Anda di halaman 1dari 61

HERNIA INGUINALIS

Disusun Oleh: dr. Dwiatma Dede Ramdani


Pendamping : dr. Hj. Darmiana, MM
• Nama : Tn. E
• Usia : 40 Tahun
• Status : Menikah
• Pekerjaan : Buruh
• Agama : Islam
• Alamat : Regol Wetan, Sumedang
• No. RM : 914892
• Tgl Masuk RS: 12 Juni 2022
• Tgl Pemeriksaan: 12 Juni 2022
Keluhan Utama:
•Benjolan di selangkangan kanan

Riwayat Penyakit Sekarang :


•Os datang ke RSUD Sumedang dengan keluhan terdapat benjolan di selangkangan sebelah kanan
sejak 5 tahun lalu. Awalnya benjolan sebesar telur puyuh, saat beraktifitas atau saat berdiri benjolan
teraba dan hilang saat berbaring. Sekarang benjolan membesar sebesar telur ayam dan tidak hilang
timbul. Kadang-kadang benjolan terasa nyeri, os sering merasa mual dan kembung, muntah dan sesak
disangkal. BAB dan BAK normal seperti biasanya.
•Benjolan tidak terasa nyeri dan os merasa terganggu dengan adanya benjolan tersebut.
• Riwayat Penyakit Dahulu (RPD):
• HT disangkal
• Asma dan PPOK disangkal
• DM disangkal

• Riwayat Penyakit Keluarga (RPK):


• Keluhan yang sama dikeluarga disangkal
• HT dan DM disangkal

• Riwayat Pengobatan:
• Os sebelumnya sudah berobat ke pengobatan alternatif, benjolan sering dipijat masuk ke arah perut oleh tukang urut tapi os merasa
pengobatan tidak berhasil malah semakin memperbesar benjolan.

• Riwayat Kebiasaan :
• Os merokok 6 batang per hari dan minum kopi. Os sering olah raga fitness tiap 3 hari dalam seminggu. Pekerjaan os mengangkat-angkat
barang.
• Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Compos Mentis
• Tanda Vital
• Suhu : 36,5 °C
• Nadi : 88 x/menit
• Tek. Darah: 120/70 mmHg
• RR : 18x/menit
• VAS :8
• Kepala
• Bentuk : Normocephal
• Rambut : Hitam dan tidak rontok
• Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
• Hidung : Konka hiperemis (-/-), keluar sekret (-/-)
• Telinga : Keluar sekret (-/-)
• Mulut : Pharynk hiperemis (-), bibir anemis (-/-), bibir sianosis (-/-), coated tounge (+)

• Leher
• Kelenjar tiroid : Pembesaran (-)
• Defiasi trachea : Tidak ada penarikan trachea
• Kelenjar getah bening : Tidak ada pembessaran kelenjar getah bening
• Jantung
• I : Ictus cordis tidak terlihat
• P : Ictus cordis teraba di linea midsternal sinistra intercostal 5
• P : Batas jantung tidak dilakukan
• A : Bunyi jantung 1&2 murni, tunggal, reguler, murmur (-), gallop (-)

• Paru-paru
• I : Dinding dada simetris, rektraksi sela iga (-)
• P : Vocal fremitus (+/+) sama
• P : Sonor dikedua lapang paru, batas paru-hepar ICS 5
• A : Bunyi napas vesikuler di kedua lapang paru, ronchi (-/-), wheezing (-/-)

• Abdomen
• I : Dinding perut simetris, massa (-), bekas operasi (-), distensi (-)
• A : Bising usus (+), 8 x/menit
• P : Nyeri tekan epigastrium dan umbilicus (-)
• P : Timpani pada keempat kuadran abdomen

• Extremitas Superior dan Inferior


• Akral hangat, edem (-), sianosis (-), RCT < 2 detik
• Status Lokalis a/r Inguinalis Dextra
• Inspeksi
• Terdapat benjolan berbentuk lonjong
• Hiperemis (-)
• Transiluminasi (-)
• Palpasi
• Ukuran 5x2 cm
• Nyeri tekan (+)
• Hangat (-)
• Konsistensi kenyal
• Batas tegas
• Permukaan halus
• Tidak dapat dimasukan kembali
• Tes valsava tidak bisa dilakukan
• Hernia Inguinalis Lateral Dextra
Incarcerata
• Posisi Trendelenberg
• IVFD RL 500cc + Drip ketorolac 2amp
• Inj Ranitidin 2x1 IV
• Konsul dr. Sp.B -> Rencana Hernioraphy dan menunggu
persetujuan pasien
TINJAUAN PUSTAKA
Hernia Inguinalis

Litta Septina MZ
2007730075
Definisi
 Hernia merupakan protrusi atau
penonjolan isi suatu rongga melalui
defek atau bagian lemah dari dinding
rongga yang bersangkutan.

