LAPORAN PBL
“MODUL HEMATOLOGI”
Disusun Oleh :
Kelompok 6A
Resti 11020180006
Putri Reni 11020180023
Muhammad Ardiansyah Paputungan 11020180067
Sitti Zhaharah Khairunnisah 11020180103
Ananda Putra Difa 11020180027
A. Dwi Hermin Alfian 11020180036
Ayudini Oktavia 11020120159
Adela Ainiyyah Calista Rahmat 11020180065
Andi Rizaldi Kurniawan Misbah 11020180076
Nurul Qalbi 11020180039
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga laporan tutorial ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Aamiin.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam laporan tutorial ini, karena itu
kritik dan saran yang sifatnya membangun senantiasa kami harapkan guna
memacu kami menciptakan karya-karya yang lebih bagus.
Akhir kata, kami ingin menghaturkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan dalam penyusunan karya tulis ini, terutama kepada:
1. Dr. Sri Julyani selaku Sekretaris Blok Hematologi
2. Dr. Farah Ekawati Mulyadi selaku tutor
3. Teman-teman yang telah mendukung dan turut memberikan motivasi
dalam menyelesaikan laporan tutorial ini.
Semoga Allah SWT dapat memberikan balasan setimpal atas segala kebaikan dan
pengorbanan dengan limpahan rahmat dari-Nya. Aamiin yaa Robbal A’lamiin.
Kelompok 6A
SKENARIO 2
I. KATA SULIT
1. Takipneu
Merupakan pernapasan abnormal cepat dan dangkal, biasanya
didefinisikan lebih dari 60 hembusan per menit. Pernapasan abnormal
cepat adalah gejala yang sering disebabkan oleh penumpukan karbon
dioksida dalam paru-paru. Setiap kali kemampuan untuk membuang
karbon dioksida (CO2) menurun, terjadi penumpukan CO2 dalam
darah. Hasilnya adalah asidosis pernapasan, yang merangsang pusat
pernapasan di otak Anda untuk meningkatkan frekuensi napas dalam
upaya menormalkan pH darah.
(Referensi : Lyrawati Diana, Agustini L. Ni Luh Made. 2012. Sistem
Pernafasan:Assessment Patofisiologi dan Terapi
Gangguan Pernafasan. Universitas Brawijaya. Malang.)
2. Peteki
Merupakan perdarahan di kulit atau membran mukosa yang
diameternya kurang dari 2 mm.
(Referensi : Zoutis LB, Chiang VW. 2007.Comprehensive Pediatric
Hospital Medicine.China)
II. KALIMAT KUNCI
1. Perempuan 13 tahun
2. Keluhan lemas sejak 6 bulan yang lalu hilang timbul dan memberat
sejak 2 hari
3. Pusing dan penglihatan berkunang-kunang
4. Gusi berdarah dialami 2 hari secara tiba-tiba
5. Kulit memar dan peteki pada kedua ekstremitas superior
6. Demam naik turun 1 bulan yang lalu tidak terlalu tinggi
7. Adanya takipneu
8. Mata pucat
9. DD Anemia Aplastik / Anemia pada Leukimia
III. PERTANYAAN
1. Bagaimana proses hematopoeisis ?
2. Jelaskan proses metabolisme sel darah merah ?
3. Jenis-jenis anemia menurut morfologi dan penyebab ?
4. Jelaskan tanda-tanda dan gejala pada anemia ?
5. Jelaskan patomekanisme penyakit yang berhubungan dengan kasus ?
6. Apa saja komplikasi yang bisa terjadi pada penderita anemia ?
7. Jelaskan pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan pada gejala
anemia ?
