Anda di halaman 1dari 33

OSCE GENITOURINARI

Kasus genitourinari

Infeksi
Batu Saluran
Menular
Kemih
Seksual

Infeksi Saluran
Kemih
ANAMNESIS
• Lokasi nyeri
• Ada hematuria atau tidak
• Gejala LUTS :
• Obstruktif
• Iritatif
• Riwayat berganti pasangan seksual
• Adanya duh tubuh
Pemeriksaan Fisik
1. Tanda Vital
2. Status Generalis
3. Pemeriksaan Ginjal – kalau mengarah ke gangguan kencing
4. Pemeriksaan Rectal Touche – pada pasien laki-laki dengan keluhan
nyeri saat berkemih
5. Pemeriksaan Genital
Pemeriksaan Genital Laki-laki
Laki-laki
• Pasien dalam posisi berbaring, cuci tangan, keringkan, nyalakan senter,
pakai sarung tangan.
• Inspeksi dan palpasi penis
• Apa terdapat duh tubuh uretra
• Apa terdapat ulkus (dasar bersih/kotor)
• Apa terdapat lenting/vesikel
• Apa terdapat nyeri perabaan
• Inspeksi dan palpasi skrotum dan testis
• Inspeksi dan palpasi kelenjar getah bening inguinal
Pemeriksaan Genital Perempuan
• Pasien diposisikan litotomi, cuci tangan, keringkan, nyalakan senter, pakai sarung tangan.
• Inspeksi labia, klitoris, perineum cari adanya kelainan.
• Buka labia mayora menggunakan 2 jari inspeksi labia miora, klitoris, ostium uretra eksterna, dan mulut vagina.
• Palpasi labia minora: cari adanya benjolan, cairan/secret, ulkus, fistula, nyeri.
• Palpasi kelenjar skene, kelenjar bartholin.
• Pasien diminta mengejan, labia tetap terbuka, perhatikan adanya bejolan di dinding anterior/posterior vagina.
• Inspeksi daerah perineum: cari adanya parut, lesi, inflamasi, retak kulit.
• Pasang spekulum vagina, lalu dibuka.
• Inspeksi dinding vagina dan serviks.
• Lakukan swab pada ektoseviks, dinding vagina, dan ostium uretra eksterna.
• Lepaskan spekulum, kemudian dekontaminasi menggunakan klorin 0,5% selama 10 menit.
• Lakukan pemeriksaan bimanual: tangan kanan melakukan vaginal touche, dorong serviks, rasakan dengan tangan kiri, nilai
tinggi fundus, ukuran uterus, konsistensi, arah, konsistensi serviks, dan keadaan parametrium.
• Persilahkan ibu berpakaian
• Lepaskan sarung tangan, dekontaminasi atau buang di tempat sampah medis.
• Jelaskan hasil pemeriksaan.
Pemeriksaan Penunjang
• Darah Lengkap
• Urin lengkap
• Foto Polos Abdomen
Skenario 1
SKENARIO KLINIK:
Seorang wanita, 40 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan utama nyeri
pinggang kanan disertai demam.

TUGAS :
• Lakukan anamnesis pada pasien!
• Lakukan pemeriksaan fisik pada pasien!
• Usulkan jenis pemeriksaan penunjang dan lakukan interpretasi atas data yang didapatkan!
• Tegakkan diagnosis dan dua (2) diagnosis banding!
• Berikan tatalaksana farmakoterapi, tuliskan resep, serahkan pada penguji/jelaskan pada
pasien!
• Komunikasikan dan berikan edukasi pada pasien terkait penyakit/tatalaksana/prognosisnya!
Anamnesis
• Berapa lama (3 hari)
• Lokasi ( pinggang kanan , menjalar ke perut bagian depan)
• Hal yang memperberat : nyeri bertambah berat pada saat diketok pinggang
• Hal yang memperingan: nyeri berkurang setelah makan obat paracetamol
• Nyeri perut bagian bawah pusat juga dijumpai
• Mual dijumpai, muntah tidak dijumpai
• Demam menggigil sejak 3 hari yang lalu, bersifat naik turun, turun bila minum paracetamol
• Buang air kecil nyeri, anyang2an, dan rasa tidak puas sekitar 10 hari ini
• Pasien sering kali menahan2 BAK dan minum kurang.
• RPT: -
• RPO : Paracetamol
• Riwayat keluarga (-)
Diagnosis Banding
Diagnosis:Pyelonefritis tanpa komplikasi
Diagnosis Banding 1:Pyelonefritis dengan komplikasi
Diagnosis Banding 2:Cholecystitis
Diagnosis Banding 3:Spondilosis Lumbalis
Farmakoterapi
Obat oral golongan fuoroquinolon atau trimetoprim/sulfametoxazol
contoh : Levofloxacin 1x250-500 mg selama 7-10 hari, ciprofloxacin
2x500 mg selama 7-10 hari, cotrimoxazol 2x960mg selama 14 hari
contoh :
R/ Levofloxacin tab 250 mg No X
S 1 dd tab 1
KIE
Edukasi perbanyak minum, meningkatkan aktifitas disik, jangan
menahan BAK
Skenario 2:
Seorang pria 25 tahun, datang dengan keluhan timbul lenting berair
pada kemaluan sejak 2 hari lalu.