 Hernia terdiri atas cincin, kantong dan isi


hernia.
Epidemiologi

 Sekitar 75% hernia yang terjadi adalah hernia inguinalis


 Hernia inguinalis lebih banyak ditemukan pada pria dari pada
wanita 7:1
ANATOMI
KANALIS INGUINALIS
• Panjang : 4-6 cm
• Berjalan dari lateral ke medial
• Melebar diantara cincin internal dan eksternal
• Dibangun oleh:
• Superior : Aponeurosis obliquus ekternus
• Inferior: ligamentum inguinalis dan ligamentum lacunar
• Dinding posterior (dasar): Fascia transversalis dan aponeurosis
transverses abdominis.
Hesselbach Triangle
• Trigonum Hasselbach
merupakan daerah yang
dibatasi :
• Inferior: ligamentum
inguinalis
• Lateral: vasa epigastrika
inferior
• Medial: tepi lateral m.rektus
abdominis
• Dasarnya fasia transversalis
dan m.transversus
Etiologi
Klasifikasi
 Menurut waktu
Hernia kongenital, Hernia akuisita/didapat

 Menurut lokasi/letaknya
Hernia inguinalis, Hernia femoralis, Hernia umbilikalis

 Menurut sifatnya
Hernia reponible, Hernia ireponible, Incarcerata, Strangulata
Sifat HIL HIM H. Femoralis

Penyebab Kongenital / Akuisita Akuisita Akuisita

Umur Anak, dewasa, tua Dewasa, tua Dewasa, tua

Kelamin Umumnya pria Umumnya pria Umumnya wanita

Bentuk Lonjong Oval/bulat Oval/bulat

Letak Diatas lig. Inguinale dapat ke Di atas lig inguinale, Di bawah lig inguinal,
Benjolan skrotum / labium tidak ke skrotum / labium tidak ke skrotum / labium

Tes visibel Benjolan keluar dari kraniolateral Langsung di medial. Dibawah ligament
ke kaudomedial. lambat cepat inguinal. lambat

Tes Oklusi Benjolan tidak keluar Benjolan keluar Benjolan keluar

Tes Taktil Menekan ujung jari Pada sisi jari -

Tes Zieman Dorongan pada jari 2 Jari 3 Jari 4


• Bila isi hernia dapat keluar masuk, tetapi
kantungnya menetap. Hernia Reponible
• Isinya tidak serta merta muncul secara spontan,
namun terjadi bila disokong gaya gravitasi atau
tekanan intraabdominal yang meningkat.

• Usus keluar jika berdiri atau mengedan dan


masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk
perut, tidak ada keluhan nyeri atau gejala
obstruksi usus
• Bila isi kantong tidak dapat direposisi
kembali kedalam rongga perut.

• Ini biasanya disebabkan oleh perlekatan isi Hernia Ireponible


kantong pada peritoneum kantong hernia.
Hernia ini disebut hernia akreta. Dapat juga
terjadi karena leher yang sempit dengan tepi
yang kaku (misalnya pada : femoral,
umbilical).

• Tidak ada keluhan rasa nyeri ataupun


sumbatan usus. Hernia ireponibel
mempunyai resiko yang lebih besar untuk
terjadi obstruksi dan strangulasi daripada
hernia reponibel.
PATOFISIOLOGI
Faktor didapat
Faktor Kongenital
(batuk kronis, mengejan saat miksi,
(kegagalan penutupan prosesus
mengejan saat defekasi, mengangkat
vaginalis pada waktu kehamilan)
benda berat)

