Anda di halaman 1dari 52

Laporan Kasus

Mahasiswa Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah


Hernia Inguinalis Lateralis Dextra

Disusun Oleh
Pramudita Probosiwi H2A013006
Pembimbing:
dr. Hery Unggul Wicaksono, Sp.B
FAKULATAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2017
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien

• Nama : Tn. M
• Umur : 47 tahun
• Jenis Kelamin : laki-laki
• Alamat : Ngrawan kidul, Bawen
• Pekerjaan : Petani
• Agama : Islam
• Suku bangsa : Jawa
• Tanggal MRS : 19 Juni 2017
• Tanggal pemeriksaan : 20 Juni 2017
ANAMNESIS
• Keluhan Utama
Keluar benjolan di selangkangan kanan

• Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien mengatakan kurang lebih 3 bulan SMRS
muncul benjolan di selangkangan kanan, awalnya
benjolan tersebut kecil dan dirasakan makin
membesar. Jika pasien berdiri dan mengejan
benjolan tersebut keluar, namun saat berbaring
dapat masuk lagi. Benjolan tidak nyeri dan tidak
pernah merah. Pasien sering mengangkat beban
berat. Demam (-), mual (-), muntah (-), penurunan
berat badan (-), nyeri perut (-), BAB lancar, BAK
lancar, kentut (+), dan nafsu makan pasien baik.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat sakit serupa : disangkal
• Riwayat alergi : disangkal
• Riwayat HT : disangkal
• Riwayat DM : disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga


• Riwayat sakit serupa : disangkal
• Riwayat alergi : disangkal
• Riwayat HT : disangkal
• Riwayat DM : disangkal
• Riwayat Sosial ekonomi
Pasien bekerja sebagai seorang petani dan sering
mengangkat beban berat. Biaya pengobatan pasien
menggunakan BPJS.

• Riwayat Pengobatan : -
Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum
• Keadaan umum : Baik
• Kesadaran : Compos mentis

Tanda vital
– Tekanan darah : 120 / 80 mmHg
– Nadi : 74 x/menit
– Suhu : 36 oC
– Pernapasan : 16 x/menit
Pemeriksaan Fisik
• Status Generalis
1. Kepala : Normocepal
2. Kulit : seperti warna sekitar
3. Mata : edem palpebra (-)/(-), konjungtiva anemis (-)/(-),
corpus alienum (-)/(-), sklera ikterik (-)/(-), pupil isokor 3mm/3mm,
reflek cahaya direk indirek (+)/(+)
4. Hidung : nafas cuping hidung (-), deformitas (-), sekret (-)
5. Telinga : serumen (-), nyeri mastoid (-), nyeri tragus (-)
6. Mulut : lembab (-), sianosis (-)
7. Leher : pembesaran KGB (-)
Status Generalis
– Kepala : dalam batas normal
– Mata : dalam batas normal
– Telinga : dalam batas normal
– Hidung : dalam batas normal
– Mulut : dalam batas normal
– Leher : dalam batas normal
– Thoraks
Cor : dalam batas normal
Pulmo : dalam batas normal
– Abdomen : dalam batas normal
– Genitalia : dalam batas normal
– Ekstremitas : dalam batas normal
• Status Lokalis Regio Inguinalis Dextra

– Inspeksi
Terdapat benjolan di bawah ligamen inguinal dextra, warnanya
seperti kulit sekitarnya, dan tidak terdapat tanda-tanda radang.

– Palpasi :
Teraba benjolan mulai di inguinal dextra dengan ukuran ± 2,5x3 cm,
nyeri tekan (-), teraba lunak, hangat (+) dan bisa masuk kembali ke
dalam cavum abdominalis.

