TINJAUAN PUSTAKA
karotis interna kanan dan kiri) dan sistem vertebral. Arteri karotis interna, setelah
memisahkan diri dari arteri karotis komunis, naik dan masuk ke rongga tengkorak
arteri oftalmika untuk nervus optikus dan retina, akhirnya bercabang dua: arteri
serebri anterior dan arteri serebri media. Untuk otak, sistem ini memberi darah
bagi lobus frontalis, parietalis dan beberapa bagian lobus temporalis. Sistem
vertebral dibentuk oleh arteri vertebralis kanan dan kiri yang berpangkal di arteri
vertebralis servikal, masuk rongga kranium melalui foramen magnum dan bersatu
di bagian ventral batang otak membentuk arteri basilaris. Arteri basilaris berakhir
sistem kolateral antara sistem karotis dan sistem vertebral, yaitu: Sirkulus Willisi,
yakni lingkungan pembuluh darah yang tersusun oleh arteri serebri media kanan
dan kiri, arteri komunikans anterior (yang menghubungkan kedua arteri serebri
anterior), sepasang arteri serebri media posterior dan arteri komunikans posterior
(yang menghubungkan arteri serebri media dan posterior) kanan dan kiri.
19
Darah vena dialirkan dari otak melalui 2 sistem: kelompok vena interna,
yang mengumpulkan darah ke vena galen dan sinus rektus, dan kelompok vena
sinus sagitalis superior dan sinus-sinus basilaris laterales dan seterusnya melalui
vertebrobasilaris terutama memberi darah bagi batang otak, serebelum, dan bagian
posterior hemisfer. Aliran darah di otak (ADO) dipengaruhi oleh 3 faktor. Dua
faktor yang paling penting adalah tekanan untuk memompa darah dari sistem
20
arteri-kapiler ke sistem vena, dan tahanan (perifer) pembuluh darah otak. Faktor
ketiga adalah faktor darah sendiri yaitu viskositas darah dan koagulobilitasnya
tekanan darah sistemik (faktor jantung, darah, pembuluh darah, dan lain-lain), dan
faktor kemampuan khusus pembuluh darah otak (arteriol) untuk menguncup bila
tekanan darah sistemik naik dan berdilatasi bila tekanan darah sistemik menurun.
Daya akomodasi sistem arteriol otak ini disebut daya otoregulasi pembuluh darah
otak (yang berfungsi normal bila tekanan sistolik antara 50-150 mmHg).
Faktor darah, selain viskositas darah dan daya membekunya, juga
diameter arteriol. Kadar/tekanan parsial CO2 yang naik, PO2 yang turun, serta
bila tekanan darah parsial CO2 turun, PO2 naik, atau suasana pH tinggi, maka
a) Definisi
gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak dengan tanda dan
gejala klinik baik fokal maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam, atau
21
dapat langsung menimbulkan kematian, dan semata-mata disebabkan gangguan
yang berkembang oleh sebab vaskular. Gejala ini berlangsung 24 jam atau lebih
b) Etiologi
stroke non hemoragik juga dapat diakibatkan oleh penurunan aliran serebral.
Pada tingkatan seluler, setiap proses yang mengganggu aliran darah menuju
1. Emboli
Sumber embolisasi dapat terletak di arteria karotis atau vertebralis akan tetapi
miksomatosus sistemik;
22
b) Embolisasi akibat gangguan sistemik dapat terjadi sebagai:
Embolia septik, misalnya dari abses paru atau bronkiektasis.
Metastasis neoplasma yang sudah tiba di paru.
Embolisasi lemak dan udara atau gas N (seperti penyakit “caisson”).
Emboli dapat berasal dari jantung, arteri ekstrakranial, ataupun dari
stroke emboli diakibatkan oleh infark miokard dan 85% di antaranya terjadi
(termasuk sistem arteri karotis) dan pembuluh darah kecil (termasuk sirkulus
c) Faktor Resiko
23
Pemeriksaan faktor resiko dengan cermat dapat memudahkan seorang
d) Klasifikasi
Deficit (RIND).
Gejala neurologik yang timbul akan menghilang dalam waktu lebih dari 24
dimana sudah memperlihatkan sesisi yang sudah tidak ada progresi lagi.
24
Berdasarkan subtipe penyebab
a. Stroke lakunar
sindrom stroke yang biasanya muncul dalam beberapa jam atau kadang-
kadang lebih lama. Infark lakunar merupakan infark yang terjadi setelah
Sebagian besar dari stroke ini terjadi saat tidur, saat pasien relative
akibat stroke iskemik ini bergantung pada lokasi sumbatan dan tingkat
aliran kolateral di jaringan yang terkena. Stroke ini sering berkaitan dengan
lesi aterosklerotik.
c. Stroke embolik
Asal stroke embolik dapat dari suatu arteri distal atau jantung. Stroke yang
25
d. Stroke kriptogenik
e) Patofisiologis
menyumbat arteri besar dan arteri kecil, dan juga melalui mekanisme emboli.
Pada stroke iskemik, penyumbatan bisa terjadi di sepanjang jalur arteri yang
aliran darah.
2. Oklusi mendadak pembuluh darah karena terjadinya trombus atau
perdarahan aterom.
