Anda di halaman 1dari 54

HERNIA INGUINALIS

FITRIA LAVIA D
PENDAHULUAN
Hernia merupakan penonjolan abormal dari sebagian atau seluruh
bagian dari suatu organ melalui dinding dari cavum yang mengandung
organ tersebut.

Dikatakan hernia inguinalis bila ditemukan pembengkakan hernia yang


berada di atas dan medial dari tuberculum pubicum
PENDAHULUAN
Hernia inguinalis terlihat sebagai suatu tonjolan yang hilang timbul,
tonjolan dapat timbul apabila pasien menangis, megejan, atau berdiri
dan biasanya menghilang secara spontan bila pasien dalam keadaan
istirahat dan terlentang.

Hernia inguinalis merupakan keadaan yang lazim dan membutuhkan


pembedahan

Sekitar 75% hernia terjadi pada regio inguinalis


ANATOMI DINDING ABDOMEN
Dinding perut bagian lateral terdiri dari 3 lapis otot yaitu external
oblique di bagian paling superficial,dibawahnya ada internal
oblique,lapisan paling dalam adalah otot tranversus.
VASKULARISASI DINDING LATERAL
ABDOMEN
Otot lateral dinding perut mendapat aliran darah dari a.
intercostal 3-4,arteri circumflexa illiac profundus,dan arteri
lumbalis.Otot rectus abdominis memiliki aliran darah a. superior
epigastric, a.inferior epigastric,dan a.intercostal bagian bawah.
Superior dan inferior epigastric arteri akan beranastomosis di
dekat umbilicus
Kulit dan jaringan subkutan dari dinding abdomen
mendapat aliran vena dari vena plexus subcutaneous
yang alirannya ke arah superior menuju vena
thoracic internus,ke arah medial dan lateral,ke arah
inferior menuju vena epigastric yang berasal dari
vena femoralis dan iliaka externus
INERVASI DINDING ABDOMEN
Dinding abdomen mendapatkan
persarafan dari nervus intercostalis 7-12
serta lumbal 1-2. Persarafan ini
mencakup otot dinding lateral abdomen
dan otot rectus serta kulit di bagian
abdomen. Saraf ini berjalanan di antara
otot tranversus abdominus dan oblique
internus.
Permukaan dalam dinding abdomen anterolateral ditutupi oleh fascia
transversalis dan peritoneum parietalis. Pada bagian bawah umbilicus
terdapat sejumlah lipatan peritoneum, ialah :

a. Plica umbilicalis mediana

b. Dua plica umbilicalis medialis

c. Dua plica umbilicalis lateralis


Cekungan yang berada di sebelah lateral dari plica umbilicalis
merupakan fossa peritoneum, dimana tempat tersebut merupakan
tempat yang potensial untuk terjadi hernia. Cekungan tersebut
antara lain :
a) Fossa supravesica, terletak diantara plica umbilicalis mediana dan
plica umbilicalis medialis.

b) Fossa inguinalis medialis, terletak diantara plica umbilicalis medialis


dan plica umbilicalis lateralis, dimana area ini sering disebut trigonum
inguinalis (Hesselbach triangles), yang merupakan tempat potensial
terjadinya hernia inguinalis

c) Fossa inguinalis lateralis, yang berada di sebelah lateral dari plica


umbilicalis lateralis, yang meliputi annulus inguinalis internus dan
tempat yang potensial terjadi tipe hernia yang paling sering di dinding
abdomen bagian bawah
Trigonum Hesselbach
Batas trigonum Hesselbach antara lain:
- Medial : margo lateralis rectus sheath
- Lateral : vasa epigastrica inferior
- Inferior : ligamentum inguinalis
- Dasar :fascia transversalis
CANALIS INGUINALIS
Canalis inguinalis pada orang dewasa merupakan saluran oblik dengan
panjang hampir 4 cm yang berjalan ke arah inferomedial melalui
bagian inferior dari dinding abdomen anterolateral

Canalis inguinalis berjalan sejajar dan berada diatas dari setengah


medial ligamentum inguinalis. Struktur utama yang berada di canalis
inguinalis ialah chorda spermaticus pada pria dan ligamentum
rotundum uterus pada wanita
Canalis inguinalis memiliki ostium pada kedua ujungnya :
Annulus inguinalis internus
Annulus inguinalis externus
HERNIA
Hernia berasal dari bahasa latin yang berarti ruptur. Hernia
didefinisikan sebagai suatu penonjolan abnormal suatu organ atau
jaringan melalui suatu defek pada dinding disekitarnya

Defek ini paling sering melibatkan dinding abdomen, terutama regio


inguinal.