8. Bagaimana penatalaksanaan pada penderita anemia pada skenario ?
9. Hal-hal apa saja yang dilakukan pada pencegahan anemia?
10. Dalil-dalil apa saja yang berhubungan dengan kasus ?
IV. JAWABAN
1. Hematopoeisis
Sumsum merah tidak hanya membuat sel darah merah tetapi juga yaitu
sumber leukosit dan trombosit, eritrosit. Rata-rata umur sel darah merah belum
cukup lebih 120 hari. Sel-sel darah merah menjadi rusak dan dihancurkan dalam
sistem retikulum endotelium terutama dalam limfa dan hati
Anemia dengan ukuran eritrosit yang lebih besar dari normal dan
hiperkromkarena konsentrasi hemoglobinnyalebih dari normal. (Indeks eritrosit
pada anak MCV > 73 fl, MCH = > 31 pg, MCHC = > 35%). Ditemukan pada
anemia megaloblastik (defisiensi vitamin B12, asam folat), serta anemia
makrositik non-megaloblastik (penyakit hati,dan myelodisplasia)
3) Anemia mikrositik hipokrom
Anemia dengan ukuran eritrosit yang lebih kecildarinormal dan
mengandung konsentrasi hemoglobin yang kurang dari normal. (Indeks eritrosit :
MCV < 73fl, MCH <23 pg, MCHC 26 -35%).
Penyebab anemia mikrositik hipokrom:
1) Berkurangnya zat besi : Anemia Defisiensi Besi.
2) Berkurangnya sintesis globin : Thalasemia dan Hemoglobinopati.
3)Berkurangnya sintesis heme: Anemia Sideroblastik.
1. Anemia defisiensi besi yaitu anemia yang terjadi karena kekurangan zat
besi.
2. Anemia megaloblastik yaitu anemia yang terjadi karena kekurangan vitamin
B12.
3. Anemia hemolitik yaitu anemia yang terjadi karena pemecahan sel-sel darah
lebih cepat dari pembentukan.
4. Anemia aplastik yaitu anemia yang terjadi karena gangguan pembentukan
sel-sel darah.
5. Anemia penyakit kronik yaitu penurunan kadar Hb.
4. Gejala dan tanda anemia
Gejala dan tanda anemia ( kurang darah ) yang paling sering ditunjukkan antara
lain sebagai berikut :
Penderita anemia biasanya jelas terlihat pada wajah dan kulit yang terlihat
pucat.
Selain wajah kelopak mata pasien yang mengalami kurang darah juga
terlihat pucat. ini merupakan salah satu gejala umum anemia. pemeriksaan
biasanya dilakukan dengan cara meregangkan kelopak mata. dan melihat
warna kelopak mata bagian bawah.
Pemeriksaan bisa kita lakukan dengan cara menekan ujung jari, normal nya
setelah di tekan daerah tersebut akan berubah jadi merah. Tetapi, pada orang
yang mengalami anemia, ujung jari akan menjadi putih atau pucat.
4. Mudah lelah
Terlalu mudah lelah, padahal aktivitas yang dilakukan tidaklah berat, jika
anda merasa mudah lelah sepanjang waktu dan berlangsung lama
kemungkinan anda mengalami penyakit anemia. hal ini terjadi karena
pasokan energi tubuh yang tidak maksimal akibat kekurangan sel-sel darah
merah yang berfungsi sebagai alat transportasi alami didalam tubuh.
Denyut jantung yang tidak teratur, terlalu kuat dan memiliki kecepatan
irama denyut jantung yang tidak normal. hal ini terjadi sebagai akibat tubuh
kekurangan oksigen. sehingga jantung berdebar secara tidak teratur.
pemeriksaan ini hanya bisa dilakukan oleh petugas kesehatan.
Biasanya penderita anemia sering mengalami Mual pada pagi hari. hampir
sama seperti tanda-tanda kehamilan. mual pada pagi hari biasa disebut
dengan Morning sickness.
7. Sakit kepala
Salah satu dampak kekurangan sel darah merah yaitu otak menjadi
kekurangan Oksigen. sehingga menyebabkan nyeri pada kepala. karena
inilah penderita Anemia sering mengeluh sakit kepala.