– Auskultasi
Terdengar bunyi peristaltik usus di inguinal dextra

– Finger test
Teraba benjolan, bisa dimasukkan, dan pada saat pasien mengejan
teraba impuls diujung jari.
Massa (+) ukuran ±
2,5cmx3cm,kenyal, mobile,
nyeri (-), hiperemis(-)
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Hasil Rujukan
HEMATOLOGI
Hemoglobin 15,0 14,0 – 18,0 g/dl
Leukosit 7,4 4,0 – 12,0 10^3/uL
Trombosit 271 150,0 – 400,0 10^3/uL
Eritrosit 4,59 4,50 – 5,50 10^6/uL
Hematokrit 46,9 40,0 – 48,0 vol
MCV 102,2 80,3 – 103,4 u^3
MCH 32,7 26,0 – 34,4 pg
MCHC 32,0 31,8 – 36,3 g/dl
RDW 11,9 10-15 mikro m3
MPV 7,1 7-11 10^3/mikro
Limfosit 1,7 1,0-4,5 10^3/mikro
Monosit L 0,0 0,2-1,0 10^3/mikro
Eosinofil 0,2 0,04-0,8 10^3/mikro
Basofil 0,0 0-0,2 10^3/mikro
Neutrofil 5,4 1,8-7,5 10^3/mikro
Limfosit % L 23,6 25-40 %
Monosit % L 0,2 2-8 %
Eosinofil % 3,2 2-4 %
Basofil % 0,3 0-1 %
Neutrofil % H 72,7 50-70 %
KIMIA KLINIK
Glukosa Sewaktu 86 < 180 mg/dl
SGOT 17 0-50 U/L
SGPT 26 0-50 IU/L
UREUM 20,1 10-50 mg/dl
Kreatinin 0,95 0,62-1,1 mg/dl
SEROLOGI
HbaAg Non Reaktif Non Reaktif
DIAGNOSIS

• Diagnosis Kerja : Hernia Inguinalis Lateralis Dextra Reponibel


• Diagnosis Banding :
Hernia inguinalis medial dextra
Perbesaran KGB
INITIAL PLAN

Ip Dx : S : - Benjolan di selangkangan kanan dan nyeri


O : - Darah Rutin

Ip Tx :
• Injeksi cefazolin 3x1
• Injeksi ketorolac 3x1 (bila nyeri)
• Hernioraphy

Ip Mx :
• Monitoring keadaan umum dan tanda vital
• Monitoring aktivitas BAB

Ip Ex :
• Kurangi aktivitas berat.
• Istirahat
PROGNOSIS

• Ad vitam : dubia ad bonam


• Ad sanationam : dubia ad bonam
• Ad fungsionam : dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI
Struktur Dinding Anterior Abdomen
Lapisan-lapisan dinding abdomen terdiri dari (luar ke dalam) :
• Kulit
• Fascia superficialis, terdiri dari fascia camperi dan fascia
scarpae
• Otot dinding anterior abdomen, antara lain: muskulus obliquus
externus abdominis, muskulus obliquus internus abdominis,
muskulus transversus abdominis
• Fascia transversalis
• Lemak extraperitoneal
• Peritoneum parietale
Kanalis Inguinalis
• Saluran oblik yang menembus bagian bawah dinding
anterior abdomen
• Pada laki-laki, saluran ini merupakan tempat lewatnya
struktur-struktur yang berjalan dari testis ke abdomen.
• Pada perempuan, saluran ini dilalui oleh ligamentum teres
uteri (rotundum) yang berjalan dari uterus ke labium
majus pudendi.
• Panjangnya sekitar 1.5 inci (4cm) pada orang dewasa dan
terbentang dari anulus inguinalis profundus (lubang
berbentuk oval terletak sekitar 1.3cm diatas ligamentum
inguinale pada pertengahan antara sias dan symphisis
pubica) pada fascia transversalis.
HERNIA INGUINALIS
DEFINISI
• Suatu penonjolan abnormal organ atau jaringan melalui daerah yang
lemah (defek) yang diliputi oleh dinding. Meskipun hernia dapat
terjadi di berbagai tempat dari tubuh kebanyakan defek melibatkan
dinding abdomen pada umumnya daerah inguinal.