3. Merupakan terbentuknya trombus yang kemudian terlepas sebagai
emboli
Suatu penyumbatan total dari aliran darah pada sebagian otak akan
menyebabkan hilangnya fungsi neuron yang bersangkutan pada saat itu juga.
Bila anoksia ini berlanjut sampai 5 menit maka sel tersebut dengan sel
26
nekrosis beberapa jam kemudian yang diikuti perubahan permeabilitas
dari asidosis laktat. K+ dari neuron yang rusak diserap oleh sel glia disertai
rentensi air yang timbul dalam empat hari pertama sesudah stroke. Edem ini
timbul iskemi ringan tetapi jaringan otak masih hidup. Daerah ini adalah
iskemik penumbra. Bila terjadi stroke, maka di suatu daerah tertentu dari otak
neuron di daerah tersebut tentu akan mati, dan neuron yang rusak ini akan
sekitar daerah primer yang terserang. Glutamat akan merusak membran sel
mati ini akan mengeluarkan glutamat, yang selanjutnya akan membanjiri lagi
rusak juga akan melepaskan radikal bebas, yaitu charged oxygen molecules
(seperti nitric acida atau NO), yang akan merombak molekul lemak didalam
membran sel, sehingga membran sel akan bocor dan terjadilah influks
27
Pembuluh darah
Oklusi
Iskemia
Hipoksia
Na & K influk
Retensi cairan
Oedem serebral
f) Diagnosis
1. Gambaran Klinis
a) Anamnesis
Stroke harus dipertimbangkan pada setiap pasien yang mengalami
defisit neurologi akut (baik fokal maupun global) atau penurunan tingkat
muntah, sakit kepala dan perubahan tingkat kesadaran lebih sering terjadi
28
pada stroke hemoragik. Beberapa gejala umum yang terjadi pada stroke
mencari pertolongan.
Penderita atau penolong tidak mengetahui gejala-gejala stroke.
Terdapat beberapa kelainan yang gejalanya menyerupai stroke
29
keberhasilan terapi. Komponen penting dalam pemeriksaan neurologi
nervus kranial, fungsi motorik dan sensorik, fungsi serebral, gait, dan
otot wajah pada stroke harus dibedakan dengan Bell’s palsy di mana pada
Bell’s palsy biasanya ditemukan pasien yang tidak mampu mengangkat alis
tersumbat:
30
cranial yang menyebabkan diplopia,
disartria, disfagia, disfonia, gangguan
emosi
A.Serebri posterior Hemiplegia sementara, berganti Gangguan lapang pandang bagian
dengan pola gerak chorea pada sentral, prosopagnosia, aleksia
tangan, hipestesia atau anestesia
terutama pada tangan
Pembuluh Darah Kecil
Lacunar infark Gangguan motorik murni, gangguan
sensorik murni, hemiparesis ataksik,
sindrom clumsy hand
2. Gambaran Laboratorium
Pemeriksaan darah rutin diperlukan sebagai dasar pembelajaran dan
anemia.
Pemeriksaan kimia darah dilakukan untuk mengeliminasi kelainan
pula menunjukka penyakit yang diderita pasien saat ini (diabetes, gangguan
pada pasien. Selain itu, pemeriksaan ini juga berguna jika digunakan terapi
hubungan antara stroke dengan penyakit jantung koroner. Penelitian lain juga
dan stroke non hemoragik secara tepat kerena pasien stroke non hemoragik
31
memerlukan pemberian trombolitik sesegera mungkin. Selain itu,
ulang mengenai waktu terjadinya stroke. Tanda lain terjadinya stroke non
pemeriksaan scan setelah kontras, perfusi dari region otak dapat diukur.
penyebab stroke. Selain itu, CTA juga dapat memperkirakan jumlah perfusi
32
karena daerah yang mengalami hipoperfusi memberikan gambaran
hipodense.
b) MR angiografi (MRA)
MRA juga terbukti dapat mengidentifikasi lesi vaskuler dan oklusi
modalitas ini juga lebih akurat untuk mengidentifikasi trombi pada atrium
kiri. Modalitas lain yang juga berguna untuk mendeteksi kelainan jantung
33
Terapi pada stroke iskemik dibedakan menjadi fase akut dan pasca fase akut:1
menderita jangan sampai mati dan agar proses patologik lainnya yang
yang diberikan haruslah menjamin perfusi darah ke otak tetap cukup, tidak
mellitus kronis
Balans cairan : bila pasien dalam keadaan gawat atau koma balans
34
di Amerika Serikat, rt-PA diberikan dalam waktu tida lebih dari 3
mg) dan 10% dari dosis tersebut diberikan secara bolus IV sedang
1996.
2. Antikoagulan
Warfarin dan heparin sering digunakan pada TIA dan
baik apakah stroke itu berupa infark lakuner atau infark massif
35
mulai dari 50 mg/hari, 80 mg/hari samapi 1.300 mg/hari. Obat
36
putih tiap 15 hari selama 3 bulan. Komplikasi yang lebih serius,
anemia aplastik.
b) Anti-oedema otak
Untuk anti-oedema otak dapat diberikan gliserol 10% per
manitol 10%.
c) Neuroprotektif
Terapi neuroprotektif diharapkan meningkatkan
tahun, maka yang paing penting pada masa ini adalah upaya membatasi
Terapi preventif
Tujuannya untuk mencegah terulangnya atau timbulnya serangan baru
37