Anda di halaman 1dari 50

MINI CEX

Hernia Inguinalis

Disusun Oleh :
Donny Hiskia Turnip- 2265050012

Pembimbing:
dr. E. Surya Andi Pohan, Sp.B-KBD

Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah


Periode 6 Maret – 6 April 2024
Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Indonesia
Jakarta
IDENTITAS
1. Nama : Tn. C K I
2. Usia : 49 Tahun
3. Pendidikan Terakhir : S1
4. Pekerjaan : PNS
5. Agama : Islam
6. Suku Bangsa : Jawa
7. Alamat : Jl. S Brantas 53 RT 06 RW 01
Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara
8. Tanggal Masuk RS : 7 Maret 2024
9. Asal Pasien : Melati
ANAMNESIS
Anamnesis

Keluhan Utama :
Benjolan pada lipat paha kanan yang hilang timbul

Keluhan Tambahan : -
Anamnesis
Pasien datang ke Poli Bedah RS Pelabuhan Jakarta dengan keluhan benjolan
yang hilang timbul pada lipatan paha sebelah kanan. Benjolan dirasakan sejak 2
tahun yang lalu dan tidak nyeri. Pasien mengatakan benjolan akan keluar ketika
pasien berdiri dan benjolan akan masuk kembali kedalam ketika pasien dalam
posisi duduk atau tidur. Pasien juga mengatakan benjolan muncul secara tiba tiba
dan dirasa tidak bertambah besar maupun tidak bertambah kecil. Pasien merasa
tidak nyaman saat benjolan timbul. Riwayat benjolan pada lipatan paha disangkal
oleh pasien dan belum pernah operasi sebelumnya. Pasien tidak meiliki riwayat
batuk lama(-), sering menggangkat beban berat (-)rasa mual (-), muntah (-),
demam (-), BAB dan BAK dalam batas normal, Flatus (+).
Riwayat Penyakit Dahulu
Hipertensi (-)
Diabetes mellitus (-)
Penyakit ginjal (-)
Alergi (-)

Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada keluarga pasien yang mengalami keluhan yang serupa dengan pasien

Riwayat kebiasaan, sosial, ekonomi, dan lingkungan


Merokok (+), Minum alkohol (-)
Pemeriksaan Fisik
Tanda - Tanda Vital

● Kesadaran Umum : Tampak sakit sedang


● Kesadaran : Composmentis
● Tekanan darah : 123/81 mmHg
● Nadi : 81 x/menit
● Pernafasan : 20 x/menit
● Suhu : 36,5 oC
● Saturasi Oksigen : 99 %
● Tinggi Badan : 168 cm
● Berat Badan : 74 kg
● BMI : 26,21 kg/m2

PEMERIKSAAN FISIK
KEPALA
Bentuk : Normocephali
Deformitas : Tidak ditemukan deformitas
Rambut : Hitam, lurus, sukar dicabut

MATA

Eksoftalmus/enophthalmus : Tidak terdapat eksoftalmus dan enophthalmos

Gerakan bola mata : Dalam batas normal


Tekanan bola mata : Tidak dilakukan pemeriksaan
Kornea : Jernih
Sklera Ikterik :-/-
Konjungtiva anemis :-/-
PEMERIKSAAN FISIK
PARU-PARU
• INSPEKSI : perubahan warna kulit (-),simetris, tidak ada retraksi
sela iga , bendungan vena (-), diameter anteroposterior<laterolateral,
• PALPASI : Vokal fremitus simetris kiri dan kanan
• PERKUSI : sonor/ sonor
• Batas paru hepar pada ICS V linea midclavicularis dextra
• Batas paru Lambung pada ICS VI linea midclavicularis
sinistra
• AUSKULTASI : Paru → BND : vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing
(-/-)
PEMERIKSAAN FISIK
JANTUNG

