Anda di halaman 1dari 2

2.2.

Apendisitis Perforasi
Apendisitis perforasi adalah pecahnya appendiks yang sudah ganggren yang
menyebabkan pus masuk ke dalam rongga perut sehingga terjadi peritonitis umum.
Pada dinding appendiks tampak daerah perforasi dikelilingi oleh jaringan nekrotik.
Apendisitis perforasi merupakan salah satu komplikasi dari apendisitis akut.

2.3. Etiologi
Obstruksi lumen merupakan penyebab utama apendisitis. Erosi membrane
mukosa apendiks dapat terjadi karena hiperplasia limfoid, fekalit, atau benda asing.

2.3. Patofisiologi

i
Gambar 1. Patofisiologi Apendisitis Perforasi

Obstruksi lumen menyebabkan pertumbuhan bakteri yang berlebihan serta


sekresi lendir terus. Hal ini menyebabkan distensi lumen, dan tekanan meningkat
intraluminal. Hal ini dapat menyebabkan obstruksi limfatik dan vena. Dengan
pertumbuhan bakteri yang berlebihan dan edema, terjadi respon inflamasi akut.
Appendiks menjadi lebih edematous dan iskemik. Nekrosis dinding appendiks terjadi
bersama dengan translokasi bakteri melalui dinding iskemik. Hal ini disebut
apendisitis gangren. Tanpa intervensi, appendisitis ganggren akan perforasi sehingga
isi dari appendiks masuk ke dalam rongga peritoneum. Jika hal ini berlangsung secara
perlahan, appendiks yang mengalami respon inflamasi dan omentum dapat
menyebabkan peritonitis lokal dan abses. Namun jika tubuh tidak merespon secara
walling off, pasien dapat menjadi diffuse peritonitis.

2.4. Gejala Klinis


a. Anamnese
Diagnosis apendisitis akut ditegakkan berdasarkan anamneses, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang. Keluhan yang paling sering dijumpai adalah
timbulnya nyeri perut yang diikuti oleh anoreksia dan mual.Rasa sakit kemudian
menjadi yang paling menonjol di epigastrium dan secara bertahap bergerak ke arah
umbilikus, akhirnya lokalisasi di kuadran kanan bawah. Muntah dapat dijumpai pada
pasien appendisitis perforasi.
b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan perut biasanya menunjukkan suara usus berkurang, dengan nyeri
langsung dan nyeri pada kuadran kanan bawa. Suhu tubuh biasanya meningkat (>38
C).
- Nyeri tekan titik McBurney (titik sepertiga dari jalan pada garis yang ditarik
dari tulang superior anterior ke umbilikus).
- Tanda Blumberg (+) : rasa nyeri di abdomen kanan bawah saat tekanan secara
tiba-tiba dilepaskan setelah sebelumnya dilakukan penekanan di titik
mcburney.
- Defens muskuler (+) : nyeri tekan pada seluruh lapangan abdomen
- Tanda Rovsing (+) : timbul ketika diberikan tekanan di kuadran kiri bawah
mencerminkan rasa sakit ke kuadran kanan bawah.
- Tanda psoas (+) : tanda psoas terjadi karena adanya rangsangan m. psoas oleh
peradangan yang terjadi pada appediks. Ada 2 cara memeriksa secara aktif dan
pasif. Secara aktif, pasien dalam posisi supine, tungkai kanan lurus ditahan
pemeriksa, pasien memfleksikan articulation coxae kanan maka akan terjadi
nyeri perut kanan bawah. Secara pasif, pasien miring ke kiri, paha kanan
dihiperekstensikan pemeriksa, nyeri perut kanan bawah.
- Tanda obturator (+) : rasa nyeri yang terjadi bila panggul dan lutut difleksikan
kemudian dirotasikan kearah dqalam dan luar (endorotasi articulation coxae)
secara pasif, hal tersebut menunjukkan peradangan appendiks terletak pada
daerah hypogastrium.

Anda mungkin juga menyukai