Tempat yang paling sering seperti area inguinal, femoral, dan


umbilicus, linea alba, portio inferior linea semilunaris, dan bekas insisi.
HERNIA
Hernia dikatakan reponibilis apabila isinya dapat dimasukkan kembali
kedalam dinding abdomen, sedangkan irreponibilis atau
incarcerata apabila tidak dapat dimasukkan kembali. Hernia
strangulata merupakan suatu komplikasi yang serius dan fatal,
karena mengurangi suplai darah. Hernia terdiri dari tiga bagian, yaitu
kantong, isi, dan cincin hernia
HERNIA INGUINALIS
Dikatakan hernia inguinalis bila ditemukan pembengkakan hernia yang
berada di atas dan medial dari tuberculum pubicum.
EPIDEMIOLOGI

25%

hernia
regio
inguinali
s

75%
PERBANDINGAN LAKI DAN PEREMPUAN

17%

laki - laki
perempuan

83%
KLASIFIKASI
Hernia inguinalis diklasifikasikan berdasarkan tempat herniasi yang
berkaitan dengan struktur disekitarnya :

hernia indirek (hernia inguinalis lateralis / HIL)

hernia direk (hernia inguinalis medialis / HIM )


HERNIA INGUINALIS DIREK (HERNIA INGUINALIS
MEDIALIS)

Faktor predisposisi :

Kelemahan dinding anterior abdomen dalam trigonum inguinalis (contohnya


annulus superficial yang distended, falx inguinalis yang sempit, atau
kelemahan aponeurosis pada pria usia >40 tahun)

Frekuensi :

Lebih jarang (sepertiga hingga seperempat hernia inguinalis)


Keluar dari cavum abdomen :

Peritoneum disertai fascia transversalis (berada diluar satu atau dua fascia yang
menutup chorda spermaticus).

Jalur :

Melewati atau disekitar canalis inguinalis, biasanya melintasi hanya sepertiga


kanal, diluar dan berjalan bersama menuju ke sisa processus vaginalis.

Keluar dari dinding anterior abdomen:

Melalui annulus superficial, di sebelah lateral chorda spermaticus; jarang masuk ke


scrotum
HERNIA INGUINALIS INDIREK (HERNIA INGUINALIS
LATERALIS)

Faktor predisposisi :

Menetapnya processus vaginalis (lengkap atau bagian superiornya saja),


banyak ditemukan pada pria

Frekuensi :

Lebih sering (dua pertiga hingga tiga perempat) hernia inguinalis

Keluar dari cavum abdomen :

Peritoneum processus vaginalis yang menetap ditambah dengan semua fascia


yang menutupi chorda spermaticus atau ligamentum rotundum.
Jalur :

Melewati canalis inguinalis dalam processus vaginalis

Keluar dari dinding anterior abdomen :

Melalui annulus eksternus dalam chorda spermaticus, lebih sering masuk ke


scrotum atau labium majus
FAKTOR PREDISPOSISI
Faktor mengejan kronis :

Batuk kronis, obstruksi tractus urinari bagian bawah, mengejan saat


defekasi.

Meningkatnya tekanan intraabdomen karena keganasan intrabdomen


atau ascites

Merokok

Obesitas :

Dapat menyebabkan otot-otot meregang karena penempatan lemak


diantara otot yang membuat otot-otot menjadi lemah. Lemak juga
memperlemah fascia dan aponeurosis.
PATOFISIOLOGI
Hernia inguinalis dapat bersifat kongenital atau didapat. Sebagian
besar hernia inguinalis pada orang dewasa disebabkan karena defek
dinding abdomen yang didapat, meskipun ditemukan adanya
predisposisi yang diturunkan, yaitu adanya kelemahan susunan otot
dinding abdomen
DIAGNOSIS
Riwayat
Pasien yang muncul dengan hernia inguinalis simptomatis akan mengeluh
nyeri pangkal paha (referred pain).