• Hernia ingunalis dibagi menjadi dua yaitu Hernia Ingunalis Lateralis


(HIL) dan Hernia Ingunalis Medialis (HIM).
Hernia terdiri atas tiga bagian:
• Kantong hernia, merupakan kantong (divertikulum) peritonei dan
mempunyai leher dan badan (corpus)
• Isi hernia dapat terdiri atas setiap struktur yang ditemukan di
dalam cavitas abdominalis
• Pelapis hernia dibentuk dari lapisan-lapisan dinding abdomen yang
dilalui oleh kantong hernia
KLASIFIKASI

WAKTU LOKASI KLINIS

• Hernia • Hernia inguinalis • Hernia reponible


kongenital • Hernia femoralis • Hernia ireponible
• Hernia • Hernia • Hernia
akuisita/didapat umbilikalis strangulasi
• Hernia
inkarserata
• Stage 1 : hernia indirek dengan cincin interna yg normal.
• Stage 2 : hernia direk dengan pembesaran atau distorsi
Casten cincin interna.
• Stage 3 : semua hernia direk atau hernia femoralis.

• Kelas 1 : hernia indirek yang kecil.


• Kelas 2 : hernia indirek yang medium.
Halverson & McVay • Kelas 3 : hernia indirek yang besar atau hernia direk.
• Kelas 4 : hernia femoralis

• Hernia Direk
Sistem Ponka • Hernia Indirek
• Gilber : membagi hernia menjadi 5 tipe. Tipe 1, 2, and 3 merupakan
hernia indirek, sedangkan tipe 4 and 5 merupakan hernia direk.

Hernia tipe 1 mempunyai kantung peritoneal yang melewati cincin interna


yang berdiameter < 2cm

Hernia tipe 2 (hernia indirek yang paling sering) mempunyai kantung


peritoneal yang melewati cincin interna yang berdiameter ≤
2 cm

Hernia tipe 3 hernia mempunyai kantung peritoneal yang melewati cincin


interna yang berdiameter > 2 cm
menjadi hernia komplit dan sering menjadi slidinhernia

Hernia tipe 4 mempunyai robekan dinding posterior tau defek posterior


multipel. Cincin interna yang intak dan tidak ada kantung
peritoneal

Hernia tipe 5 merupakan hernia divertikuler primer. Pada hernia ini tidak
terdapat kantung peritoneal.
• Nyhus : klasifikasi berdasarkan ukuran cincin interna dan integritas
dinding posterior.
ETIOLOGI
PERBANDINGAN HIL & HIM
Hernia Inguinalis Lateralis (HIL) Hernia Inguinalis Medialis (HIM)

Menonjol dari perut di lateral pembuluh Menonjol langsung ke depan melalui segitiga
epigastrika inferior. Hasselbach, daerah yang dibatasi ligamentum
Dikenal sebagai indirek karena keluar melalui dua inguinale di bagian inferior, pembuluh epigastrika
pintu dan saluran, yaitu annulus dan kanalis inferior di bagian lateral dan tepi otot rektus di
inguinalis. bagian medial.
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
• Terdapat benjolan dilipat paha yang timbul
pada waktu mengedan, batuk, bersin, berdiri,
mengangkat berat dan hilang setelah berbaring
(apabila masih reponibel)

HIL
• Nyeri atau rasa tidak enak di daerah
epigastrium atau para umbilical sewaktu
segmen usus halus masuk ke kantong hernia
• Mual, muntah, kolik bila terjadi inkaserasi
ataupun strangulasi

• Pada umumnya hernia direct akan memberikan gejala


HIM yang sedikit dibandingkan hernia ingunalis lateralis
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN FISIK