Peningkatan tekanan intra abdomen

Masuknya isi rongga perut melalui kanalis inguinalis

Jika cukup panjang akan menonjol keluar dari arculus


inguinalis eksternus

Tonjolan akan sampai ke spektrum

HERNIA
DIAGNOSIS
• Benjolan di inguinal/scrotum Anamnesis
• Benjolan dapat masuk lagi/menetap
• Nyeri
• Gangguan passage usus
Mual, muntah, kembung, tidak bisa BAB, tidak bisa buang
angin, nyeri perut hebat, perut tegang (hernia incarserata)
• Nekrosis usus
Gangguan passage usus disertai demam, nyeri hebat (hernia
strangulata)
• Inspeksi Pemeriksaan
Diagnosis
Pasien diminta mengedan dalam posisi berdiri dapat dilihat
hernia inguinalis lateralis muncul sebagai penonjolan di regio
inguinalis yang berjalan dari lateral atas ke medial bawah
• Palpasi
Jika pasien diminta untuk batuk pada pemeriksaan jari
dimasukan ke annulus dan tonjolan terasa pada sisi jari 
hernia ingunalis medialis.
Jika terasa pada ujung jari hernia ingunalis lateralis.
Pemeriksaan
Finger Test
Finger test:
Tangan kanan untuk hernia sisi kanan, tangan kiri untuk hernia sisi kiri

Dengan jari telunjuk, kulit skrotum diinvaginasikan, jari tersebut digeser


sampai berada diatas spermatic cord dan permukaan volar jari menghadap
ke dinding ventral skrotum

Menyusuri spermatic cord kearah proksimal  jari masuk melalui annulus


eksternus  berada dalam kanalis inguinalis.

Bila terdapat hernia inguinalis lateralis, terasa impulse pada ujung jari, bila
hernia inguinalis medialis maka teraba dorongan pada bagian samping jari.
Pemeriksaan
Zieman Test
Zieman test
Pemeriksaan
Thumb Test
Pemeriksaan Penunjang
Tatalaksana
Reposisi/Reduksi
Hernia Belt (truss)
Operasi
Operasi

• Herniotomi : kantung hernia dibuka dan isi didorong ke dalam rongga abdomen.
Kantong proksimal dijahit ikat setinggi mungkin dan kantong distal dibiarkan.

• Hernioplasti : setelah herniotomi dilakukan tindakan memperkecil annulus


internus dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis

• Herniorafi : terdiri dari herniotomi dan hernioplasti.


Teknik operasi
Teknik herniorraphy dapat dikelompokkan dalam 4 kategori utama :
• Kelompok 1: Open Anterior Repair
• Kelompok 1 operasi hernia (teknik Bassini, McVay dan Shouldice) melibatkan
pembukaan aponeurosis otot obliquus abdominis ekternus dan membebaskan
funikulus spermatikus.

• Teknik Bassini
• Membelah aponeurosis M. obliquus abdominis eksternus dikanalis ingunalis
hingga ke cincin eksterna
• Memisahkan M. cremaster dengan cara reseksi  mencari hernia indirek
sekaligus menginspeksi dasar kanalis inguinal untuk mencari hernia direk
• Memisahkan bagian dasar atau dinding posterior kanalis inguinalis (fascia
transversalis)
• Melakukan ligasi kantung hernia seproksimal mungkin
• Rekonstuksi dinding posterior dengan menjahit fascia tranversalis, M.
transversalis abdominis dan M. abdominis internus ke ligamentum inguinalis
lateral.
Bassini anterior repair.
 
 Kelemahan :
 Nyeri akibat tegangan dari jahitan
 Nekrosis otot  jahitan terlepas 
kekambuhan
 Teknik Shouldice
 Fascia transversalis
abdominis dijahitkan ke
ligamentum inguinalis dan
conjoint tendon ke
ligamentum inguinalis.
• Teknik McVay
• Conjoint tendon dijahitkan ke
ligamentum Cooper
• Indikasi:
 Hernia femoralis
 Terdapat kontraindikasi
pemakaian material prostetik.
KELOMPOK 2: OPEN POSTERIOR REPAIR
Posterior repair (iliopubic tract repair dan teknik Nyhus)
Membelah lapisan dinding abdomen superior hingga ke cincin
eksterna dan masuk ke properitoneal space

Diseksi kemudian diperdalam kesemua bagian kanalis


inguinalis.