INSPEKSI : Ictus cordis tidak terlihat


PALPASI : Ictus cordis teraba di linea mid clavicularis sinistra
setinggi di ICS V
PERKUSI :
• Batas jantung kiri setinggi ICS V linea midclavicularis sinistra
• Batas jantung kanan setinggi ICS IV linea sternalis dextra
AUSKULTASI : Bunyi jantung I dan II reguler, tidak terdapat
murmur dan gallop
PEMERIKSAAN FISIK
ABDOMEN

INSPEKSI : Perut tampak mendatar, pelebaran vena (-), sikatriks (-), striae (-)
AUSKULTASI : Bising usus (+) 5x/menit
PERKUSI : Timpani pada 9 regio, nyeri ketok (-), shifting dullness (-), pekak alih
pekak sisi (-), Nyeri ketok CVA (-)
PALPASI : Supel, tidak terdapat nyeri tekan dan nyeri lepas
Status Lokalis
Regio Inguinal Dextra
❏ I : Tampak benjolan massa berukuran ± 5 cm x 3 cm, berwarna sama seperti kulit sekitar
❏ P : Teraba massa berukuran ± 5 cm x 3 cm, lunak, nyeri tekan (-), suhu sama seperti di sekitarnya, dapat
digerakan dan dimasukkan kedalam perut, teraba annulus ingunalis eksterna dan saat finger tes valsava teraba
tekanan pada ujung jari.
❏ A : Terdengar bising usus pada benjolan
Diagnosa Banding

 Hernia Inguinalis Lateralis


 Limfadenopati inguinal
 Tumor atau Keganasan

Diagnosa
Hernia Inguinalis Medial (HIM) Reponibel Dextra
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi
Lapisan Abdomen :

1. Cutis (Kulit)
2. Facia superficialis
● Fascia campari : Lapisan superficial yang
mengandung lemak
● Fascia scarpae : Lapisan membranosa
subkutan
1. Musculus Obliquus Externus Abdominis
2. Musculus Obliquus Internus Abdominis
3. Fascia Tranvesalis
4. Peritoneum
Canalis Inguinalis

Suatu saluran oblik yang melewati bagian bawah dinding depan abdomen.
❏ Pada pria : Dilewati oleh struktur dari testis menuju ke abdomen
❏ Pada wanita : Dilewati oleh lig. rotundum uteri dari uterus ke labium mayor
Panjang sekitar 4 cm, terletak sejajar diatas lig. Inguinalis.
Anulus Inguinalis internus (Deep ring/Canalis Inguinalis Profunda)

Pintu masuk kedalam canalis inguinalis, dibatasi oleh:


❏ Cranial : tepi caudal m. transversus abdominis
❏ Caudo lateral : lig. inguinalie
❏ Medial : lig. interfoveolare
Anulus Inguinalis Externus (Superficial ring)

Defek berbentuk segitiga pada aponeurosis m. obliquus externus abdominis yang


terletak di sebelah atas medial tuberculum pubicum.
Hernia Inguinalis
Merupakan penonjolan yang membentuk kantung
peritoneum yang berisi suatu organ atau lemak
praperitoneum yang diperoleh dari kongenital
ataupun akuisista ( didapat).

Hernia terdiri dari :

1. Cincin
2. Kantong
3. Isi Hernia
Hernia terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
❏ Kantong hernia → peritoneum parietalis.
Hernia tidak memiliki kantong → hernia insisional, hernia adipose, hernia
intertitialis.
❏ Isi hernia
Organ/jaringan yang keluar melalui kantong hernia → usus, ovarium dan
omentum.
❏ Cincin hernia
Bagian locus minoris resistance dilalui kantong hernia
Epidemiologi
● Sebanyak 1,6 juta kejadian hernia inguinalis diagnosis
setiap tahunnya.
● Prevalensi hernia ditemukan 27 % pada laki-laki dan 3%
diantaranya pada perempuan
● Di Amerika Serikat, sekitar 96% kejadian hernia
merupakan hernia inguinalis dan 20% diantaranya terjadi
bilateral.
● Faktor resiko hernia meliputi riwayat penyakit dalam
keluarga, usia, indeks massa tubuh, penyakit jaringan
sistemik dan riwayat pembedahan.
● Pada wanita, hernia sering dikaitkan dengan batuk kronis.
● Tidak ada hubungan signifikan antara merokok atau
penggunaan alkohol pada hernia
Etiologi