9. Sesak napas
Penderita Anemia sering kali merasa sesak nafas dan merasa terengah-
engah ketika melakukan aktivitas, hal ini terjadi karena kurangnya oksigen
didalam dalam tubuh, akibat kurangnya sel darah merah.Selain dari faktor
penyebab anemia, penyakit kurang darah juga dipengaruhi oleh beberapa
faktor resiko lain seperti :
I. Primer
1) Kelainan Kongenital:
a. Fanconi
b. nonFanconi
c. dyskreatosis congenita
2) Idiopatik: penyebabnya tidak dapat ditentukan
II. Sekunder:
1) Akibat radiasi, bahan kimia, atau obat
2) Akibat obat-obat idiosinkratik
3) Karena penyebab lain:
a. Infeksi virus: hepatitis virus/virus lain
b. Akibat kehamilan
Bahan Kimia
Obat-obat
Mekanisme imunologik
Pansitopenia
- febris - kulit
- sepsis
Faktor predisposisi
Faktor etiologi
Faktor pencetus
Katabolisme↑
Akumulasi sel muda
pada sumsum tulang
Keringat
malam
HIPER- GAGAL SUMSUM TULANG
Gagal
ginjal KATABOLIK
Sel leukemia
Gout Inhibisi hemopoesis normal
INFILTRASI KE ORGAN
Splenomegali
6. Komplikasi
1. Gagal ginjal
Dengan berkurangnya asokan oksigen ke jaringan misalnya pada ginjal akan
terjadi kerusakan ginjal yang dapat menyebabkan gagal ginjal.
2. Hipoksia
Adalah penurunan pemasokan oksigen ke jaringan sampai di tingkat fisiologik.
Hb berfungsi untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Jika terjadi penurunan
Hb maka akan terjadi hipoksia bahkan dapat menyebabkan kematian.
3. Leukopenia dengan relatif limfositosis, tidak dijumpai sel muda dalam darah
tepi
Gambar 3. Gambaran sumsum tulang belakang pada orang normal (kiri) dan
pada anemia aplastik (kanan)
11.Tes Fungsi Hati dan Virus Anemia aplastik dapat terjadi pada 2-3 bulan
setelah episode akut hepatitis. Tes ini juga dinilai jika mempertimbangkan
dilakukannya bone marrow transplantasion
8. Penatalaksaan
Anemia Aplastik
Terapi Kausal
Terapi Suportif
Beberapa jenis anemia tidak dapat dihindari, akan tetapi anemia yang
disebabkan oleh kekurangan vitamin dan zat besi dapat dicegah dengan cara
mengatur pola makan. Beberapa makanan yang dapat membantu mencegah
anemia antara lain adalah:
- Makanan yang kaya akan zat besi, seperti daging sapi, kacang-kacangan,
sereal yang diperkaya zat besi, sayuran berdaun hijau gelap, dan buah
kering
- Makanan yang kaya akan asam folat, seperti buah-buahan, sayuran
berdaun hijau gelap, kacang hijau, kacang merah, kacang tanah, gandum,
sereal, pasta, dan nasi.
- Makanan yang kaya akan vitamin B12, seperti daging, susu, keju, sereal,
dan makanan dari kedelai (tempe atau tahu).
- Makanan yang kaya akan vitamin C, seperti jeruk, merica, brokoli, tomat,
melon, dan stroberi. Makanan-makanan tersebut dapat membantu
penyerapan zat besi.
Jika pada keluarga terdapat riwayat munculnya penderita anemia bawaan seperti
anemia sel sabit atau thalassemia, hendakya dikonsultasikan kepada dokter.
Konsultasi ini bertujuan untuk memperkirakan jika terdapat risiko anemia serupa
yang dapat muncul pada anak.Anemia juga dapat muncul sebagai komplikasi dari
penyakit malaria. Jika akan bepergian ke tempat yang umum ditemukan penyakit
malaria, konsultasikan ke dokter terkait obat pencegah malaria. Pencegahan dapat
juga dilakukan dengan cara menghindari gigitan nyamuk, misalnya menggunakan
kelambu, obat anti nyamuk, atau insektisida.
10. Makna Berobat
disebut dengan istilah At-Tadawi yang artinya menggunakan obat; diambil dari
akar kata dawa (mufrad) yang bentuk jamaknya adalah Adwiyah. Kalimat dawa
yang biasa diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan arti obat; adalah
segala yang digunakan oleh manusia untuk menghilangkan penyakit yang
mereka derita. Sementara penyakit yang akan diobati, dalam bahasa arab biasa
disebut dengan istilah Daa-un, bentuk masdar dari kata Daa-un. Bentuk jamak
dari kalimat “Adaa-u” adalah “Adwaa-u”.
