Anda di halaman 1dari 52

REFERAT

“Low Vision pada Katarak Lanjut”

Disusun Oleh :
Donny Hiskia Turnip 2265050012
Christine Chaquita Panamuan 2265050035
Pembimbing :
Dr. Reinne Natali Christine, Sp.M

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATA PERIODE 29 JANUARI - 2 MARET 2024


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Penglihatan ⇒ penting dalam seluruh aspek kehidupan
Bila terdapat gangguan pada penglihatan akan menyebabkan efek negatif yang akan
mempengaruhi perkembangan alamiah dari intelegensi maupun kemampuan akademis,
profesi dan sosial.

Glaukoma Low vision


PENDAHULUAN

Individu dengan low vision pada glaukoma lanjut

Akan mendapat gangguan dalam menjalani aktivitas sehari-harinya oleh karena penurunan
fungsi penglihatan yang tidak dapat dikoreksi. Fakta tersebut berimplikasi pada perlunya
perhatian pada glaukoma, terutama dalam pencegahan glaukoma pada individu yang berisiko,
serta untuk mencegah kebutaan pada pasien yang menderita glaukoma. Perlu dikaji melalui
keluhan yang dialami riwayat medis, dan pemeriksaan fungsi penglihatan untuk memberikan
tatalaksana dan menentukan alat bantu yang sesuai dengan tiap-tiap individu.
ANATOMI & FISIOLOGI
MATA
ANATOMI MATA

Bola mata dilindungi oleh kelopak


mata dan bagian mata terbagi menjadi
● segmen anterior (kornea, iris,
badan siliar, dan lensa)
● posterior (akuos humor, retina,
koroid, dan nervus optikus)
AQUEOUS HUMOR
Aqueous Humor ⇒ cairan dengan viskositas rendah
yang transparan dan disekresi dari komponen plasma
oleh sel epitel non pigmen badan siliaris ke bilik mata
belakang. Cairan tersebut kemudian masuk ke bilik
mata depan dan melanjutkan ke drainase menuju
sirkulasi kardiovaskular melalui mekanisme yang tidak
sepenuhnya dimengerti. Fungsi dari cairan ini dalam
fisiologi okuli antara lain adalah sebagai nutrisi, optik,
dan mekanik warna.
Sudut Bilik Mata Depan

● Aqueous humor dari bilik anterior akan


didrainase ke aliran trabekular (90%) dan/
aliran uveoscleral (10%)
● Tekanan mata yang normal berkisar sekitar
10-21 mmHg. (Laju dari aqueous sebanding
dengan perbedaan antara tekanan intraokular
dan tekanan vena episklera)
GLAUKOMA
DEFINISI

Suatu neuropati optik yang ditandai oleh


pencekungan (cupping) diskus optikus dan
GLAUKOMA
pengecilan lapangan pandang, biasanya disertai
peningkatan tekanan intraokular.

World Health Organization (WHO) memprediksi jumlah


penderita Glaukoma di dunia mencapai sekitar 60,7 juta
orang di tahun 2010 dan akan menjadi 79,4 juta di tahun
2020

Di Indonesia, sebesar 1,8 juta penduduk mengalami kebutaan


akibat Glaukoma.
ETIOLOGI

Peningkatan Tekanan Intraokuler (TIO)

Ketidakseimbangan produksi aqueous humor

Bertambahnya Terhambatnya
produksi pengeluaran
PATOFISIOLOGI
- Penipisan lapisan serat saraf
apoptosis sel
- Penipisan lapisan inti-dalam retina
ganglion retina
- Berkurangnya akson di nervus optikus

Diskus optikus menjadi atrofik

Pembesaran cawan optik

Glaukoma
Patofisiologi
PACG

Miayyy
Patofisiologi
POAG

Miayyy
LOW VISION
DEFINISI LOW VISION

Low vision ⇒ merupakan gangguan fungsi penglihatan permanen, yang setelah dilakukan
tindakan optimal seperti pengobatan dan/atau koreksi refraksi masih memiliki ketajaman penglihatan
kurang dari 6/18 dan lebih baik atau sama dengan 3/60 pada mata yang lebih baik atau lapangan
pandang kurang dari 20 derajat dari titik fiksasi.

