Anda di halaman 1dari 37

HERNIA

Anggi Harvia Kusumawardani


2010730012
Medical School of Muhammadiyah Jakarta University

Professional Mentor : dr. Winoto Hardjolukito, Sp.B


Clinical Stage of Surgical Medicine
Jakarta Islamic Hospital, Juli 2015

DEFINISI
Hernia berasal dari

bahasa latin yang


artinya robek.
Hernia diartikan
sebagai protrusi
abnormal organ atau
jaringan melalui defek
pada dinding sekitar.

EPIDEMIOLOGI
Kasus bedah digestif terbanyak setelah

appendicitis
Di Perancis tindakan bedah hernia
sebanyak 17,2 % dan 24,1 % di Amerika
Serikat
Hampir 75 % dari hernia abdomen
merupakan hernia ingunalis
Prevalensi hernia ingunalis pada pria
dipengaruhi oleh umur

ETIOLOGI
Peningkatan tekanan
intrakavitas
Batuk
Mengejan
Menahan miksi
Menahan defekasi
Distensi abdomen
Perubahan isi abdomen

Overweight
Mengangkat barang yang

berat
Tumor yang mengakibatkan
sumbatan usus
Ascites

Kelemahan dinding abdomen

Usia
Malnutrisi
Kerusakan saraf
motorik
Abnormalitas
metabolisme kolagen

PATOFISIOLOGI
Faktor Kongenital
(kegagalan penutupan prosesus
vaginalis pada waktu kehamilan)

Faktor didapat
(batuk kronis, mengejan saat miksi,
mengejan saat defekasi, mengangkat
benda berat)

Peningkatan tekanan intra abdomen

Masuknya isi rongga perut melalui kanalis inguinalis

Jika cukup panjang akan menonjol keluar dari


arculus inguinalis eksternus

Tonjolan akan sampai ke spektrum

HERNIA

EMBRIOLOGI DIAFRAGMA
Diafragma terbentuk dari 4 struktur embrionik:
Septum tranversum
Membrane pleuroperitoneal
Mesoderm
Mesenkim esofagus

EMBRIOLOGI DIAFRAGMA
Minggu ke 4-5
Septum transversum memisahkan jantung dari
hepar. Tapi tidak sepenuhnya memisahkan
kavitas torakika dari kavitas peritoneum, namun
membentuk kavitas perikardioperitoneal.
Minggu ke lima
Membrane pleuroperitoneal berkembang
sepanjang dasar iga ke-12 sampai ke ujung kosta
ke tujuh.
Minggu ke enam sampai ke tujuh
Kanal pleuraperitoneal akan tertutup, sebelah kiri
menutup lebih dulu dari yang sebelah kanan.
Mesenterium dari esofagus turun ke bawah untuk
membentuk crura diafragma, dan mesoderm

EMBRIOLOGI INGUINAL

LAPISAN
DINDING
ABDOMEN

Click icon to add picture

Kanalis Inguinalis

Kanalis Femoralis

Persarafan

Nervus
illeohipogastrika
(T12 L1)
Nervus ilioinguinal
(L1)
Nervus
genitofemoralis (L1
L2)
Nervus kutaneus
femoralis lateral (L2
L3)
Nervus femoralis
(L2 L4)

KLASIFIKASI
TERJADINYA

Hernia Bawaan
Hernia Yang Didapat

LETAK

Diafragma
Inguinal
Umbilical
Femoral

SIFAT

Reponibel
Irreponibel
Strangulata
Incarserata
Akreta

HERNIA INGUINALIS
Gejala
Reponibel :
benjolan dilipat paha karena berdiri, batuk, bersin, mengedan dan

menghilang stlh berbaring.

Nyeri, mual atau muntah baru timbul bila terjadi inkarserasi karena

ileus atau strangulasi karena nekrosis atau gangren.

Tanda klinis
Saat mengedan penonjolan di regio ingunalis.

HERNIA INGUINALIS
Gambaran Klinis

Anamnesis
Benjolan di lipat paha yang timbul hilang
Muncul bila tekanan Intra abdomen
Menghilang saat berbaring / reposisi manual
Nyeri, muntah, gejala sistemik bila sudah inkarserata atau
strangulasi
Inspeksi
Hernia Inguinalis Lateralis benjolan lonjong di inguinal
yang berjalan dari kraniolateral ke kaudomedial
Hernia Inguinalis Medialis benjolan oval/bulat

Hernia Ingunalis
Hernia inguinalis medialis/direk
Tidak lewati internal ingunal

ring

Hernia inguinalis lateralis/indirek


Melalui internal inguinal ring

Tidak sampai skrotum

Dapat memasuki skrotum

Banyak pada pria

Pada pria dan wanita

Pada usia tua

Pada semua usia

Bisa bilateral

Dapat bilateral

HERNIA FEMORALIS
Hernia femoralis dapat memberikan gambaran klinis yang
bervariasi. Bila tidak mengalami komplikasi, biasanya
muncul sebagai benjolan yang dapat direduksi pada lipat
paha medial di kaudal dari ligamentum inguinale.

Hernia femoralis

Hernia indirek dari kanal femoral dibawah ligamentum

inguinal
Perempuan : laki-laki = 2 : 1
Pada usia yang lebih tua
Jarang pada anak
20% menjadi strangulata setelah 3 bulan dan 45% setelah
21 bulan

HERNIA DIAFRAGMATIKA
Hernia Diafragmatika menyebabkan

gangguan nafas segera setelah lahir.


