Anda di halaman 1dari 16

REFERAT INFEKSI SALURAN

KEMIH (ISK)
Preceptor:
dr. Toni Prasetyo, Sp.PD, FINASIM

Oleh :
Ahmad Fikri Zaelani
Eriska Ratnawati
Islamiah Nur Insani
Uswatul Hasanah
PENDAHULUAN BAB I

 Infeksi saluran kemih merupakan salah satu penyakit infeksi yang sering
ditemukan dalam masyarakat
 Secara epidemiologis, hampir 25-35% perempuan dewasa pernah
mengalami ISK selama hidupnya. Di Amerika Serikat, terdapat >7 juta
kunjungan pasien dengan ISK di tempat praktik umum.
 Sebagian besar kejadian infeksi saluran kemih disebabkan oleh
bakteri Escherichia coli yang melakukan invasi secara asending ke saluran
kemih dan menimbulkan reaksi peradangan.
Anatomi dan Fisiologi BAB II
DEFINISI

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah keadaan adanya

infeksi (ada pertumbuhan dan perkembangan bakteri)

dalam saluran kemih, meliputi infeksi parenkim ginjal

sampai infeksi di uretra dengan jumlah bakteriuria yang

bermakna
EPIDEMIOLOGI
• Menurut penelitian, hampir 25-35% perempuan
dewasa pernah mengalami ISK selama hidupnya.
Prevalensi bakteriuria asimtomatik lebih sering
ditemukan pada perempuan. Prevalensi selama
periode sekolah (School girls) 1% meningkat
menjadi 5 % selama periode aktif secara seksual.
Prevalensi infeksi asimtomatik meningkat mencapai
30% pada laki-laki dan perempuan jika disertai
faktor predisposisi.
EPIDEMIOLOGI
. No Faktor Predisposis (Pencetus)
1 Litiasis
2 Obstruksi Saluran kemih
3 Penyakit ginjal polikistik
4 Nekrosis papilar
5 Penyakit Sikle-cell
6 Nefropati analgesik
7 Senggama
8 Kehamilan dan peserta KB dengan tabletprogesteron
9 Kateterisasi
10 Diabetes Melitus pasca transplantasi ginjal
ETIOLOGI
Pada umumnya ISK disebabkan oleh mikroorganisme (MO) tunggal
seperti:
 Eschericia coli merupakan MO yang paling sering diisolasi dari pasien
dengan ISK simtomatik maupun asimtomatik

 Mikroorganisme lainnya yang sering ditemukan seperti Proteus spp


(33% ISK anak laki-laki berusia 5 tahun), Klebsiella spp dan
Stafilokokus dengan koagulase negative

 Pseudomonas spp dan MO lainnya seperti Stafilokokus jarang


dijumpai, kecuali pasca kateterisasi
PATOGENESIS
Patogenesis bakteriuria asimtomatik menjadi bakteriuri simtomatik
tergantung dari :

 Patogenitas bakteri sebagai agent

 Status pasien sebagai host

 Cara bakteri masuk ke saluran kemih (bacterial entry)


KLASIFIKASI

• Infeksi saluran kemih atas terdiri dari


Infeksi Saluran pielonefritis dan pielitis. Pielonefritis terbagi
Kemih Atas menjadi pielonefritis akut (PNA) dan pielonefritis
kronik (PNK).

• Infeksi saluran kemih bawah terdiri dari sistitis,


prostatitis dan epidimitis, uretritis, serta sindrom
Infeksi Saluran uretra. Presentasi klinis ISKB tergantung dari
gender. Pada perempuan biasanya berupa sistitis
Kemih Bawah dan sindrom uretra akut, sedangkan pada laki-
laki berupa sistitis, prostatitis, epidimitis, dan
uretritis.
MANIFESTASI KLINIS
Lokal Sistemik Perubahan Urinalis
• Disuria • Panas badan sampai • Hematuria
• Polakisuria Stranguria menggigil • Piuria
• Tenesmus • Septikemia dan syok • Chylusuria
• Nokturia • pneumaturia
• Enuresis nocturnal
• Prostatismus
• Inkontinesia
• Nyeri uretra
• Nyeri kandung kemih
• Nyeri kolik
• Nyeri ginjal
TERAPI
1. Infeksi saluran kemih atas (ISKA)
 Pada umumnya pasien dengan pielonefritis akut (PNA) memerlukan rawat
inap untuk memelihara status hidrasi dan terapi antibiotik parenteral minimal
48 jam.