1. Pengertian kalimat Tadawi dalam sisi bahasa tidak jauh berbeda dengan
makna tadawi yang dipahami oleh para ahli fikih (pakar hukum Islam) kalimat
Tadawi diartikan oleh para pakar hukum Islam dengan makna; “menggunakan
sesuatu untuk penyembuhan penyakit dengan izin Allah SWT; baik pengobatan
tersebut bersifat jasmani ataupun alternatif.”2
Para ahli fikih dari berbagai mazhab; yaitu ulama mazhab Hanafi, Maliki,
Syafi’I dan ulama mazhab hambali sepakat tentang bolehnya seseorang
mengobati penyakit yang dideritanya. Pendapat para ulama tersebut
didasarioleh banyaknya dalil yan menunjukkan kebolehan mengobati penyakit.
Di antara dalil-dalil tersebut adalah:3 Pertama, diriwayatkan oleh Imam
Muslim:
دَواءَ داٍءَ ﻟُِﻜﱢﻞ اﷲ ﻋﺒﺪ ﺑﻦ ﺟﺎﺑﺮ ﻋﻦ، اﻟﱠﺪا َء اﻟﱠﺪَوا ُء بَ أَََ ﺻﺎ ﻓَِﺈذَا، َ َوﺟ َﱠﻞ ﻋﱠ َﺰ اﷲِ ﺑِ َِﺈذِن ﺑـَََ ﺮأ
Artinya: “Setiap penyakit pasti memiliki obat. Bila sebuah obat sesuai dengan
penyakitnya maka dia akan sembuh dengan seizin Allah Subhanahu wa Ta’ala.”
(HR. Muslim)
Hadits di atas mengisyaratkan diizinkannya seseorang Muslim mengobati
penyakit yang dideritanya. Sebab, setiap penyakit pasti ada obatnya. Jika obat
yang digunakan tepat mengenai sumber penyakit, maka dengan izin Allah SWT
penyakit tersebut akan hilang dan orang yang sakit akan mendapatkan
kesembuhan. Meski demikian, kesembumbuhan kadang terjadi dalam waktu
yang agak lama, jika penyebab penyakitnya belum diketahui atau obatnya
belum ditemukan.
اﺳﺎﻣﺔ ﻋﻦ: ﺖ ﻛ ُﻨ ُ ﺳﻠ َﻢ ﻋﻠَﻴِ َﻪ اﷲُ ﺻﻠﱠﻰَ اﱠِﻟﻨﱢﱯ ﻋﻨَ ِﺪ َ َِ بُ اﻷَﻋَﺮا َوﺟﺎ َء، ﻓَـ َﻘﺎ َل: ل ﻳَﺎ
َ َو ﱠ، ت َ اﷲِ ُرﺳ َﻮ،
ﻓَـ َﻘﺎ َل أ َﻧـ َﺘَﺪاَوى؟: اﷲِ ﻋﺒَﺎ َ ِد ﻳَﺎ ﻧـَََ ﻌﻢ، ﺗَﺪاَووا، ﱠﻞ ﻋﱠ َﺰ اﷲَ ﱠن ﻓَِﺈ َ ﱂ َوﺟ
َ َ ََوﺿَ َﻊ إِﻻﱠ داءَ ﻀ َﻊ ﻳ
ُواِﺣٍ َﺪ داٍءَ ﻏﻴـ َ َﺮ ﺷَﻔﺎ ِء ﻟَﻪ. ﻗَﺎﻟُﻮا: ﻗَﺎ َل ﻫَﻮ ُ؟ ﻣ َﺎ: ُﺮم ََ ََاﳍ
3. http://digilib.unimus.ac.id.
7.https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/48499e8dd124c2ac4026
9796189dd820. Pdf
8.https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/48499e8dd124c2ac4026
9796189dd820. Pdf
9. Coyer, SM. (2005). Anemia: Diagnosis and Management. JPEDHC, 19(6), pp. 380-
385.
Goodnough, LT. Schrier, SL. (2014). Evaluation and Management of Anemia in the
Elderly. Am J Hematol, 89(1), pp. 88-96.
10. http://repository.uin-suska.ac.id/3969/4/BAB%20III.pdf