Tekanan atau rasa berat di pangkal paha setelah melakukan aktivitas


tekanan pada nervus yang berdekatan

Apakah hernia bersifat reponibilis (dapat kembali) atau tidak, dimana pasien
sering mengembalikan hernia dengan cara menekan isinya kembali ke
abdomen
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Fisik
Seringnya asimptomatis pemeriksaan fisik tonjolan abnormal

Pasien diperiksa dalam keadaan berdiri untuk meningkatkan tekanan


intraabdomen mengidentifikasi tonjolan abnormal di pangkal paha atau di
dalam scrotum. Pada sebagian besar pasien dengan hernia, tonjolan
berkurang pada posisi berbaring
DIAGNOSIS
Pemeriksaan fisik

1. Palpasi tanda diatas benjolan


(to get above the swelling)

Benjolan dipalpasi dari dasar scrotum


antara ibu jari di depan dan jari telunjuk
serta jari tengah berada di belakang.
Palpasi dilakukan ke atas menuju radix
scrotum.
PEMERIKSAAN FISIK
2. Expansile impulse saat batuk

Pada inspeksi, pasien diminta untuk


batuk, getaran ekspansif saat batuk
terlihat pada tonjolan. Pada palpasi, ibu
jari berada di depan dan jari telunjuk
serta jari tengah berada di belakang
tonjolan pada radix scrotum, kemudian
pasien diminta untuk batuk
PEMERIKSAAN FISIK
3. Tes invaginasi (Finger test)

Kulit skrotum dimasukkan dengan ujung jari


telunjuk dari polus superior testis dan jari
mendorong hingga annulus inguinalis externus

Jari digunakan untuk menilai ukuran annulus


inguinalis externus. Normalnya annulus ini tidak
dapat dimasuki ujung jari telunjuk

jari dimasukkan lebih dalam. Jari dapat keluar


masuk langsung dari canalis inguinalis
menunjukkan suatu hernia inguinalis direk
PEMERIKSAAN FISIK
4. Tes reducibility

pasien dalam posisi supinasi, kaki ditekuk


pada panggul dan lutut, sedangkan paha
diadduksikan. Jari-jari salah satu tangan
mengelilingi benjolan di dekat annulus
inguinalis externus dan memandu isi saccus
melalui annulus inguinalis externus menuju
ke dalam canalis inguinalis. Tekanan ringan
pada 1 tangan bergantian dengan tangan
yang lain sampai hernia masuk kembali.
PEMERIKSAAN FISIK
5. Tes oklusi annulus internus (Thumb test)

Pasien diminta untuk berbaring dan hernia dikembalikan ke dalam abdomen. Posisi annulus
inguinalis internus ditandai. Annulus inguinalis internus berada 1,25 cm diatas titik mid-
inguinalis, yang berada di titik tengah antara spina iliaca anterior superior (SIAS) dan
symphisis pubis.

Spina iliaca anterior superior (SIAS) ditandai pada lipatan paha pada sisi lateral. Titik tulang
yang pertama pada ujung lateral merupakan spina iliaca anterior superior (SIAS). Bila dari
belakang, titik tulang yang terakhir merupakan spina iliaca anterior superior (SIAS).
PEMERIKSAAN FISIK
6. Tes Zieman

Jari telunjuk diatas annulus internus,


jari tengah berada di atas annulus
eksternus dan jari manis ditempatkan
pada annulus femoralis dan pasien
diminta untuk batuk.

Bila getaran menyentuh jari telunjuk


maka menunjukkan hernia inguinalis
indirek
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan radiologis yang dilakukan
meliputi Ultrasonografi (USG),
Computed Tomography (CT), dan
Magnetic Resonance Imaging (MRI).