 The Infectious Disease Society of America menganjurkan satu dari


tiga alternative terapi antibiotic IV sebagai terapi awal selama 48-72 jam,
sebelum adanya hasil kepekaan biakan yakni fluorokuinolon, amiglikosida
dengan atau tanpa ampisilin dan sefalosporin spektrum luas dengan atau
tanpa aminoglikosida.
TERAPI
2. Infeksi saluran kemih bawah (ISKB)
 Prinsip manajemen ISKB adalah dengan meningkatkan intake cairan,
pemberian antibiotik yang adekuat, dan kalau perlu terapi simtomatik untuk
alkanisasi urin dengan natrium bikarbonat 16-20 gram per hari.

 Pada sistitis akut, antibiotika pilihan pertama antara lain nitrofurantoin,


ampisilin, penisilin G, asam nalidiksik dan tetrasiklin. Golongan sulfonamid
cukup efektif tetapi tidak ekspansif. Pada sistitis kronik dapat diberikan
nitrofurantoin dan sulfonamid sebagai pengobatan permulaan sebelum
diketahui hasil bakteriogram.
KOMPLIKASI
• Yaitu non-obstruksi dan bukan pada
perempuan hamil pada umumnya
ISK sederhana merupakan penyakit ringan (self limited
(uncomplicated) disease) dan tidak menyebabkan akibat
lanjut jangka lama.

• Biasanya terjadi pada perempuan hamil


ISK tipe dan pasien dengan diabetes mellitus.
Selain itu basiluria asimtomatik (BAS)
berkomplikasi merupakan risiko untuk pielonefritis diikuti
(complicated) penurun laju filtrasi glomerulus (LFG).
PROGNOSIS
 Prognosis pasien dengan pielonefritis akut, pada umumnya baik dengan
penyembuhan 100% secara klinik maupun bakteriologi bila terapi antibiotika
yang diberikan sesuai. Bila terdapat faktor predisposisi yang tidak diketahui
atau sulit dikoreksi maka 40% pasien PNA dapat menjadi kronik atau PNK

 Prognosis sistitis akut pada umumnya baik dan dapat sembuh sempurna,
kecuali bila terdapat faktor-faktor predisposisi yang lolos dari pengamatan

 Prognosis sistitis kronik baik bila diberikan antibiotik yang intensif dan tepat
serta faktor predisposisi mudah dikenal dan diatasi.
KESIMPULAN BAB III
 Infeksi saluran kemih (ISK) adalah keadaan adanya infeksi (ada pertumbuhan dan perkembangan bakteri)
dalam saluran kemih, meliputi infeksi parenkim ginjal sampai infeksi di uretra dengan jumlah bakteriuria
yang bermakna

 Sebagian besar ISK disebabkan oleh invasi bakteri Escherichia coli secara asending ke saluran kemih

 Patogenesis ISK dipengaruhi oleh patogenisitas bakteri (perlekatan mukosa dan faktor virulensi), faktor
tuan rumah (host) dan bacterial entry

 ISK terbagi menjadi infeksi saluran kemih atas (pielonefritis akut dan pielonefritis kronik) serta infeksi
saluran kemih bawah (sistitis akut, sistitis kronik, sindrom uretra akut, uretritis, epididimitis)

 ISK akut belum menimbulkan kelainan struktural atau radiologis dengan gejala awitan akut seperti
demam, nyeri pinggang, nyeri suprapubic, disuria, polakisuria, stranguria, nokturia. Sedangkan ISK kronik
sudah menimbulkan kelainan struktural atau radiologis dan biasanya kurang bergejala

 Pilihan terapi untuk pasien ISK adalah antibiotik yang sensitif terhadap kuman patogen penyebab.
Penanganan yang dini dan sesuai dapat menghindari komplikasi dan pasien dapat sembuh sempurna

Anda mungkin juga menyukai