Anda di halaman 1dari 33

Case study report

“Hernia Inguinalis Lateralis”


Pembimbing:
dr. Enrico Saut Martua Pasaribu Sp.B
Disusun Oleh:
John Jordan Adam Runtu
406191018
Identitas Pasien
Nama lengkap : Tn. PA Jenis kelamin : Laki-laki

Tempat/tanggal lahir : Suku : Sunda


Bogor, 01-01-1951
Usia : 68 Tahun Agama : Islam

Pendidikan : SLTA Alamat : KP Lembur Situ


Anamnesis
Keluhan Utama Benjolan di lipat paha kanan

Keluhan Tambahan Batuk


• Pasien datang dengan keluhan benjolan pada lipat paha sebelah kanan sejak
Riwayat Penyakit Sekarang ± 2 tahun yang lalu. Benjolan sebesar buah alpukat. Benjolan hilang timbul.
Pasien mengatakan benjolan awal muncul saat mengangkat beban berat, dan
hilang saat beristirahat. Pasien bekerja sebagai kuli bangunan. Jika benjolan
keluar dapat dimasukkan kembali. Benjolan mulai menetap di kantung buah
zakar sejak 1 bulan lalu. Pasien mengatakan terkadang terasa nyeri. Benjolan
tampak kemerahan.
• Pasien mengeluh adanya batuk sejak 3 hari yang lalu, batuk tidak berdahak,
batuk hilang timbul.
• Pasien tidak mengeluhkan adanya perubahan dalam BAB ataupun BAK. Tidak
ada mual dan muntah.
Pasien tidak pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya. Pasien juga
Riwayat Penyakit Dahulu tidak pernah mempunyai riwayat penyakit asma, riwayat alergi obat atau
makanan tertentu. Riwayat hipertensi dan diabetes mellitus disangkal.
Pemeriksaan Fisik
• Tanggal Pemeriksaan : 25 Oktober 2019 (7:00)
• Keadaan umum : Tampak sakit ringan
• Kesadaran : Compos Mentis.
Tanda-tanda vital :
• S : 36,60C
• RR : 22x/menit
• HR : 66 x/menit
• TD : 120/90 mmHg
Kepala : normocephalic, tidak tampak hematom,
rambut hitam terdistribusi merata, tidak mudah dicabut
Mata : Kedudukan simetris, kedua palpebra superior dan
inferior tidak terlihat udem, sklera ikterik (-/-), injeksi
sklera (-/-), konjungtiva anemis (-/-), refleks cahaya
langsung +/+, refleks cahaya tidak langsung +/+, Isokor.

Telinga : Bentuk normal, liang telinga lapang, sekret (-)


Hidung : Bentuk normal, deviasi septum tidak ada,
sekret(-) perdarahan hidung (-)

Mulut : Bentuk normal, mukosa kering (-), sianosis (-), lidah


kotor (-), tremor (-), faring hiperemis (-), perdarahan
gusi (-)

Leher : KGB tidak teraba mebesar, kelenjar tiroid tidak


teraba membesar di leher
Paru
Inspeksi : tampak simetris dalam keadaan statis maupun dinamis, tidak
ada retraksi sela iga
Palpasi : sela iga normal, tidak melebar maupun mengecil, tidak teraba
massa
Perkusi : sonor diseluruh lapang paru, batas paru hati normal
Auskultasi : vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-

Jantung
Inspeksi : pulsasi ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus kordis teraba pada sela iga IV linea midclavicula kiri
Perkusi :
Batas kanan : terletak pada sela iga 3 garis sternalis dextra
Batas kiri : terletak pada sela iga 4 garis midclavicula sinistra
Batas atas : terletak pada sela iga 2 garis parasternalis sinistra
Auskultasi : BJ I-II murni, reguler, gallop (-), murmur (-)
Abdomen
• Inspeksi : datar
• Auskultasi : BU (+) normal
• Perkusi : timpani pada 4 kuadran,
pekak hepar +
• Palpasi : supel, nyeri tekan (-)
Kulit • kulit sawo matang, ikterik (-), lesi kulit (-)

Ekstremitas
• Superior : Akral teraba hangat, Edema -/-
• Inferior : Akral teraba hangat, Edema -/-,
STATUS LOKALIS