Tugas:
1. Lakukan anamnesis pada pasien
2. Lakukan pemeriksaan fisik pada pasien
3. Tentukan pemeriksaan penunjang yang sesuai
4. Tatalaksana farmakologi pada pasien
Anamnesis
• Menyapa pasien dan memperkenalkan diri
• Inform consent bahwa kita akan bertanya, dan apa yang dibicarakan adalah rahasia medis
• Menanyakan identitas pasien dengan lengkap
• Menanyakan keluhan utama pasien
• Menanyakan keluhan penyerta:
• Gatal dan panas pada lenting
• Demam sejak sebelum muncul lenting berair
• Nyeri sendi sejak sebelum muncul lenting berair
• Pada istri terdapat keluhan serupa
• Riwayat keluhan serupa
• Riwayat pengobatan
• Riwayat keluarga
• Review sistem lain
• Review singkat anamnesa dan tanya apakah ada yg mau ditanyakan
Pemfis
• Cuci tangan
• Status Present
• Status Generalis
• Status Lokalis/pemeriksaan genital
Penunjang
Tes Tzanck: ditemukan multinucleated giant cells
Penatalaksanaan
Asiklovir 5 x 200mg selama 5 hari
Skill Khusus – Pemasangan Kateter
Alat dan Bahan:
1. Dower Kateter (Dewasa 14/16, anak-anak 8/10)
2. Urobag
3. Spuit 10 cc
4. Jelly
5. Handchoen steril
6. Doek steril
7. Lidocain
8. Iodine
9. Kassa steril
10. Kom
11. Aquabides
Prosedur
1. Memperkenalkan diri, informed consent, menjelaskan tujuan
pemasangan, dan persilahkan pasien berbaring
2. Memasang perlak dibawah bokong pasien.
3. Menuang akuabodes dan betadin dalam cawan
4. Membuka bungkus kateter dan urine bag dan diletakkan di wadah steril
5. Mencuci tangan, gunakan sarung tangan steril
6. Masukkan akuabides steril dalam spuit steril
7. Desinfeksi: glans penis secara melingkar, dorsal penis, ventral penis,
skrotum, kearah perineum (melingkar dari dalam keluar, satu arahm
tidak kembali kedaerah yang sudah bersih, menggunakan kassa yang
sudah direndam antiseptic dan dijepit dengan klem).
8. Pasang duk steril yang hanya memberi akses ke daerah penis.
9. Memposisikan penis (gunakan tangan yang tidak dominan) posisi ereksi, masukkan
lidokain gel 3 cc (sudah disiapkan lidokain gel dalam spuit) ke dalam orifisium uretra
eksterna (dengan tangan dominan). Tekan ujung gland penis dengan lembut agar
lidokain gel tidak keluar dari uretra.
10. Masukkan ujung kateter secara perlahan (dengan tangan dominan) dan masukkan
sampai ada urin yang keluar dari pangkal kateter (pangkal kateter mengarah ke wadah
penampung urin sementara). Masukkan kateter hingga pangkal kateter.
11. Hubungkan pangkal kateter dengan urine bag secara asepsis.
12. Masukkan akuabides steril perlahan untuk mengembangkan balon (jumlah sesuai
dengan yang tertulis pada kateter). Tarik kateter seara perlahan agar balon
menutupi/tertahan di orifisium uretra interna.
13. Lepaskan duk, fiksasi kateter diatas lipat paha (beri tanggal pemasangan pemasangan).
14. Gantung urine bag lebih rendah dari kandung kemih.
15. Lepaskan perlak dan sarung tangan. Cuci tangan.
SIRKUMSISI
SKENARIO
Seorang pasien, anak berusia 6 tahun (BB: 20 Kg), datang diantar oleh
orang tuanya karena pasien dan kedua orang tuanya ingin pasien di
sunat karena bertepatan dengan liburan sekolah. Pasien jika BAK
memancar dan tidak menetes, jika jatuh/terluka darah tidak sukar
berhenti.
• Lakukan teknik sirkumsisi!
• Edukasi setelah dilakukan tindakan sirkumsisi!
INDIKASI TINDAKAN
Indikasi:
• Agama, Sosial/Adat Istiadat
• Medis (WHO): fimosis, parafimosis, pencegahan karsinoma penis (seringkali KSS),
kondiloma akuminata/infeksi menular seksual lainnya, kelainan/infeksi lokal
lainnya
Kontraindikasi:
• Rujuk ke ahli urologi bila ditemukan: hipospadia/epispadia, Chordee (kurvatura)
penis, Webbed penis, Penis yang terbenam (buried/hidden penis), Mikropenis,
disorders of sex development (DSD), hemofilia atau gangguan perdarahan lainnya,
kelainan bentuk penis lain yang menyulitkan proses atau meragukan.
• Relatif untuk di rujuk ke ahli urologi: infeksi lokal, infeksi umum.