❏ Peningkatan tekanan intra abdominal akibat adanya tindakan valsava


maneuver seperti batuk kronik, mengejan (konstipasi), mengangkat benda
berat atau menangis.
❏ Prosesus vaginalis yang terbuka
❏ Kelemahan otot dinding perut karena usia
Klasifikasi

Menurut sifatnya:
❏ Hernia reponibel → dapat keluar dan masuk
❏ Hernia irreponibel/hernia akreta → tidak dapat dikembalikan kedalam
rongga
❏ Hernia inkarserata → isi hernia terjepit oleh cincin hernia beserta isi kantong
dan terjadi gangguan pasase usus.
❏ Hernia strangulata → isi hernia terjepit cincin hernia beserta isi kantong dan
terjadi gangguan pasase usus serta gangguan vaskularisasi sehingga dapat
terjadi nekrosis.
❏ Hernia Richter → Strangulata setengah, pasase usus masih ada.
Klasifikasi

Hernia Inguinalis Direct (Medialis)


Hernia yang menonjol langsung ke anterior melalui dinding posterior canalis
inguinalis medial terhadap arteri vena epigastrika inferior.

Etiologi → Tekanan Intraabdomen + kelemahan otot dinding trigonum


Hasselbach.
Hernia Direct
(Medialis)
Trigonum Hasselbach
Klasifikasi

Hernia Inguinalis Indirect (Lateral)


❏ Hernia yang melalui anulus inguinalis internus
❏ Terletak di sebelah lateral vasa epigastrika inferior
❏ Menyusuri kanalis inguinalis
❏ Keluar ke rongga perut melalui anulus inguinalis eksternus.
Hernia Inguinalis Indirect (Lateralis)
Hernia Inguinal Hernia Inguinal
Direct Indirect

PATOFISIOLOGI
HERNIA
Pemeriksaan Fisik

INSPEKSI
❏ Benjolan dilipatan paha simetris atau asimetris pada posisi berdiri atau
melakukan manuver valsava.
❏ Benjolan berbentuk lonjong (HIL) atau bulat (HIM)
❏ Tanda-tanda radang ada atau tidak, pada hernia inguinalis biasanya tanda
radang (-).
PALPASI
❏ Tentukan konsistensinya
❏ Lakukan reposisi (bisa masuk atau tidak)
❏ Untuk membedakan antara hernia inguinalis
lateralis dan medialis dapat dilakukan beberapa
macam test (provokasi test)
PEMERIKSAAN KHUSUS
Zieman Test
Kanan pakai tangan kanan dan sebaliknya.
Pada penderita laki-laki ataupun perempuan.
Cara:
1. Jari kedua diletakkan diatas Annulus Internus ± 1,5 cm diatas
pertengahan SIAS dan tuberkulum pubikum.
2. Jari ketiga di annulus eksternus
3. Jari keempat di fossa ovalis
4. Pasien diminta mengejan, raba letak penonjolan
5. Jari kedua: Lateralis (indirek), Jari ketiga: medialis (direk), Jari
keempat: Hernia femoralis
Finger Tip Test
Cara:
1. Jari telunjuk atau kelingking masuk
menyelusuri annulus eksternus
sampai dapat mencapai kanalis
inguinalis
2. Penderita diminta mengejan
● Dorongan ujung jari → hernia inguinalis lateralis
● Dorongan samping jari → hernia inguinalis
medialis
Thumb Test

Cara:
1. Ibu jari tekan annulus inguinalis
internus
2. Penderita disuruh mengejan
3. Benjolan keluar → hernia inguinalis
medialis, tidak keluar → hernia
inguinalis lateralis.
AUSKULTASI

Pada auskultasi dengan indikasi hernia, akan


terdengar bising usus pada benjolan dan
peningkatan pada bising usus
Pemeriksaan Fisik WAJIB
Rectal Toucher
1. WAJIB DILAKUKAN khususnya pada pasien hernia
yang menggalami gangguan pasasse usus seperti mual,
muntah, perut distensi, tidak flatus dan tidak BAB.