• Regio scrotalis dextra


• Inspeksi:
• Tampak benjolan berbentuk lonjong, tampak
eritema.
• Tes transluminasi (-)
• Palpasi:
• Teraba benjolan berukuran 10x5x3 cm,
konsistensi kenyal, permukaan licin, batas tidak
tegas, nyeri tekan (-)
• Auskultasi
• BU(+)
Pemeriksaan Penunjang
Hematologi Hasil Satuan Nilai Normal
Hemoglobin 13,0 g/dL 11,7 – 15,5
Leukosit 6,1 103 uL 4 – 11
Hematokrit 38,4 % 35 – 45%
Trombosit 284 x 103 103 uL 150 – 440
BT 2’30” Menit 1–6
CT 11’30” Menit 8 – 18
GDS 98 mg/dl 80 – 120
Resume
• Telah diperiksa Tn. PA dengan keluhan utama adanya benjolan pada lipat paha kanan
sejak 2 tahun yang lalu. Benjolan sebesar buah alpukat. Benjolan muncul saat
mengangkat beban berat, kemudian masuk saat beristirahat. Pasien bekerja sebagai
kuli bangunan. Jika benjolan keluar, dapat dimasukkan kembali. Benjolan mulai
menetap di kantung buah zakar sejak 1 bulan lalu. Benjolan tampak kemerahan.
Pasien mengeluh batuk sejak 3 hari yang lalu, batuk kering dan hilang timbul.

Pada pemeriksaan fisik ditemukan TD: 120/90 mmHg, frekuensi nadi 66 x/menit, Nafas 22
kali/menit, suhu 36,60C. Status lokalis:
Regio scrotalis dextra
• Inspeksi:
Tampak benjolan berbentuk lonjong, tampak eritema.
Tes transluminasi (-)
• Palpasi:
Teraba benjolan berukuran 10x5x3 cm, konsistensi kenyal, permukaan licin, batas tidak tegas,
nyeri tekan (-)
• Auskultasi:
BU(+)
• Pada pasien dapat disarankan pemeriksaan penunjang berupa USG inguinalis
Diagnosis
Hernia Inguinalis Lateralis dextra irreponible

Diagnosis Banding
Hidrokel
Tatalaksana
• Infus RL 20 tpm
• Ceftriaxone 1 gr (IV)
• Rencana Operasi 25 Oktober 2019

Prognosis
1. Ad vitam : bonam
2. Ad functionam : bonam
3. Ad sanationam : Dubia ad bonam
Tinjauan Pustaka
Anatomi

• Panjang inguinal kanal: 4 cm


• Batas kanal inguinal
• Superior:
• M. oblik internal
• M. abdominus transversal
• Anterior
• Aponeurosis oblik ekternal
• Aponeurosis oblik internal
• Inferior
• Ligamen inguinal
• Ligamen lacunar
• Posterior
• Fascia Transversalis
• Aponeurosis transversus
ANATOMI
15

• Kanalis inguinalis berisi :


Funikulus Spermatikus pada pria atau ligamentum rotundum pada wanita
Isi dari funikulus spermatikus :
a. Vas deferens
b. A/V Spermatica
c. N. Ilioinguinal
d. Vena Pampiniformis
e. N. Iliofemoral
f. Pembuluh lymph
Filament dari N. Genitofemoralis
• Trigonum Inguinale
(Hesselbach)
• Inferior: ligamentum
inguinale
• Medial: tepi lateral
musculus rectus
abdominis
• Lateral: arteri dan vena
epigastrika inferior
DEFINISI
• HERNIA, adalah :
merupakan protusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui
defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan.

• Hernia terdiri atas :


• Cincin
• Kantong
• Isi hernia.
KLASIFIKASI
18

HERNIA
INGUINALIS

DIRECT INDIRECT
(MEDIAL) (LATERAL)
Hernia Inguinal Lateral Hernia Inguinal Medial
ETIOLOGI
20

• Penyebabnya dibedakan atas 2, yaitu :


• Didapat (akuisita) dan Kongenital

• Faktor Predisposisi :
• Hereditas
• Jenis Kelamin
• Usia
• Konstitusi
• Keadaan Badan
PATOFISIOLOGI
21

• Mekanisme proteksi :
a. Kanalis inguinalis yang berjalan miring
b. Struktur m.oblikus internus abdominis yang menutup
annulus inguinalis internus ketika berkontraksi
c. Adanya fasia transversa yang kuat yang menutupi trigonum
Hasselbach yang umumnya hampir tidak berotot.

