Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Program Internsip Dokter Indonesia (PIDI) merupakan salah satu upaya pemerintah
dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Indonesia. Undang-Undang Praktik
Kedokteran No. 29 tahun 2004 dan perkembangan global dalam etika praktik kedokteran
mensyaratkan bahwa pasien tidak boleh dijadikan objek praktik mahasiswa kedokteran. Hal
ini dilakukan untuk menghormati hak-hak azasi pasien. Adanya perubahan mendasar dalam
pengendalian praktik kedokteran berdampak pada proses pendidikan dokter, khususnya masa
pendidikan klinik selama masa kepaniteraan klinik. Selama masa kepaniteraan klinik,
mahasiswa tidak lagi menangani pasien secara mandiri tanpa supervisi yang ketat. Tanggung
jawab mutu pelayanan dan legal aspek selama kepaniteraan klinik berada pada
pembimbingnya.
Melihat perkembangan tersebut, untuk meningkatkan kemahiran dan pemandirian
dalam melaksanakan praktik kedokteran maka diperlukan proses pelatihan keprofesian pra-
registrasi. Proses ini dikenal di berbagai negara sebagai program internship atau
housemanship. Internsip adalah Proses pemantapan mutu profesi dokter untuk menerapkan
kompetensi yang diperoleh selama pendidikan, secara terintegrasi, komprehensif, mandiri
serta menggunakan pendekatan kedokteran keluarga dalam rangka pemahiran dan
penyelarasan antara hasil pendidikan dengan praktik di lapangan.
Program Internsip Dokter Indonesia (PIDI) merupakan program baru dalam alur
profesi kedokteran di Indonesia dan sudah merupakan ketentuan dan diterapkan di negara lain
sejak berpuluh tahun yang lalu. Di beberapa negara Eropa program internship berlangsung
selama 2 sampai dengan 3 tahun setelah lulus pendidikan dokter. Di Indonesia secara resmi
program ini telah dibahas dan disepakati oleh Kementerian Kesehatan, Konsil Kedokteran
Indonesia (KKI), Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Kementerian Pendidikan Nasional sejak
tahun 2008. Program Internsip Dokter Indonesia (PIDI) dilaksanakan selama 1 (satu) tahun,
yaitu 8 bulan di Rumah Sakit dan 4 bulan di Puskesmas . Program ini berlaku bagi setiap
dokter baru yang pada masa pendidikannya menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK), sebagai prasyarat untuk registrasi di Konsil Kedokteran Indonesia.
Dasar hukum penyelenggaraan program internsip dokter di Indonesia adalah
Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia No.299/Menkes/Per/II/2010 tentang
Penyelengaraan Program Internsip dan Penempatan Dokter Pasca Internsip. Konsil
Kedokteran Indonesia telah menerbitkan Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia No.
1/KKI/Per/2010 tentang Registasi Dokter Program Internsip. Komite Internsip Dokter
Indonesia sebagai Pelaksana Program Internsip Dokter telah diangkat dan ditetapkan melalui
Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 138/Menkes/SK/I/2011
tentang Komite Internsip Dokter Indonesia. Pada Tahun 2013, legal aspek pelaksanaan PIDI
diperkuat dengan ditetapkannya Undang-Undang No.20 tentang Pendidikan Kedokteran.
Berdasarkan Undang-undang No.20 Tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran pasal
7 ayat (7): Program profesi dokter dan dokter gigi dilanjutkan dengan Program Internsip,
penjelasan pasal 7 ayat (7): Internsip adalah pemahiran dan pemandirian dokter yang
merupakan bagian dari Program penempatan wajib sementara paling lama 1 (satu) tahun,
Pasal 38 ayat (2): penempatan wajib sementara pada Program Internsip dihitung sebagai masa
kerja merupakan dasar hukum Internsip. Pelaksanaan Progam Internsip Dokter untuk pertama
kali dilaksanakan di Sumatera Barat pada bulan Maret 2010. Pelaksanaan ditandai dengan
Soft Launching Internsip oleh Menteri Kesehatan, Menteri Dalam Negeri, dan Wakil Menteri
Pendidikan Nasional di Padang pada tanggal 22 Februari 2010. Peserta pertama adalah dokter
lulusan Fakultas Kedokteran Universits Andalas.
Pada tahap internsip inilah seorang dokter baru akan bekerja dengan pendampingan
dokter senior untuk mematangkan keseluruhan kompetensi yang harus dicapai seorang