Anak sesak terutama kalau tidur datar,

dada tampak menonjol, tetapi gerakan


nafas tidak nyata. Perut kempis.
Pulsasi apek jantung bergeser
sehingga kadang-kadang terletak di
hemithoraks kanan. Bila anak
didudukan dan diberi oksigen, maka
sianosis akan berkurang.

HERNIA DIAFRAGMATIKA
Gangguan pernafasan yang berat
Sianosis (warna kulit kebiruan

akibat kekurangan oksigen).


Takipneu (laju pernafasan yang
cepat).
Bentuk dinding dada kiri dan
kanan tidak sama (asimetris).
Takikardia (denyut jantung yang
cepat).

HERNIA DIAFRAGMATIKA
PEMERIKSAAN FISIK
Gerakan pernafasan yang tertinggal,
Perkusi pekak,
Fremitus menghilang,
Suara pernafasan menghilang,
Dan mungkin terdengar bising usus pada

hemitoraks yang mengalami gangguan.

Gambar Anteroposterior (AP) pada pasien dengan Hernia


Diafragmatika Kongenital menunjukan herniasi di hemitoraks kiri

HERNIA DIAFRAGMATIKA
DIAGNOSIS
Gerakan dada pada saat bernafas
tidak simetris
Tidak terdengar suara pernafasan
pada sisi hernia
Bising usus terdengar di dada
Perut teraba kosong
Rontgen dada menunjukkan
adanya organ perut di rongga dada

HERNIA UMBILIKALIS
Hernia umbilical: hernia jenis umum (10% -30%).
Ciri hernia ini adalah pada saat lahir sebagai tonjolan di

pusar (umbilikus).
Hal ini disebabkan ketika sebuah lubang di dinding perut,
yang biasanya menutup sebelum kelahiran, tidak menutup
sepenuhnya.
Jika kecil (kurang dari setengah inci), jenis penyakit hernia
ini biasanya menutup pada usia 2 tahun secara bertahap.
Jika hernia lebih besar dari itu dan tidak mengalami proses
penutupan sendiri memerlukan operasi pada usia 2-4
tahun. Jika daerah tersebut ditutup pada lahir, hernia
umbilikalis dapat muncul di kemudian hari.

Hernia Reponible

Hernia
Irreponible

Penonjolan organ dapat didorong

masuk kembali ke dalam


Isi akan muncul saat diberikan
tekanan pada abdomen ataupun
perubahan gravitasi

Penonjolan tidak dapat di

dorong masuk
Isi yang telah mengalami
perlekatan pada peritonium
kantung hernia

Hernia
Inkarserata

Disebut juga hernia obstruksi

Hernia
Strangulata

Terjadi gangguan

Berisi usus

vaskularisasi karena adanya

Obstruksi terjadi di leher kantong

oklusi pada vena dan limfe

hernia

Sering terjadi pada kantung

Dapat terjadi distensi cairan

hernia yang besar dengan

Suplai darah masih baik

leher kantung yang kecil

Hernia lainnya

SLIDING HERNIA

Viskus atau struktur


ekstraperitonial ke dalam
kantung hernia

HERNIA RICHTER

Masuknya usus kedalam


kantung hernia

HERNIA UMBILIKALIS

Hernia ini terjadi karena


adanya defek pada
umbilicus.

Hernia Eksternal
Hernia Internal
Hernia Insisional
Hernia Lumbar
Hernia Cooper

Gambaran Klinis
Beberapa pasien tidak mengeluhkan gejala, bahkan tidak

mengetahui memiliki hernia


Keadaan tidak nyaman, sakit dirasakan pada akhir hari dan
merasa nyaman saat berbaring
Nyeri tumpul pada inguinal, nyeri meningkat saat bekerja
dan mengejan
Nyeri tumpul disertai pembengkakan, muntah, konstipasi,
nyeri hebat dan shock.

Pemeriksaan fisik
Lakukan inspeksi, pasien dalam keadaan berdiri dan berbaring,

untuk melihat apakah hernia tersebut reponible atau irreponible


Palpasi, untuk mengetahui letak dan karakteristiknya.
Apakah benjolan dapat dimasukkan kedalam atau saat pasien
batuk atau mengejan apakah semakin membesar

Pemeriksaan Penunjang
USG
MRI
Herniografi
laparoskopi

Penatalaksanaan
KONSERVATIF
KONSERVATIF

OPERATIF
OPERATIF

HERNIORRHAPHY

HERNIOTOMI

KONSERVATIF
Reposisi bimanual : tangan kiri memegang isi hernia membentuk

corong sedangkan tangan kanan mendorongnya ke arah cincin


hernia dengan tekanan lambat dan menetap sampai terjadi reposisi.
Reposisi spontan pada anak : menidurkan anak dengan posisi

Trendelenburg, pemberian sedatif parenteral, kompres es di atas


hernia, kemudian bila berhasil, anak boleh menjalani operasi pada
hari berikutnya.

REFERENSI

Henry MM, Thompson JN, 2005, Principles of Surgery, Second Edition,

Elsevier Saunders, page 431-445


John E., Panajiotis N., Lee John S., 1994, Surgical Anatomy and Technique, A
Pocket Manual, Springer, page 123-203
Latha G., S. Matthew, Matthwe S., 2003, First Aid for the Surgery Clerkship,
McGrawHill, page 307-316
Norton, JA, et al: Surgery. Basic Science and Clinical Evidence. 2000.
Springer.
Sir David C., R.C.G.Russell, Henry A.1996, Atlas of General Surgery, Third
Edition, Vol. 1, Chapman&Hall Medical.

Anda mungkin juga menyukai