RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN BANDAR LAMPUNG SISTEM SARAF
Sistem syaraf terdiri dari sekumpulan sel, disebut dengan neuron,
yang khusus untuk mengolah dan menghantarkan informasi. Neuron berkontak satu dengan yang lain melalui taut yang disebut dengan sinaps; tempat informasi dihantarkan dari suatu neuron ke neuron berikutnya melalui zat kimia penghantar yang disebut dengan neurotransmiter. 1.Bermielin tebal (A) Memiliki diameter 3-20 µm dengan kecepatan konduksi hingga 120 m/detik.
2. Bermielin tipis (B)
Memiliki ketebalan hingga 3 µm dan kecepatan konduksi hingga 15 m/detik.
3. Tidak bermielin (C)
Konduksi kecepatan tidak lebih dari 2 m/detik. SISTEM SARAF SENSORIS
Jalannya proses sensori hingga di persepsikan :
Rangsangan→reseptor→saraf sensori→sumsum tulang belakang dan otak→saraf motoris→efektor→persepsi. RESEPTOR
1.Eksteroreseptor (reseptor luar) yang sebagian besar berada di kulit,
berfungsi untuk menerima rangsangan dari luar tubuh yang mendukung fungsi ini adalah alat indera; rasa raba,nyeri dan suhu.
2.Interoreseptor (reseptor dalam) berfungsi menerima rangsangan dari
dalam tubuh; rasa lapar, mual nyeri visceral, yang disalurkan melalui serat-serat aferen otonomik.
3.Proprioseseptor, adalah reseptor yang berada di jaringan otot; rasa
getar, tekan gerak dan posisi sendi. JARAS SENSORIK PEMERIKSAAN SENSORIK
1. Ekteroseptif : Yang berespons terhadap stimulus dari lingkungan eksternal,
termasuk visual,auditor dan taktil
Raba : Sebagai perangsang menggunakan sepotong kapas, kertas atau
kain adan ujungnya diusahakan sekecil mungkin. Tanyakan pada pasien apakah pasien merasakannya atau tidak.
Nyeri : Dengan menggunakan jarum atau peniti. Tusukan dan
tanyakan pada pasien apakah merasakannya atau tidak.
Suhu : Rangsangan dingin menggunakan air es dan panas
menggunakan air panas dan pasien diminta untuk menuebutkan “panas atau dingin” 2. Interoseptif : Mendeteksi kejadian internal seperti perubahan tekanan darah. Atau sensasi yang berasal dari organ yang berupa rasa nyeri,mulas, kembung, lapar. 3. Proprioseptor : Misalnya menerima informasi mengenai posisi bagian tubuh atau tubuh lainnya di ruangan.
• Rasa gerak : Pasien dapat mengetahui bagian
dari tubuh yang digerakkan. • Rasa sikap : Pasien mengetahui bagaimana sikap tubuh. • Rasa getar : Biasanya pemeriksa menggunakan garputala. Yaitu dengan cara, garputala kita ketok dan ditempatkan pada ibu jari kaki atau tulang maleolus. • Nyeri dalam : Diperiksa dengan memencet otot atau tendon, biasanya memencet tendon achiles, otot lengan atas bawah, paha dan betis. Perhatikan apakah pasien merasakan nyeri dalam atau tidak. SOMATOSENSIA LUHUR
Ialah perasaan yang mempunyai sifat
diskriminatif dan sifat tiga dimensi.
• Diskriminasi : Dua titik, merupakan kemampuan mengetahui bahwa kita
ditusuk dengan dua jarum,atau dengan satu jarum pada saat yang sama.
• Bargonosia : Kemampuan untuk mengenal berat benda yang dipegang. Dan
tanyakan pada pasien mana yang lebih berat.
• Stereognosia : kemampuan mengenal bentuk dengan cara meraba. Caranya,
meminta pasien tutup mata, lalu tempatkan benda sederhana seperti kunci, gelas, arloji, lalu suruh pasien untuk menyebutkan bendanya.
• Topstesia : kemampuan untuk melokalisasi tempat dan rasa raba.
• Grafestesia : kemampuan untuk mengenali huruf-huruf atau angka yang ditulis