dokter. Oleh karena itu, program internsip membutuhkan rumah sakit yang memiliki sarana
dan prasarana yang memadai, dan merupakan sarana pelayanan kesehatan bermutu dan
memang ditunjuk menjadi tempat penyelenggaraan program serta dokter yang mendapat
penugasan menjadi pendamping. Dokter internsip juga diberikan kewajiban untuk menangani
minimal 400 kasus, membuat laporan kasus, portofolio, dan program-program yang dapat
meningkatkan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat. Semua kegiatan
dokter peserta program internsip akan dicatat, dilakukan pembimbingan serta pembinaan dan
akan mendapatkan tanda selesai melaksanakan program bila telah memenuhi semua syarat
dan tahapan yang ditentukan. Untuk itu program internsip perlu mendapatkan dukungan dari
semua pihak baik dari pusat maupun daerah agar meningkatkan kompetensi dokter indonesia
yang tujuannya untuk mencapai derajat kesehatan yang lebih baik untuk seluruh masyarakat
Indonesia.
Salah satu hak dari dokter yang mengikuti program internsip adalah mempunyai hak
untuk memilih daerah untuk melakukan program internsip selama 1 tahun, dan dengan alasan
ingin mengabdi di daerah yang membuat kami memilih wahana di Kabupaten Bangka Selatan
meskipun kami berasal dari perguruan tinggi di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat,
Jakarta dan Yogyakarta
Kehadiran kami yang berjumlah 17 orang yang terbagi menjadi 3 kelompok kerja,
yaitu kelompok kerja IGD yang terdiri dari 6 orang, kelompok kerja rawat inap yang terdiri
dari 5 orang dan kelompok kerja Puskesmas yang terdiri dari 6 orang, sebagai dokter
internsip yang sudah memiliki kompetensi sebagai dokter umum dapat meningkatkan
pelayanan kesehatan di RSUD Bangka Selatan dan Puskesmas Toboali karena dengan
kehadiran kami pelayanan di IGD selama 24 jam bisa dilakukan oleh dokter umum dan
dokter internsip, serta bangsal rawat inap RSUD Bangka Selatan terdapat dokter internsip
yang bertugas menangani keluhan pasien dan kegawat daruratan di rawat inap selama 24 jam.
Dokter internsip di Puskesmas juga memberikan peran penting dalam pelayanan kesehatan
primer, membantu sistem rujukan dan melaksanakan program preventif berupa penyuluhan,
edukasi dan imunisasi yang diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di
Kecamatan Toboali.
Dengan tugas dan jumlah jam kerja yang tinggi rata-rata dokter internsip memiliki
jam kerja 200 jam perbulan dan tugas ilmiah yang diadakan setiap hari rabu guna
meningkatkan ilmu pengetahuannya, dokter internsip di Bangka Selatan saat ini hanya
mendapatkan Bantuan Hidup Dasar (BHD) sebesar Rp. 3.200.000 yang terpotong pajak
menjadi Rp. 3.100.000,- Dokter internsip juga telah diatur untuk tidak boleh melakukan
praktik di tempat lain selain di Puskesmas dan Rumah Sakit yang ditunjuk untuk menjadi
tempat pengabdiannya.
Kurangnya nominal nilai BHD yang diberikan oleh pemerintah pusat melalui
kementrian keuangan untuk dokter internsip di Indonesia membuat Kepala badan PPSDM
Kesehatan, Bapak Usman Sumantri, pada tanggal 26 Januari 2015 mengeluarkan surat
edaran No HK.03.03/I/II/000985/2015 yang poin ke empatnya berisi “Penempatan dokter
peserta PIDI pada fasyankes sebagaimana tersebut diatas diharapkan dapat membantu
meningkatkan pelayanan kesehatan di wilayah saudara dan menambah jumlah tenaga
kesehatan pada fasyankes tersebut. Untuk itu sebagai wujud dukungan daerah terhadap PIDI,
diharapkan peran serta Saudara untuk memberikan tambahan insentif, bantuan rumah tinggal,
transportasi dan lain-lain sesuai kemampuan daerah masing-masing kepada dokter internsip”.
Kehidupan dasar di Kecamatan Toboali tergolong tinggi untuk memenuhi kebutuhan
sehari – hari berupa makan, minum, transportasi dan uang tidak terduga, dengan BHD tidak
mencukupi. Untuk memperjelas penegeluaran kami, kami buat rincian pengeluaran rata-rata
yang dipaparkan di BAB II.
Atas dasar latar belakang tersebut, kami menyampaikan surat permohonan ini untuk
menjadi pertimbangan agar kami selaku dokter internsip bisa mendapatkan bantuan berupa
insentif dari daerah Kabupaten Bangka Selatan.