INSPEKSI PALPASI
PERKUSI
Hernia reponibel : benjolan Titik tengah antara SIAS
dengan tuberkulum pubicum Bila didapatkan perkusi perut
dilipat paha muncul pada kembung maka harus
waktu berdiri, batuk, bersin ditekan lalu pasien disuruh
mengejan. Jika terjadi dipikirkan kemungkinan
atau mengedan dan hernia strangulata.
menghilang setelah berbaring penonjolan di sebelah medial
maka itu HIM.
HIL: muncul benjolan di regio
inguinalis yang berjalan dari Titik yang terletak di AUSKULTASI
lateral ke medial, tonjolan sebelah lateral tuberkulum Hiperperistaltis didapatkan
berbentuk lonjong. pubikum ditekan lalu pasien pada auskultasi abdomen
disuruh mengejan jika pada hernia yang mengalami
HIM : tonjolan biasanya terlihat benjolan di lateral
terjadi bilateral, berbentuk obstruksi usus (hernia
titik yang kita tekan maka inkarserata).
bulat. dapat itu HIL.
PEMERIKSAAN TAMBAHAN
Pemeriksaan Finger Test
Pemeriksaan Ziemen Test Pemeriksaan Thumb Test
Menggunakan jari ke 2 atau
Posisi berbaring, bila ada Anulus internus ditekan
jari ke 5. Dimasukkan lewat
benjolan masukkan dulu. dengan ibu jari dan
skrotum melalui anulus
Hernia kanan diperiksa penderita disuruh mengejan,
eksternus ke kanal inguinal.
dengan tangan kanan. bila keluar benjolan
Penderita disuruh batuk: Bila
Penderita disuruh batuk bila berartiHIM. Bila tidak
impuls diujung jari berarti
rangsangan pada jari ke 2 keluar benjolan berarti HIL
HIL. Bila impuls disamping
merupakan HIL, jari ke 3
berarti jari HIM.
merupakanHIM, jari ke 4
merupakan hernia femoralis.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Ultrasonografi dapat digunakan untuk
Leukocytosis dengan shift to the left membedakan adanya massa pada lipat paha
yang menandakan strangulasi. atau dinding abdomen dan juga membedakan
Elektrolit, BUN, kadar kreatinin yang penyebab pembengkakan testis.
tinggi akibat muntah-muntah dan Pemeriksaan ultrasonografi juga berguna
menjadi dehidrasi untuk membedakan hernia inkarserata dari
suatu nodus limfatikus patologis atau
penyebab lain dari suatu massa yang teraba
di inguinal
CT scan dapat digunakan untuk mengevaluasi
pelvis untuk mencari adanya hernia
obturator.
DIAGNOSIS BANDING
PENATALAKSANAAN
1. TEKNIK KONSERVATIF

Reposisi Reposisi Bantal


bimanual spontan penyangga
2. TERAPI OPERATIF

Anak-anak :
Herniotomy
Dilakukan pembebasan kantong
hernia sampai ke lehernya. Kantong Dewasa : Herniorrhaphy
dibuka dan isi hernia dibebaskan
kalau ada perlekatan, kemudian Dilakukan tindakan memperkecil anulus
direposisi, kantong hernia dijahit- inguinalis internus dan memperkuat dinding
ikat setinggi mungkin lalu belakang kanalis inguinalis. Hernioplasti lebih
dipotong. efektif mencegah terjadinya residif
dibandingkan dengan herniotomi.
TEKNIK-TEKNIK OPERASI
• Tujuan operasi adalah menghilangkan hernia dengan cara membuang
kantung dan memperbaiki dinding abdomen.

Ferguson Bassini Halsted


TEKNIK HERNIORRHAPHY
Kelompok 1 : Open Anterior Repair
Operasi hernia (teknik Bassini,
McVay dan Shouldice) melibatkan
pembukaan aponeurosis otot
obliquus abdominis eksternus dan
membebaskan funnikulus
spermatikus. Fascia transversalis
kemudian dibuka, dilakukan
inspeksi kanalis spinalis, celah
direct dan indirect. Kantung hernia
diligasi dan dasar kanalis spinalis di
rekonstruksi.
Kelompok 2 : Open Posterior Repair

Posterior repair (iliopubic repair dan teknik Nyhus)


dilakukan dengan membelah lapisan dinding abdomen
superior hingga ke cincin luar dan masuk ke properitoneal
space. Diseksi kemudian diperdalam kesemua bagian
kanalis inguinalis. Posterior repair sering digunakan pada
hernia dengan kekambuhan karena menghindari jaringan
parut dari operasi sebelumnya. Operasi ini biasanya
dilakukan dengan anastesi regional atau anastesi umum.
• Kelompok 3: Tension-free repair
with Mesh
Operasi hernia (teknik Lichtenstein
dan Rutkow) menggunakan pendekatan
awal yang sama dengan teknik open
anterior. Akan tetapi tidak menjahit
lapisan fascia untuk memperbaiki
defek, tetapi menempatkan sebuah
prostesis, yaitu Mesh yang tidak
diserap. Mesh ini dapat memperbaiki
defek hernia tanpa menimbulkan
tegangan dan ditempatkan di sekitar
fascia. Hasil yang baik diperoleh
dengan teknik ini dan angka
kekambuhan dilaporkan kurang dari 1%
• Kelompok 4 : Laparoscopic
Saat ini kebanyakan teknik laparoscopic herniorhappies
dilakukan menggunakan salah satu pendekatan
transabdominal preperitoneal (TAPP) atau total
extraperitoneal (TEP). Pendekatan TAPP dilakukan
dengan meletakkan trokar laparoskopik dalam cavum
abdomen dan memperbaiki regio inguinal dari dalam. Ini
memungkinkan mesh diletakkan dan kemudian ditutupi
dengan peritoneum. Sedangkan pendekatan TEP adalah
prosedur laparokopik langsung yang mengharuskan masuk
ke cavum peritoneal untuk diseksi. Konsekuensinya, usus
atau pembuluh darah bisa cedera selama operasi.
TERIMA KASIH
1. Berapa presentase hernia pada laki-laki dan
wanita?
• Sebagian besar tipe hernia inguinalis adalah hernia inguinalis lateralis,
dan laki-laki lebih sering terkena dari pada perempuan (9:1), hernia
dapat terjadi pada waktu lahir dan dapat terlihat pada usia berapa pun.
Insidensi pada bayi populasi umum 1% dan pada bayi-bayi prematur
dapat mendekati 5 %, hernia inguinal dilaporkan kurang lebih 30%
kasus terjadi pada bayi laki-laki dengan berat badan 1000 gr atau
kurang.
• Proses turunnya testis mengikuti prosesus vaginalis, pada neonatus
kurang lebih 90% prosesus vaginalis tetap terbuka, sedangkan pada
bayi umur satu tahun sekitar 30% prosesus vaginalis belum tertutup.
Tapi kejadian hernia inguinalis lateralis pada anak usia ini hanya
beberapa persen. Umumnya disimpulkan bahwa adanya prosesus
vaginalis yang patent bukan merupakan penyebab tunggal terjadinya
hernia inguinalis lateralis, tetapi diperlukan faktor lain, seperti anulus
inguinalis yang cukup besar
2. Bagian funiculus spermaticus yang
menyebabkan hernia
FUNICULUS SPERMATICUS
Funiculus spermaticus menggantung testis dalam scrotum dan berisi struktur-
struktur yang melintas ke dan dari testis.funiculus spermaticus berawal dar
anulus inguinalis profundus melewati canalis inguinalis dan berakhirpada tepi
dorsal testis dalam scrotum.
BAGIAN FUNICULUS SPERMATICUS
• Vas deferens
• Arteria testicularis
• Arteria cremasterica
• Arteri untuk ductus deferens dari arteri vesicalis inferior
• Pleksus pampiniformis
• Remus genitalis nervi genitofemoralis yang mempersarafi musculus cremaster
• Serabut saraf simpatis pada arteri dan parasimpatis pada ductus deferens
• Fasa limfatika
3. Faktor predisposisi dan presipitasi hernia
Faktor Predisposisi Faktor Presipitasi
1. Congenital Batuk kronis, konstipasi, retensi urin kronis, partus,
• Factor penyebab hernia inguinalis karena muntah, angkat beratdan ascites.
congenital adalah factor tersering yaitu mencapai Hal tersebut terdapat mekanisme yang serupa yaitu
85 %. . kelainan congenital tersebut adalah peningkatan tekanan intraabdominal. Jika otot anterior
: processus vaginalis persisten yaitu kegagalan abdomen sudah lemah, dan diperparah dengan tekanan
processus vaginalis untuk menutup intraabdominal yang sering mengalami peningkatan,
sempurna, canalis nuck persisten dan obliterasi maka organ viscus akan lebih mudah mengalami protrusi
tidak sempurna umbilicus. Ketiga hal ini menjadi kedinding yang lemah karena selain tahanan dinding
factor predisposisi congenital utama hernia. abdomennya rendah, dibantu oleh peningkatan tekanan
2. Acquisita intraabdominal yang mendorong organ viscus tersebut
3. Luka operasi melawan tahanan dinding anterior abdomen.
• Hal ini dikarenakan setelah operasi, penutupan
luka tidak terjadi secara sempurna, sehingga dapat
menjadi tempat untuk protrusi organ viscus.
Misalnya pada keadaan hernia inncisional yang
disebabkan oleh post operasi
4. Kelemahan Otot
• Lemahnya otot abdomen anterior menjadi
penyebab kedua terbanyak setelah congenital pada
hernia inguinalis, yaitu sekitar 15 %. Kelemahan
otot ini terjadi karena beberapa hal yaitu : obesitas,
kehamilan , malnutrisi, ketuaan, dan gangguan
saraf.
4. Definisi hernia reponible, ireponible,
strangulata, inkarserata. Tanda bahaya dan
waktu berapa lama untuk di operasi?
Jenis Definisi Tanda Bahaya