CT-Scan dan MRI menyediakan


gambaran statis yang menggambarkan
anatomi pangkal paha, untuk
mendeteksi hernia pangkal paha, dan
untuk menyingkirkan diagnosis lainnya
DIAGNOSA BANDING
A. Keganasan : Limfoma, Sarcoma retroperitoneal,

B. Testikuler primer : Varicocele, Epidymitis, Hidrocele

C. Aneurisma arteri femoralis atau pseudoaneurisma

D. Kista sebaseus

E. Abses psoas

F. Hematoma
KOMPLIKASI
Hernia irreponibilis
Obstructed hernia
Hernia incarcerata
Hernia strangulata
Inflamed hernia karena inflamasi isi hernia
Hydrocele saccus hernia
MANAJEMEN
A. Manajemen Non-Operatif
pada pasien dengan gejala minimal, para klinisi sering menghadapi resiko
hernia terkait komplikasi seperti incarcerasi dan strangulasi usus. Pasien
yang memilih manajemen non-operatif kadang-kadang mengalami
perbaikan gejala dengan penggunaan truss

B. Manajemen Operatif
MANAJEMEN
Manajemen Operatif

1. Teknik perbaikan anterior


2. Teknik perbaikan jaringan

a. teknik perbaikan tractus iliopubica


Teknik ini dimulai dari tuberculum pubicum dan meluas ke lateral melewati
canalis inguinalis internus. Teknik ini dilakukan dengan menggunakan insisi
longgar.
b. Teknik Shouldice

Teknik Shouldice menekankan pada perbaikan multi-layer dari dinding


posterior canalis inguinalis dengan teknik sutur kontinu. Setelah diseksi, dinding
posterior canalis ingunalis diperbaiki dengan menggunakan teknik jahit
superimposing yang berlanjut dari lapisan profundus ke lapisan yang lebih
superfisial.
c. Teknik Bassini

Teknik Bassini dilakukan dengan menjahit arcus aponeurosis musculus


obliqus internus atau conjoint tendon hingga ligamentum inguinalis. Teknik ini
merupakan tipe perbaikan yang paling populer sebelum munculnya teknik
perbaikan tension-free.
d. Teknik perbaikan McVay

Teknik perbaikan ligamentum Cooper yang juga dikenal dengan nama


perbaikan McVay digunakan untuk koreksi hernia inguinalis direk, hernia indirek
besar, hernia rekuren, dan hernia femoralis .
3. Teknik perbaikan hernia inguinalis anterior tension-free

Perbaikan dengan teknik ini telah menjadi metode yang dominan pada perbaikan
hernia inguinalis. Ada beberapa pilihan penutupan lubang dengan selama herniorrhaphy
inguinalis anterior, seperti pendekatan Lichtenstein, teknik plug and patch, dan teknik
sandwich.
4. Teknik perbaikan preperitoneum

Pendekatan preperitoneum terbuka berguna dalam perbaikan hernia


inguinalis rekuren, sliding hernia, hernia femoralis, dan beberapa hernia
strangulate

Insisi transversal pada kulit dibuat 2 cm diatas annulus inguinalis internus


dan diarahkan ke margo medial rectus sheath. Otot-otot dinding anterior
abdomen diinsisi secara transversal dan tampak spatium preperitoneum. Bila
diperlukan lapang pandang yang lebih luas, rectus sheath anterior dapat
diinsisi dan musculus rectus abdominis ditarik ke medial.
Arteri dan vena epigastrica inferior berada di bawah bagian tengah dari
rectus sheath posterior dan biasanya tidak perlu dipisahkan. Pendekatan ini
menghindari pergerakan chorda spermaticus dan cedera nervus sensoris
canalis inguinalis

Bila peritoneum diinsisi, peritoneum dijahit tertutup untuk menghindari


eviscerasi organ intraperitoneum. Fascia transversalis dan aponeurosis
musculus transversus abdominis dijahit ke tractus iliopubica dengan jahitan
permanen
5. Teknik laparoskopik

Perbaikan hernia inguinalis menggunakan laparoskopi merupakan metode


perbaikan mesh tension-free, berdasarkan pendekatan preperitoneum.
Pendekatan laparoskopik memberikan keuntungan mekanis dalam
menempatkan potongan besar mesh di belakang defek yang menutupi
orificium myopectineum dan kemampuan dinding abdomen untuk
menyokong mesh pada tempat tersebut
KOMPLIKASI PASCA OPERASI
HERNIA
TERIMA KASIH
FITRIA LAVIA D

Anda mungkin juga menyukai