• Faktor Kausal :
• prosesus vaginalis yang terbuka,
• ↑ tekanan intra abdomen
• kelemahan otot dinding perut krn usia
FASE-FASE HERNIA
22

FASE REPONIBILIS

FASE IRREPONIBILIS

FASE INKARSERATA

FASE STRANGULATA
23
Sliding hernia
Hernia yang sebagian dinding
kantongnya terbentuk dari organ isi hernia.
MANIFESTASI KLINIS
• Terdapat benjolan dilipat paha yang
timbul pada waktu mengedan, batuk,
bersin, berdiri, mengangkat berat dan
hilang setelah berbaring (apabila masih
reponibel)
• Nyeri atau rasa tidak enak di daerah
epigastrium atau para umbilical

Hernia inguinal
sewaktu segmen usus halus masuk ke
kantong hernia
• Mual, muntah, kolik bila terjadi
inkaserasi ataupun strangulasi
DIAGNOSIS
INSPEKSI

INSPEKSI
Hernia reponibel : benjolan dilipat paha muncul pada waktu berdiri, batuk, bersin atau
mengedan dan menghilang setelah berbaring
HIL: muncul benjolan di regio inguinalis yang berjalan dari lateral ke medial, tonjolan
berbentuk lonjong.
HIM : tonjolan biasanya terjadi bilateral, berbentuk bulat.
Palpasi
Pemeriksaan Finger Test Pemeriksaan Thumb Test
Pemeriksaan Ziemen Test
Menggunakan jari ke 2 atau Anulus internus ditekan
Posisi berbaring, bila ada
jari ke 5. Dimasukkan lewat dengan ibu jari dan
benjolan masukkan dulu.
skrotum melalui anulus penderita disuruh mengejan,
Hernia kanan diperiksa
eksternus ke kanal inguinal. bila keluar benjolan
dengan tangan kanan.
Penderita disuruh batuk: Bila berartiHIM. Bila tidak
Penderita disuruh batuk bila
impuls diujung jari berarti
rangsangan pada jari ke 2 keluar benjolan berarti HIL
HIL. Bila impuls disamping
merupakan HIL, jari ke 3
berarti jari HIM.
merupakanHIM, jari ke 4
merupakan hernia femoralis.
DIAGNOSIS
AUSKULTASI
Hiperperistaltis didapatkan pada auskultasi abdomen pada hernia yang mengalami
obstruksi usus (hernia inkarserata).
BU pada benjolan

PERKUSI
Bila didapatkan perkusi perut kembung maka harus dipikirkan kemungkinan hernia
strangulata.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Leukocytosis dengan shift to the left PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
yang menandakan strangulasi. Ultrasonografi dapat digunakan untuk
Elektrolit, BUN, kadar kreatinin yang membedakan adanya massa pada lipat paha
tinggi akibat muntah-muntah dan atau dinding abdomen dan juga membedakan
penyebab pembengkakan testis.
menjadi dehidrasi
Pemeriksaan ultrasonografi juga berguna
untuk membedakan hernia inkarserata dari
suatu nodus limfatikus patologis atau
penyebab lain dari suatu massa yang teraba
di inguinal
Ultrasonography
• Non invasif, Real time dengan kapasitas soft tissue kontras baik
• Mampu membedakan kondisi inkarserasi/ strangulasi
DIAGNOSIS BANDING
PENATALAKSANAAN
Terapi definitive :
• Tindakan Operasi, meliputi :
• Operasi Terbuka :
• Herniotomi
• Hernioplasty
• Laparoskopi
Daftar Pustaka
• Sjamsuhidajat, R. Buku Ajar Ilmu Bedah. EGC. Jakarta:2014.h.646-650
• Schwartz. Intisari PrinsipPrinsip Ilmu Bedah. EGC. Jakarta: 2000

Anda mungkin juga menyukai