2. Tujuan : untuk mengetahui Ileus Obstruktif karena


Hernia Inkarserata.

3. Hasil (+) bila anpula rekti colaps


PEMERIKSAAN PENUNJANG
Untuk mencari kemungkinan adanya tekanan intra peritoneal meningkat, sebagai
penyebab timbulnya hernia dapat menggunakan CT-Scan, USG ataupun MRI.

Ultrasonography CT Scan
(USG)
TATALAKSANA

Konservatif
Melakukan reposisi dan pemakaian penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia
yang telah direposisi.

Indikasinya adalah :
❏ Bila menolak operasi
❏ Disertai penyakit berat yang dapat meningkatkan tekanan intraabdominal (ascites, cirrhosis
hepatic, tumor paru)
❏ Hernia Strangulata
Operatif
Indikasi:
❏ Hernia inguinalis dengan komplikasi inkarserata ataupun stangulata.
❏ Hernia inguinalis lateralis pada anak maupun dewasa (reponibilis atau irreponibilis)
❏ Hernia inguinalis medialis yang cukup besar dan mengganggu.
Jenis Operasi

Herniotomy
Membuang kantong hernia seproximal mungkin, terutama pada anak-anak karena
dasarnya adalah congenital tanpa adanya kelemahan dinding perut.

Herniorrhapy
Herniotomy disertai tindakan bedah untuk memperkuat dinding perut bagian bawah di
belakang kanalis inguinalis (hernioplasty).
Herniotomy

A,B : Insisi hernia dapat berupa transverse atau


oblik.
C : Buka aponeurosis m. Obliquus
abdominis externus.
D : Identifikasi funikulus spermatikus.
E,F : Identifikasi dan bebaskan kantong hernia.
G,H : Ligasi kantong hernia
Herniorrhapy dengan metode
Lichstenstein

A :Lapangan operasi setelah dilakukan herniotomi.


B : Jahitkan tepi bawah mesh pada ligamentum
inguinalis.
C : Jahitkan tepi atas mesh pada conjoint tendon
(aponneurosis m. obliquus internus) dan tepi lateral
mesh dibelah untuk tempat lewatnya funikulus
spermatikus.
D : Tepi lateral mesh disilangkan mengelilingi
funikulus spermatikus dan dijahitkan pada
ligamentum inguinalis.
Herniorrhapy dengan metode bassini

Pada metode ini funikulus


spermatikus diletakkan dibawah
fascia muskulus obliqus
abdominis externus
Herniorrhapy dengan metode halsted

Pada metode ini funikulus


spermatikus diletakkan diatas fascia
musculus obliqus abdominis
externus, tujuannya adalah untuk
lebih memperkuat dinding abdomen
DAFTAR PUSTAKA
● Burcharth J. The epidemiology and risk factors for recurrence after inguinal hernia surgery. Dan Med J. 2014;61(5).
● Miller HJ. Inguinal Hernia Mastering the Anatomy. Surg Clin N Am [Internet]. 2018;98:607–12. Available from:
https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/56778533/inguina_hernia_mastery_the_anatomy-with-cover-page-v2.pdf?
Expires=1635603314&Signature=FCoaxDJO3iBVIwtDtLJvU6LnJeadCxT5HrWRJ83MC6Oeb~MxGAeiV7N8b8~WS
SaeXfCclm1XnxqSpNVYu9KSUCa2GtrjUHDd4a0DjVvemkL5AWGZlqvt5ALja
● Jensen KK, Henriksen NA, Jorgensen LN. Inguinal Hernia Epidemiology. In: Textbook of Hernia [Internet]. 2017.
Available from: https://link.springer.com/chapter/10.1007/978-3-319-43045-4_4#citeas
● Amrizal. Hernia Inguinalis : Tinjauan Pustaka. Syifa’MEDIKA. 2015;6(1).
● Sjamsuhidajat. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC`; 2011.

Anda mungkin juga menyukai