Perbedaan utama antara teknik ini dan teknik open anterior 


rekonstruksi dilakukan dari bagian dalam

Posterior repair sering  hernia dengan kekambuhan karena


menghindari jaringan parut dari operasi sebelumnya.
KELOMPOK 3: TENSION-FREE REPAIR WITH MESH

• Paling sering adalah hernioplasty dengan Mesh dengan teknik


Lichtenstein Tension-Free Repair

• Tidak menjahit lapisan fascia untuk memperbaiki defek


• Menempatkan sebuah prostesis, mesh yang tidak diserap. Mesh ini
dapat menguatkan dasar inguinal, tanpa menimbulkan tegangan.
Mesh polypropylene berukuran 15 x 8 cm.

o Hasil yang baik diperoleh dengan teknik ini dan angka kekambuhan
dilaporkan kurang dari 1%.
Pemilihan Prostesis

• Synthetic Mesh : permanent hidrofobik, menimbulkan inflamasi lokal dan


jaringan parut.
• Biologic Mesh : lebih lemah dan lebih mudah ruptur

• Fiksasi penting diperhatikan. Bila fiksasi tidak baik dapat menyebabkan


Mesh migrasi, gagal perbaikan, rekuren hernia.
KELOMPOK 4: LAPAROSCOPIC

• Pendekatan transabdominal preperitoneal (TAPP) atau total


extraperitoneal (TEP)

• Indikasi herniorafi laparoskopik:


• Hernia bilateral  kedua sisi dapat dikerjakan menggunakan insisi laparoskopik
yang sama
• Hernia rekuren setelah repair
• Pasien dengan hernia inguinal yang membutuhkan laparoskopi untuk prosedur
lain, seperti laparoscopic cholecystectomy

• Kelebihan:
• Penyembuhan lebih cepat
• Dapat lebih cepat kembali beraktivitas
Laparoskopi

Kekurangan Keuntungan
• Waktu pengerjaan lebih panjang
• Nyeri post operasi lebih ringan
• Waktu pemulihan lebih ringan
• Kemungkinan infeksi <
Komplikasi pada laparoskopi
• Luka pada organ visceral
• Luka pada pembuluh darah
• Ileus dan bowel obstruction
• Retensi urin
• Terutama pada pasien dengan general anestesi, menyebabkan distensi kandung
kemih.
• Penanganan dengan pemasangan kateter
Teknik-teknik
operasi Hernia
Komplikasi
Komplikasi – Post operative
• Chronic pain
• Bladder injury
• Wound infection
HERNIA JENIS LAINNYA
Hernia
• Umumnya dijumpai pada perempuan lanjut usia Femoralis
• Keluhan : benjolan dilipat paha terutama waktu
melakukan kegiatan
• Benjolan hilang pada waktu berbaring
• Penderita sering datang ke dokter dengan hernia
strangulata
• Pemeriksaan fisik : benjolan lunak di lipat paha di
bawah ligamentum inguinale di medial vena femoralis
dan lateral tuberkulum pubikum.
Secara patofisiologi, peningkatan tekanan intraabdomen akan
mendorong lemak preperitoneal ke dalam kanalis femoralis
yang akan menjadi pembuka jalan terjadinya hernia.
Setiap hernia femoralis memerlukan tindakan operasi, prinsip
operasi hernia femoralis adalah herniotomi.
Hernia
• Penonjolan yang mengandung isi rongga perut yang Umbilikalis
masuk melalui cincin umbilikus, paling sering berisi
omentum, bisa juga terisi usus halus atau usus besar
akibat peningkatan tekanan intraabdomen, biasanya
ketika bayi menangis.
• Bila cincin hernia <2 cm umumnya terjadi regresi
spontan, bila >2 cm jarang terjadi regresi spontan.
Pada dewasa terapi hanya dengan pembedahan
Hernia lainnya

• Hernia littre
• Hernia paraumbilikalis • Hernia spiegheli
• Hernia epigastrika • Hernia obturatoria
• Hernia ventralis • Hernia perinealis
• Hernia lumbalis • Hernia pantalon
Daftar Pustaka

• Norton, Jeffrey A. 2019. Hernias And Abdominal Wall Defects. Surgery


Basic Science and Clinical Evidence. New York. Springer.
• Brunicardi, F Charles. 2019. Inguinal Hernias. Schwartz’s Principles of
Surgery. Eighth edition. New York. Mc Graw-Hill.
• Zinner, Michael J, seymour I. Schwartz dan harold ellis. 2019. Abdominal
Operations.
TERIMA KASIH...

Anda mungkin juga menyukai