Anda di halaman 1dari 11

ANATOMI, FISIOLOGI DAN

PEMERIKSAAN SARAF SENSORIS

DESSY PURNAMASARI
18360048

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR ILMU PENYAKIT SARAF


RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN BANDAR
LAMPUNG
SISTEM SARAF

Sistem syaraf terdiri dari sekumpulan sel, disebut dengan neuron,


yang khusus untuk mengolah dan menghantarkan informasi.
Neuron berkontak satu dengan yang lain melalui taut yang disebut
dengan sinaps; tempat informasi dihantarkan dari suatu neuron
ke neuron berikutnya melalui zat kimia penghantar yang disebut
dengan neurotransmiter.
1.Bermielin tebal (A)
Memiliki diameter 3-20 µm dengan kecepatan
konduksi hingga 120 m/detik.

2. Bermielin tipis (B)


Memiliki ketebalan hingga 3 µm dan kecepatan
konduksi hingga 15 m/detik.

3. Tidak bermielin (C)


Konduksi kecepatan tidak lebih dari 2 m/detik.
SISTEM SARAF SENSORIS

Jalannya proses sensori hingga di persepsikan :


Rangsangan→reseptor→saraf sensori→sumsum
tulang belakang dan otak→saraf
motoris→efektor→persepsi.
RESEPTOR

1.Eksteroreseptor (reseptor luar) yang sebagian besar berada di kulit,


berfungsi untuk menerima rangsangan dari luar tubuh yang mendukung
fungsi ini adalah alat indera; rasa raba,nyeri dan suhu.

2.Interoreseptor (reseptor dalam) berfungsi menerima rangsangan dari


dalam tubuh; rasa lapar, mual nyeri visceral, yang disalurkan melalui
serat-serat aferen otonomik.

3.Proprioseseptor, adalah reseptor yang berada di jaringan otot; rasa


getar, tekan gerak dan posisi sendi.
JARAS SENSORIK
PEMERIKSAAN SENSORIK

1. Ekteroseptif : Yang berespons terhadap stimulus dari lingkungan eksternal,


termasuk visual,auditor dan taktil

 Raba : Sebagai perangsang menggunakan sepotong kapas, kertas atau


kain adan ujungnya diusahakan sekecil mungkin. Tanyakan pada
pasien apakah pasien merasakannya atau tidak.

 Nyeri : Dengan menggunakan jarum atau peniti. Tusukan dan


tanyakan pada pasien apakah merasakannya atau tidak.

 Suhu : Rangsangan dingin menggunakan air es dan panas


menggunakan air panas dan pasien diminta untuk menuebutkan
“panas atau dingin”
2. Interoseptif : Mendeteksi kejadian internal
seperti perubahan tekanan darah. Atau sensasi yang
berasal dari organ yang berupa rasa nyeri,mulas,
kembung, lapar.
3. Proprioseptor : Misalnya menerima
informasi mengenai posisi bagian tubuh
atau tubuh lainnya di ruangan.

• Rasa gerak : Pasien dapat mengetahui bagian


dari tubuh yang digerakkan.
• Rasa sikap : Pasien mengetahui bagaimana
sikap tubuh.
• Rasa getar : Biasanya pemeriksa
menggunakan garputala. Yaitu dengan
cara, garputala kita ketok dan
ditempatkan pada ibu jari kaki atau tulang
maleolus.
• Nyeri dalam : Diperiksa dengan
memencet otot atau tendon, biasanya
memencet tendon achiles, otot lengan
atas bawah, paha dan betis. Perhatikan
apakah pasien merasakan nyeri dalam
atau tidak.
SOMATOSENSIA LUHUR

Ialah perasaan yang mempunyai sifat


diskriminatif dan sifat tiga dimensi.

• Diskriminasi : Dua titik, merupakan kemampuan mengetahui bahwa kita


ditusuk dengan dua jarum,atau dengan satu jarum pada saat yang sama.

• Bargonosia : Kemampuan untuk mengenal berat benda yang dipegang. Dan


tanyakan pada pasien mana yang lebih berat.

• Stereognosia : kemampuan mengenal bentuk dengan cara meraba. Caranya,


meminta pasien tutup mata, lalu tempatkan benda sederhana seperti kunci,
gelas, arloji, lalu suruh pasien untuk menyebutkan bendanya.

• Topstesia : kemampuan untuk melokalisasi tempat dan rasa raba.

• Grafestesia : kemampuan untuk mengenali huruf-huruf atau angka yang ditulis


pada kulit, sedangkan mata tertutup.

Anda mungkin juga menyukai