Anda di halaman 1dari 29

Laporan Kasus

PENYAKIT GRAVES ET CAUSA HIPERTIROIDSIME

Preceptor :
dr. Juspeni Kartika., Sp.PD., KHOM, FINASIM
Oleh :
Faisal Maulana
Hipertiroidisme adalah keadaan tirotoksikosis sebagai akibat dari produksi tiroid,
yang merupakan akibat dari fungsi tiroid yang berlebihan. Hipertiroidisme (Hyperthyrodism)
adalah keadaan disebabkan oleh kelenjar tiroid bekerja secara berlebihan sehingga
menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan di dalam darah (Semiardjie, 2003).

Hipertiroidisme dapat timbul spontan atau akibat asupan hormon tiroid yang
berlebihan. Terdapat dua tipe hipertiroidisme spontan yang paling sering dijumpai yaitu
penyakit Graves dan goiter nodular toksik. Pada penyakit Graves terdapat dua kelompok
gambaran utama yaitu tiroidal dan ekstratiroidal, dan keduanya mungkin tak tampak. Ciri-
ciri tiroidal berupa goiter akibat hiperplasia kelenjar tiroid, dan hipertiroidisme akibat sekresi
hormon tiroid yang berlebihan. Pasien mengeluh lelah, gemetar, tidak tahan panas,
keringat semakin banyak bila panas, kulit lembab, berat badan menurun, sering disertai
dengan nafsu makan yang meningkat, palpitasi dan takikardi, diare, dan kelemahan serta
atropi otot. Manifestasi ekstratiroidal oftalmopati ditandai dengan mata melotot, fisura
palpebra melebar, kedipan berkurang, lig lag, dan kegagalan konvergensi. Goiter nodular
toksik, lebih sering ditemukan pada pasien lanjut usia sebagai komplikasi goiter nodular
kronik, manifestasinya lebih ringan dari penyakit Graves (Schteingart, 2006)
Di negara Amerika Serikat, penyakit Graves adalah bentuk yang paling umum
dari hipertiroid. Sekitar 60-80% kasus tirotoksikosis akibat penyakit Graves. Kejadian
tahunan penyakit Graves ditemukan menjadi 0,5 kasus per 1000 orang selama periode 20-
tahun, dengan terjadinya puncak pada orang berusia 20-40 tahun. Gondok multinodular
(15-20% dari tirotoksikosis) lebih banyak terjadi di daerah defisiensi yodium. Kebanyakan
orang di Amerika Serikat menerima yodium cukup, dan kejadian gondok multinodular
kurang dari kejadian di wilayah dunia dengan defisiensi yodium. Adenoma toksik
merupakan penyebab 3-5% kasus tirotoksikosis (Lee, et.al., 2011).

Prevalensi hipertiroid berdasarkan umur dengan angka kejadian lebih kurang 10


per 100.000 wanita dibawah umur 40 tahun dan 19 per 100.000 wanita yang berusia di
atas 60 tahun. Prevalensi kasus hipertiroid di Amerika terdapat pada wanita sebesar (1
,9%) dan pria (0,9%). Di Eropa ditemukan bahwa prevalensi hipertiroid adalah berkisar (1-
2%). Di negara lnggris kasus hipertiroid terdapat pada 0.8 per 1000 wanita pertahun
(Guyton, 2007 ).
Identitas Pasien
Nama : Ny. A
Tanggal Lahir : 10-08-1985
Usia : 34 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Natar
Pekerjaan : Petani
Suku Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
No.RM : 130365
Masuk RSPBA : 20/07/2019 pukul 17.50 WIB
Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis.
 Keluhan Utama

Jantung berdebar 1minggu yang lalu

 Keluhan Tambahan
Punggung tidak bias bergerak, berat badan menurun, panas dingin,
nafas sesak, batuk berdahak dan telapak tangan berkeringat
Riwayat Perjalanan Penyakit
Sejak ± 1 bulan yang lalu Os mengeluhkan jantung berdebar dan nafas
sesak . batuk berdahak, Pasien juga mengeluhkan badan terasa lemah dan
lemas. Pasien mengeluh berat badan semakin menurun dan nafsu makan tetap.
Os juga mengeluh demam yang naik dengan waktu sore hari yang tidak menentu.
Os mengatakan sering keringat pada malam hari. Os berobat untuk meredakan
keluhannya.