Low vision ⇒ masih dapat mempergunakan penglihatannya. Namun, low vision biasanya
mempengaruhi kegiatan atau aktivitas sehari-hari seperti membaca, membaca, menulis, menonton
televisi, mengemudi, dan mengenali wajah orang lain.
EPIDEMIOLOGI

● 2,2 miliar orang di dunia memiliki gangguan penglihatan


● 1 miliar mengalami gangguan penglihatan yang dapat
dicegah atau belum ditangani.
WHO 2019
● gangguan penglihatan jarak jauh dijumpai hingga 4 kali
lipat pada negara dengan ekonomi menengah kebawah

● Gangguan penglihatan jarak dekat lebih banyak dijumpai di


Afrika
EPIDEMIOLOGI
- Prevalensi kasus low vision sebanyak 2,1 juta
kasus pada tahun 2013
Badan Litbangkes - rentang usia 65-74 tahun dengan 647.511 kasus dan

Kementerian Kesehatan persentase tertinggi didapati pada usia 75+ tahun

2013 dengan 13,90%.


- penderita low vision berjenis kelamin perempuan
mendominasi dengan menyumbang 1,2% dari
seluruh populasi.
KLASIFIKASI

KLASIFIKASI
GANGGUAN
PENGLIHATAN ICD 10
ETIOLOGI

Penyebab terbanyak di dunia adalah :

1. kelainan refraksi yang tidak ditangani (43%)


2. katarak (33%)
3. glaukoma (2%)
4. age-related macular degeneration (1%)
5. retinopati diabetik (1%)
6. trakoma (1%)
7. opasitas kornea (1%)
Masalah-masalah low vision dapat diklasifikasikan dalam empat

ETIOLOGI golongan yaitu :

1. Penglihatan sentral dan perifer yang kabur atau berkabut,


yang khas akibat kekeruhan media (kornea, lensa, corpus vitreous).
2. Gangguan resolusi fokus tanpa skotoma sentralis dengan
ketajaman perifer normal, khas pada edema makula.

3. Skotoma sentral, khas untuk gangguan makula degeneratif atau


inflamasi dan kelainan-kelainan nervus optikus.

4. Skotoma perifer, khas untuk glaukoma tahap lanjut, retinitis


pigmentosa dan gangguan retina perifer lainnya.
LOW VISION PADA
GLAUKOMA LANJUT
Rapid Assessment of Avoidable Blindness
(RAAB) tahun 2016

⇒ 2.7% penduduk Indonesia mengalami kebutaan dengan angka


kebutaan yang disebabkan oleh glaukoma mencapai 2.9 juta kasus.
⇒ Angka kejadian visual impairment sedang sebesar 12.9%, visual
impairment berat sebesar 3.3% serta kebutaan sebesar 1.4%.
Primary Angle Closure Glaucoma (PACG)

Pada akut ⇒ visual impairment berat / kebutaan karena serangannya terjadi


secara mendadak serta dipengaruhi oleh adanya edema kornea.

Pada kronis ⇒ didapatkan hasil ketajaman penglihatannya normal / visual


impairment ringan karena pasien sendiri cenderung tidak menyadari bahwa
dirinya PACG, biasanya PACG terlihat setelah pasien tersebut melakukan
pemeriksaan mata lain atau kontrol rutin.
Tanda klinis pasien glaukoma tertutup
adalah peningkatan TIO dan penurunan
ketajaman penglihatan.

Penggunaan
Jika tidak ditangani dengan cepat dapat
low-vision aids
memperparah keluhan penglihatan pasien
dengan low vision umumnya tidak dapat
diperbaiki oleh kacamata konvensional
atau lensa kontak
TATALAKSANA
Prinsip pengobatan glaukoma

menghambat produksi aqueous humor, meningkatkan


eksresi aqueous humor melalui trabecular outflow dan
meingkatkan aqueous humor melalui uveoscleral outflow
Indikasi operasi pada glaukoma sudut terbuka:

- Terapi obat tidak adekuat


- Intoleransi dengan pengobatan. (reaksi alergi, penurunan pengelihatan,
nyeri, spasme m. cilliaris dan ptosis)
- Pasien tidak cocok diberikan terapi obat kerena kesulit dalam penggunaan
obat, khususnya tetes mata.
Agen Farmakoterapi
Nama Obat Cara Kerja Obat Indikasi Efek Samping

Parasimpatomimeti - Mengkontraksikan m. - Glaukoma - Pada anak akan menyebabkan


k longitudinalis ciliaris yang akan primer sudut tempopary myopia karena
menarik taji sklera, yang membuka terbuka kontraksi pada m. cilliaris
- Pilocarpine anyaman trabekular sehingga - Glaukoma
- Miosis dengan perburukan
- Carbachol meningkatkan aliran keluar. akut sudut
penglihatan pada malam hari
tertutup.
- Aceclidine - mengecilkan pupil (miosis).
- Mempersempit lapang
pandang bagian perifer.
Agen Farmakoterapi
Nama Obat Cara Kerja Obat Indikasi Efek Samping

