra abdomen

3.5 Pemeriksaan penunjang


Pemeriksaan penunjang pada hernia adalah :
 Foto BOF, LLD menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam usus atau obstruksi
usus.
 Hitung darah lengkap dan serum elektrolit dapat menunjukkan
hemokonsentrasi (peningkatan hemotokrit), peningkatan sel darah putih
(Leukosit : >10.000– 18.000/mm3) dan ketidak seimbangan elektrolit.

3.5 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medis pada hernia yaitu :
 Hernioplasty : memperkecil anulus inguinalis internus dan memperkuat dinding
belakang dengan bahan lain
 Herniotomy : pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya, kantong dibuka
dan isi hernia dibebaskan dari perlekatan, kemudian direposisi, kantong hernia
diikat lalu dipotong.
 Herniorraphy : mengembalikan isi kantong hernia ke dalam abdomen dan
menutup celah yang terbuka

Anda mungkin juga menyukai