Sejak ± 1 bulan yang os berobat di rumah sakit DKT, terdiagnosa ssakit


hipertiroidm dan berikan obat tyrozol untuk meredakan sakit nya yang diberikan
selama 1 bulan 3x lalu dan obat yang disediakan rumah sakit terbatas maka os
sempat sembuh dengan penyakitnya namun muncul lagi..
Riwayat Perjalanan Penyakit
Pada tanggal 22 Juli 2019, Os datang ke IGD Rumah Sakit Pertamina
Bintang Amin dengan keluhan yang dirasakan jantung berdebar, demam dan
sesak sejak ± 1 jam SMRS. Sesak yang dirasakan hilang timbul. Sesak nafas
tidak disertai bunyi ngik-ngik. Sesak nafas tidak disertai dengan nyeri. Demam
yang naik pada waktu sore hari. mual (-), muntah (-) dan nafsu makan biasa
namun berat badan menurun. Saat diperiksa tekanan darah Os 90/80 mmHg;
Nadi 110 x/menit; Pernapasan 29 x/menit; suhu 39.8°C.

Oleh dokter jaga IGD, Os di sarankan untuk rawat inap agar


mendapatkan terapi lebih lanjut.
Riwayat Penyakit Dahulu
Sebelumnya Os belum pernah mengeluhkan seperti ini,
hipertensi, DM (-)

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada keluhan yang sama


Riwayat Kebiasaan

Riwayat merokok : disangkal


Riwayat minum alkohol : disangkal
Riwayat olahraga : disangkal
Riwayat makan dan minum : sehari 3 ( tiga ) kali, konsumsi makanan
manis dan asin (+), minum kopi (+)
Kepala Nyeri kepala (-), Pusing (-), Pusing berputar (-), leher kaku (-).

Mata Penglihatan kabur (-), pandangan ganda (-), pandangan berutar (-), berkunang-kunang (-),
sklera ikterik (-).
Hidung Pilek (-), mimisan (-), Tersumbat (-)
Telinga Pendengaran berkurang (-), keluar cairan (-), darah (-)
Mulut Sariawan (-), luka pada sudut bibir (-), bibir pecah-pecah (-), gusi berdarah (-), mulut kering
(-)
Leher Pembesaran kelenjar Limfe (-)
Tenggorokan Nyeri tenggorokan (+), pembesaran tiroid (+), suara serak (-), gatal ( -)

Sistem Respirasi Sesak nafas (+), batuk (-), mengi ( - )


Sistem Kardiovaskuler Sesak saat beraktivitas (-), nyeri dada (-), berdebar-debar (+), keringat dingin (+), sesak pada
saat tidur (+)
Sisitem Gastrointestinal Rasa kembung (-), Nyeri ulu hati (-), BAB cair (-), Mual (-), muntah (-), BAB darah
kehitaman (-), nafsu makan menurun (-),
Sistem Muskuloskeletal Badan lemas (+), nyeri otot (-), nyeri sendi (-), kaku otot (-)
Sistem Genitourinaria Urin berwarna seperti teh (-), kencing darah (-), sering kencing (-),
nyeri saat kencing (-), kencing nanah (-), sulit memulai kencing (-),
anyang-anyangan (-).
Ekstremitas atas Luka (-), kesemutan (-), kaku digerakan (-), bengkak(-), sakit sendi (-
), panas (-)
Ekstremitas bawah Luka (-), kesemutan (-), kaku digerakan (-), bengkak (-), sakit sendi
(-), panas (-)
System neuropsikiatri Kejang (-), gelisah (-), kesemutan (-), mengigau (-), emosi tidak
stabil (-)
Sistem Integumentum Pucat (-), kulit kuning (-), gatal (-)
Pemeriksaan Fisik
 Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 90/80 mmHg
Nadi : 110 x/menit, takikardi
Suhu : 39.8 ⁰C
Pernapasan : 29 x/menit, regular
 Aspek Kejiwaan

Tingkah laku : Wajar/Gelisah/Tenang/Hipoaktif/Hiperaktif


Alam perasaan : Biasa/Sedih/Gembira/Cemas/Takut/Marah
Proses pikir : Wajar/Cepat/Gangguan Waham/Fobia/Obsesi