2. Tujuan
Tujuan di buatnya surat permohonan ini adalah untuk menjadi pertimbangan agar
kami selaku dokter internsip bisa mendapatkan bantuan berupa insentif dari daerah
Kabupaten Bangka Selatan.

3. Rumusan Masalah
 Tingginya biaya hidup dasar di Kecamatan Toboali Kabupaten Bangka Selatan
 Transportasi umum yang jarang dan biaya transportasi yang tinggi

4. Manfaat
4.1.1. Manfaat Dokter Internsip
 Membantu pelayanan RSUD Bangka Selatan selama 24 jam
 Melakukan visite pasien di rawat inap sehingga keluhan dan perkembangan
penyakit pasien dapat segera ditangani
 Melakukan pelayanan kesehatan di Poli Umum di RSUD Bangka Selatan
 Melakukan dinas malam di bangsal untuk melaporkan kondisi terbaru pasien,
menangani keluhan pasien dan melakukan tatalaksana gawat darurat di rawat
inap
 Melakukan pelayanan di poli umum Puskesmas Toboali
 Melakukan kegiatan penyuluhan, edukasi dan imunisasi sebagai tindakan
promosi dan preventif
 Meningkatkan pelayanan kesehatan di tingkat pelayanan primer di Puskesmas
Toboali dan RSUD Bangka Selatan
4.1.2. Manfaat Dana Insentif Daerah Bagi Dokter Internsif
 Membantu dokter internsip untuk memenuhi kebutuhan hidup satu bulan
 Menjadi daya tarik bagi dokter internsip periode selanjutnya untuk memilih
dan mengabdi di Bangka Selatan
 Membantu dokter internsip untuk mengikuti seminar dan workshop dalam
rangka meningkatkan keilmuan dan keahlian dalam pelayananya
 Meningkatkan kinerja dokter internsip dalam mengabdi di Kabupaten Bangka
Selatan

BAB II
RINCIAN BIAYA HIDUP

A. PEMASUKAN

Bantuan biaya hidup dari pusat : Rp. 3.150.000,00

B. PENGELUARAN

Rincian biaya setiap orang per bulan :