Indirect para- - Meningkatkan -Glaukoma primer sudut - Tidak bisa digunakan sebagai
simpatomimetik drainase. terbuka, jika agen miotik obat rutin karena
- Kontraksi pada tidak lagi efektif menyebabkan efek pada
-Neostigmine m. cilliari dan sistemik.
m. sphincter - Obat ini hanya digunakan
pupil. untuk kondisi pasien yang
gagal diberikan obat penurun
tekanan intraorbital lainnya.
Agen Farmakoterapi
Nama Obat Cara Kerja Obat Indikasi Efek Samping

Agen Meningkatkan drainase dan Glaukoma primer - 10 % -15% alergi dengan obat
Simpatomimetik menurunkan produksi aqueous sudut terbuka ini.

direk humor.
- Dapat menyebabkan cystoid

-Dipivefrin Digunakan sebagai kombinasi maculopathypada pasien afakia.

(Derivate epinefrin) dengan pilokarpin dan carbonic


- Produk oksidasi dari epinefrin di
anhydrase inhibitor, agen ini
konjungtiva akan menyebabkan
menurunkan produksi tekanan
obstruksi pada kanal
intraocular.
Agen Farmakoterapi
Nama Obat Cara Kerja Obat Indikasi Efek Samping

Clonidine Menurunkan tekanan Baik digunakan untuk Pasien tekanan darah rendah
intraokular sekitar 20%, pasien anak anak harus diberikan obat dengan
bekerja dengan cara dengan glaukoma konsentrasi rendah.
vasokontriksi tapi primer sudut terbuka
mengecilkan pupil.
Agen Farmakoterapi
Nama Obat Cara Kerja Obat Indikasi Efek Samping

Apraclonidine Menurunkan produksi Decompentased Hati hati penggunaan obat


aqueous humor. (cara kerja glaucoma. ini pada pasien dengan
sama dengan clonidine tetapi gangguan jantung.
apraclonidine tidak
menyebabkan penurunan
tekanan darah)
Agen Farmakoterapi
Nama Obat Cara Kerja Obat Indikasi Efek Samping

Brimonidine Meningkatkan aliran Decompentased Hati hati penggunaan obat


pengeluaran melalui vena glaucoma. ini pada pasien dengan
episklera dan menurunkan gangguan jantung.
produksi dari aqueous humor
di badan siliaris.
Agen Farmakoterapi
Nama Obat Cara Kerja Obat Indikasi Efek Samping

Beta blockers Menurunkan produksi - Glaukoma primer -Menurunkan heart rate.


- Timolol aqueous humor di Korpus sudut terbuka.
-Bronkospasme pada pasien
- Betaxolol Siliaris tanpa
- Glaukoma sekunder asma berbahaya.
mengecilkan ukuran pupil
- Carteolol sudut terbuka.
dan akomodasi. -Beta blocker tidak boleh
- Levobunolol
- Glaukoma sekunder digunakan pada pasien
- Metipranolol
sudut tertutup. dengan gangguan paru,
- Pindolol
gangguan jantung.
Agen Farmakoterapi
Nama Obat Cara Kerja Obat Indikasi Efek Samping
Analog Meningkatkan drainase - Glaukoma primer sudut - Terjadi perubahan warna
prostaglandin uveoscleral aqueous terbuka. iris pada 16% pasien.
humor.
- Latanoprost - Bisa digunakan - Bulu mata menjadi
bersamaan dengan beta panjang dan tipis.
- Travoprost
blocker, epinefrin derivat,
- Bimatoprost pilocarpine dan inhibitor
karbonik anhidrase
Agen Farmakoterapi
Nama Obat Cara Kerja Obat Indikasi Efek Samping
Karbonik anhydrase Menurunkan produksi Glaukoma sudut Mual, muntah , depresi,
inhibitors aqueous humor. Enzim tertutup. cemas, anoreksia,
karbonik anhidrase penurunan berat badan dan
- Acetazolamide
berkontribusi memproduksi menurunkan libido pada
- Dorzolamide aqueous humor dengan cara 40%-50% pasien glaukoma.
mensekresikan bikarbonat.
- Brinzolamide
- Dichlorphenamide
Agen Farmakoterapi
Nama Obat Indikasi

Agen osmotic Glaukoma sudut terbuka.

- Manitol

- Glyserin
1.Argon Laser Trabeculoplasty
Prinsip : akan melebarkan anyaman trabecular dengan
cara me-laser sehingga akan meningkatkan ekskresi
melalui anyaman trabecular.

Teknik : 50 sampai 100 focal laser akan membakar


bagian anterian dari anyaman trabekular.

Komplikasi: perdarahan yang masif yang berasal dari


pembuluh darah dekat dengan lokasi focal laser dan
dapat menyebabkan sinekia antara iris dengan lokasi
focal laser.
2. Filtration surgery

- Prinsip : aqueous humor mengalir ke bilik mata depan melalui muara sklera
subkonjungtiva, melewati anyaman trabekula.
- Teknik : Diawal dengan membuka lapisan konjungtiva di bagian fornix atau limbus
kemudian lapisan tipis sklera dibuka. Lalu, dibuat akses menuju bilik mata depan
dengan trephine 1,5 mm melalui jalur sklerokornea atau trabeculektomi menggunakan
scalpel. Iridektomi perifer kemudian dilakukan melalui lubang ini. Flap sklera
kemudian ditutup secara longgar dan ditutup dengan konjungtiva.
- Penurunan tekanan intraokular sekitar 80%-85% berhasil menggunakan Teknik operasi
ini.
3. Cyclodialysis

- Prinsip : aqueous humor di alirkan ke ruang suprachoroidal.

- Teknik : Pertama, dilakukan insisi pada sklera hingga ke badan silliaris (4 mm


dibelakang limbus). Kemudian sklera dipisahkan dari badan siliarin dengan retractor
lalu di tarik ke anterior.

- Prosedur ini sudah sangat jarang digunanakn karena pengerjaannya yang sulit.
Prinsip Terapi Glaukoma Primer Sudut Tertutup

- Penurunan tekanan osmotik pada volume di badan vitreous dapat dilakukan dengan
pemberian (gliserin oral 1 – 1.5 g/kgBB atau mannitol IV 1-2g/kgBB)
- Menunrunkan produksi queous humor dengan cara memberikan obat karbonik
anhydrase inhibitor yaitu aserazolamide IV 250-500 mg. Kedua langkah ini ini efektif
menurunkan tekanan intraorbital dibawah 50-60 mmHg.
- Pemberian tetes mata pilokarpin 1 %, diberikan setiap 15 menit. Jika, tidak efektif
bisa diberikan setiap 5 menit hingga pemberian pilokarpin konsentrasi 4 %.
E. Operasi Pada Glaukoma Sudut Tertutup

- Neodymium : yttrium-aluminum-garnet laser iridotomy (nonincisional procedure)


Laser Nd:YAG digunakan untuk membuka iris perifer dibagian jariangan ikat tanpa harus
membuka dengan potongan melingkar. Operasi ini menggunakan anestesi topikal.
- Peripheral iridectomy (incisional procedure)
Operasi ini bisa dilakukan pada kondisi kornea edema atau iris yang tipis. Nantinya akan
dilakukan insisi pada limbal lokasi di jarum jam angka 12, pada saat operasi pasien
menggunakan anestesi lokal atau anestesi umum. Tetapi pada saat ini iridektomi perifer
sudah jarang digunakan.
Operasi Pada Glaukoma Anak

- Goniotomy
Teknik : memasangkan alat gonioskop di mata, kemudian skapel goniotomy nantinya akan masuk
ke anyaman trabekular melalui bilik mata depan. Insisi akan berjalan dari anyaman trabekular
sampai ke kanal schlem sehingga drainase aqueous humor lancar. Operasi ini hanya dapat
dilakukan jika kornea dalam keadaan jernih sehingga mudah untuk melihat bilik mata depan.
- Trabekulotomy
Teknik : lapisan konjungtiva dan sklera diangkat betujuan untuk memberikan akses ke kanal
schlem. Insisi membentuk bulatan. Trabektulotom nantinya akan memeriksa bilik mata depan.
Kemudian merobek bagian jraingan embrionik kanal, anyaman trabekular untuk membuka jalan
drainase qwueous humor.
Low vision aids (LVA) atau low vision assistive products (LVAPs)

alat yang membantu orang dengan low vision dengan menggunakan sisa penglihatan
yang dimiliki (residual visual function) untuk kehidupan sehari-hari. Low vision aids
sering digunakan pada pasien-pasien dengan retinitis pigmentosa, glaukoma,
degenerasi makular, retinal detachment, retinopati diabetikum, korioretinitis, dan
masalah mata lainnya.
Alat bantu Low Vision :

1. Alat bantu lensa konveks 2. Sistem Teleskop


(kacamata, kaca pembesar)
Alat bantu Low Vision :

3. Alat non-Optis 4. Pemberian warna, filter,


(huruf berukuran besar, dan pencahayaan
pencahayaan, penyangga baca,
alat penanda, alat yang dapat
bersuara)
Alat bantu Low Vision :

5. Sistem Elektronik
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Low vision adalah gangguan fungsi penglihatan permanen, yang setelah dilakukan tindakan optimal seperti
pengobatan dan/atau koreksi refraksi masih memiliki ketajaman penglihatan kurang dari 6/18 dan lebih baik atau sama
dengan 3/60 pada mata yang lebih baik atau lapangan pandang kurang dari 20 derajat dari titik fiksasi

Kondisi glaukoma jika tidak ditangani dengan cepat dapat memperparah keluhan penglihatan pasien dengan low
vision umumnya tidak dapat diperbaiki oleh kacamata konvensional atau lensa kontak, sehingga untuk meningkatkan
ketajaman penglihatan pasien harus menggunakan low-vision aids. Jenis low-vision

Tujuan penatalaksanaan dari pasien low vision dengan glaukoma adalah mempertahankan sisa penglihatan
pasien (residual visual function) serta memberikan edukasi dan alat bantu yang sesuai dengan gejala yang dialami
pasien. Pemberian alat bantu dan juga edukasi diharapkan dapat memaksimalkan kemampuan penglihatan yang tersisa
dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Kondisi penyerta yang dimiliki pasien seperti katarak yang dapat memberikan
gejala dan mempengaruhi kehidupan pasien juga perlu diperhatikan dan diberikan tatalaksana.
DAFTAR PUSTAKA
1. ICD-10 Version:2019 [Internet]. Icd.who.int. 2020 Available from: https://icd.who.int/browse10/2019/en#/H53-H54
2. World report on vision [Internet]. Who.int. 2020 Available from: https://www.who.int/publications/i/item/world-report-on-vision
3. Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan. Situasi Gangguan Penglihatan dan Kebutaan. Riset Kesehatan dasar. 2013. Available from :
https://pusdatin.kemkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/infodatinpenglihatan.pdf
4. Vaghan D, Asbury T. Vaghan and Asbury’s General Ophthalmology. Eighteenth ed. USA;Mc Grawl-Hill Companies Inc. 2011:383–395.
5. Rehman I, Hazhirkarzar B, Patel B. Anatomy, Head and Neck, Eye [Internet]. Ncbi.nlm.nih.gov. 2020. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482428/
6. Tortora G, Derrickson B. Principles Of Anatomy And Physiology.Hoboken: Wiley; 2014.
7. Harper R. Basic ophthalmology. San Francisco, CA: American Academy of Ophthalmology; 2010.
8. Gupta M, Bordoni B. Neuroanatomy, Visual Pathway [Internet]. Ncbi.nlm.nih.gov. 2020 Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK553189/
9. American Academy Of Ophthamology. Vision Rehabilitattion. Clinical Optics, Secsion 3, Chapter 8, 2008-2009, p.243-267
10. Low Vision and Vision Rehabilitation [Internet]. Aoa.org. 2020. Available from:
https://www.aoa.org/healthy-eyes/caring-for-your-eyes/low-vision-and-vision-rehab?sso=y
11. Flaxman SR, Bourne RR, Resnikoff S, Ackland P, Braithwaite T, Cicinelli MV, Das A, Jonas JB, Keeffe J, Kempen JH, Leasher J. Global causes of blindness and
distance vision impairment 1990–2020: a systematic review and meta-analysis. The Lancet Global Health. 2017 Dec 1;5(12):e1221-34.
12. Cantor LB, Rapuano CJ, Cioffi GA. Lens and cataract. Basic and clinical Science course. San Francisco, CA: American Academy of Ophthalmology; 2015
13. Caileanu G, Stanila A. Acta Medica Transilvanica. Aqueous Humor: Physiology and Dynamics. Vol 22, No. 1, p.54. 2017

14. Vaughan A dan Riordan E. Ofthalmologi Umum. Ed 17. Cetakan 1. Widya Medika, Jakarta. 2014.

15. Khurana, AK. Comprehensive Ophthalmology Fourth Edition. New Age International Publishers.).2007.
16. Devalla, dkk. Glaucoma Management in the Era of Artificial Intelligence. Br J Ophtalmol. BMJ. 2019.

Anda mungkin juga menyukai