 Status Generalisata
Kulit
Warna : Sawo matang Efloresensi : Tidak ada
Jaringan parut : Tidak ada Pigmentasi : Tidak ada
Pertumbuhan rambut : Normal Pembuluh darah : Normal
Suhu raba : Normal Lembab/kering : kering
Keringat, umum : Normal Turgor : Normal
Kepala
Ekspresi wajah : Normal Simetris muka : Simetris
Rambut : Normal
Mata
Eksolftalmus : Tidak ada Endoftalmus : Tidak ada
Kelopak : Normal Lensa : Normal
Konjungtiva : Normal Visus : Normal
Sklera : Normal Gerakan mata : Normal
Lap.penglihatan : Normal Tek. bola mata : Normal
Deviatio konjungtiva: Tidak ada Nistagmus : Tidak ada

Telinga
Tuli : Tidak tuli Selaput pendengaran : Normal
Lubang : Normal Penyumbatan : Tidak ada
Serumen : - Perdarahan : Tidak ada
Hidung
Trauma : Tidak ada Nyeri : Tidak ada
Sekret : Tidak ada Pernafasan cuping hidung : Tidak ada
Mulut
Bibir : normal Tonsil : Normal
Langit-langit : Hiperemis Bau nafas : Tidak berbau
Trismus : Normal Lidah : Normal
Faring : Normal
Leher
Tekanan vena jugularis : JVP 5±2 cm H2O
Kelenjar tiroid : Pembesaran
Kelenjar limfe : Normal, tidak ada pembesaran
Kelenjar getah bening
Submandibula : Tidak teraba Leher : Tidak teraba
Supraklavikula : Tidak teraba Ketiak : Tidak teraba
Lipat paha : Tidak teraba
Thorak
Bentuk : Simetris kiri = kanan
Sela iga : Normal
Paru Depan Belakang
Inspeksi : Bentuk normal, statis, dinamis dan simetris
Palpasi : Vokal fremitus kanan dan kiri normal , massa (-), krepitasi (-)
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : vesikuler, ronkhi basah pada apeks paru (+/+), whezzing tidak ada.
Jantung
Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak
Palpasi : Iktus cordis teraba; thrill (-)
Perkusi : Batas jantung atas : ICS II linea parasternalis sinistra
Batas jantung kiri : ICS IV linea modclavicula sinistra
Batas jantung kanan : ICS II linea parasternalis dextra
Batas jantung kanan bawah : ICS IV linea sternalis dextra
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II regular murni; Murmur (-) grade; Gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Bentuk cembung, bengkak/asites (-)
Auskultasi : Bising usus (+)
Palpasi : Supel,Hepar : tidak teraba, Lien : tidak teraba, Tes undulasi
(-)
Perkusi : Timpani (+)

Ekstermitas

Superior Inferior
Akral dingin (-/-) (-/-)
Edema (-/-) (-/-)
Sianosis (-/-) (-/-)
Pucat (-/-) (-/-)
HEMATOLOGI (21 Juli 2019)
PEMERIKSAAN HASIL NORMAL
Lk: 14-18 gr%
Hemoglobin 9,5 Wn: 12-16 gr%
Leukosit 12.200 4500-10.700 ul
Hitung jenis leukosit
 Basofil 0 0-1 %

Pemeriksaan

Eosinofil 0 1-3%
 Batang 1 2-6 %
 Segmen 71 50-70 %
Penunjang

 Limposit 20 20-40 %
 Monosit 8 2-8 %
Lk: 4.6- 6.2 ul
Eritrosit 4,1 Wn: 4.2- 5,4 ul
Lk: 50-54 %
Hematokrit 30
Wn: 38-47 %
Trombosit 177.000 159.000-400.000 ul
MCV 88 80-96 fl
MCH 25 27-31 pg
MCHC 29 32-36 g/dl
Pemeriksaan
Penunjang