No. Kebutuhan Jumlah


(Rupiah)
1. Biaya listrik dan air minum 500.000
2. Biaya makan (3x/hari) 2.250.000
Rp. 25.000 x 3 x 30
3. Keperluan isi rumah (perlengkapan kebersihan rumah dan
perlengkapan cuci pakaian) 300.000
4. Keperluan pribadi (peralatan dan perlengkapan mandi)
400.000
5. Kebutuhan komunikasi (pulsa dan paket internet) 200.000
6. Transportasi pulang pergi dinas 900.000
Rp.15.000 x 30 x 2
7. Biaya penunjang kegiatan ilmiah (laporan kasus, mini 300.000
projek, portofolio, fotokopi, dll)
8. Iuran asuransi BPJS 80.000
9. Uang saku 600.000
20.000 x 30
TOTAL PENGELUARAN 5.530.000

BAB III
PEMBAHASAN

Dari hasil permasalahan dan perhitungan rincian yang telah dipaparkan pada bagian
sebelumnya maka secara jelas terlihat bahwa bantuan yang diberikan pemerintah pusat
kepada kami tidak memadai. Maka dari itu didorong oleh niat yang tulus untuk memohon
bantuan kepada pemerintah daerah setempat, kami membuat proposal ini sebagai bentuk
konkrit yang dapat memberikan gambaran atas keadaan keuangan kami saat ini.
Adapun tujuan yang ingin dicapai pemerintah melalui program intrernsip ini ialah
sesuai PERMENKES NOMOR 299/MENKES/PER/II/2010, tentang penempatan dokter
internsip ikatan dinas pada pasal 14 ayat 2 disebutkan penempatan dokter internsip
sebagaimana disebutkan pada pasal 1 dilaksanakan selama 1 (satu) tahun dalam rangka
pemerataan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
Demi tercapainya pelayanan yang paripurna, berkualitas dan merata terhadap setiap
elemen masyarakat tentu diperlukan kesehatan jasmani dan rohani bagi kami para dokter
internsip yang bertugas pada 2 wahana yang telah ditunjuk yaitu RSUD Bangka Selatan dan
Puskesmas Toboali.
Dengan hadirnya program internship ini diharapkan akan dapat membantu pelayanan
kesehatan dari segi kualitas maupun kuantitas tenaga kesehatan. Hal ini tentunya akan
berperan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kecamatan Toboali pada
umumnya. Dokter internsip angkatan Pertama yang bertugas di Kabupaten Bangka Selatan
Kecamatan Toboali saat ini berjumlah 17 orang dan akan menetap selama 1 tahun. Kehadiran
kami yang berjumlah 17 orang yang terbagi menjadi 3 kelompok kerja, yaitu kelompok kerja
IGD yang terdiri dari 6 orang, kelompok kerja rawat inap yang terdiri dari 5 orang dan
kelompok kerja Puskesmas yang terdiri dari 6 orang, sebagai dokter internsip yang sudah
memiliki kompetensi sebagai dokter umum dapat meningkatkan pelayanan kesehatan di
RSUD Bangka Selatan dan Puskesmas Toboali karena dengan kehadiran kami pelayanan di
IGD selama 24 jam bisa dilakukan oleh dokter umum dan dokter internsip, serta bangsal
rawat inap RSUD Bangka Selatan. Dokter internsip di Puskesmas juga memberikan peran
penting dalam pelayanan kesehatan primer, membantu sistem rujukan dan melaksanakan
program preventif berupa penyuluhan, edukasi dan imunisasi yang diharapkan dapat
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Kecamatan Toboali.
Dengan dukungan dari Kepala badan PPSDM Kesehatan, Bapak Usman Sumantri,
yang pada tanggal 26 Januari 2015 mengeluarkan surat edaran No
HK.03.03/I/II/000985/2015 yang poin ke empatnya berisi “Penempatan dokter peserta PIDI
pada fasyankes sebagaiman tersebut diatas diharapkan dapat membantu meningkatkan
pelayanan kesehatan di wilayah Saudara dan menambah jumlah tenaga kesehatan pada
fasyankes tersebut. Untuk itu sebagai wujud dukungan daerah terhadap PIDI, diharapkan
peran serta Saudara untuk memberikan tambahan insentif, bantuan rumah tinggal,
transportasi dll sesuai kemampuan daerah masing-masing kepada dokter internsip”
Untuk itu, kami mengharapkan perhatian dan kebijaksanaan dari Bapak Bupati
beserta jajarannya dalam rangka bantuan berupa insentif bagi kami para dokter internsip yang
sedang melaksanakan tugas dari Kementrian Kesehatan di Kabupaten Bangka Selatan
Kecamatan Toboali. Adapun masa bakti ikatan dinas kami akan berlangsung selama 1 tahun
terhitung sejak tanggal 16 Februari 2017 sampai dengan 16 Februari 2018.