Komplikasi: perdarahan, hematoma, infeksi, nyeri, edema, dan dapat terjadi


fimosis sekunder.
Alat dan Bahan
• Duk • Lidocaine 2 %
• Nierbecken • Aquades
• Handschoen
• Gunting (1) Klem lurus (3)
• Kassa
• Klem bengkok (1) • Plester
• Needle holder (1) • Povidone iodine 10%
• Pinset (1) • Alkohol 70 %
• Spuit 3 cc (1) dan 1 cc (1) • Salep antibiotik
• Benang (catgut) • Amoxicillin 500 mg
• Jarum • Paracetamol 500 mg
Prosedur
1. Asepsis dan antisepsis
2. Pasang duk steril
3. Lakukan anestesi blok dan infiltrasi
4. Bersihkan sulkus koronarius
5. Klem preputium di arah jam I, It, dan 6
6. Lakukan dorsumsisi
7. Lakukan sirkumsisi
8. Evaluasi perdarahan tekan dengan kassa bengkok/ligase steril/jepit pakai klem
9. Jahit frenulum di arah jam 6
10. Jahit kulit dan mukosa (arah jam 9, 12, dan 3) simple interrupted
11. Balut dengan kassa dan antibiotic
12. Observasi selama 30 menit
13. Pemberian obat (antibiotik, analgesik, vitamin) dan edukasi
14. Edukasi yang diberikan meliputir jangan terlau banyak atkvitias, jangan menggunakan
celana, cara BAK agak menunduk ke bawah, jangan terkena air, dan jaga higiene
personal agar tetap bersih.
BASIC SURGICAL SKILL
SKENARIO
Seorang laki-laki datang ke klinik setelah kaki kanannya teriris serpihan
besi 2 jam yang lalu.
Tugas :
1. Lakukanlah anamnesis pada pada pasien di atas
2. Lakukanlah pemeriksaan fisik pada pasien di atas
3. Sebutkan diagnosis pasien di atas
4. Lakukanlah penatalaksanaan faramakologi dan non farmakologi
5. Berikan KIE kepada pasien di atas
Anamnesis
• Poin2 penting yang utama
• Sacred 7 Basic 4 tapi yang utama kita tau mechanism on injurynya
• Jenis benda yang melukai : terbuat dari apa, keadaannya bersih atau
tidak berimplikasi pada terapi farmako
Pemfis
1. Selama itu kasus trauma tetep cek ABC nya ya.. Karena di scenario
settingnya ke klinik dan pasien sadar bilang ke penguji airway clear,
breathing clear, sedangkan untuk circulationnya cek di lokasi luka
apa bleeding parah, kalau ya dan belum dibebat tekan harus
dibebat dulu
2. Setelah itu baru cek tanda vital, cek status generalis (singkat aja)
3. Cek status lokalis
• INSPEKSI : lihat luka, kedalamannya, apakah bentuk luka rapi atau tidak,
terdapat memar atau tidak, apakah terdapat sisa-sisa benda asing di dalam
luka
• PALPASI cek pulsasi arteri dan neuro vaskuler
Diagnosis
• Vulnus + regio
• Jenis-jenis luka
• Luka robek : V. laceratum
• Luka lecet : V. excoriatum
• Luka iris : V. schissum
• Luka tusuk : V. punctum
• Luka terbuka : V. appertum
• Pada kasus : Vulnus schissum regio cruris D
Penjahitan Luka
• Siapkan alat-alat (hecting set, NaCl 0.9%, duk, lidokain, spuit, kassa steril)
• Pastikan perdarahan sudah berhenti
• Bersihkan luka dengan NaCl 09%
Lakukan hecting (simple interrupted)
Persiapkan hecting set
Pasang duk steril
Gunakan handscoen steril
Anestesi local lakukan teknik infiltrasi ke-4 sisi (bentuk wajik)
Lakukan hecting
Jika selesai, tutup luka dengan kasa steril dan diplester
Meletakkan kembalik alat-alat dan sampah pada tempatnya (tempat sampah medis dan non-medis)
Lepas handschoen, buang ke tempat sampah medis
Cuci tangan
Farmakoterapi
• Antibiotik : amoksisilin 3x500 mg
• Analgetik: paracetamol 3x500 mg
• Bila luka kotor: diberikan profilaksis tetanus, Tetagam IM
KIE
• Edukasi pasien mengenai perawatan luka (cara mengganti kassa)
setiap hari
• Memberi tahu pasien bahwa luka jangan terkena air dahulu
• Edukasi bahwa pasien perlu kontrol ulang untuk evaluasi setelah 3
hari penjahitan, dan benang yang digunakan tidak diserap sehingga
perlu dicabut setelah 5-7 hari penjahitan dan jahitan sudah kering.
• Memberi tahu pasien hal apa saja yang perlu diperhatikan dan perlu
segera diperiksa dokter (adanya tanda infeksi seperti nanah atau
pasien menjadi demam)

Anda mungkin juga menyukai