Hernia reponible hernia yang dapat direposisi tanpa operasi

Hernia irreponible organ yang mengalami hernia tidak dapat benjolan yang iredusibel,
kembali ke cavum abdominale kecuali tanpa rasa nyeri
dengan bantuan operasi. Jika telah
mengalami perlekatan organ disebut
Hernia Akreta.

Hernia strangulata organ yang mengalami hernia sudah nyeri hebat dalam hernia
mengalami gangguan vaskularisasi viscera yang diikuti dengan cepat
yang terperangkap dalam kantung hernia oleh nyeri tekan, obstruksi,
(isi hernia). dan tanda atau gejala sepsis.

Hernia Inkarserata hernia irreponibilis yang sudah disertai Nyeri mendadak yag cepat
tanda-tanda ileus mekanis (usus terjepit dan intens, mual muntah,
sehingga aliran makanan tidak bisa lewat). demam, tonjolan hernia
berubah warna menjadi
ungu, merah atau gelap
Jenis Reponible Nyeri Obstruksi Tampak Toksik
Sakit
Reponible + - - - -
Ireponible - - - - -
Inkarserata - + + + -
Strangulasi - ++ + ++ +
5. Sampai berapa lama hernia anak
dipertahankan? Apa indikasi operasi hernia
pada anak?
• Pada anak operasi biasanya tidak perlu dilakukan. Terutama jika
diameter cincin hernia sekitar 1cm. Biasanya akan menutup dalam 3
tahun.
• Indikasi operasi hernia :
- Bila diameter cincin hernia 2cm atau lebih dan tidak menutup spontan,
dilakukan operasi usia 2 atau 3 tahun.
- Setelah 3 tahun tidak terjadi penutupan spontan.
- Hernia inkarsetara atau strangulasi
• Tindakan Konservatif
Reposisi spontan pada anak : menidurkan anak dengan posisi
Trendelenburg, pemberian sedatif parenteral, kompres es di atas hernia,
kemudian bila berhasil, anak boleh menjalani operasi pada hari
berikutnya.
6. Komplikasi operasi hernia?

Komplikasi tergantung dari isi hernia (kondisi)


• Bila inkarserata – sumbatan  ileus obstruktif
• Jepitan usus
– Gangguan perfusi jaringan
– Bendungan vena  oedema  transudasi ke kantong
hernia  pembuluh darah terjepit  nekrosis  abses
lokal dan akhirnya bisa terjadi fistel ataupun peritonitis
• Gambaran klinik obstruksi usus  gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit/ asam basa
• Strangulasi  toksik, nyeri hebat menetap, panas tinggi
7. Indikasi dilakukan operasi hernia?
• Tujuan operasi hernia:
- Reposisi isi hernia
- Menutup pintu hernia
- Mencegah residif dengan memperkuat dinding perut

• Indikasi operasi untuk hernia adalah:


- Timing Operasi
o Elektif dilakukan pada hernia reponibilis
o 2 x 24 jam dilakukan pada hernia irreponibilis
o Speed operasi dilakukan untuk hernia incarserata dengan penderita yang mengalami
tanda-tanda ileus, tetapi belum terjadi iskemi dan ganggren pada isi hernia.
- Bila keadaan yang mengancam jiwa maka dilakukan Tindakan konservatif dilakukan
bila hernia masih reponibilis. Tindakan paliatif dilakukan pada pasien dengan keadaan
umum yang jelek dan hernia incarserata untuk mengatasi ileus, baru kemudian dilakukan
penutupan hernia.

Anda mungkin juga menyukai