Kesimpulan : irama jantung sinus takikardi


Seorang perempuan usia 34 tahun datang ke IGD Rumah Sakit
Pertamina Bintang Amin dengan keluhan jantung berdebar, demam dan
sesak yang dirasakan sejak ± 1 jam SMRS. Sesak yang dirasakan hilang timbul.
Sesak nafas tidak disertai bunyi ngik-ngik. Sesak nafas tidak disertai dengan
nyeri. Batuk berdahak. jantung Berdebar-debar (+). Keringat dingin dan
demam yang dirasakan sejak ± 1 bulan yang lalu. Demam yang naik dengan
waktu tidak menentu. mual (-), muntah (-) dan nafsu makan menurun.
Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit
sedang, kesadaran Composmentis, tekanan darah Os 90/80
mmHg; Nadi 110 x/menit; Pernapasan 29 x/menit; suhu 39.8°C.
Pembesaran pada kelenjar tiroid.
Pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 9,5 , leukosit
12.200, Hematokrit 30.
Daftar Masalah
Anamnesis : – Sesak nafas
- jantung berdebar
– BB turun
- Batuk berdahak
– Demam
Pemeriksaan fisik
Tanda-tanda vital :
TD 90/80mmHg
RR: 29x/ mnt
T : 39,8
Pemeriksaan penunjang
Hematologi
Hematokrit 30%
Hemoglobin 9,5%
Gambaran EKG : irama jantung sinus takikardi
Diagnosis Kerja
Penyakit graves et causa hipertiroidisme

Diagnosis Differensial
Penatalaksanaan
Farmakologi
Infus RL XX XTPM
Inj.ketorolac 1 amp
ceftriaxone 19v/12 jam
ranitidine 10ml/12jam
Ambroxol 3x1
MP 3x1
Sukralfat syr 4x2
Tyrozole 1x1
Propranolol 2x1
Lansoprazole 2x1
PCT 3x1 tab
Analsik 3x1
Anjuran Pemeriksaan
- Pemeriksaan T3 dan T4

Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
BAB III ANALISIS KASUS

Textbook
Anamnesis
Pada hipertiroid dapat ditemukan dua kelompok gambaran utama, yaitu tiroidal dan ekstratiroidal yang
keduanya dapat juga tidak tampak. Tiroidal dapat berupa goiter karena hiperplasia kelenjar tiroid dan
hipertiroidisme akhibat sekresi hormon tiroid yang berlebihan. Gejala hipertiroidisme dapat berupa
hipermetabolisme dan aktivitas simpatis yang meningkat seperti pasien mengeluh lelah, gemetar, tidak tahan
panas, keringat berlebih, berat badan menurun sementara nafsu makan meningkat, palpitasi, takikardi, diare,
dan kelemahan atau atrofi otot. Manifestasi ekstratiroidal dapat ditemukan seperti oftalmopati dan infiltrasi
kulit lokal yang terbatas pada tungkai bawah biasanya (Amory, 2011).
Pada anamnesis riwayat keluarga dan penyakit turunan, pada hipertiroid perlu juga mengonfirmasi
apakah ada riwayat keluarga yang memiliki penyakit yang sama atau memiliki penyakit yang berhubungan

dengan autoimun (Amory, 2011).


BAB III ANALISIS KASUS

Textbook
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik dapat terlihat jelas manifestasi ekstratiroidal yang berupa oftalmopati yang ditemukan
pada 50-80% pasien yang ditandai dengan mata melotot, fissura paplebra melebar, kedipan berkurang, lid lag
(keterlambatan kelopak mata dalam mengikuti gerakan mata) dan kegagalan konvergensi. Pada manifestasi tiroidal
dapat ditemukan goiter difus, eksoftalmus, palpitasi, suhu badan meningkat, dan tremor (Amory, 2011).
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat membantu penegakkan diagnosis adalah pemeriksaan kadar T4 dan T3,
kadar T4 bebas atau FT41 (free thyroxine index), pemeriksaan antibodi tiroid yang meliputi anti tiroglobulin dan
antimikrosom, penguruan kadar TSH serum, test penampungan yodium radiokatif (radioactive iodine uptake) dan
pemeriksaan sidikan tiroid (thyroid scanning) (Amory, 2011).
Gold Standard Diagnosis
Gold standard yang digunakan dalam klinis adalah serum TSH dan FT4 (Amory, 2011).
BAB III ANALISIS KASUS
Kasus
Anamnesis : Sesak nafas
- jantung berdebar
– BB turun
- Batuk berdahak
– Demam

Pemeriksaan fisik :
Tanda-tanda vital :
TD 90/80mmHg
RR: 29x/ mnt
T : 39,8
Pembesaran kelenjar tiroid

Pemeriksaan penunjang :
Hematokrit 30%
Hemoglobin 9,5%
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai