Disusun Oleh :
Donny Hiskia Turnip 2265050012
Christine Chaquita Panamuan 2265050035
Pembimbing :
Dr. Reinne Natali Christine, Sp.M
Akan mendapat gangguan dalam menjalani aktivitas sehari-harinya oleh karena penurunan
fungsi penglihatan yang tidak dapat dikoreksi. Fakta tersebut berimplikasi pada perlunya
perhatian pada glaukoma, terutama dalam pencegahan glaukoma pada individu yang berisiko,
serta untuk mencegah kebutaan pada pasien yang menderita glaukoma. Perlu dikaji melalui
keluhan yang dialami riwayat medis, dan pemeriksaan fungsi penglihatan untuk memberikan
tatalaksana dan menentukan alat bantu yang sesuai dengan tiap-tiap individu.
ANATOMI & FISIOLOGI
MATA
ANATOMI MATA
Bertambahnya Terhambatnya
produksi pengeluaran
PATOFISIOLOGI
- Penipisan lapisan serat saraf
apoptosis sel
- Penipisan lapisan inti-dalam retina
ganglion retina
- Berkurangnya akson di nervus optikus
Glaukoma
Patofisiologi
PACG
Miayyy
Patofisiologi
POAG
Miayyy
LOW VISION
DEFINISI LOW VISION
Low vision ⇒ merupakan gangguan fungsi penglihatan permanen, yang setelah dilakukan
tindakan optimal seperti pengobatan dan/atau koreksi refraksi masih memiliki ketajaman penglihatan
kurang dari 6/18 dan lebih baik atau sama dengan 3/60 pada mata yang lebih baik atau lapangan
pandang kurang dari 20 derajat dari titik fiksasi.
Low vision ⇒ masih dapat mempergunakan penglihatannya. Namun, low vision biasanya
mempengaruhi kegiatan atau aktivitas sehari-hari seperti membaca, membaca, menulis, menonton
televisi, mengemudi, dan mengenali wajah orang lain.
EPIDEMIOLOGI
KLASIFIKASI
GANGGUAN
PENGLIHATAN ICD 10
ETIOLOGI
Penggunaan
Jika tidak ditangani dengan cepat dapat
low-vision aids
memperparah keluhan penglihatan pasien
dengan low vision umumnya tidak dapat
diperbaiki oleh kacamata konvensional
atau lensa kontak
TATALAKSANA
Prinsip pengobatan glaukoma
Indirect para- - Meningkatkan -Glaukoma primer sudut - Tidak bisa digunakan sebagai
simpatomimetik drainase. terbuka, jika agen miotik obat rutin karena
- Kontraksi pada tidak lagi efektif menyebabkan efek pada
-Neostigmine m. cilliari dan sistemik.
m. sphincter - Obat ini hanya digunakan
pupil. untuk kondisi pasien yang
gagal diberikan obat penurun
tekanan intraorbital lainnya.
Agen Farmakoterapi
Nama Obat Cara Kerja Obat Indikasi Efek Samping
Agen Meningkatkan drainase dan Glaukoma primer - 10 % -15% alergi dengan obat
Simpatomimetik menurunkan produksi aqueous sudut terbuka ini.
direk humor.
- Dapat menyebabkan cystoid
Clonidine Menurunkan tekanan Baik digunakan untuk Pasien tekanan darah rendah
intraokular sekitar 20%, pasien anak anak harus diberikan obat dengan
bekerja dengan cara dengan glaukoma konsentrasi rendah.
vasokontriksi tapi primer sudut terbuka
mengecilkan pupil.
Agen Farmakoterapi
Nama Obat Cara Kerja Obat Indikasi Efek Samping
- Manitol
- Glyserin
1.Argon Laser Trabeculoplasty
Prinsip : akan melebarkan anyaman trabecular dengan
cara me-laser sehingga akan meningkatkan ekskresi
melalui anyaman trabecular.
- Prinsip : aqueous humor mengalir ke bilik mata depan melalui muara sklera
subkonjungtiva, melewati anyaman trabekula.
- Teknik : Diawal dengan membuka lapisan konjungtiva di bagian fornix atau limbus
kemudian lapisan tipis sklera dibuka. Lalu, dibuat akses menuju bilik mata depan
dengan trephine 1,5 mm melalui jalur sklerokornea atau trabeculektomi menggunakan
scalpel. Iridektomi perifer kemudian dilakukan melalui lubang ini. Flap sklera
kemudian ditutup secara longgar dan ditutup dengan konjungtiva.
- Penurunan tekanan intraokular sekitar 80%-85% berhasil menggunakan Teknik operasi
ini.
3. Cyclodialysis
- Prosedur ini sudah sangat jarang digunanakn karena pengerjaannya yang sulit.
Prinsip Terapi Glaukoma Primer Sudut Tertutup
- Penurunan tekanan osmotik pada volume di badan vitreous dapat dilakukan dengan
pemberian (gliserin oral 1 – 1.5 g/kgBB atau mannitol IV 1-2g/kgBB)
- Menunrunkan produksi queous humor dengan cara memberikan obat karbonik
anhydrase inhibitor yaitu aserazolamide IV 250-500 mg. Kedua langkah ini ini efektif
menurunkan tekanan intraorbital dibawah 50-60 mmHg.
- Pemberian tetes mata pilokarpin 1 %, diberikan setiap 15 menit. Jika, tidak efektif
bisa diberikan setiap 5 menit hingga pemberian pilokarpin konsentrasi 4 %.
E. Operasi Pada Glaukoma Sudut Tertutup
- Goniotomy
Teknik : memasangkan alat gonioskop di mata, kemudian skapel goniotomy nantinya akan masuk
ke anyaman trabekular melalui bilik mata depan. Insisi akan berjalan dari anyaman trabekular
sampai ke kanal schlem sehingga drainase aqueous humor lancar. Operasi ini hanya dapat
dilakukan jika kornea dalam keadaan jernih sehingga mudah untuk melihat bilik mata depan.
- Trabekulotomy
Teknik : lapisan konjungtiva dan sklera diangkat betujuan untuk memberikan akses ke kanal
schlem. Insisi membentuk bulatan. Trabektulotom nantinya akan memeriksa bilik mata depan.
Kemudian merobek bagian jraingan embrionik kanal, anyaman trabekular untuk membuka jalan
drainase qwueous humor.
Low vision aids (LVA) atau low vision assistive products (LVAPs)
alat yang membantu orang dengan low vision dengan menggunakan sisa penglihatan
yang dimiliki (residual visual function) untuk kehidupan sehari-hari. Low vision aids
sering digunakan pada pasien-pasien dengan retinitis pigmentosa, glaukoma,
degenerasi makular, retinal detachment, retinopati diabetikum, korioretinitis, dan
masalah mata lainnya.
Alat bantu Low Vision :
5. Sistem Elektronik
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Low vision adalah gangguan fungsi penglihatan permanen, yang setelah dilakukan tindakan optimal seperti
pengobatan dan/atau koreksi refraksi masih memiliki ketajaman penglihatan kurang dari 6/18 dan lebih baik atau sama
dengan 3/60 pada mata yang lebih baik atau lapangan pandang kurang dari 20 derajat dari titik fiksasi
Kondisi glaukoma jika tidak ditangani dengan cepat dapat memperparah keluhan penglihatan pasien dengan low
vision umumnya tidak dapat diperbaiki oleh kacamata konvensional atau lensa kontak, sehingga untuk meningkatkan
ketajaman penglihatan pasien harus menggunakan low-vision aids. Jenis low-vision
Tujuan penatalaksanaan dari pasien low vision dengan glaukoma adalah mempertahankan sisa penglihatan
pasien (residual visual function) serta memberikan edukasi dan alat bantu yang sesuai dengan gejala yang dialami
pasien. Pemberian alat bantu dan juga edukasi diharapkan dapat memaksimalkan kemampuan penglihatan yang tersisa
dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Kondisi penyerta yang dimiliki pasien seperti katarak yang dapat memberikan
gejala dan mempengaruhi kehidupan pasien juga perlu diperhatikan dan diberikan tatalaksana.
DAFTAR PUSTAKA
1. ICD-10 Version:2019 [Internet]. Icd.who.int. 2020 Available from: https://icd.who.int/browse10/2019/en#/H53-H54
2. World report on vision [Internet]. Who.int. 2020 Available from: https://www.who.int/publications/i/item/world-report-on-vision
3. Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan. Situasi Gangguan Penglihatan dan Kebutaan. Riset Kesehatan dasar. 2013. Available from :
https://pusdatin.kemkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/infodatinpenglihatan.pdf
4. Vaghan D, Asbury T. Vaghan and Asbury’s General Ophthalmology. Eighteenth ed. USA;Mc Grawl-Hill Companies Inc. 2011:383–395.
5. Rehman I, Hazhirkarzar B, Patel B. Anatomy, Head and Neck, Eye [Internet]. Ncbi.nlm.nih.gov. 2020. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482428/
6. Tortora G, Derrickson B. Principles Of Anatomy And Physiology.Hoboken: Wiley; 2014.
7. Harper R. Basic ophthalmology. San Francisco, CA: American Academy of Ophthalmology; 2010.
8. Gupta M, Bordoni B. Neuroanatomy, Visual Pathway [Internet]. Ncbi.nlm.nih.gov. 2020 Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK553189/
9. American Academy Of Ophthamology. Vision Rehabilitattion. Clinical Optics, Secsion 3, Chapter 8, 2008-2009, p.243-267
10. Low Vision and Vision Rehabilitation [Internet]. Aoa.org. 2020. Available from:
https://www.aoa.org/healthy-eyes/caring-for-your-eyes/low-vision-and-vision-rehab?sso=y
11. Flaxman SR, Bourne RR, Resnikoff S, Ackland P, Braithwaite T, Cicinelli MV, Das A, Jonas JB, Keeffe J, Kempen JH, Leasher J. Global causes of blindness and
distance vision impairment 1990–2020: a systematic review and meta-analysis. The Lancet Global Health. 2017 Dec 1;5(12):e1221-34.
12. Cantor LB, Rapuano CJ, Cioffi GA. Lens and cataract. Basic and clinical Science course. San Francisco, CA: American Academy of Ophthalmology; 2015
13. Caileanu G, Stanila A. Acta Medica Transilvanica. Aqueous Humor: Physiology and Dynamics. Vol 22, No. 1, p.54. 2017
14. Vaughan A dan Riordan E. Ofthalmologi Umum. Ed 17. Cetakan 1. Widya Medika, Jakarta. 2014.
15. Khurana, AK. Comprehensive Ophthalmology Fourth Edition. New Age International Publishers.).2007.
16. Devalla, dkk. Glaucoma Management in the Era of Artificial Intelligence. Br J Ophtalmol. BMJ. 2019.