BAB IV
PENUTUP

Menyadari betapa pentingnya pelayanan kesehatan yang terpadu dan menjamin


standar yang maksimal bagi masyarakat Kabupaten Bangka Selatan. Maka kami
mengharapkan dukungan penuh dari pemerintah daerah setempat demi terwujudnya
masyarakat Kecamatan Toboali yang sehat dan memiliki hidup yang berkualitas.
Atas perhatian dari Bapak Bupati beserta jajarannya kami segenap dokter internsip
mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya. Semoga kita semua
senantiasa selalu dalam lindungan Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa. Aamiin.

LEMBAR PENGESAHAN PERMOHONAN BANTUAN BIAYA HIDUP

DOKTER INTERNSIP KECAMATAN TOBOALI

KABUPATEN BANGKA SELATAN

Hormat Kami,
Dokter Internsip Kecamatan Toboali Kabupaten Bangka Selatan 2017/2018

Ketua Kelompok, Sekretaris Kelompok,

dr. Rifai Alamsyah Harahap dr. Dewi Safitri

Anggota

dr. Alfi Sahrin dr. Yunika Hafsari Aruan

dr. Nanda Amelia Putri dr. Nitha Nanda Sabrina

dr. Raja Alfian Irawan dr. Geswin Aditya Hermawan

dr. Cindy Astrella dr. Fahmizar Satria Hernanda

dr. Edwin Kilian Deges dr. Indria Yulandara

dr. Octa Fitri Faisal dr. Fauzan Rizky Setiadi


dr. Hayatul Hilmi dr. Ulfariani Afif

dr. Astri Anggraini

LAMPIRAN I
Kelompok Dokter Internsip yang bertugas di Wahana Kabupaten Bangka Selatan
Periode 16 Februari 2017 – 16 Februari 2018.

No Nama Dokter Asal Universitas Jabatan

1 dr. Rifai Alamsyah Harahap UNSYIAH Ketua

2 dr. Dewi Safitri UGM Sekretaris


3 dr. Alfi Sahrin UISU Anggota

4 dr. Nanda Amelia Putri UISU Anggota

5 dr. Nitha Nanda Sabrina UISU Anggota

6 dr. Raja Alfian Irawan UISU Anggota

7 dr. Yunika Hafsari Aruan Methodist Anggota

8 dr. Geswin Aditya Hermawan UI Anggota

9 dr. Cindy Astrella UI Anggota

10 dr. Edwin Kilian Deges UI Anggota

11 dr. Fahmizar Satria Hernanda UMJ Anggota

12 dr. Indria Yulandara UMSU Anggota

13 dr. Fauzan Rizky Setiadi UMSU Anggota

14 dr. Octa Fitri Faisal BAITURRAHMAH Anggota

15 dr. Hayatul Hilmi BAITURRAHMAH Anggota

16 dr. Ulfariani Afif BAITURRAHMAH Anggota

17 dr. Astri Anggraini BAITURRAHMAH Anggota

PROPOSAL PENGAJUAN DANA INSENTIF DAERAH


DOKTER INTERNSIP BANGKA SELATAN
Oleh:

DOKTER INTERNSIP BANGKA SELATAN

Anda mungkin juga menyukai